17-39. Dungeon Highways dan Orbit Bulan (1)
※
Chapter ini diceritakan sebagai orang ketiga. Bukan sudut pandang dari Satou.
"Li-Lilio!"
Seorang pemuda berambut hitam, John Smith dan
seorang wanita muda berambut merah kekanak-kanakan, Lilio sedang fokus melihat ke lapangan air mancur yang
terletak di depan mansion penguasa Kota
Seryuu.
"A-apaan itu."
Lilio memerah setelah melihat suasana yang
tidak biasa dengan
John Smith.
Percakapan canggung mereka pasti
disebabkan oleh suatu kombinasi
dari rasa malu dan gugup.
"Aah, dia tergagap."
"Cobalah untuk tetap tenang, mereka
akan mendengarmu."
"Habisnya,
ayolah ~"
Dari tempat yang agak jauh, rekan kerja
Lilio, Ruu dan Iona, dan juga anggota Pengawal Karavan John Smith, kedua
wanita cantik itu sedang melihat
mereka dengan cemas.
"Ma-maukah kamu——"
John Smith tersedak oleh kata-katanya
ketika ia melihat mata Lilio
menatap dirinya.
"Oy, jangan berani bersikap pengecut sekarang dihadapan-ku."
"Ayo!
Kamu bisa melakukannya!"
Ruu dan si wanita cantik itu menyemangati John Smith sambil berbisik.
"Maukah kamu menikah dengan-ku!"
John Smith melanjutkan lamaran dirinya dengan
memanfaatkan momentum.
Ia
sedikit meraba-raba kata-katanya, tapi baik ia
maupun Lilio tidak memperhatikan.
"Ya, ia mengatakannya."
"Bagus!"
Kedua wanita cantik itu membeku ketika
mereka melihat Lilio kehilangan senyuman
di wajahnya.
"Ka-kamu
ingin mempekerjakanku sebagai seorang pengawal
untuk kedua kekasih wanita
cantik-mu?"
"Kamu salah! Keduanya hanyalah pengawal-ku."
"Seorang kekasih?"
"Aku belum melakukan apa pun terhadap mereka!"
John Smith berusaha mati-matian untuk
membersihkan kesalahpahaman yang dibawa Lilio.
"Hanya kamu satu-satunya yang ingin aku lakukan begitu!"
"Ja-jangan
berteriak sesuatu yang memalukan!"
Lilio menjadi
bingung
ketika John Smith menyatakan itu dengan lantang.
Ketika Lilio hendak memalingkan wajahnya,
John Smith melangkah maju dan memeluknya cukup dekat untuk hidung mereka bersentuhan.
"Aku akan mengatakannya lagi. Tolong, menjadilah istriku, Lilio!"
"Ba-baik, baik...
Mari kita menikah."
"Lilio!"
John Smith memeluk Lilio yang membisikkan
itu dengan tatapan dari seorang
gadis yang jatuh cinta.
"Oh, baguslah. Selamat ya."
"Ah, ya ampun! Bagian itu, di mana kamu menaruh
bibirmu padanya!"
"Lilio sudah memulainya duluan dari kita ya."
"Kita harus memberi selamat padanya
nanti."
Kedua wanita cantic itu dan rekan kerja Lilio
memberi restunya
saat mereka melihat
pasangan itu.
"Lilio, mari kita tinggal bersama di Kota Garleok di mana kantor
pusat dari perusahaanku
berada."
John Smith berbisik ke telinga Lilio
ketika mereka saling berpelukan.
Tanpa menyebutkan alasan bahayanya dari
labirin
Kota Seryuu.
"Lilio, maukah kamu ikut
denganku?"
"...Un."
Suara dering yang berasal dari alarm Kota
Seryuu menghapus jawaban malu-malu Lilio.
Pada saat yang sama, suatu keributan besar dapat
terdengar dari kastil dan di luar dinding
kota.
"Apa yang terjadi? Kita berada di
bagian bagus di sini."
"Nanti saja bertanya. Kita harus kembali
ke kastil. Lilio, kamu juga ikut!"
Iona menepuk pundak Ruu dan berlari sambil
mengangkat rok panjangnya.
