Chapter 15
Strongest Sage, di Tengah Perjalanan
Aku berusia 12 tahun sambil
menunggu dan melatih mana dan kekuatanku.
Tepat pada saat Sekolah
Kerajaan Kedua akan mengadakan ujian masuk segera.
Ayah kami Castor, enggan
membiarkan partner sparring-nya dengan
pedang pergi, tetapi dengan bujukan Kakak-ku Reich, aku diizinkan menghadiri
ujian segera.
Hari ini adalah hari keberangkatan-ku.
"Mathi, mungkin kamu
benar-benar harus tinggal setelah..."
"Ayah, jangan katakan
sesuatu seperti itu setelat ini... Membuat Mathi di wilayah akan menjadi
kerugian bagi seluruh dunia, ayah tahu? Ayah bahkan bisa mengatakan bahwa itu
adalah sebuah pengkhianatan terhadap Loita-sama sang Dewa Fencing."
Tidak tidak, aku tidak
berpikir sejauh itu.
Ngomong-ngomong, Loita adalah
nama salah satu dari dewa yang dipercaya orang-orang di dunia ini.
Itu nama yang sama dengan
seorang swordsmanship kutu buku yang akukenal di kehidupan masa laluku, jadi
mudah diingat.
"Aku mengerti itu, tapi
maka... partner sparring-ku——"
"Bukankah aku di sini
jika ayah membutuhkannya?"
"Reich lumayan kuat, tapi
kamu hanya seorang petarung kekuatan! Sparring melawan Mathi yang juga punya teknik berada di liga
yang berbeda!"
Tampaknya Reich sendiri telah
mempelajari Physical Reinforcement dari pelatihan mengontrol sihir yang aku
ajarkan kepadanya, kekuatannya sudah melampaui ayah.
Tetapi karena ayah memiliki
keunggulan dalam teknik pedang, tingkat kemenangannya hanya sekitar 30%.
"Apakah kamu benar-benar
yakin tidak perlu seorang pendamping?"
Ibuku, Camilla bertanya.
Kali ini, aku akan pergi ke
ibukota kerajaan bersama dengan seorang pedagang keliling yang mengunjungi desa.
Jika aku adalah putra tertua
dari seorang bangsawan tingkat tinggi, melakukan hal itu akan menjadi masalah
karena hal yang bermartabat.... Untungnya (?) Aku adalah putra ketiga dari
seorang bangsawan yang miskin, dan seorang Crest Diskualifikasi pada bersamaan.
Hanya dengan melihat kriteria
kepala keluarga berikutnya, mudah untuk memahami bahwa negara ini tampaknya
memandang rendah pada Fourth Crest (sekarang tampaknya mereka menyebutnya Crest
Diskualifikasi.)
Karena itu, aku dapat bergerak
dengan bebas sampai batas tertentu. Bersorak untuk Crest Diskualifikasi!
"Seorang pendamping hanya
akan menjadi hambatan bagi Mathi."
"Tapi jika seekor monster
seperti saat itu muncul——."
""Dia akan
mengalahkannya.""
Suara Ayah dan Reich serasi.
Seekor monster seperti saat
itu, beruang itu ya.... Yang satu itu terbunuh oleh-ku, keduanya sudah tahu
tentang hal itu.
Bahkan, aku mungkin bisa
mengalahkan seekor monster dari level itu dengan mata terpejam.
"Maka ibu tidak akan
mengeluh, tapi... pastikan berhati-hatilah."
"Un. Aku akan
berhati-hati."
Aku mengatakan itu dan naik
kereta sang pedagang keliling.
"Tuan muda, kamu tidak
lupa akan sesuatu ‘kan?"
"Sudah siap. Aku hanya
membawa beberapa barang bersamaku."
Barang bawaan-ku yang seperti
bagasi hanyalah sebuah pedang, sebuah magic stone, dan sebuah tas kulit untuk
sebuah dompet. Selain itu, magic stone dan tas berada di dalam Storing magic.
Satu-satunya barang bawaan-ku yang sebenarnya adalah pedang-ku.
Si pedagang keliling sudah
membawa makanan, dan barang-barang yang aku stok seperti bulu dan semacamnya
sudah diuangkan.
Termasuk material
dari monster yang aku kalahkan, aku mendapatkan total
125 koin emas dan 7 koin silver, tidak tahu apakah itu banyak atau sedikit.
"Kalau begitu mari kita
berangkat! Karena kita tidak memiliki seorang penjaga seperti yang kamu lihat,
itu akan sangat membantu jika kamu memberi tahu-ku ketika kamu melihat musuh
dan semacamnya."
"Un. Serahkan
padaku."
"Betapa diandalkan. Aku
pernah mendengar bahwa tuan muda sangat cukup kuat, aku akan
mengandalkanmu!"
Si pedagang keliling
mengatakan dengan suara yang tidak terdengar seperti dia mengharapkan sesuatu
dari-ku. Garis pandangnya dengan hati-hati melihat sekeliling.
Sepertinya dia tidak
benar-benar percaya pada pernyataan dari ayah dan kakak-ku tentang kekuatanku.
Yah, itu seharusnya reaksi
alami. Sebaliknya, aku akan khawatir jika ada seorang pedagang keliling yang
percaya ketika seseorang tiba-tiba mengatakan kepada mereka, “Anak berusia 12
tahun ini kuat, kamu tahu!” dan serahkan padanya untuk mengatasi musuh.
