Ini Satou. Trial membutuhkan waktu dan uang, tetapi menurutku kekuatan dan stamina adalah yang paling dibutuhkan di dalamnya. Untuk tidak mengatakan apa pun di hari kamu terpilih menjadi seorang anggota juri ...


"Pochi-chan, Tama-chan, datang dan kunjungi kami lagi, oke."
"Aye aye sir~"
"Ya, nanodesu."

Anak-anak sedang saling bertukar sapa di depan dari Gate Inn.

"Lain kali, Pochi akan datang dengan Lyuryu, nodesuyo. Ayo jalan-jalan bersama dengan Yuni, nanodesu."
"Un! Aku tidak sabar!"

Cukup pasti bahwa Yuni-chan belum menyadari bahwa Lyuryu adalah white dragon yang datang selama Divine Punishment.
Dan dengan berjalan-jalan, Pochi pasti bermasud terbang di langit.

"Kamu juga lizard, jaga diri."
"Bear, panggil saya Liza."
"Haruskah saya memanggilmu Liza-sama, mengingat kamu seorang bangsawan sekarang?"
"Tidak, Rat. Panggil saja saya Liza."
"Kami tidak mungkin memanggil bangsawan-sama tanpa sebutan kehormatan."
"Leopard ..."

Liza sedang berbicara dengan kenalan lamanya, para budak beastkin.
Dalam setengah bulan, gadis-gadis ini akan bermigrasi menuju sebuah kota di mana penduduknya kebanyakan dari beastkin di Muno Marquisdom. Itu adalah sebuah kota yang diatur di bawah Liza.
"Nana-shamaa"
"Saya akan ikut dengan Nana-shama!"
"Saya juga!"
"... Organisme muda."

Nana tampak enggan berpisah dengan beberapa anak-anak yang tidak dikenalnya.

Anak-anak ini tampaknya adalah anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan yang sama dengan Yuni-chan.
Kapan dia akrab dengan mereka.

"Kakak ipar laki-laki —— tidak, yang mulia Pendragon. Tolong maafkan saya atas ketidak sopanan saya tadi malam."

Yukel-kun menundukkan kepalanya.

"Tolong angkat kepalamu, kamu sudah meminta maaf begitu banyak."

Aku pergi mengunjungi rumah Zena-san pagi ini, dan Yukel-kun terus meminta maaf atas, “ketidak sopanan di perjamuan.”
Karena aku bahkan tidak ingat apa yang dia lakukan, aku benar-benar tidak yakin bagaimana menangani permintaan maaf-nya yang berlebihan.

Sepertinya, dia berpikir bahwa aku adalah seorang, “casanova yang hanya bermain-main dengan kakak perempuannya” dari apa yang dia kumpulkan dari orang-orang di sekitarnya, dia akan menanyakan itu ketika dia datang untuk menjemputku di Handymen kemarin.
Karena kesalahpahaman itu, dan juga demi kakak perempuannya, dia setuju dengan Zena-san bertunangan dengan putra tertua Earl Seryuu, Badowald-dono.

Yah, singkatnya, Yukel-kun seorang siscon.

"Anak laki-laki, jaga baik-baik Zena-cchi, kamu dengar aku."

Nona Lilio, rekan kerja Zena-san, berbicara dengan-ku tanpa kesopanan.
"Lilio, panggil yang mulia Earl Pendragon atau yang mulia."
"Itu ritus. Meskipun aku kira Lilio tidak bisa menahannya."
"Ruu ... Itu terlalu berlebihan."

Ketiga wanita dari Zena Squad mengepungnya.
Secara pribadi, aku yakin bahwa gadis-gadis ini adalah sumber informasi yang melahirkan kesalahpahaman Yukel-kun.

"Tapi aku benar-benar mengkhawatirkan ~ Zena-cchi ~"
"Tolong jangan khawatirkan saya, Lilio. Saya juga akan memastikan untuk kembali sesekali."

Lilio menempel pada Zena-san, enggan berpisah.

"Master, kita siap berangkat kapan saja."
"Terima kasih, Lulu."

Kami naik ke kereta.

"Orang tua Zena-tan dan bangsawan lain tidak datang untuk melihat kita pergi, bukan."
"Ah, aku sudah mengunjungi mereka sebelumnya."