Ruu mengikutinya.
"Jangan pergi, Lilio!"
John Smith meraih bahu Lilio saat dia
berbalik.
"Maaf. Tapi aku masih menjadi bagian
dari pasukan wilayah
untuk saat ini."
Lilio meletakkan tangannya di atas tangan
John Smith dan menepisnya.
"Jangan khawatir tentang diri-ku. Kamu akan terkejut setelah mendengar-ku di antara tentara terbaik yang mereka
miliki!"
Lilio mengatakan itu dengan nada sedikit ceria
seolah-olah ingin menenangkan John Smith, sebelum memberi hormat seperti
seorang tentara dan berlari pergi.
"President, aku sudah mengirim Rita
pergi untuk mengumpulkan informasi.
Kita sendiri harus berlindung di tempat yang
aman."
Pengawal wanita cantiknya mendesak John Smith untuk pergi
ke tempat perlindungan
bawah tanah setelah dia melihat Lilio pergi.
Lagi pula, tidak ada jaminan apa yang akan
terjadi selanjutnya mengingat keadaan saat ini.
"Lilio, tolong tetaplah aman..."
Sekalipun merasa sedih pada dirinya yang
tak berdaya yang hanya bisa berdoa demi keselamatan kekasihnya, dia memilih apa
yang dia yakini sebagai tindakan terbaik yang bisa dia lakukan.
Alarm itu menandakan stampede dari para vanguard monster yang
keluar dari menara ungu tetangga.
Pasukan utama yang dipimpin oleh Earl
Seryuu sedang dikirim ke dinding kota dan menara ungu, tak kecuali termasuk unit
Lilio ditempatkan di benteng yang mengelilingi [Devil Labirin] yang terletak di
pinggiran Kota Seryuu.
Earl Seryuu sedang waspada terhadap simultan
monster stampede yang terjadi di [Devil Labirin].
"Uwaa, ada sesuatu yang bersinar di
sana."
Ruu berteriak dengan terkejut ketika dia
menyaksikan apa yang terjadi di balik dinding
kota.
"Pasti thunder magic geezer-sama."
"Itu
kabut putih sekarang! ——Woa, dingin!"
"Dinginnya ini, itu pasti ice magic Isua-sama."
"Isua? Apakah ada seorang mage
dengan nama itu?"
"Apa kamu tidak kenal dia Ruu? Itu si
penjaga toko dari toko
sihir yang sering dikunjungi oleh Zena-san."
"Aah, wanita tua itu ya!"
Tepat setelah itu, sebuah tornado seperti bencana
meletus di luar dinding
kota, merobek-robek para vanguard monster yang tak terhitung jumlahnya bersama dengan pohon dan
pasir.
"...Kurasa yang satu ini, Zena-cchi?"
"Dia menggunakan nama Silver Knight
Air sekarang."
"Siapa yang peduli dengan nama
itu."
Ruu ingin mengatakan bahwa dia merasa
kesepian karena tidak bisa bertarung di sisinya tetapi dia menahan diri.
Meskipun mereka sendiri telah menjadi
sedikit lebih kuat, mereka tidak memiliki tempat di medan perang di mana sihir se-class bencana sedang mengamuk.
"Geh, Lilio, Iona! Lihat
langit!"
"De-demon?"
"Dan begitu banyak dari mereka."
"Oh tidak! Mereka mendarat menuju ke arah Zena-cchi."
Iona menghentikan Lilio saat dia hampir berlari pergi.
"Tunggu, Lilio. Percayalah pada
Zena-san dan yang lainnya di sana."
"Tapi——"
『Anak-anakku
terkasih yang tinggal
di dunia ini.』
Sebuah gambaran dari holy
mother sedang diproyeksikan
di langit tepat ketika Lilio hendak memprotes kembali.
"Apa-apaan itu?"
"Seorang dewi?"
Ruu dan Lilio bergumam ketika mereka
melihat ke atas.
『Mengganggu menara ungu —— [Tower of Trials] dan
membiarkan Monsters of Trials mengalir keluar dari menara merupakan suatu rencana para dewa untuk
mengurangi keyakinan-mu terhadap Demon
God-sama.』
"Jadi itulah apa yang terjadi!"
