※ Ini bukan sudut
pandang dari Satou. Sudut pandang dari orang ketiga.
"Oh ya? Saya
pikir ini tidak biasa bagi Sera untuk meminta bantuan saya, jadi itu
perbuatanmu?"
Di ruangan di
dalam villa
istana kerajaan yang
diberikan pada putri kekaisaran Saga Empire, Maryest, sebagai temannya, Ringrande
si [Skyshredding Witch] menyapa para tamu.
"Saya minta
maaf jika kelihatannya saya menyelinap padamu."
"Satou-san,
tidak perlu meminta maaf. Saya tidak ragu bahwa Ane-sama telah menyadarinya
saat saya memintanya untuk bertemu dengannya."
Selain meminta
maaf, Earl Satou Pendragon si [Demon Lord Slayer], [Miko Oracle] dari Kuil
Tenion dan juga adik perempuan dari Ringrande berbicara dengan nada kesal.
Kompleks Sera
terhadap kakak perempuannya kuat seperti biasanya.
"Dan jadi Satou,
karena kamu ingin bertemu dengan Mary, itu berarti kamu sudah memutuskan untuk
menikah denganku dan Mary?"
"Tidak——"
"Salah!"
Sebelum Satou
bisa menyelesaikannya, Sera dengan tegas menolak lelucon kakak perempuannya.
Ringrande tidak
tampak tersinggung sama sekali oleh sikap adik perempuannya, atau lebih
tepatnya dia terlihat begitu tidak gelisah. Itu untuk menggoda Sera.
Sebenarnya,
pikiran batin Ringrande dipenuhi dengan, “Rasa cemburu Sera sangat lucu.”
"Jadi, Earl
Pendragon, apakah kamu membutuhkan saya untuk sesuatu?"
Maryest yang telah
menyaksikan pertengkaran saudari dengan tatapan lelah menanyai Satou untuk
mengalihkan pembicaraan ke depan.
"Saya ingin
menanyakanmu tentang para pahlawan yang di
summoned ke sini setelah Hayato-sama pulang."
"Apakah itu
sangat penting sehingga kamu, yang seharusnya berada di bagian barat dari benua,
datang ke sini untuk bertanya pada saya tentang hal itu?"
Putri Maryest
bertanya kembali seolah dia sedang menyelidiki tujuan sebenarnya Satou.
"Ya, saya
bertemu dengan Pahlawan Seigi-dono di salah satu dari negara yang saya kunjungi
dan mendengar tentang pahlawan lain darinya, jadi saya tidak bisa berbuat
apa-apa kecuali ingin bertanya pada Maryest-sama tentang mereka."
"Apakah
kamu tidak bertanya pada Seigi-dono?"
"Tentu saja
saya bertanya , tapi informasinya agak terlalu subjektif ..."
"Yah, saya
kira begitu. Bagaimana dengan pelayannya?"
"Tampaknya
mereka memperingatkan terhadap saya."
Satou menggaruk
kepalanya dengan malu-malu.
Ketika dia
melakukan gesture itu, dia terlihat seumurannya tidak seperti suasana orang dewasa yang
biasanya, jadi Putri Maryest berpikir.
"Saya
memiliki tugas saya sebagai seorang putri Saga Empire. Apakah kamu sadar akan
hal itu?"
"Ya tentu saja,
saya sadar. Saya tidak akan menanyakan sesuatu seperti Skill Unik mereka atau
semacamnya. Saya hanya ingin mendengar apa yang Maryest-sama pikirkan tentang
kepribadian mereka masing-masing dan kesanmu pada mereka."
Putri Maryest
merenung sebentar setelah mendengar jawaban Satou.
"Baiklah. Lagipula
ini adalah permintaan dari seseorang yang mungkin menjadi calon suami saya.
Jika kamu baik-baik saja dengan hanya informasi yang tidak akan membuat Saga
Empire dirugikan, saya tidak keberatan memberitahumu."
"Terima
kasih banyak, Maryest-sama."
Putri Maryest
menawarkan Satou kursi.
Sambil
meninggalkan kedua saudari yang masih bertengkar sambil berdiri.
"Apa yang
ingin kamu ketahui?"
