Chapter 21 Strongest Sage, Ditinggal Pergi oleh sang
Penguji
"Kamu memiliki 60 menit
untuk ujian ini! Mulai!"
Akan ada tes tertulis dan tes
praktik dan tes tertulis adalah yang pertama.
Mungkin karena jumlahnya, tes
tidak dibagi dengan mata pelajaran, semuanya harus dilakukan dalam 60 menit.
Sejujurnya, aku tidak
mempersiapkan apa pun untuk ujian ini. Atau lebih tepatnya, aku tidak tahu
subyek apa yang akan di teskan.
Jadi, aku berimprovisasi
sepenuhnya di tempat.
Dari apa yang aku lihat,
ujiannya itu tentang bahasa nasional, magic circle matematika, dan geografi
sederhana. Dan juga combat art.
Dua yang pertama semuanya
sudah dipelajari jadi aku tidak punya masalah.
Salah satu pertanyaan untuk
magic circle matematika jelas pada level yang sama sekali berbeda dari yang
lain, tapi, itu masih dalam tingkat dasar.
Petanya juga berbentuk seperti
yang aku kenal di kehidupan masa lalu-ku, jadi aku tidak punya masalah tentang
topologi.
Mengesampingkan fakta bahwa
petanya cukup tidak akurat, dan bagian yang digambar cukup sempit dengan
sisanya dihitamkan.
Masalahnya adalah dengan
combat arts. Tentu saja, itu adalah bidang keahlian utama-ku di kehidupan masa
lalu-ku, tetapi aku tidak terbiasa dengan arts
yang digunakan di era ini.
“Tuliskan tentang style
swordsmanship Loita”, kamu bertanya. Bodo amat kalau
aku mengetahui itu.
....Mari menulis beberapa hal
acak.
Cukup nyaman, aku memiliki
seorang kenalan swordsman kutu buku dengan nama yang sama di kehidupan masa lalu-ku. Aku baru
saja menulis combat arts yang dia bicarakan dan caranya bertarung seperti apa
adanya.
Aku meringkasnya karena tidak
akan cocok dengan kolom jawaban jika aku menulis semuanya.
Tes tertulis berakhir seperti
itu dan tes praktik akhirnya dimulai.
Pertama, itu dengan
swordsmanship. Seperti yang aku perkirakan, ini adalah sebuah pertempuran
praktik melawan seorang instruktur.
"Selanjutnya, Ruli
Abendroht!"
"Ya!"
Giliranku tepat setelah Ruli.
Ruli pergi ke ruang ujian
dengan magic sword yang aku augmented-kan kemarin.
Si instruktur yang bertanggung
jawab atas tes ini membawa sebuah pedang biasa. Bagian bilah telah dilepas,
mungkin sebagai suatu langkah pengamanan.
"Ujian swordsmanship,
mulai!"
Dengan sinyalnya, Ruli
melangkah maju dan menusukkan pedangnya ke arah si instruktur.
Itu merupakan sebuah langkah
yang sangat mendasar bagi seorang pengguna lightweight
magic sword. Tentu saja, si instruktur
telah memperkirakan itu juga saat dia dengan santai memblokir pedang Ruli.
Dengan suara dentangan, pedang
Ruli tersentak, menciptakan sebuah celah pada dirinya. Si instruktur mengincar
pada moment itu
dan mencoba menusukkan pedangnya pada Ruli——tetapi dia tidak berhasil.
Si instruktur memang mencoba
menusukkan pedangnya. Namun, si instruktur tidak memegang pedang, tetapi
sisa-sisa dari pedang yang telah patah di tengahnya.
Yah, aku rasa ini adalah hasil
yang jelas ketika pedang biasa bentrokan melawan magic sword milik Ruli.
"Mu?"
"Eh?"
Namun, kedua orang yang
dipertanyakan tidak mengharapkan ini sendiri.
Suasana di ruang ujian
menegang bersama dengan suara-suara tercengang.
Si instruktur menarik dirinya
terlebih dahulu. Dia tampaknya tidak menjadi seorang instruktur swordsmanship
hanya untuk pertunjukan, dia mengayunkan shortened sword milik-nya kepada Ruli sambil masih kebingungan.
Namun, kali ini Ruli bereaksi
dengan benar dan memblokir pedangnya si instruktur.
Dengan sebuah dentingan
pedang, pedangnya si instruktur menjadi lebih pendek.
"Ei"
Ruli menusuk si instruktur
sekali lagi.
Si instruktur memblokirnya....
Namun, pedangnya patah lagi, sepenuhnya kehilangan pedangnya. Genggaman adalah
satu-satunya yang tersisa dari pedangnya si instruktur.
Si instruktur melihat
pedangnya sendiri dengan ekspresi kagum dan mengangkat tangannya sesudahnya.
"Aku menyerah. Aku dengar
bahwa pedang yang diturun-temurunkan di rumah Abendroht sangat kuat, tapi ini
terlalu berlebihan...."
"Tapi ini bukan pedang
itu...."
"Bukan pedang itu?"
"Pedang yang
diturun-temurunkan di keluargaku telah rusak baru-baru ini. Yang satu ini
adalah sebuah pedang baru."
"Sekarang setelah kamu
menyebutkannya, itu memang terlihat baru dibuat... lebih tepatnya, bukankah itu
sebuah pedang dari tokonya Bass. Apakah itu sebuah produk baru?"
"Ini bukan sebuah produk
baru, tapi ada pedang lain dengan augment yang sama di toko itu... Huh? Di mana
instrukturnya."
"Aku akan membeli
pedangnya sekarang juga! Yakato, lakukan sisanya!"
Si instruktur meninggalkan
ujian dan berlari ke gerbang sekolah segera setelah dia mengatakan itu.
Para penguji lainnya mencoba
untuk membawanya kembali dengan tergesa-gesa, tetapi tidak ada yang bisa
mengejarnya.
Si instruktur lari ke suatu
tempat begitu saja.
Hanya Ruli, si penguji yang
bertanggung jawab atas mencatat hasil dan aku yang tersisa.
"....Apa yang harus kita
lakukan sekarang?"
Jika si instruktur yang
bertanggung jawab atas mencatat adalah seorang warrior, dia mungkin dapat bertindak sebagai pengganti tetapi
pergerakan dan tubuhnya menunjukkan bahwa dia merupakan seorang magician.
Siapa yang harus aku hajar
sekarang?
"Err, aku seorang magician jadi aku tidak bisa melakukannya sebagai
penguji...."
"Kalau begitu, aku akan
mengambil peran itu."
Orang yang maju adalah seorang
pria di masa puncak hidupnya yang telah menonton ujian di sudut ruangan sejak
beberapa waktu yang lalu.
Tubuhnya tidak terlalu buruk.
Dia pasti menjadi sebuah pertandingan yang bagus melawan ayahku, Castor.
"Ga-Gayle-sa——"
"Kamu tidak keberatan
denganku ‘kan?"
Si instruktur akan mengatakan
sesuatu ketika Gayle-san ini membuat sinyal mata, kemudian dia tampak seperti
dia memahami sesuatu dan terdiam.
Siapa ini si Gayle.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...