"Sialan para dewa itu! Berikan
kembali kontribusiku!"
"Habisnya,
kita sudah mendapatkan penghasilan tambahan berkat menara ungu yang diciptakan Demon
God, dia lebih seperti dewa daripada para
dewa
itu."
"Itu benar! Sorak-sorai untuk Demon
God-sama!"
Para tentara yang terpesona oleh si holy mother mulai
menunjukkan dukungan mereka terhadap demon god.
"A-apa yang terjadi pada orang-orang
ini?"
"Sepertinya mereka telah terpesona oleh holy
mother itu."
"Jadi, mengapa kita baik-baik
saja?"
"Aku yakin itu pasti berkat equipment
ini yang diberikan Zena-san
pada kita."
Tampaknya
ketiga anggota dari Zena squad telah memperoleh equipment buatan Satou melalui Zena.
Setelah itu, pesona tersebut
dibatalkan berkat campur tangan dewa Heraruon, para utusan dewa dilengkapi dengan pola
geometris yang mengganggu dalam pertarungan antara para vanguard monster dan demon,
mengubahnya menjadi sebuah
pertempuran tiga-cabang, meninggalkan pasukan wilayah di belakang.
Beberapa waktu setelah itu, seorang
pahlawan bertopeng diproyeksikan di langit.
『Halo,
orang-orang di dunia. Aku
Pahlawan Nanashi.』
"Kita
bahkan mendapati seorang
pahlawan sekarang..."
Ruu menggerutu dengan ekspresi lelah di
wajahnya.
Sentimen itu telah dibagi dengan banyak orang
di sekitarnya.
Mereka pasti berpikir bahwa mereka ini hanya melakukan
hal-halnya mereka
sendiri
sambil meninggalkan mereka.
Tepat setelah pahlawan Nanashi selesai
dengan deklarasinya,
pilar cahaya jatuh dari langit, memusnahkan para
vanguard
monster bersama dengan demon ketika menara ungu menghilang dalam kilatan cahaya
dan suara gemuruh.
Ruu bergumam ketika dia melihatnya dari kejauhan.
"Hei, Lilio."
"Apa."
"Bukankah pahlawan ini seperti
dewa?"
"Ah, un. Setuju."
Banyak tentara
di sekitar mereka mengangguk bersama dengan Lilio.
Trial
yang sesungguhnya berakhir di tanah ini tepat saat mereka menghela nafas lega.
◇
"John! Berita buruk!"
Salah satu dari pengawal wanita cantik yang bertugas mengawasi situasi di
luar, kembali ke tempat perlindungan bawah tanah dimana John Smith sedang berlindung berada.
"Ada apa sekarang? Labirin?"
John Smith bertanya dengan tatapan kesal.
Dalam kurun waktu singkat, ada lamaran
pernikahannya, stampede menara ungu, invasi demon, holy demon mother, dewa dan
pahlawan telah diproyeksikan
di langit, dan kemudian gempa serta
raungan suara dari penghancuran
menara ungu.
Keadaan mentalnya telah dipekakan dengan
1 sampai 100 tahun peristiwa yang
baru saja terjadi dalam suksesi cepat.
Alasan mengapa dia menebak labirin adalah
karena tempat itu memiliki kemungkinan
dari kelainan tertinggi yang terjadi selanjutnya di Kota
Seryuu.
"Itu
benar!"
John Smith memiliki ekspresi pahit di
wajahnya ketika ia
mendengarnya dari si wanita cantik
itu.
"Atau tepatnya, aku mendengar
orang-orang membicarakan tentang
kabut hitam dan kabut ungu yang keluar dari labirin."
Kemudian, si wanita cantik lainnya kembali.
"John! Aku sudah tahu posisi
Lilio-san berada.
Dia berada di benteng yang
mengelilingi labirin."
"Tch,
dari semua tempat, kenapa dia
harus ada di sana!"
Pada saat itulah seorang pria yang datang
dari pintu masuk lain berteriak, “Itu
stampede!
Monster-monster telah mengalir keluar
dari labirin!”
