Chapter 60 Strongest Sage, Melarikan Diri
Selama keributan, aku turun
dan mendekati Ruli dan Alma untuk saat ini.
Meskipun para demon telah
terbunuh, belum ada yang mencoba mendekati keduanya, kerumunan orang masih agak
jauh dari mereka.
"Kerja bagus. Apakah ada
masalah dalam pertarungan?"
"Ya! Mathi-kun, aku
mengalahkan seorang demon!"
"Tak disangka【Wire-guided
Enchant】akan bermanfaat seperti ini...."
"Kecuali satu waktu
ketika demon itu pergi, semua panah mengenai!"
"Seseorang seperti aku
bahkan tidak bisa menggoreskan seorang demon, yang menakjubkan adalah augment-nya Ruli."
"Itu sebagian besar
berkat magic circle yang diciptakan Mathi-kun...."
Membahas tentang sebuah
pertempuran setelah selesai bukanlah hal yang buruk, tapi aku juga tidak bisa
mengatakan itu hal yang baik dalam situasi ini.
Karena——
"...Untuk saat ini, mari
simpan pembahasan untuk nanti, lihat sekeliling kita."
"...Ah."
Kami benar-benar dikelilingi
oleh sekitar 100 penonton.
Kebanyakan dari mereka mencoba
berbicara dengan kami, para pahlawan yang mengalahkan demon.
Aku juga mendengar beberapa
suara aneh, seperti bagaimana Ruli dan Alma sangat manis. Aku bisa menyetujui
itu.
Sebagian besar dari reaksi
menguntungkan bagi kami, tetapi mendapati banyak orang berkumpul di satu tempat
merupakan sebuah ancaman.
Kami bisa hancur di bawah
tekanan luar biasa jika kami ceroboh di sini.
Jika tidak, kekuatan
komunikasi-ku saat ini tidak mungkin mengatasinya.
Jika ada seorang manusia yang
baik-baik saja dikelilingi oleh 100 orang asing, aku ingin bertemu mereka
dengan segala cara.
....Aku tidak punya masalah
menghempaskan mereka secara fisik, tetapi aku tidak bisa melakukan itu.
"Apa yang harus kita
lakukan dalam situasi ini?"
"Hanya ada satu hal yang
bisa kamu lakukan melawan sebuah pengepungan dari musuh yang tidak bisa kamu
kalahkan."
"Musuh.... Jadi, apa itu
satu hal?"
"Pertama, kamu
mengaktifkan sihir tipe pergerakan dan mencari sebuah celah di dalam
pengepungan. Dalam hal ini.... Di atas."
Sepertinya tidak ada lubang di
tanah.
"Um, Mathi-kun, kami tidak
bisa terbang di langit...."
"Aku juga tidak bisa
terbang, kamu tahu....?"
"Mu. Kalau dipikir-pikir,
aku belum mengajarkan itu."
Apa yang harus dilakukan. Ini
sangat merepotkan.
Yah, kurasa aku bisa membawa
keduanya dengan mana-ku yang tersisa.
"Maaf ya."
Aku mengangkat keduanya dengan
bantuan dari sihir.
Tubuh kami bisa tetap
bersatu.... Yah, ia adalah sebuah produk sampingan yang tak terhindarkan. Dan
juga sebuah manfaat sampingan.
"Waaa—— Mathi-kun
!?"
"Eeh, bahkan Mathi-kun
seharusnya tidak bisa terbang sambil membawa kita berdua ‘kan?"
"Aku bisa mengatasinya
dalam waktu singkat."
Memang benar mana-ku hampir
habis, tapi keduanya tidak terlalu berat.
Khususnya dada milik Alma,
dada ini cukup ringan bagi seorang wanita.
"Ta-tapi..."
"Untuk sekarang, kita
harus melarikan diri! Tujuan kita, kantor kepala sekolah Akademi Kedua!"
Sambil mengatakan itu, aku
melompati kerumunan dan mengaktifkan acceleration magic.
◇
——Beberapa
jam setelah dikalahkannya kedua demon itu.
Kami sedang dituntun ke Istana
Kerajaan seperti saat aku mengalahkan si demon terakhir kali.
Kali ini Alma dan Ruli juga
bersama-ku serta kepala sekolah.
