※ Ini bukan sudut
pandang dari Satou. Sudut pandang dari orang ketiga.
" —— Apakah kamu
keberatan jika kita kembali membicarakan tentang para pahlawan?"
Satou, yang telah
selesai menceritakan cerita saat dia bertemu dengan Sera setelah didesak oleh para
wanita yang menyukai cerita romantis, mengarahkan kembali ke topik yang ada di
tangan.
"Oh ya,
maafkan saya. Saya kehilangan diri saya karena kisahmu sangat menarik. Kita
berbicara tentang Pahlawan Yuuki selanjutnya, kan?"
"Aku pikir
kita berada di bagian tentang Yuuki sebagai seorang pahlawan tipe magician yang
tidak biasa."
Ringrande
menegaskan Maryest.
"Dengan itu
maksudmu, dia mampu menggunakan sihir yang kuat seperti Maryest-sama?"
"Saya yakin
bahwa saya tidak akan kalah dalam keahlian saya, lightning magic, tapi
sayangnya, saya benar-benar kalah dalam flame magic. Namun, karena si pahlawan
masih belum berpengalaman dalam pengendalian mantra dan presisi, saya kira saya
masih keluar di atasnya ketika melawan musuh dengan kemampuan anti
magic yang kuat atau
seseorang yang kuat dalam pertarungan satu lawan satu. "
Maryest menjawab
pertanyaan Satou.
"Yah, tidak
ada magician yang lebih baik dalam memusnahkan musuh besar daripada
Yuuki."
"Itu hanya
kekuatan yang diberikan oleh Dewa Parion."
Mendengar
keduanya, Satou teringat akan Meteor Shower-nya, dan merasa aneh bersimpati pada
si pahlawan, berpikir, “Pasti sulit untuk digunakan.”
"Jadi orang
macam apa Pahlawan Yuuki-sama ini?"
"Dia telah
membuat beberapa pernyataan yang benar sendiri, bagaimanapun, dia sangat ingin
belajar hal-hal baru dan sangat antusias tentang pelatihan."
Maryest secara
tidak langsung menjawab pertanyaan Satou dengan implikasinya.
Satou sendiri
merasa seperti dia memahami tentang kepribadian Pahlawan Yuuki dari jawaban dan
anggukannya.
◇◇ ◆ ◇
◆◆
"Apa-apaan
ini? Kenapa ada begitu sedikit monster di sini?"
Di atas kapal
yang mengambang di atas lautan pasir kecil, Pahlawan Yuuki mengomel pada pelayannya.
"Sebuah pencarian
oleh wind magician juga hanya menghasilkan beberapa kumpulan monster."
"Sialan
Seigi yang tidak berguna."
Dengan Yuuki
yang menggerutu di atas kapal, airship menuju ke ibukota Sania Kingdom untuk
mengisi persediaan.
" —— Apa
itu?"
Di barisan depan
dari para bridge yang ribut, Pahlawan Yuuki sedang melihat sebuah mayat
dari sebuah gigantic monster yang terjebak di pelabuhan ibukota.
Tubuhnya sangat gede,
para golem yang saat ini sedang membongkarnya terlihat seperti biji wijen dari kejauhan.
"Meiko
tidak datang kemari kan?"
"Ya,
seharusnya memang begitu."
"Tidak
mungkin Seigi yang melakukan ini, kurasa masih ada seseorang yang kuat di dunia
ini."
Pahlawan Yuuki
menyeringai.
Tak lama,
seorang pelayan wingkin yang ditugaskan untuk mengumpulkan informasi di
lapangan telah kembali.
"Beri aku
laporanmu, Michael."
Pahlawan Yuuki
dengan angkuh memberikan perintahnya tanpa kata terima kasih pada si pelayan
dengan bulu berwarna-warni.
"Nama saya
Mieka."
"Yeah yeah,
laporkan."
Bahkan sambil menghela
nafas di hadapan Pahlawan Yuuki yang terus memanggilnya Michael tidak peduli
seberapa seringnya dia mengoreksinya, si petugas wingkin menyampaikan informasi
yang dia dapatkan pada si pahlawan dan rekan-rekannya.
"Itu adalah
mayat dari sebuah ancient monster bernama『Land
King』yang『Ancient King Dog-Head』
diperintahkan selama era mitos."
"Sebuah
mythical
monster,
ya."