"Kalau
begitu, mari mulai dari kesanmu tentang para pahlawan."
"Itu pertanyaan
yang sangat tidak jelas. Yah, baiklah."
Maryest
menyilangkan kakinya yang berbentuk bagus.
Sayangnya, tidak
ada seorang pun di ruangan ini yang bisa mengagumi keindahan pergelangan
kakinya.
"Kesan saya
tentang empat pahlawan adalah bahwa ketidakmatangan mereka benar-benar
menunjukkan karena usia muda mereka, tetapi umumnya mereka adalah『Eksistensi yang mencintai keadilan』."
Ucapannya
tampaknya tidak terduga bagi Satou saat ia menatap mata Putri Maryest
seolah-olah sedang menyelidikinya.
Sera yang sedang
bertengkar dengan kakak perempuannya tampak khawatir dengan itu saat dia
meninggalkan kakak perempuannya dan duduk di sebelah Satou.
Dia semakin
dekat dengannya, tapi Satou sendiri sepertinya tidak memperhatikan hal itu.
"Kamu tidak
percaya itu?"
"Tidak,
pahlawan yang saya temui, Seigi, adalah seorang anak laki-laki yang cocok
dengan penjelasan Maryest-sama."
Putri Maryest
tertawa saat mendengar respon serius Satou.
Dia mungkin
menganggapnya lucu bahwa dia mengatakannya seperti orang dewasa sekalipun
keduanya dari mereka hanya berjarak sekitar dua tahun.
"Saya minta
maaf, saya tidak bermaksud mengejek Sir Pendragon."
Putri Maryest
dengan cepat meminta maaf pada Sera yang sedang marah.
"Apakah
kamu tahu bahwa ada empat pahlawan yang di
summoned kali ini?"
"Ya, sepertinya
itu adalah sebuah group summoning atau sesuatu di sepanjang garis itu."
Satou menegaskan
pertanyaan Putri Maryest.
"Jadi kamu
tahu. Group
summoning adalah sebuah fenomena
yang sangat luar biasa, tapi ada catatan tentang itu di masa lalu. Dalam sebagian
besar kasus, hanya ada satu pahlawan sementara orang-orang lainnya hanyalah
orang yang tidak bersalah, tapi summoning kali ini tidak biasa dalam semua itu keempatnya adalah
pahlawan. "
"Ada satu
yang tidak bertindak seperti seorang pahlawan sama sekali."
"Rin, orang
yang dipertanyakan masih belum dewasa. Bahkan Hayato itu adalah seorang anak
kecil dengan sikap cabul ketika dia pertama kali di
summoning."
Putri Maryest
seharusnya semuda seperti Pahlawan Hayato ketika dia di
summoning, tapi Satou tidak membahas itu dan diam-diam
mendengarkan kenangannya.
Tak lama, dia
selesai dengan itu dan kembali ke topik.
"Saya minta
maaf, saya membuatmu mendengarkan semua cerita yang tidak relevan ini——"
"Tidak, itu
topik yang cukup menarik."
Satou menjawab
Putri Maryest yang meminta maaf tanpa terlihat seperti dia tersinggung sama
sekali.
"Yang
pertama, Pahlawan Meiko. Kamu pernah bertemu dengannya dihadapan dirimu kan?
Seperti yang kamu tahu, dia seorang anak kecil yang bermasalah. Kecakapan
tempurnya sangat tinggi meskipun tumbuh di sebuah negara yang damai. Level
awalnya juga tinggi. Saya dapat menegaskan bahwa dia lebih kuat dari Hayato
ketika mereka pertama kali di summoning. "
Satou dengan seksama
mendengarkan Putri Maryest.
◇◇ ◆ ◇
◆◆
Mari memutar
kembali waktu sedikit —— ketika Divine Punishment para dewa baru saja dimulai.
"——Aku
tidak percaya si『Northern End Magic
Beast』yang disegel oleh pahlawan ratusan tahun yang lalu telah dihidupkan
kembali!"
"Berhenti ribut
dan bersiap untuk defense! Fortress-Eating Elephant akan segera melintasi gunung itu!"