◇
Setelah melaju setengah hari
tanpa kesulitan, aku menemukan reaksi mana dari seekor monster.
Meskipun si pedagang keliling
sepertinya tidak mengharapkan-ku untuk melakukan apa pun, dia memang meminta-ku
untuk mencari musuh, setidaknya aku harus memberitahunya tentang hal itu.
"Ada seekor monster tiga
kilometer di depan dari sini."
"Monster....? Haahaahaa.
Tidak mungkin kamu akan mengetahuinya ketika ia berada sejauh itu.
Ngomong-ngomong, monster macam apa itu?"
Ada sedikit suara dari reaksi
mana di sekitar ini sehingga mudah untuk mendeteksi mana yang jauh dari sini.
Berkat itu, aku bisa memahami
keadaan dari mana yang jauh dengan baik.
"Aku rasa ukuran dari
Reaksi Mana sedikit lebih besar dari monster saat itu. Tapi tubuhnya cukup
besar. Tinggi sekitar 4 meter."
Suasananya sangat berbeda dari
monster saat itu. Mungkin sebuah variasi dari War
Tiger se-class 4 meter atau semacamnya.
Singkatnya, War Tiger adalah,
seekor harimau bipedal.
"Ahaaahaa. Bukankah itu
se-class Calamity kalau begitu. Kamu pasti menceritakan beberapa
lelucon yang menarik."
Si pedagang keliling
mempercepat kereta ke depan setelah dia mengatakan itu.
Dan kemudian.
"....Huh? Itu, tidak
mungkin... Apakah ia benar-benar se-class Calamity?"
Kami bertemu monster itu.
Un. Tingginya sekitar 4,5
meter, sepertinya ukuran yang aku ketahui sedikit salah.... Tapi pasti itu
adalah seekor War Tiger.
War Tiger itu sedang memakan
seekor tubuh rusa.
"Tidak tahu apakah ia
se-class Calamity atau bukan, tapi itu adalah seekor War Tiger."
"Kenapa kamu tidak
memberitahuku lebih awal!"
"Um, aku sudah
memberitahu...."
Aku mengatakannya sejelas
mungkin, aku bahkan mendengar-mu membalas kembali, kamu tahu.
"A-ayo lari! Untungnya,
monster itu sedang sibuk dengan rusa, sepertinya ia belum memperhatikan kita,
jika kita mundur saja sekarang...."
Nah, ia sudah memperhatikan
kita. Kemampuan seekor monster untuk mendeteksi musuh tidak terlalu buruk.
Kami mungkin terlihat lebih
lezat daripada rusa, ia hanya menundanya karena kami tidak terlihat seperti
ancaman.
Namun, jika kami menunjukkan
pergerakan yang seperti sedang kami coba jalankan....
"Uwaaaaa! Ia
memperhatikan kita!"
Inilah yang terjadi.
Karena tubuh rusa tidak akan
lari, ia mungkin memprioritaskan kami yang melarikan diri. Si War Tiger
berbalik ke arah kami dan bergegas datang.
Tapi, sayang sekali. Si War
Tiger sepertinya berpikir bahwa kami adalah mangsanya, tetapi dalam
kenyataannya justru sebaliknya. Si War Tiger adalah mangsa-ku.
"Kita harus segera
lari.... Kenapa kamu pergi ke sana!"
Si pedagang keliling berteriak
ketika dia melihat-ku bergegas menuju si War Tiger.
Habisnya, aku tidak bisa
menahannya. Sebagai gantinya menjadi kuat dengan sihir, Fourth Crest memiliki
jarak pendek. Aku tidak bisa bertarung tanpa menutup jarak.
Aku mengumpulkan mana sambil
berlari menuju si War Tiger, mengubah mana yang terkumpul menjadi sihir dan
membalutnya pada pedangku.
Aku menggunakan sihir Physical
Reinforcement,【Mana Strike】dan【Iron
Slash】. Aku sekarang dapat menggunakan tiga sihir sekaligus
karena pengontrolan mana-ku telah meningkat.
【Iron Slash】 adalah
sebuah sihir yang meningkatkan ketajaman dan kekerasan dari sebuah pedang. Ia
lebih rendah dari【Mana Strike】 pada
bentuknya yang telanjang, namun ia bisa menunjukkan kekuatan yang sangat tinggi
jika digunakan bersama dengan magic buff terkait swordsmanship lainnya.
Si War Tiger mengayunkan
cakarnya yang tajam ke arahku saat aku memasuki jangkauannya. Ia memiliki
kekuatan yang cukup untuk membunuhku dengan tubuhku saat ini hanya dengan
sekejap.
Namun, itu tidak ada artinya
jika tidak kena. Pergerakan seekor War Tiger mudah dibaca.
"Lawanmu itu se-class
Calamity——ee!"
Kemenangan atau kekalahan
diputuskan dalam sekejap.
Aku menghindari cakar gede itu
dan melangkah masuk, lalu aku menusukkan pedangku yang diperkuat oleh sihir
pada jantungnya.
"Yosh, penaklukan
selesai!"
Si War Tiger perlahan-lahan
terjatuh.
"Tidak mungkin, se-class
Calamity dikalahkan dalam sekejap...."
Si pedagang keliling bergumam
dengan takjub.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...