"Pasukan Devil
God..."
Para pelayan
lainnya tidak bisa menyembunyikan kejutan mereka ketika mereka mendengar
laporannya.
"Saya sendiri
sudah membaca beberapa mitos tentang Land King. Bukankah monster itu lebih kuat
dari rata-rata demon lord?"
Si pelayan
menegaskan pertanyaan Yuuki.
"Siapa yang
membunuhnya?"
"Shiga
Kingdom————"
"Pahlawan
Nanashi?"
Si pahlawan
membuat sebuah tebakan dari seseorang yang mampu melakukan hal seperti itu
sementara si pelayan wingkin akan menjawab.
"Tidak, itu
si Demon Lord Slayer, Earl Pendragon."
Pahlawan Yuuki
ingat bahwa itu adalah nama dari iblis seksual yang pernah bertemu dengan Meiko
di sebuah cafe.
"Orang
Jepang yang berpura-pura menjadi Arthur, ya ... Ow, sisiku."
Meskipun dia
belum pernah bertemu dengannya sebelumnya, Pahlawan Yuuki memegang persaingan
aneh dengan si demon lord slayer.
"——Huuh? Tidakkah
kamu berpikir bahwa ia baru saja bergerak?"
Sebuah bagian
dari Land king bergerak di depan mata Pahlawan Yuuki.
Suaranya tidak
dapat mencapai sejauh ini, tetapi para golem dan pekerja yang membongkar mayat
bergegas pergi ke segala arah saat mayat yang bergerak mulai menghancurkan
bangunan.
"Undead
Land King?"
Segera setelah
suara dari bangunan hancur mencapai dia, Pahlawan Yuuki menggumamkan hasil dari
skill [Analyze] yang dia dapatkan dari Dewa Parion.
"Apakah
seseorang mengubahnya menjadi undead atau sesuatu?"
"Itu
mungkin perbuatan demon."
Pahlawan Yuuki
menjilati bibirnya ketika dia mendengar jawaban para pelayan.
"Aku ingin
menguji sihirku padanya."
"Anda tidak
boleh, Yuuki."
"Evakuasi
semua orang ke bawah."
Pahlawan Yuuki
menepis peringatan si pelayan dan pergi ke dek.
"Tolong
tunggu sebentar sampai airship sampai ke sisi."
"Percepat."
Pahlawan Yuuki
menarik keluar holy sword Laevateinn yang dia ambil dari [Inventory]-nya.
"Buff-kan aku dengan support magic. Bukan yang defensive. Hanya yang meningkatkan kekuatan sihir. Lalu,
masukkan semua sisa manamu ke dalam milikku."
Para pelayan casting buff magic pada si pahlawan sementara airship bergerak ke sisi
Undead Land King.
"Ayo
lakukan ini, kekuatan penuh —— hei kalian, masukkan beberapa semangat ke
dalamnya!"
Pahlawan Yuuki
berteriak pada si pelayan yang berdiri di belakangnya.
Mereka banyak
sekali. Tidak seperti pahlawan lainnya, banyak dari yang level 30.
"Household
Tuning (Everyone to me)."
Tubuh Pahlawan
Yuuki terbungkus dalam cahaya biru yang kemudian menghubungkan ke para pelayan
di belakangnya.
Para pelayan mengeluarkan
suara kesakitan.
Cahaya itu juga
meluas ke arah mesin utama dari airship, menyerap sejumlah besar dari mana.
"Unlimited
Range (Anywhere no matter how far)."
Sekali lagi,
cahaya biru membungkus Pahlawan Yuuki dan holy sword Laevateinn yang dia pegang
tinggi-tinggi.
Pahlawan Yuuki
tidak bisa dihentikan bahkan oleh airship yang sekarang meluncur perlahan-lahan.
"Romantic
Explosion (Glory along with my name)."
Cahaya biru
ketiga menyelimuti Pahlawan Yuuki.
Itu adalah sebuah
flame seperti cahaya yang intens.
Para pelayan di
belakang Pahlawan Yuuki telah jatuh ke dek.
"<< INCINERATE>>
Laevateinn!"
Sebuah
red
flame meniup ke arah
langit naik dari holy sword Laevateinn begitu dia membacakan holy verse.
Flame
merah dan biru bergabung
bersama menjadi flame ungu keji yang membakar langit.