"Sialan. Kembalilah ke penginapan dan
bersiaplah untuk kita melarikan
diri!"
John Smith berlari keluar tepat setelah
dia mengatakan itu.
"President! Kemana kamu
pergi?"
"Aku akan menculik Lilio!"
"Tunggu, president! Rita, atasi persiapan kita. Aku akan
mengejar president."
"Mengerti."
Pengawal wanita cantiknya berlari mengejar John Smith.
◇
"Tidak ada seorang pun di antara kamu
yang akan pergi ke luar dinding
benteng!"
Ksatria
Yukel Marientail telah berurusan dengan monster yang mengalir keluar dari labirin
sebelum kembali ke dalam benteng yang mengelilingi labirin.
Awalnya mereka unggul, tetapi di tengah
jalan ia mengeluarkan perintah untuk mundur kembali ke benteng.
Kabut ungu dan kabut hitam tiba-tiba menyembur
keluar dari gerbang dungeon dan tanah di sekitarnya serta merambah kuda-kuda dan furniture yang
berada di luar dinding
pertahanan, mengubah mereka menjadi makhluk yang menakutkan.
"Lihatlah benteng-benteng itu
tertawa."
"Kereta
yang kita tinggalkan di luar, telah berjalan di seluruh
tempat tanpa ada kuda yang menariknya."
"Lupakan itu kalian berdua, di sebelah sana!"
Pada
Ruu dan Iona yang sedang mengawasi
situasi di luar dengan ngeri, Lilio yang berwajah pucat menunjuk ke arah orang-orang yang
menggeliat kesakitan di luar benteng.
"Bahkan manusia..."
Beberapa orang yang mendapati kabut hitam dan kabut
ungu melilit mereka mulai berubah
menjadi suatu bentuk yang mirip dengan demi-goblin.
Mayat dari
mereka yang mati melawan monster yang keluar dari menara
ungu mulai bergerak seperti undead. Bahkan di dalam dungeon normal, mayat tidak
bisa berubah menjadi undead secepat ini.
"Yukel, kita harus membiarkan para priest
casting ritual purification
magic. Tolong izin-mu!"
"Aku memberi mereka izin-ku, Auna-sama."
"—Sama?"
"Maksud-ku, Auna."
Mantan miko dari Kuil Parion yang juga
merupakan putri dari Earl,
Auna menunjukkan ketidakpuasan dirinya
ketika dia mendengar suaminya memanggil
dirinya dengan akhiran “sama”.
Lilio yang sedang meringis kembali pada suasana manis yang
berasal dari pasangan yang baru menikah berteriak keras saat dia melihat ke arah langit.
"Semuanya, di atas! Lihat ke arah langit,
cepat!"
Bulan yang tinggi di atas di langit telah
berubah menjadi sebuah
bulan purnama sebelum ada seorang pun yang
menyadari ketika sesuatu yang hitam mulai menetes turun darinya.
"Bencana lain?!"
Ruu berduka terhadap bulannya.
"Aku tidak akan terkejut jika bulannya retak berikutnya."
"Tidak mungkin, itu tidak mungkin ——
geeh."
Tepat saat Ruu berusaha menegaskan bahwa
itu tidak mungkin——.
"""Bulannya menghilang?!"""
Bulan di langit telah menghilang.
Menghilang
dengan tiba-tiba
seolah-olah para dewa
menyimpannya di dalam saku mereka.
Benda hitam yang menetes masih berada di langit, tetapi tidak
ada satupun yang cukup tenang untuk membahas hal itu.
Semua orang terus melihat ke arah langit bahkan ketika sebuah magic circle yang
tidak menyenangkan muncul
di depan labirin, dan seorang demon keluar dari sana.
『Nuhahaha.
Moi- sudah tiba!』
Orang-orang akhirnya memperhatikan demon itu begitu ia berteriak dengan keras.
『Dasar si kecil
kurang ajar! Aku- geram! Master kami adalah seorang ajudan dari demon god-sama!
Seorang demon monarch yang dekat dengan dewa! Prostasikan diri-mu dalam ketakutan! Aku- perintahkan!』
Di sebelah jet black demon itu, demon yang
berbentuk seperti sebuah bola
mata dengan sayap dan tangan muncul, salah satu dari mereka berteriak keras di
depan jet black demon itu.