"Jadi
bahkan Mountain
Wall dari Kaisar
Pertama yang dapat mencegah invasi Great Monstrous Fish (Tovekezeera) tidak
berarti melawan Fortress-Eating Elephant ..."
Di salah satu
benteng yang melindungi kota di pinggiran utara Saga Empire, seorang petugas
muda berteriak atas gerutuannya.
Garis pandang si
petugas muda yang sedang memandang tertuju pada pegunungan yang menjulang ke
utara.
"Yang mulia
Jendral, Great Monstrous Fish (Tovekezeera) dari laut utara tidak akan menyerbu
melalui barrier
yang dihancurkan Fortress-Eating
Elephant, kan?"
"Tidak
perlu khawatir, apakah itu Putri Ketiga Porikest? Orang itu telah pergi untuk
mengembalikan barrier, memimpin sebuah divisi sihir. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika
kita menyerahkannya kepada si Witch of Ice, yang dikatakan menyaingi si pelayan dari Pahlawan sebelumnya,
Putri Maryest. "
Si jenderal
dengan sungguh-sungguh mengangguk sambil membelai jenggot putihnya.
Tak lama, sebuah
riak dari cahaya yang tampak seperti sebuah aurora muncul di atas pegunungan
dan merebahkan diri.
"Ini
dia..."
"Tampaknya Yang
Mulia telah berhasil mengembalikan barrier."
"Yea, itu
akan sangat membantu jika dia membunuh si beast ketika dia berada di sana..."
"Ada sebuah
legenda yang mengatakan bahwa Fortress-Eating Elephant dilindungi oleh sebuah rock
body yang kokoh dan magic
wall yang kuat. Bahkan Yang Mulia pun
tidak dapat berharap untuk mengalahkan hal seperti itu oleh dirinya
sendiri."
Si jenderal menatap
seorang gadis berambut hitam yang berdiri tegak di atas menara yang merajalela.
"Kecuali
mereka seorang pahlawan, ya?"
"Ya——"
Si petugas staff
mengangguk pada si jenderal sambil tampak khawatir pada kepercayaan mereka yang
disebut pahlawan dan gadis muda Meiko.
Sementara tidak
ada yang menyangkal kata-katanya, Fortress-Eating Elephant muncul dari luar pegunungan,
menerobos garis defense Saga Empire dan mendekati kota utara.
"——Itu
adalah Fortress-Eating Elephant, ya."
Fortress-Eating
Elephant yang membanggakan batu sebagai kulit luarnya maju sementara dengan
mudah memotong golem kelas sembilan meter di kiri dan kanan.
Kulit luarnya
terbungkus cahaya biru berkilauan, tidak seperti armor pahlawan.
"Ia akan segera
memasuki jarak tembakan. Para magician dan magic artillery besar harus
menembakkan tembakan mereka."
Fire
magic dan wind magic tingkat
lanjut ditembakan oleh para royal court magician yang dikirim dari Ibukota Kekaisaran, dan magic
artillery cannon besar
tersebar begitu mereka berhasil melewati magic wall Fortress-Eating Elephant.
"Apa yang
terjadi?"
Si jendral tidak
tahu bahwa kristal Adamantite pada kulit Fortress-Eating Elephant memecah
kekuatan sihir yang sudah berkurang dari magic wall-nya.
Laju
Fortress-Eating Elephant yang tampaknya tak terbendung terhenti.
"Itu
pahlawan! Pahlawan Meiko-sama akan bertarung!"
Tidak ada serangan
dari belalai elephant atau blizzard breath yang bisa merampas Pahlawan Meiko.
Itu adalah
kekuatan dari Skill Uniknya, [Unrivaled Agility (Never Get Hit)].
Dan dengan
kekuatan lainnya yang diberikan oleh Dewa Parion, [Strongest
Katana (Nothing cannot be cut)],
dia memotong salah satu kaki Fortress-Eating Elephant, namun, damage tampaknya
telah berkurang karena perbedaan dalam ukuran.
"Ap-apa
itu?"
Pahlawan Meiko
mengambil beberapa jarak dan mulai bersinar biru.
Dan kemudian
cahaya biru difokuskan ke pedangnya.