"——MAKAAAAAAAAAAN
INIIIIIIIIIIII!"
Dengan ayunan dari
swordnya, ledakang flame ungu dengan kasar bergerak maju.
Flame
itu menelan tubuh Land king
yang jauh di luar jangkauan normal di kejauhan, menenggelamkannya ke dalam hellfire.
"Kukukuku,
aku kuat. Sihirku bahkan menerbangkan mythical monster."
Sambil diterangi
oleh cahaya terbakar dari flame merah dan biru, Pahlawan Yuuki tertawa terbahak-bahak dengan
lututnya saat dia menempel pada holy swordnya di dek.
Cahaya ekstasi
tinggal di matanya yang suram.
Mungkin, spellcaster
yang telah mengubah Land
king menjadi undead tidak berpengalaman karena defensive power dan health Undead Land King jauh di bawah status
kehidupannya, namun ia masih merupakan sebuah monster yang tidak bisa
dikalahkan oleh sihir biasa.
Kekuatan api
dari flame
yang dilepaskan si Pahlawan
barusan bahkan mungkin melampaui mantra terlarang dari flame magic, [<<
White Inferno >>].
◆◆ ◇ ◆
◇◇
"Keinginannya
untuk diakui mungkin sedikit lebih kuat daripada yang lainnya, tapi yah, dia
pada umumnya anak yang baik. Kecenderungannya untuk tergesa-gesa tidak seperti
Meiko, tapi aku yakin itu bisa diperbaiki begitu lama pada orang lain
merawatnya."
Ringrande tidak
mengatakan dengan keras siapa yang dia bandingkan dengannya, tetapi semua orang
di sini tampaknya menebak benar siapa orang itu.
"Awalnya
dia berkeliling menyemburkan flame sembarangan ke mana-mana seperti seorang pyromaniac,
tapi setelah kami memberinya beberapa pelayan yang dapat diandalkan, dia
menjadi lebih baik."
Menurut Satou
bahwa Pahlawan Seigi juga memiliki beberapa pelayan yang bisa diandalkan dengannya.
"Saya tidak
begitu mengenal pahlawan terakhir, Fuu."
"Saya ingat
dia anak yang pemalu yang tidak bisa mengadakan percakapan dengan baik."
Pahlawan Fuu
kesulitan berkomunikasi, Satou membuat sebuah mental note.
"Kemampuannya
adalah tipe pengintai, namun untuk beberapa alasan, dia berusaha sangat keras
untuk mempelajari sihir, kan?"
"Ya,
bakatnya untuk elemental magic ternyata tidak bagus, tapi dia ahli dalam Sou —— Summoning
magic."
Satou menyadari
bahwa Maryest akan mengatakan [Soul Magic] dan mengoreksi dirinya, tetapi dia
tidak akan melanjutkannya lebih jauh.
◇◇ ◆ ◇
◆◆
"Kehya,
kehya kehya kehya."
Tawa seperti
kejang-kejang di tempat seperti kuil redup, adalah Fuu si [Pahlawan Parion]
yang seharusnya tidak berada di tempat seperti ini.
"Familiar regal
kami, Vampire Knight, tidak
ada bandingannya!"
Didepan garis
pandang Pahlawan Fuu adalah Vampire Knight yang bertarung tanpa memakai apapun
seolah-olah untuk membual tubuh indah mereka.
Mereka melawan
monster yang di summoned oleh Pahlawan Fuu.
Meskipun dia
sendirian di sini, dia tampaknya memiliki kebiasaan untuk menyebut dirinya
dengan “we” dan “our”.
Cara dia
tiba-tiba berteriak dengan keras di antara suara kaburnya yang biasanya mungkin
adalah kebiasaan lain dari Pahlawan Fuu.
"Level kita
naik sekali lagi. Dan sekarang, mendaur ulang dari monster yang mati——"
Pahlawan Fuu
menatap mayat dengan curiga, lalu mayat-mayat kembali menjadi undead.
Itu pasti perbuatan
dari Soul Magic [Animate Undead] yang di
casting tanpa sebuah chanting.
" —— Round Kedua. Pergi taklukan mereka
lagi."
Sesuai perintah,
para Vampire Knight menuju ke monster yang dihidupkan kembali sebagai undead.
"Satu
peleton dari Vampire Knight level 50 seharusnya selesai pada akhir hari ini
setelah 100 set lagi."
