Chapter 78 Strongest Sage, Memastikan



"Mari kembali ke topik tentang demon untuk saat ini."

"I-itu benar! Kami melihat beberapa ledakan yang agak besar, apa itu tadi!?"

Ketika aku mengatakan itu, Alma mengingat sesuatu dan bertanya kepada-ku.

"Itu adalah si demon yang meledak. Dan tentu saja, aku sudah memastikan bahwa dia sudah mati."

Berpura-pura mati dalam sebuah ledakan sementara sebenarnya secara diam-diam melarikan diri dari tempat kejadian adalah sebuah taktik yang relatif terkenal.
Kamu harus terus memantau reaksi mana musuh saat mereka meledak, untuk mencegah diri-mu tertipu.

"Demon, meledak....?"

"Yeah. Itu semacam sihir begitulah.... Tapi masalahnya bukan si demon. Tapi apa yang tersisa dari itu."

Alma dan Ruli melihat sekelilingnya.

"Yang tersisa... Hm? Ada semacam stik aneh yang mencuat, apa itu?"

Setelah beberapa saat, Alma menunjuk pada sebuah stake yang patah.
Ruli dan Iris mengalihkan pandangan mereka ke sana.

"Itu terlihat mirip dengan pilar yang digunakan untuk membuat barrier.... Itu sangat besar."

"Itu memang terlihat mirip... Tapi bukankah itu sebuah Dragon Vein Pillar?"

Iris menjawab Ruli.

"Iris benar. Itu adalah sebuah Dragon Vein Pillar. Sebuah alat untuk memanipulasi aliran mana di Dragon Vein dengan menancapkannya ke dalam vein. Masalahnya adalah tujuannya... Kita mengalahkan seorang demon bernama Ashril baru-baru ini, ‘kan?"

"Daripada kita, sebagian besar hanya Mathi-kun saja."

"Pada waktu itu, Ashril menggunakan sebuah sihir untuk menyebabkan sebuah luapan besar dari monster."

"Luapan monster... Apakah itu sihir yang sama yang ada dalam mitos? Dikatakan membutuhkan nyawa-mu sebagai kompensasi..."

Sihir itu ada dalam mitos ya.
Seharusnya itu adalah sebuah sihir minor yang sulit digunakan.

"Aku tidak tahu tentang mitos, tetapi memang benar bahwa itu membutuhkan nyawa-mu sebagai kompensasi. Aku hanya berhasil menunda sihir karena aku telah kehilangan sebagian besar dari mana-ku pada waktu itu."

Aku mungkin bisa menghentikan sihir itu jika aku memiliki mana sebanyak diri-ku saat ini.
...Namun, bahkan jika monster itu kualitasnya dipertanyakan, itu akan sia-sia untuk menghentikan mereka datang.
Aku rasa aku mungkin akan menunda aktivasi sampai selesainya dari barrier ibukota bahkan jika aku memiliki beberapa mana yang tersisa.

"Kamu berbicara seolah-olah kamu menghentikan sebuah sihir se-class mitos...."

"Itu Mathi-kun.... Habisnya, Iris juga seekor makhluk mitos jika ia benar-benar yang asli...."

"Hm? Ada apa dengan-ku?"

Iris menjawab dengan bahasa manusia setelah mendengar namanya dipanggil.

"Ah. Mereka membicarakan mitos dan semacamnya. Aku sama sekali tidak tahu tentang mitos... Bagaimana dengan-mu Iris?"

"Un. Karena aku belum pernah turun gunung itu, aku juga tidak tahu...."

Sepertinya Iris tidak terlalu berguna untuk mendapatkan informasi.
Yah, bahkan jika Iris adalah seekor makhluk mitos, hal yang harus dilakukan tidak akan berubah.
...Tapi aku penasaran apakah Dewa benar-benar ada.
Setidaknya aku ingin melawan mereka.

"...Dan stake itu... Apakah Dragon Vein Pillar itu ada hubungannya dengan luapan monster?"

Alma kembali ke intinya.

"Yeah. Menilai dari sihir yang diukir di atasnya, tidak salah lagi. Arias dan demon lainnya menetap di sini untuk mengendalikan Dragon Vein di bawah dan menggeser lokasi luapan."

Aku tidak mengalahkan Arias secara normal dan membuatnya meledak dengan menggunakan sejumlah besar dari mana karena aku menyadari itu.
Dragon Vein Pillar telah diatur untuk waktu yang cukup lama sehingga efeknya telah memadat... Tapi itu akan bergeser sedikit setelah memecahnya seburuk itu.

"...Aku mendapatkan suatu firasat buruk tentang ini...."

"Aku juga. ...Mathi-kun. Lokasi dari luapan itu berada...."

Aku menjawab pertanyaan keduanya.
Itu mungkin jawaban terburuk yang bisa mereka tebak.

"——Itu berada di ibukota kerajaan."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...