"OOOOOOOOHHHHH"
Pemandangan yang
diamati oleh si jendral dan yang lainnya adalah sebuah tebasan dari
huge
blue sword pada Fortress-Eating
Elephant, menerima damage besar.
Pahlawan Meiko
tidak berhasil memotongnya menjadi dua, tapi dia terus memotongnya tanpa henti,
dan akhirnya mengalahkan Fortress-Eating Elephant.
"Jadi ini
kekuatan dari para pahlawan ..."
"Pahlawan
sebelumnya, Hayato-sama, cukup kuat, tapi saya tidak berpikir Pahlawan
Meiko-dono dengan cara apa pun yang lebih rendah. Saga Empire akan tetap damai
selama kita memiliki para Pahlawan-sama yang dianugerahkan oleh Dewa Parion berada
di pihak kita."
Kata-kata si jenderal
tercampur di antara sorakan untuk si pahlawan.
Saat dia melihat
Pahlawan Meiko yang pingsan karena terlalu sering menggunakan kekuatannya sedang
dirawat oleh para pelayannya.
Sepertinya dia
terlalu memaksakan diri.
Ini tepat
sebelum dia diberi oracle yang membawanya menuju Weasel Empire.
◆◆ ◇ ◆
◇◇
"Bagian di
mana dia tidak tahu batasnya sendiri sangat mengganggu, tapi menurut saya
kekuatan Pahlawan Meiko adalah sebuah luka di atas yang lain."
"Tidak
seperti Hayato, dia tipe yang bergegas melewati musuh satu demi satu tanpa
henti, mungkin fakta bahwa tidak ada para pelayan yang bisa mengikuti dia di
medan perang adalah kelemahannya di sini."
Untuk
mengimbangi kekurangan seperti itu, Nona Ringrande sementara terdaftar dalam
kampanye-nya menuju Weasel Empire.
"Rusus dan
Fifi akan menjadi sempurna, tapi mereka berdua telah pergi dan meninggalkan
Saga Empire sebelum mereka bertemu dengan Pahlawan Meiko."
Para pelayan Pahlawan
Hayato yang meninggalkan Saga Empire, Rusus dan Fifi, tampaknya berkeliling
negara-negara badai di bagian barat dari benua.
"Apakah itu
merangkumnya untuk Pahlawan Meiko?"
"Benar.
Jika kamu mau memberitahu saya tentang Pahlawan Seigi."
Putri Maryest
menyeruput cangkir untuk memuaskan dahaganya.
"Pahlawan
Seigi tidak benar-benar cocok untuk pertempuran. Jika saya harus mengatakannya,
saya kira dia tipe yang hanya bisa menunjukkan nilai yang sebenarnya dengan
berpasangan dengan Pahlawan Meiko atau Pahlawan Yuuki, mungkin?"
◇◇ ◆ ◇
◆◆
Ini waktu ketika
Satou dan gadis-gadis mengunjungi Sania Kingdom untuk trial——
"Ketemu!
Ada sarang di selatan-barat daya. Sebuah kelompok besar dari underground
monster, berjumlah
setidaknya empat digit."
"Itu banyak
.... Ini juga dekat dengan Sania Kingdom, kemungkinan itu adalah sebuah sarang dari
Sand Scorpion."
Si pelayan petugas
sipil membuat tebakan dari laporan Pahlawan Seigi sambil melihat peta.
Kemampuan pencarian
musuhnya sama menakjubkannya seperti biasa, begitulah pemikiran si petugas.
Bahkan kombinasi
dari wind magician dan earth magician level tinggi tidak bisa mendeteksi sejauh ini.
"Selatan-barat
daya, maksudmu di sekitar sandstorm di sana?"
"Sandstorm? Saya tidak melihat apapun '?"
"Jema
memiliki pemandangan yang bagus. Kamu seharusnya bisa melihatnya juga dengan Distant
View."
Si pelayan petugas
sipil mengatakan pada si bridge tentang arah melalui tabung bicara, untuk memeriksa
penyelidikan Pahlawan Seigi dengan mata kepala mereka sendiri.