Sambil bergumam
sendirian, Pahlawan Fuu men-summoned lebih banyak monster dan menawarkan leher mereka pada para
Vampire Knight.
"Kita akan
menaikkan level kita begitu sebuah peleton dari Vampire Knight level 50 selesai."
Sebuah gelang
yang terbuat dari Blue Crystal telah dipakai pada si Pahlawan Fuu yang
kehya
kehya(tawa).
"Kita punya
banyak dari mana selama gelang ini ada pada kita."
Itu adalah sebuah
gelang terminal
device untuk City Core
yang awal seharusnya tidak jatuh ke tangan seorang pahlawan.
"Setengah
dari jumlah besar dari Mana Saga Empire adalah untuk kita gunakan dengan bebas
sesuka hati."
Pahlawan Fuu
tersenyum puas dan kemudian bergumam pada dirinya sendiri, “Kita akan
menciptakan sebuah pasukan yang tak terkalahkan.”
"Fuu-han,
kamu di sana?"
Jantung Pahlawan
Fuu hampir melompat keluar dari mulutnya ketika dia mendengar suara seseorang
dari sebuah ruang kosong.
"...Yea."
Pahlawan Fuu
merasa lega ketika dia berbalik dan melihat wajah yang dikenalnya.
"Oh itu
kamu."
Pahlawan Fuu
bergumam dengan sangat pelan.
Dia dengan
ragu-ragu melihat ke arah pihak lain.
"Satu hari
lagi, paradise
zombie lainnya di sini, aku
mengerti."
"Ja-Ja-Jangan
salah paham! Mereka un-undead, bukan zombie."
Dia menjadi
sangat marah, tampak seperti dia orang yang berbeda.
Titik didih(tekanan
darah) Pahlawan Fuu tampaknya sangat rendah.
"Oh
menakutkan, menakutkan. Tenanglah."
Bagi Pahlawan
Fuu, seseorang dengan dialek Kansai palsu ini sepertinya memprovokasi dia
sebagai gantinya.
"Se-se-selama
kamu mengerti."
"Aku di
sini untuk mengambil pot lainnya atau selusin dari Vampire Mosquitos."
Seseorang ini kemari
untuk pot gerabah besar(gendi) yang berbaris di sudut ruangan setelah dengan
senang melihat Pahlawan Fuu yang memasang keberanian.
"La-lakukan
sesukamu."
"Apa ini?
Hanya ada, seperti, tiga pot di sini."
"Ap-apakah
itu tidak cukup? Ta-tapi tiga seharusnya banyak, bukan? Tidak tahu jika kamu
menggunakannya sebagai sebuah bahan untuk magic potion atau sesuatu——"
Pahlawan Fuu
berkata begitu seperti dia mengeluh pada orang tersebut karena menghalangi quest-nya untuk naik level.
"Apa yang
kamu katakan?"
"Hiiiii "
Pahlawan Fuu melangkah
mundur dengan wajah pucat dari suara yang dalam.
"Achaa, aku
baru saja check-in jadi aku tidak mendengar-mu pertama kalinya, tahu. Jangan
sampai kakiku kedinginan sekarang."
"A-aku
tidak."
Pahlawan Fuu
mencoba menggertak sebaik mungkin sambil gemetar, tetapi itu tidak berhasil
pada lawannya saat dia melambaikan tangannya yang gemetar.
"Benaar.
Tolong siapkan selusin pot sampai minggu depan. Sebuah
epidemic telah menyebar di bagian barat dari benua, kamu tahu.
Bisakah aku mendapatkan cukup obat."
"A-aku
mengerti. Aku akan membuat mereka."
"Toloong.
Kamu bisa menggunakan mana sebanyak yang kamu mau, tapi berhati-hati dengan
retakan pada barrier Yuika-chan saat kamu mengedarkan mana, yea. Kamu harus memastikan untuk
menahan diri karena ini adalah sebuah barrier tua."
"Ti-tidak
perlu mengingatkanku, itu lagi."
Pahlawan Fuu gemetar
dengan mengangguk sambil berbisik “Siapa sih itu Yuika” di dalam mulutnya.
"Baiklah
kalau begitu, terus lakukan itu, yea."
Orang tersebut
menghilang di udara tipis seperti ketika dia pertama kali datang.
"... Sialan
dialek Kansai palsu."