Aku telah sedikit berbicara dengan ibu Zena-san ketika aku mengunjungi rumah mereka pagi ini.
Dia adalah seorang madam yang tenang dan tampak seperti putrinya.

Ayah Zena-san sudah meninggalkan dunia ini(mati), namun aku bisa melihat potretnya, yang digambar saat dia masih hidup. Dia adalah seorang pria militer yang sangat ketat yang tidak terlihat seperti Yukel-kun dan Zena-san, dia memberikan suasana serius tentang dirinya.

"Satou-san, ini sesuatu dari mama!"
"Terima kasih, Martha-chan. Berikan juga rasa terima kasihku untuk pemilik penginapan."
"Un! Datang lagi, oke."
"Yeah, aku akan memastikannya."
Aku menyerahkan kotak makan siang dari Martha-chan pada para gadis-gadis di kereta, dan berjanji pada Martha-chan setelah pelukan perpisahannya.

Aku menginstruksikan Lulu untuk memberangkatkan kereta sambil melambaikan tangan kepada orang-orang yang melihat kami pergi.

"Ke mana kita akan pergi lagi sekarang?"

Arisa mengajukan pertanyaan tepat setelah kami melewati gerbang Kota Seryuu.

"Negara Hukum Sheriffald dimana kuil utama Dewa Urion berada."
"Negara religius?"
"Tidak, itu tampaknya sebuah negara yang berdasarkan hukum yang aneh."
"Apakah sistem sosial-nya mirip dengan Yunani kuno, di mana pemerintah secara langsung diperintah oleh orang-orang?"
"Tampaknya, hanya orang-orang yang lulus ujian yang memiliki hak untuk memberikan suara."

Aku menyatakan informasi yang telah aku selidiki sebelumnya.

Mempertimbangkan Dewa Urion memberikan gift [Eyes of Judgment] pada orang percaya mereka, aku memiliki firasat bahwa trial akan seperti, “menangkap semua penjahat di negara”, atau “merehabilitasi semua penjahat.”

Akan lebih menyenangkan jika itu adalah sesuatu yang dapat diselesaikan dengan cepat.


"Whoa, semuanya putih di negara ini."

Saat kami tiba di Negara Hukum Sheriffald, Arisa bergumam sambil melihat sekeliling.

Negara ini berada terletak di antara Saga Empire dan negara-negara barat.
Warna bangunan di sini didominasi putih mungkin karena bahan bangunan yang diambil dari gunung terdekat.

"Tempat ini mengingatkan saya pada Paroki Weasel Empire."

Sera yang telah ikut bersama kami bergumam.
Kali ini aku hanya ditemani oleh Arisa, Sera dan Zena-san.

Putri Shistina menolak untuk pergi ke sana, mengatakan, “Saya tidak menyukai orang-orang dari Negara Hukum Sheriffald.”
Selain itu, karena demi-human didiskriminasi di sini, Liza, Mia dan Lulu juga tidak ikut.
Nana, Pochi, dan Tama harus pergi ke sekolah, jadi mereka tidak berada di sini.

"Suasananya terasa mirip. Seperti halnya pakaian putih keputihan yang dipakai orang-orang."

Arisa menunjuk pada orang-orang dari Negara Hukum Sheriffald yang sedang berjalan di jalanan.
Mereka terdiri dari kemeja putih polos dan celana panjang, tetapi mungkin karena praktek dari menyetrika pakaian sudah dikenal di sini, bahkan tidak ada kerutan di pakaian mereka.
Dan meskipun suhunya cukup dingin, beberapa orang memakai pakaian tebal.

Tidak banyak dari orang-orang ini yang tersenyum, entah bagaimana mereka terlihat seperti orang Jepang dalam kegaduhan commuter(kereta) entah bagaimana.

"Sesuatu baunya enak."
"Saya ingin tahu apa, roti?"

Arisa bereaksi terhadap aroma roti yang baru dibuat dari luar jalanan.
Mata Arisa mengejar ke arah aroma dan berhenti di salah satu gang.

"——Penguntit?"

Ada seorang pria besar yang mengawasi sebuah bangunan yang tampaknya sebuah toko roti.
Menurut pembacaan AR, sepertinya dia seorang petugas dari negara ini. Posisinya tampaknya seorang komandan dari sebuah peleton 100-orang.

