Chapter 77 Strongest Sage, Memberikan Hadiah



"A-apa ini..."

Arias bertanya kepadaku ketika mana di sekitarnya menyatu.

"Itu tubuhmu sendiri, kau tahu tanpa kuberitahu, ‘kan?"

"Meledak karena kelebihan mana..."

Benar.
Sihir yang aku masukkan ke dalam Arias memaksa pengontrol mana seorang demon untuk menjalankan amuk dan mengumpulkan kelebihan mana dari sekitarnya.
Demon yang dipaksa untuk mengumpulkan mana akan kehilangan pengontrolan atas mananya, menjalankan amuk——singkatnya, ia akan meledak dan mati.
...Namun, sepertinya Arias sangat bergantung padanya.
Jika dia adalah seorang demon tingkat rendah, aku tidak akan terkejut jika dia sudah meledak sekarang.

"Begitu ya. Sebuah sihir yang pas untuk monster... Tapi ini tidak cukup untuk mengalahkanku, ‘lihat?"

Arias tertawa kesakitan ketika dia mengatakan itu.
Penyatuan mana mulai berkurang dengan cepat.

Bukannya sihir-ku gagal.
Mana di sekitarnya hanya mengering.
Karena aku telah memicu Mana Disaster untuk mewujudkan Arias, mana di sekitar ini telah mengering.

"Benar. Sepertinya itu tidak cukup. Karena kau tampaknya bekerja keras untuk mengendalikan mana-mu... aku akan memberi-mu sebuah hadiah."

Aku mengeluarkan sebuah magic stone dari Storage magic.

"Hadiah... Magic stone?"

Arias mengalihkan perhatiannya ke arahku sambil mengendalikan kelebihan mana, tampak meragukan.

"Yeah. Meski begitu, aku tidak memberikan magic stone ini seperti apa adanya."

Aku menjawab sambil memasukan mana-ku ke dalam magic stone.
Arias mungkin menyadari apa yang akan terjadi setelah melihat ini.
Bagaimanapun, Dia telah melihatku menghancurkan magic stone untuk memicu Mana Disaster.

"Ber... Berhenti! Tolong berhenti!"

"Ah, maaf. Sudah terlambat."

Aku menghancurkan magic stone di tanganku.
Semua dari sejumlah besar dari mana yang dilepaskan darinya tersedot ke dalam tubuh Arias.

Dan, setelah beberapa saat.

"U, UGAAAAAAAA!"

Arias meledak sambil berteriak, meledakkan sekitarnya.
Aku menunggu ledakan surut sambil melindungi diriku dengan defensive magic.

Beberapa detik kemudian.
Bangunan yang hancur telah menghilang—— hanya ada sebuah kawah di sekitar tempat Arias berada yang tersisa.
Setelah memastikan bahwa ada benda seperti sebuah stake logam di kawah itu, aku mengirim Enforced Detection ke arah langit.
Iris mulai turun.

"Mathi-kun!"

Ruli turun dari Iris dan memelukku.

"Kenapa kamu tiba-tiba melompat! Aku benar-benar khawatir, kamu tahu!?"

"Aah. Aku melakukannya untuk menipu musuh. Tapi itu tidak berhasil."

Itu bohong.
Aku telah meminta Iris untuk terbang tinggi di atas untuk mencegah keduanya mengikuti-ku.

"Tapi...."

"Yah, lagipula dia aman, ‘kan tidak apa-apa."

"Benar benar. Mathi-kun tetap Mathi-kun, tentu saja dia akan kembali dengan selamat!"

Mengikuti setelah Ruli, Iris dan Alma berhenti.

"Tapi Alma, kamu juga sangat cemas sampai kamu melihat Mathi-kun, ‘bukan?"

....Ruli berbicara kembali kepada Alma.
Memiliki orang-orang yang mengkhawatirkan-ku adalah suatu pengalaman yang cukup segar.
Tidak ada seorang pun yang akan melakukan itu sebelum aku bereinkarnasi.

Mengesampingkan itu, Ruli masih memelukku saat kami sedang berbicara.
Secara pribadi, aku sangat senang dengan ini, aku ingin ini berlanjut sedikit lebih lama....

"Habisnya, Ruli, berapa lama kamu berencana untuk memeluk Mathi-kun!"

"Ah! A... aku minta maaf!"

Tepat ketika aku memikirkan itu, Alma membahas hal itu dan Ruli memisahkan dirinya.
Ruli melihat ke bawah dengan wajah memerah.

...Suasananya entah bagaimana berubah menjadi aneh. Aku harus mengubah topik.
Bagaimanapun, kami memiliki masalah baru yang harus kami tangani.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...