"Black greater demon? Aku yakin
Zena-san sudah mengatasinya
saat itu..."
Iona bergumam sambil melihat ke arah greater demon itu.
Zena yang mereka andalkan tidak ada di
sini, dia meninggalkan tempat itu bersama
dengan pahlawan Nanashi.
『Tundukan dirimu kepadaku, dasar manusia alias cacing.
Moi- merekomendasikan.』
Lightning
magic dan ice magic tingkat lanjut menyerang greater demon itu.
Beberapa lesser demon dihancurkan menjadi
kabut hitam oleh sihir itu,
tetapi greater demon itu sendiri tidak terluka, dilindungi dengan sebuah cahaya ungu.
『Bodoh. Moi-
telah diberikan protection dewa.
Sihir lemah-mu tidak akan berhasil.
Moi- gatal.』
"Kekuatan Parion-sama tidak akan
kalah dari protection dewa palsu!"
Auna mengayunkan wand milik-nya untuk memandikan demon itu dengan ritual magic yang
sudah selesai.
"Bahkan seorang greater demon tidak
mungkin menang terhadap sebuah ritual magic yang dicasting
oleh seorang congregation dari priest tingkat
tinggi——"
Senyuman
Auna menegang ketika dia melihat hasil yang tidak terduga.
"Ba-bagaimana
bisa!"
『Kuhahahaha.
Moi- tak terkalahkan.』
Greater demon itu memukul beberapa pose
tubuh untuk menunjukkan bahwa ia
tidak terluka.
『Untuk
menghormati kekagumanmu, Moi-
akan memberitahu-mu
sekali lagi dasar orang bodoh. Moi- gembira.』
Mengabaikan si demon yang mengoceh, Yukel mengirimkan sebuah sinyal cahaya untuk
meminta bantuan dari ksatria Kigor yang bersiaga
di atas menara benteng dan untuk para mage termasuk si lightning geezer sebelumnya
untuk bekerja bersama-sama
dan casting sihir ke arah demon itu.
"Iona squad, maaf tapi aku harus
meminta-mu untuk bertarung
denganku."
Yukel berbicara kepada Iona dan para
gadis.
"Geh, yang benar saja ~"
"Lilio, itu perintah dari atasan
kita."
"Aku akan memberikan segalanya untuk
Yukel-sama."
Lilio tersenyum dengan kram di wajahnya,
sementara Iona yang serius menegur
dirinya.
Ruu yang memiliki sesuatu untuk Yukel
memberi hormat kembali dengan ekspresi gugup di wajahnya.
『Ini
adalah basis kami untuk invasi dunia manusia dan penaklukan [Dragon Valley]. Engkau manusia mungkin lebih
berharga daripada cacing, tetapi kami akan membiarkan-mu hidup sebagai ternak penghasil
miasma. Moi- bermurah
hati.』
Ksatria
Yukel dan ksatria
Kigor menyerang ke arah greater demon itu.
Dengan Iona squad mendukung mereka.
Kedua ksatria itu tampaknya menggunakan
obat akselerasi terlarang, mereka bergerak dengan kecepatan tidak manusiawi.
『Perjuangan
yang sia-sia. Moi- memberitahu.』
Greater demon itu dibalut dengan cahaya ungu menghindari kedua ksatria dengan obat
akselerasi dengan kecepatan yang setara dengan mereka.
Greater demon itu berputar di sekitar
punggung Yukel dan mengayunkan tinju
besarnya ke arah
kepalanya.
"Sacred Aegis."
Cahaya
biru dan cahaya ungu
bentrokan dengan intens di atas
kepala Yukel, mengusir tinju besarnya
pada akhirnya.
Holy magic Auna telah melindungi Yukel
dari serangan greater demon itu.
Pastinya hasil dari usaha seorang istri baru.
『Kurang
ajar. Moi- serius.』
Sebuah cahaya ungu membentang di atas
tubuh greater demon itu.
Pembuluh darah muncul di badannya yang
hitam legam, otot-ototnya menggembung.