Aku melihat seorang gadis cantik yang terlihat lemah bekerja di konter ketika orang-orang keluar masuk toko roti.
Baik si gadis dan si komandan peleton 100-orang masih lajang, mungkin itu seperti seorang pacar yang mengawasi kekasihnya yang bekerja dari bayangan?

"Sepertinya, dia seorang petugas di negara ini."
"Tapi, tetap saja, dia pasti seorang penguntit, kan? Maksudku, dia bernapas dengan kasar, dan aku tidak bisa memikirkan alasan apapun mengapa seorang petugas militer akan tertarik dengan sebuah toko roti."

Ketika aku sedang melakukan percakapan dengan Arisa, orang-orang yang tampaknya bawahannya datang dan menyeretnya bersama mereka.

Yah, mengesampingkan itu ——.

"Zena-san, ada apa?"
"Ti-tidak! Bu-Bukan apa-apa!"

Ketika aku memanggil Zena-san yang telah diam sejak beberapa waktu yang lalu, dia menegakkan punggungnya dengan gugup.
Matanya terasa seperti berputar-putar.

"I-itu! Apa itu saya penasaran!"

Zena-san menunjuk ke taman terdekat setelah dia melihat sekelilingnya.
Orang-orang sedang berkumpul di sebuah wisteria trellis di tengah taman.


"Aku penasaran apakah ini semacam acara?"

Aku mencoba mendengarkan dengan seksama.

Terdakwa menyembunyikan fakta bahwa dia adalah seorang beastkin, dan bermalas-malasan selama pekerjaannya sementara menipu atasannya tentang fakta itu. Ini adalah sebuah tindakan yang tidak adil dari mencuri upah(gaji buta).

Sepertinya ada semacam trial.
Aku meminta Zena-san untuk menggunakan magicWhisper Winduntuk membiarkan semuanya mengamati situasi.

I-itu salah! Saya diberitahu oleh atasan saya untuk menyembunyikan wajah saya!
Apakah ada yang keberatan terhadap yang dikatakan terdakwa?
Tidak, saya tidak pernah melakukan itu. Orang ini telah menyembunyikan wajahnya dari awal, kamu tahu?
Apakah ada yang bisa membuktikannya?
Karyawan toko saya dan pelanggan toko dapat membuktikannya.

Aku memiliki kesan bahwa si beastkin telah diatur oleh atasnya entah bagaimana.

Kesaksian palsu dalam sebuah Trial dihadapan Dewa adalah sebuah kejahatan. Sebagai seorang hakim yang mengawasi timbangan, saya menyatakan kejahatan terdakwa dinaikan dengan satu class.

Dia hakim rupanya, aku pikir dia adalah seorang jaksa.
Sepertinya format dari trial di dunia ini berbeda dari dunia-ku sebelumnya.

Mo-mohon tunggu! Saya tidak berbohong!
Lalu apakah kamu mengenal seseorang yang dapat membuktikan kesaksian-mu?
...Tidak.

Si hakim pria menaruh sebuah batu ke satu sisi dari timbangan keseimbangan besar di sampingnya.

Baiklah kalau begitu, sebagai penalti atas kejahatan dari kemalasan dan sumpah palsu, kamu harus mengembalikan 80% dari upah-mu kembali kepada atasan-mu. Dan untuk Trial dihadapan Dewa——
Mo-mohon tunggu!
Apa-apaan itu? Mencela keputusan hakim, apakah kamu tidak malu?
Saya sudah bekerja lebih keras dari siapa pun! Kejahatan dari kemalasan itu tidak mungkin, bukan!
Apakah kamu mengenal seseorang yang dapat membuktikan hal itu?
Orang lain yang bekerja dengan saya seharusnya mengetahuinya.
Adakah yang bisa membuktikan kerjanya?

Hakim menoleh ke belakang pada si atasan dan pria yang tampaknya adalah karyawan lainnya, tetapi tidak ada yang melakukan sesuatu yang drastis selain beberapa yang dengan canggung mengalihkan tatapan mereka.

Yah, melihat perilaku mereka, itu semua cukup membuktikan bahwa si beastkin tidak bersalah.

Sepertinya tidak ada yang bisa membuktikannya untuk-mu.

Si hakim kemudian meletakkan batu lain, dan timbangannya miring ke arah si atasan.