"Anda luar
biasa, Seigi. Tak disangka Anda menemukan sebuah sarang dari monster
tersembunyi di bawah tanah dari jarak ini."
"Chellis,
sepertinya Moryu ingin mengatakan sesuatu."
Pelayan
Rabbitkin, Jema, mengatakan hal itu pada si pelayan petugas sipil, Chellis.
Pelayan Moryu
yang mengenakan jubah royal court magician menjatuhkan tudungnya bahkan lebih rendah saat dia
melihat si pelayan petugas sipil sambil berperilaku seperti orang yang mencurigakan.
"Ada apa,
Moryu?"
"Err, umm,
i-itu bukan masalah besar, umm——"
"Saya tidak
keberatan meskipun itu bukan apa-apa. Bahkan jika itu tentang bagaimana
menurutmu pasir gurun memiliki warna yang berbeda, atau bagaimana awan itu
terlihat seperti roti yang kita makan sore ini."
Meskipun dia
sulit ditangani, si pelayan petugas sipil sepenuhnya mempercayai pengetahuan
sihir Moryu.
"Ba-barriernya, te-telah, terbuka. Ba-bagian lainnya juga
compang-camping, tapi ada satu dengan sebuah lubang yang dibuat rapi di
sana."
Pelayan Moryu
menyelesaikan laporannya di dalam kepalanya sambil tergagap-gagap saat dia
memberikannya.
"Mungkin,
seseorang telah melanggar? Menurut legenda, seharusnya ada monster kuat yang
disegel di dalamnya sejak zaman mitos, si『Land
king』... Seigi, apakah Anda ingat kehadiran dari Fortress-Eating
Elephant yang Pahlawan Meiko bunuh sebelumnya? "
"Yeah, aku ingat,
dan?"
"Coba cari
sesuatu yang lebih kuat dari itu."
"Tidak ada
yang seperti itu, kamu tahu?"
Dia meminta
pahlawan Seigi yang langsung berbicara kembali, “coba lagi” dengan senyuman
menyeramkan di wajahnya.
"A-aku
mengerti——"
Cahaya biru
bersirkulasi di tubuh Pahlawan Seigi.
"Hmm, tidak
ada apa-apa —— ah, tunggu. Ada sesuatu di sana. Ini seperti kare panas super pedas
di dalam sebuah kantung retort. Aku tidak benar-benar mengerti, tapi kemungkinan
sangat berbahaya."
"Saya ingin
tahu apakah itu adalah 『Land
King』yang disegel?"
"Chellis,
laporan dari bridge,
mereka melihat sebuah sand ship Sania Kingdom di belakang sebuah batu."
Setelah berpikir
sebentar, si pelayan petugas sipil sampai pada kesimpulan bahwa itu mungkin
pemeriksaan rutin oleh personel Sania Kingdom.
"Kita
seharusnya tidak perlu melibatkan diri kita ke dalam masalah Sania Kingdom.
Mari laporkan apa yang Seigi temukan pada Sania Kingdom."
"Eeh, kita
tidak akan membunuhnya? Aku bisa mengalahkannya dengan『Sword of Condemnation (Justice Wins) 』yang aku dapatkan
dari Parion-sama, aku memberitahu-mu. Ayo ambil beberapa exp, ayolah."
Sejak ia
mengalahkan satu demon kelas menengah dalam satu serangan, Pahlawan Seigi telah
mengembangkan sebuah kecenderungan untuk melebih-lebihkan Skill uniknya.
"Itu
mungkin ide yang bagus jika hanya ada satu musuh dan tanpa orang-orang Sania
Kingdom di sekitarnya, tapi lokasinya tidak ideal."
Dan bahkan
sebelum itu, si pelayan petugas sipil menemukan bahwa pahlawan Seigi sendiri
mungkin tidak bisa menang melawan sebuah monster kelas legendaris dari zaman
mitos.
"Ada banyak
dari Sand Scorpion telah memposisikan dirinya di sekitarnya juga."
"Ya,
Pahlawan Meiko dan Pahlawan Yuuki seharusnya bisa menangani mereka, tapi itu
mustahil bagi Seigi."
"Kamu
mengatakan aku lebih lemah dari mereka berdua?"