『Rasakan
lah otoritas dewa -moi.
Moi- berakselerasi.』
Greater demon itu menendang Yukel dan Kigor
dengan kecepatan yang membuatnya seperti keduanya, yang masih dalam keadaan berakselerasi, telah
berhenti.
Itu
adalah sebuah akselerasi supersonik
melalui Skill Unik.
『Hukuman
yang sesuai bagi
kura-kura dungu.
Moi- mengutuk.』
Greater demon itu mengayunkan tinjunya ke bawah ke kepala Yukel yang jatuh——.
"WORYAAAAAAAAAA!"
"WAAAAAAAAAAAAA!"
Pedang Ruu dan Iona diayunkan ke arah greater
demon itu.
Kedua pedang mereka terhenti di antara
jari yang sama dari greater
demon itu.
『Lord kami, luar biasa. Aku- gembira!』
Para lesser demon yang masih hidup menunjukkan greater demon itu dengan pujian.
Sebuah panah yang dibalut dengan sebuah cahaya biru telah ditembakan di belakang greater
demon itu.
Lilio telah melepaskan sebuah tembakan holy arrow
dari sebuah crossbow buatan satou.
Lilio menggunakan kartu truf yang
diberikan Zena pada waktu yang tepat.
Tembakan ini sudah cukup untuk membunuh
sebagian besar monster.
Namun——.
『Moi-
terampil.』
Setelah melemparkan Iona dan Ruu dengan sebuah ayunan dari ekornya, greater demon itu melemparkan pedang yang
dicurinya dari Iona untuk menghancurkan holy arrow.
Pedang yang dilemparkan itu mendekati
Lilio.
Lilio segera melompat menjauh, tetapi dia
tidak bisa menghindar dengan sempurna dari pedang itu dan menderita sebuah luka besar di pahanya.
Sebuah pedang
kedua terbang ke arah Lilio.
"——Lilio!"
Tepat sebelum pedang mengenai dirinya, sesuatu terbang
dan meledak, mengubah lintasan pedang
itu pada saat terakhir.
John Smith berlari datang dan membawa Lilio pergi
di bahunya.
Di belakangnya, pengawal wanita cantik John Smith melindungi
keduanya dari lemparan batu
yang datang menggunakan sebuah gelang shield magic buatan
Echigoya.
"O guardian spirit kota Seryuu. Aku
perintahkan engkau
dengan namaku sebagai penguasa wilayah. Hancurkan musuh kotaku!"
Suara Earl Seryuu bisa terdengar dari kejauhan, kemudian pedang biru transparan menyaingi
dari sebuah sihir tingkat
lanjut menghujani greater demon itu
dari atas.
Diikuti dengan sihir yang
casting oleh si lightning geezer dan mage
lainnya menyerang ke arah greater
demon itu.
Dinding benteng di dekatnya retak dalam dari gelombang kejut
yang dihasilkan oleh sihir mereka.
『Kuha,
kuhahahahaha. Manusia, lemah. Sekarang setelah
Moi-
telah menerima protection dewa,
tidak ada lagi titik buta. Moi- tak terkalahkan.』
Greater demon itu terbungkus dengan sebuah cahaya ungu
berdiri tanpa perubahan apa pun.
Jika
saja nee-san dan Pahlawan-sama ada di sini——.
Bahkan ketika
menyiksa ketidakberdayaan dirinya
sendiri, ksatria Yukel mengerahkan martabat terakhirnya dari dirinya dan menelan
kata-kata itu di tenggorokannya.
『Tundukan dirimu, cacing. Moi- perintahkan engkau.』
Semua orang menginginkan suatu keajaiban ketika mereka
menatap pada greater demon itu.
Tolong kalahkan musuh ini, kami tidak mungkin
mengalahkannya dengan
diri kami sendiri.
——Checkmate.
Greater demon itu yang telah membanggakan tak terkalahkan dirinya terpotong menjadi dua
oleh sebuah pedang hitam legam sebelum ia bahkan bisa memproses apa
kata yang samar itu.
"...Pahlawan-sama."
Yukel bergumam.
Seorang anak laki-laki bertopeng sedang berdiri di luar kabut
hitam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...