Pahlawan Fuu
mengucapkan kata-kata itu ketika dia yakin orang tersebut telah pergi untuk
selamanya.
Punggung Pahlawan
Fuu basah kuyup karena keringat.
Bahkan bagi
Pahlawan Fuu yang unggul dalam pengintai —— atau lebih tepatnya, assassination, ia adalah seseorang yang tidak bisa dia anggap
enteng.
◆◆ ◇ ◆
◇◇
"——Saya
pikir itu harus menutupinya?"
"Yea."
Ringrande
memberikan penegasannya pada Maryest.
"Yah,
mereka bisa sangat tidak dewasa, tetapi mereka semua anak-anak yang baik."
Ringrande
menutup topik itu.
"Ngomong-ngomong,
hanya beberapa hari yang lalu, Arisa yang bersama dengan Mito-sama dan Shistina-dono
datang ke sini dan membual tentang gaun baru yang mereka dapatkan dari-mu untuk
komisi bagi mereka——"
Menurut Satou, “Itu
tidak biasa bahkan untuk Arisa.”
"Saya minta
maafkan, dia masih anak-anak."
"Ufufu, saya
tidak keberatan tentang hal-hal seperti itu. Gaun mereka sangat indah, itu
membuat saya menginginkan satu untuk diri saya sendiri."
Maryest menatap
Satou dengan senyuman penuh penggoda.
"Kalau
begitu, saya akan meminta Arisa untuk memesan gaun Maryest-sama juga."
"Sa-Satou-san!"
Sera mencoba
untuk memotong Satou yang dengan mudah membuat janji tanpa berpikir, tapi dia
tetap diam ketika Satou bertanya kembali, “Apakah ada yang salah?”
Tampaknya Sera
tidak berniat menyodoknya sendiri.
"Oh ya,
maaf membuatnya terlihat seperti saya memaksakanmu."
"Satou.
Hanya Mary?"
"Ane-sama!"
Sera berdiri
dari tempat duduknya setelah mendengar lelucon kakak perempuannya.
"Ada apa
Sera? Apakah kamu akan meninggalkanku, hanya aku?"
Ketika Ringrande
berbisik, “Meninggalkan semuanya sendirian, aku mungkin akan mengatakan sesuatu
yang kesepian”, pada Sera yang terdiam sepenuhnya.
"Bolehkah
aku? Satou."
"Tentu
saja, Ringrande-sama akan mendapatkan miliknya juga."
Satou dengan
sukarela menyetujui Ringrande yang mengambil kesempatan untuk menuntutnya.
"Oh ya? Apakah
kamu yakin?"
"Ya. Tolong
pikirkan itu sebagai permintaan maaf untuk masalah yang Arisa dan yang lainnya
sebabkan, saya belum menunjukkan padamu penghargaan saya atas informasi kali
ini."
"Apakah
informasi kecil ini cukup bagus?"
Satou
mengiyakan, "Tentu saja", untuk menjawab Maryyn yang cekikikan(tawa).
"Saya akan
menantikannya dengan antisipasi."
"Saya juga,
saya tidak sabar."
Melihat senyuman
pada keduanya, Satou berpikir suatu kesan yang tidak pantas bagi dirinya
sendiri, “Apakah gaunnya terlihat sebagus itu?”
Tidak lama
kemudian dia menyadari arti kata-kata mereka——.
◇
"Aku
kembali ~, aku sudah pergi dan bertanya pada Sete tentang itu."
"Terima
kasih, Mito. Kamu sangat membantu."
Hikaru yang
pergi pada raja (Sete) dan perdana menteri dalam penyelidikannya telah kembali di
hadapan Satou dan Sera yang sedang bersantai di Solitary Island Palace.
"Sepertinya
mereka memperlakukan Pahlawan Seigi seperti sebuah plane patroli."
"Apakah dia
seperti sebuah detektor jarak jauh untuk demon?"
"Yup,
sesuatu seperti itu. Dan begitu dia menemukan demon, Pahlawan Yuuki akan
dikerahkan dan kemudian menghancurkannya dari jauh."
Informasi dari
divisi intelijen Shiga Kingdom mirip dengan yang Satou dengar dari Maryest,
tetapi ada beberapa perbedaan karena perbedaan posisi mereka.