Pahlawan Seigi
cemberut setelah mendengar ucapan para pelayan.
"Anda salah
paham. Ini masalah kompatibilitas."
Si pelayan
petugas membuat tindak lanjut.
"Saya yakin
Seigi bisa mengalahkan sebuah musuh kuat lebih mudah daripada Pahlawan Yuuki
jika sendirian. Namun, ada terlalu banyak dari mereka dalam kasus ini."
Si pelayan
petugas sipil telah mengoreksi untuk tidak menyebutkan Pahlawan Meiko di sini.
"Mari minta
Pahlawan Yuuki untuk berurusan dengan Land king dan juga monster
clean-up saat dia berada
di sana."
Si pelayan
petugas sipil tidak berpikir bahwa Pahlawan Yuuki dapat mengalahkan monster
kelas legendaris meskipun dia sangat mampu menangani gorengan kecil.
Pahlawan Yuuki
mungkin akan gagal, dan kemudian keempat pahlawan akan dipaksa untuk
menggabungkan kekuatan mereka.
Dengan
perhitungan si pelayan petugas sipil, Seigi yang tidak pandai bertarung harus
mulai mencari cara untuk mendapatkan keuntungan dari sesuatu tanpa melakukan
banyak hal.
"Boo, ini
selalu tentang Yuuki."
"Seigi,
kekuatan Anda bukan untuk mengalahkan gorengan kecil. Kekuatan Anda demi untuk membasmi
demon lord."
Dia dengan erat
memeluk pahlawan Seigi yang mengeluh untuk membuatnya goyah.
Sebagai seorang
remaja di masa pubertas tanpa pengalaman tentang wanita(seksual), dia sama
sekali tidak memiliki cara untuk melawan kelembutan.
◆◆ ◇ ◆
◇◇
"Yah, orang
itu tidak bisa membaca suasana, tapi dia adalah pahlawan yang paling membantu
selama kegemparan Divine Punishment."
Berkat dia,
mereka tidak harus mengirim pengintai terlalu jauh dalam misi berbahaya, dan
karena mereka dapat menangkap pasukan yang dibutuhkan untuk menghentikan sebuah
luapan, mereka dapat mengerahkan pasukan yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit.
"Yuuki juga
tidak biasa untuk seorang pahlawan, meskipun tidak sebanyak Seigi."
"Tidak
biasa?"
"Ya, dia seorang
pahlawan tipe magician."
Ketika Nona
Ringrande dan Putri Maryest hendak membicarakan tentang pahlawan ketiga, para maid
membawa nampan yang mengeluarkan aroma manis masuk ke ruangan.
"Mereka
adalah hadiah dari Sir Pendragon."
Para maid
menyiapkan teh dan manisan di atas meja setelah maid pribadi Putri Maryest
berkata demikian.
"Ini
manisan yang dibuat khusus oleh Satou. Mari berbicara tentang pahlawan setelah merasakannya."
"Wah?
Bukankah onee-sama menyukai minuman keras lebih dari manisan?"
Sera membuat
pernyataan sarkastis pada Nona Ringrande yang bersenandung.
"Manisan yang
dibawa Satou sama sekali tidak seperti manisan biasa, aku menyukainya kamu
tahu?"
Nona Ringrande
menggoda adik perempuannya dengan memberikan intonasi yang berarti di bagian “menyukainya”.
"Dengan
semua manisan ini, rasanya terlalu membosankan hanya membicarakan tentang
pahlawan yang belum dewasa. Lagipula kita memiliki kesempatan ini, apakah kamu
mau menceritakan pada kami cerita tentang permulaan cinta Sera-dono dan Sir
Pendragon?"
Mencari cerita
yang lebih manis, putri Maryest yang telah mengisi mulutnya dengan sesendok
penuh cake membicarakan tentang Sera dan Satou.
Di balik
wajahnya yang tenang didukung oleh skill Poker Face, Satou sedang mempersiapkan
sel otak abu-abu-nya untuk membuatnya keluar dari kesulitan ini.
Namun, mata
bersemangat dari ketiga orang memberitahunya bahwa tidak ada yang bisa melarikan
diri dari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...