"Kamu telah melakukan hal
hebat. Sedangkan untuk hadiahnya... Biarkan aku bertanya langsung pada-mu. Apa
yang kamu inginkan? Jika kamu tak apa-apa dengan harta nasional lainnya, kami
bisa menyiapkannya...."
Apa yang aku inginkan ya.
Jujur saja, tidak ada yang
menarik di dalam treasury.
Aku dapat menemukan
benda-benda yang penggunaannya tidak diketahui di tempat lain selain dari treasury, dan mereka akan lebih baik daripada benda-benda di
dalam treasury,
sejak awal, mencari mereka di sana sangat merepotkan.
Itu berarti, hak manajemen dari
Akademi Kedua.... Yah, itu tidak dibutuhkan.
Bukannya aku ingin menjadi
seorang guru, dan aku berencana meninggalkan akademi begitu masalah dengan
demon telah diselesaikan.
Lebih baik untuk menyerahkan
akademi kepada si kepala sekolah.
Yep. Aku tidak bisa memikirkan
apa pun. Untuk sekarang, kurasa aku harus meminta sesuatu yang tidak berbahaya.
"Aku ingin dungeon. Aku
telah dijanjikan sebuah dungeon atas penaklukan terakhir kali, aku ingin
memiliki lebih banyak."
"Dimengerti. Kami akan
memberi-mu sebanyak mungkin dungeon kami bisa. Itu hampir tidak cukup sebagai
hadiah-mu...."
"Kalau begitu aku akan
menyimpannya untuk nanti."
"Mari bicarakan lagi
ketika kami menyerahkan wilayah itu kepada-mu. Dan, Ruli dan Alma ya ‘kan.
Meskipun itu terutama Mathias, aku mendengar kalian memberikan suatu kontribusi
yang cukup besar dalam penaklukan ini. Jika kamu memiliki keinginan atau
harapan, biarkan aku mendengarnya. "
"Um ..."
Ruli terlihat bermasalah.
Yah, aku kira kamu akan
seperti itu ketika seorang raja tiba-tiba menanyai keinginan-mu.
Karena aku memiliki pengalaman
dari bertemu raja di kehidupan masa lalu-ku (tampaknya, bertemu dengan-ku
adalah sebuah bagian dari upacara suksesi bagi kerajaan mereka), aku bisa tetap
tenang, tetapi Ruli mungkin tidak demikian.
Terhadap seorang raja, bahkan
Alma yang kurang ajar——
"Ya! Saya ingin
mendapatkan uang! Tidak ada salahnya memiliki banyak uang, dan kamu selalu bisa
memikirkan bagaimana cara menggunakannya dikemudian!"
Alma bertindak seperti biasa
bahkan terhadap sang raja.
Ini mirip dengan ketika dia
bertanya kepada-ku, seorang pengunjung, untuk augment di toko blacksmith saat
itu.
Dia menggunakan bahasa sopan
untuk sekali, tapi dia memiliki keberanian baja...
"Hahahaa. Baiklah. Kami
akan mengurusnya."
"Ka-kalau begitu, saya
juga mau itu!"
"Umu. Sederhana itu
bagus. Menghitung jumlahnya akan sulit... Untuk saat ini, kami akan mengirimkan
uang begitu kami telah menghitung jumlahnya dan menambahkan lebih banyak sesuai
dengan penilaian. Kami tidak akan bertanya,『Kami memberi
terlalu banyak, kembalikan itu』dikemudian, kamu tidak perlu khawatir."
Untungnya, sang raja
menerimanya sambil tertawa.
Yah, bukannya mereka meminta
sejumlah tertentu, dan sisi sang raja mungkin lebih mudah dalam berbagai cara
jika hanya uang.
Alma mungkin telah membuat
pilihan yang tepat di sini.
Dengan demikian, pembicaraan
tentang hadiah berakhir.... sepertinya tidak.
"Sedangkan soal
pertarungan-mu dengan para demon. Kedua demon yang kamu bunuh kali ini——"
"Yang Mulia, mohon tunggu
sebentar."
Meskipun mungkin kasar, aku
menyela sang raja.
Dan kemudian aku mengangkat
suara-ku pada salah satu sudut ruangan di mana tidak ada orang.
"Oy, keluarlah kau."
Aku merasa bahwa terlalu
banyak informasi dari kerajaan ini bocor dari para demon....
Sepertinya penyebabnya sudah
jelas sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...