Ti-tidak mungkin! Saya yang bekerja paling keras! Orang-orang itulah yang bermalas-malasan sementara mereka membuat saya melakukan pekerjaan mereka! Saya bekerja dengan sungguh-sungguh!
Tampaknya terdakwa memiliki kebiasaan akan berbohong.
Sa-saya tidak berbohong!

Benar-benar, sungguh sebuah trial satu sisi yang memuakkan.

"Ini semua tidak ada apa-apanya selain sebuah pengadilan kanguru(main hakim sendiri). Master, apakah tidak ada sihir untuk kembali ke masa lalu dan menunjukkan masa lalu atau sesuatu?"
"Sihir yang dapat memanipulasi waktu tidak ada, kamu tahu."

Itu akan mudah dibuktikan untuknya jika ada.

"Saya penasaran mengapa mereka tidak bisa menginterogasinya dengan seorang Truth Discerner?"

Sera bergumam begitu.

Oh benar. Aku lupa karena ini tampak seperti sebuah trial, tetapi dunia ini memiliki Truth Discerner yang dapat melihat melalui kebohongan dalam sebuah interogasi.

Mencari disekitar di Peta, tidak ada Truth Discerner di tempat ini.
Mereka tampaknya melayani di bawah negara, sebagian besar dari mereka berada di dalam sebuah gedung bernama Biro Hukum, sementara beberapa yang tersisa berada di Kuil Utama.
Banyak dari mereka tampaknya terlalu banyak bekerja dan dengan gauge stamina yang mendekati nol, aku menduga bahwa mereka tidak dapat mengirim mereka ke trial yang sepele.

Saya akan melewati penilaian-mu! Terdakwa harus mengganti atasanya dengan 200 emir, dan membayar jumlah yang sama ke pengadilan untuk kejahatan dari sumpah palsu. Jika kamu tidak dapat membayarnya di sini sekarang juga, kamu akan ditahan sebagai seorang budak utang.
U-upah saya tidak begitu banyak! Seluruh upah saya sekitar 3 emir!

Mata uang dari negara ini, emir adalah koin perak, jadi meskipun dikonversi(ditukar) ke Shiga Kingdom, itu masih 40 koin emas.
Jika kamu memikirkannya, itu adalah jumlah yang tidak normal untuk upah seorang pekerja biasa.

"Sa-Satou-san ..."
"Bisakah kamu melakukan sesuatu tentang itu?"
"Serahkan padaku."

Aku mengangguk pada Zena-san dan Sera-san, aku melangkah maju didepan orang-orang ini.

"Orang asing, kamu sebaiknya tidak melanggar sebuah Trial di hadapan Dewa."
"Maafkan aku. Aku Earl Pendragon dari Shiga Kingdom."

Aku membungkam si hakim yang tidak adil dengan kekuatan merek dari sebuah kerajaan besar dan gelar bangsawan-ku.

"Izinkan aku membayar penaltinya untuk beastkin itu."
"Kamu akan membayarnya?"
"Ya."
"Apakah kamu seorang kenalan beastkin ini?"
"Apa gunanya memberitahumu itu?"

Aku mencoba untuk berperilaku sesombong mungkin.
Tipe orang-orang ini cenderung lemah dengan tingkatan sosial.

Master, kamu tidak akan menendang mereka dengan keras di perut?

Arisa berbicara dengan-ku melalui space magic [Telephone].

Jangan khawatir, aku masih meletakkan dasar, bertahan sebentar, oke.

Aku menunggu jawaban si hakim setelah menanggapi Arisa.

"Ba-baiklah."

Karena aku mendapatkan persetujuannya, aku membayar penalti si beastkin.

Tentu saja, si beastkin terlihat sangat cemas.
Tolong bertahan sebentar, aku akan menjelaskannya nanti.

Aku berbicara dengan si atasan yang menghitung koin perak sambil tertawa sendiri.
Sebaiknya gunakan kesempatan ini untuk menggunakan kedua mind magic untuk melonggarkan kewaspadaannya.

"Si atasan di sebelah sana. Apakah beastkin ini bagus dalam pekerjaannya?"
"Tidak, dia tidak berguna, selalu keluar dari pekerjaannya."

Dia begitu asyik sampai lupa menggunakan bahasa sopan terhadap seorang bangsawan.