"Tapi
karena jangkauan Pahlawan Yuuki cukup luas, kota-kota dan para penduduk sering
menderita kerusakan tambahan setiap kali dia melakukannya di dekat sebuah kota,
jadi dia tidak benar-benar disukai."
Maryest
mengatakan bahwa Pahlawan Yuuki telah membaik, tetapi menurut informasi divisi
intelijen, bahkan Saga Empire sedang kerepotan untuk berurusan dengannya.
"Pahlawan
Meiko dikatakan sedang mengunjungi negara-negara yang menderita kerusakan oleh
monster, tetapi dalam kenyataannya sepertinya dia telah membuat masalah di
tempat-tempat yang dia kunjungi."
Dia menantang
ksatria dan warrior yang kuat setiap kali dia pergi, dan mengalahkan mereka semua menjadi
bubur(babak belur).
"Dan kali
ini dia akan pergi ke Dragg Kingdom mungkin karena dia ingin menantang Guardian
Dragon dari kerajaan, bukan?"
Satou tersenyum
masam sambil berkata, “Itu sangat mirip dengan maniak pertempuran Meiko.”
"Pahlawan
Fuu tampaknya menutup dirinya di dalam Ibukota Kekaisaran, jadi tidak banyak
informasi tentangnya. Tidak seperti dengan pahlawan lainnya, tampaknya dia
pergi ke Hero Dungeon sesekali, merasa takut, dan menolak untuk kembali."
"Oh itu
sudah cukup."
Tidak apa-apa
asalkan dia tidak berbahaya, kata Satou pada Mito.
"Untuk saat
ini, bisakah kamu terus mengumpulkan informasi yang melibatkan para pahlawan?"
"Un, aku
pikir itu ide yang bagus. Juga, aku akan pergi memberi tahu Sete untuk meminta
Saga Empire untuk memegang kendali ketat pada Pahlawan Yuuki."
"Ya, aku
mengandalkanmu."
Mito tampak
senang membuat Satou bergantung padanya, dia pergi setelah menjawab, “Serahkan
padaku!”
Zena yang
melewatinya saat memasuki ruangan pergi menuju Satou sambil menemukan Mito yang
tidak biasa.
"Satou-san,
airship telah tiba di Pier Rock."
"Ah, terima
kasih. Zena-san."
Satou berdiri
begitu dia mendengarnya.
"Satou-san,
siapa yang akan pergi denganmu kali ini?"
"Yang ini sepertinya
akan berbahaya, jadi aku hanya akan membawa Liza bersamaku. Dia seharusnya bisa
menghadapi situasi apa pun."
Kecemburuan
muncul dari dalam Zena dan Sera pada Liza yang mendapat persetujuan Satou,
tetapi mengingat bahwa Liza tidak menyimpan perasaan terhadap lawan jenis pada
Satou, mereka memadamkan kecemburuan mereka.
"Zena-san,
maaf, tapi bisakah kamu memanggil Liza ke sini? Menurutku dia sedang menguji flight
exoskeleton ketika sparring
dengan Heiron di sub-space desert."
"Saya
mengerti."
Ditugaskan oleh
Satou, Zena menuju ke gate sub-space desert.
"Baiklah
kalau begitu, aku berangkat. Aku akan mencoba untuk menyelesaikan trial hari
ini."
Satou berbalik
saat dia bersiap untuk pergi setelah mengatakan itu pada Sera yang ditinggalkan
sendirian di ruang tamu.
"Satou-san,
tolong jangan lengah. Dewa Zaikuon sering dianggap sebagai seorang dewa bodoh
yang tidak tahu batasnya sendiri dan melanjutkan untuk menantang Dragon God,
bagaimanapun, saya tidak berpikir sebuah eksistensi seperti dewa akan mengambil
tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya. "
Satou berhenti
di jalannya dan berbalik pada kata-kata tak terduga dari Sera.
"Dengan
kata lain, tindakan dari membuat pertarungan sembrono itu sendiri mungkin
memiliki arti?"
"Ya, saya
tidak tahu apa itu, tapi mungkin ada semacam keuntungan bagi Dewa Zaikuon untuk
memeluk kematian satu kali."
"Aku
mengerti. Aku akan mengingat peringatan Sera di pikiranku saat aku menghadapi
Dewa Zaikuon."
Satou melewati gate
yang terhubung dengan airship setelah mengatakan itu pada Sera yang cemas.