"Apakah dia bekerja di bawah-mu sudah lama?"
"Sejak setengah tahun lalu —— kamu punya masalah?"
"Tidak, itu hanya sedikit menggelitik minatku."

Sekarang setelah aku mendapatkan kata-kata si atasan, aku berbicara dengan seorang karyawan yang tampaknya seorang senior.
Si karyawan ini tampaknya telah dijanjikan bagian oleh si atasan, mereka berfokus pada koin perak yang dia hitung.

"Aku menganggap kamu sudah bekerja di tokonya sudah lama."
"Yeah, sudah berada di sana selama 10 tahun."
"Hee, kamu pasti sangat terampil. Upahmu pasti juga cukup banyak."
"Tidak mungkin Manager yang pelit itu akan membayar banyak."
"Apakah itu 20 emir sebulan?"
"Apa-apaan kamu ini, cuman satu digit. Paling banyak aku mendapat 6 emir sebulan——"

Si karyawan senior yang berhasil mendahului dirinya menyadari verbal slip-nya.

"Tidak, tungg——"
"Hakim!"
"Keberatan!"

Aku memanggil si hakim sebelum si karyawan senior bisa memperbaiki dirinya.

Entah kenapa, Arisa berteriak sambil mengeluarkan pose dari sebuah trial terkenal dan game kesengsaraan.
Dia pasti sudah menunggu timing ini, tidak diragukan lagi.

"Ada apa, Earl-sama."
"Orang ini baru saja mengakui kejahatannya. Dia tertangkap basah dalam penipuan."
" —— Penipuan? Jangan bodoh."
"Menurutmu, siapa dirimu bermain bodoh dengan Earl-sama!"

Arisa berteriak pada si hakim yang terpana.

Aku bertengkar dengan si hakim yang mengecil, bahwa jika seorang pekerja lama yang gigih hanya mendapat bayaran 6 emir sebulan, tidak mungkin seorang beastkin yang malas yang hanya bekerja selama setengah tahun mendapat lebih banyak dari enam kali jumlah itu pada 40 emir.

Karena itu tepat setelah komentar ceroboh olehnya, si hakim siap menerima poin-ku.

"Karena dia mencoba menipu Earl-sama, dia akan dihukum menjadi seorang budak kriminal, bukan?"
"Y-yeah ..."
"Mo-mohon tunggu, hakim!"

Terhadap si atasan yang masih berjuang, aku berbisik, “jika kamu masih punya masalah, apakah kamu ingin membawa kasus ini ke Truth Discerner di ibukota?"
Selain itu, tampaknya karyawan lainnya harus membayar penalti atas kejahatan dari sumpah palsu, tetapi karena mereka hanya menuai apa yang mereka tabur, aku tidak akan membela mereka.

"Ba-bangsawan-sama, terima kasih banyak."
"Tidak apa-apa, itu hanya keinginan-ku."

Aku menyerahkan uang, yang diberikan si hakim kepada-ku, pada si beastkin.

Ini berbeda dengan uang yang aku bayarkan sebelumnya.
Aku diberitahu bahwa 20% dari jumlah gugatan akan disetorkan sebelum trial, dan aku mendapat 40 emir dari setoran itu sebagai penghibur.

Aku menyerahkan semuanya kepadanya.
Ini lebih banyak dari apa yang awalnya dia dapatkan, tapi menurutku jumlahnya tepat untuk mengimbangi masalah.

Kami berpisah dengan ape beastkin yang membungkuk berulang kali, dan kembali ke tur kota kami.


"——Eww."
"Ini adalah spesialis lokal, kan."
"Tapi rasanya lebih enak daripada buah Gabo."

Kami memasuki restoran pertama yang kami lihat karena kami kelaparan, tetapi masakannya meninggalkan banyak hal yang di sisakan.
Zena-san adalah satu-satunya yang terus makan meskipun sambil tersenyum kecut, Arisa dan Sera dengan cepat memuntahkannya ke handuk.

"Meskipun melupakan teksturnya yang kering, rasa asamnya terlalu banyak."
"Sepertinya ini disebut Sheriffa Potato."

Aku menyampaikan informasi dari pembaca AR pada Arisa yang meringis.
Menurut di Peta, ada banyak makanan seperti gallete yang terbuat dari Sheriffa Potato dan tepung yang dibuat dari itu.

"Halo, saya ke sini untuk pengiriman Anda."

Seorang gadis cantik yang terlihat tidak asing memasuki pintu.

"Oh ya? Aroma ini adalah——"
"Roti."

Aku ingat aroma ini.
Ia adalah gadis toko roti yang Arisa klaim memiliki seorang penguntit.

"Oh kamu terlambat, aku sudah menunggumu."
"Saya minta maaf, pemilik penginapan-san."
"Apakah ada yang salah? Kamu tidak terlihat sehat, kamu tahu."
"Bukan apa-apa. Saya tidak bisa tidur nyenyak akhir-akhir ini ..."

Gadis yang tampak lemah mengangguk pada pemilik penginapan yang khawatir dan pergi menuju pemberhentian berikutnya.
Aku akhirnya membayangkan sesuatu berkat Arisa dan si penguntitnya.

"Pelanggan, kami memiliki beberapa roti yang baru dipanggang di sini, mau beberapa?"
"Kami mau, kami mau!"

Arisa dengan cepat melompat atas tawaran pemilik penginapan.
Mungkin tidak seenak roti buatan Lulu, tapi rasanya lumayan, hidangan Sheriffa Potato tidak ada artinya terhadapnya.
Aku mengambil kesempatan ini untuk meminta izin pemilik penginapan dan mengambil selai dan mentega untuk roti.

"Tetap saja, negara ini benar-benar mencintai trialnya."

Arisa menggerutu sambil menikmati roti.
Sebagian besar dari taman yang kami lihat dalam perjalanan kami ke sini melakukan trial yang sedang berlangsung di bawah langit biru.

"Tapi saya senang mereka semua trial biasa, selain yang waktu itu."

Zena-san bergumam begitu sambil meminum teh palate cleanser.

"Apa ini, apakah kalian di sini juga untuk menghadiri Trial Timbangan di Biro Hukum ibukota?"

Pemilik penginapan yang sepertinya dia tidak ada hubungannya memanggil kami.

" —— Trial Timbangan?"

Kalau dipikir-pikir, buku panduan tur menyebutkan bahwa [Negara Hukum] Sheriffald memiliki sebuah trial yang aneh.

"Yeap. Ini adalah sebuah trial yang memanfaatkan sacred treasure Dewa UrionGolden ScaleUlrirab."

Aku mengerti, golden series kali ini adalah sebuah timbangan, ya.

"Libra, yang artinya itu orang tua ... Tapi versi anak muda dan versi genderbent mungkin juga tersedia sekarang."

Suara batin Arisa bocor keluar dengan suara pelan.
Aku mengetahui referensinya, tetapi kendalikan sedikit dirimu.

"Bagaimana cara kerjanya?"
"Ia bisa melihat melalui dosa bahwa seorang Truth DiscenerFathomdan giftEye of Judgment tidak bisa mengetahuinya."

Pemilik penginapan melipat tangannya seperti dia selesai dengan penjelasannya.

"Kedengarannya luar biasa."

Aku membuat beberapa tanggapan acak yang menyenangkan.
Aku tidak benar-benar mengerti tapi itu pasti semacam trial rumit ketika [Fathom] tidak bisa digunakan untuk berbohong, dan [Eye of Judgment] tidak bisa membedakan kesalahan.
Aku harus menanyakan detailnya ketika kami mengunjungi Kuil Utama Urion.

"Yea, itu benar kan! Tapi itu juga tepatnya kenapa waktu tunggu begitu lama ..."

Menurut pemilik penginapan, bahkan bangsawan harus menunggu selama tiga bulan, sementara orang biasa tiga tahun.

"Jadi jika kamu ingin mengadakan sebuah trial dengan segera, kamu harus pergi ke Biro Hukum ibukota dan meminta pahlawan Saga-sama untuk menjadi hakimnya. Sepertinya, Pahlawan Seigi-sama juga memiliki kekuatan untuk membedakan kejahatan, kamu tahu."

Si penerus dari Pahlawan Meiko yang hampir menjadi cacat di Weasel Empire, ya ....

"Apakah kamu, seperti, mendapatkan sebuah firasat buruk tentang ini?"


Arisa, tolong berhenti mengatur flag semacam itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...