Ini Satou. Cukup sulit untuk menghasilkan hasil yang dapat membuat klien 100% puas. Itu karena, seringkali, apa yang dikatakan klien bukanlah segalanya yang ada untuk permintaan mereka; permintaan mereka yang sebenarnya terletak di luar kata-kata mereka.


"Admiral Pendragon, lihat itu!"

Navigator memanggil untuk meminta perhatian-ku dengan tatapan putus asa di wajahnya.
Tepat ketika gelombang hampir sepenuhnya berpihak kepada kami di perairan pesisir Kota Garleok, sebuah gigantic ghost ship menyerang ke depan sendirian menuju kapal kami, armada flagship.

"Itu memiliki bendera Skeleton Archduke dengannya!"

Ini tampaknya taktiknya oleh Skeleton Archduke.

"Aku sang Penghuni Langit, aku tidak kenal kekalahan!"

Gigantic ghost ship membuka haluannya seperti hiu dan kemudian beberapa kapal terbang keluar dari sana.
Kapal-kapal itu terlihat tidak asing.

"—— Kapal bajak laut?"
"Admiral, itu adalah kapal bajak laut yang kita lawan!"
"Ada juga beberapa kapal pengawal Union!"

Seperti yang dikatakan si teman pertama dan si petugas, kapal yang keluar dari mulut gigantic ghost ship miliknya armada bajak laut dan armada pengawal.
Pria muda Skeleton Archduke tiruan berada di kapal bajak laut terdepan.

"Sungguh penampilan yang menakutkan ..."

Dan kapal-kapal itu semuanya telah berubah menjadi ghost ship.
Skeleton Archduke tiruan tampaknya menggerutu dengan mata hampa.

"Ini adalah kekuatan dari Skeleton Archduke ...."

Suara yang dipenuhi dengan rasa takut bocor keluar dari para kru flagship.
Ini bisa menjadi sedikit buruk jika ini terus berlanjut.

"KARINAKIIIIIIIIIIICK!"

Nona Karina yang telah menyelesaikan tugasnya di garis depan melepaskan diving kick yang mencolok dari langit ke arah ghost ship bajak laut.
Kemudian menembus tidak satu, bukan dua tapi tiga kapal sekaligus.
Sungguh, adegan ini terlihat mirip dengan salah satu dari sebuah anime karya klasik.

Akhirnya, Nona Karina tenggelam ke laut sambil meninggalkan cipratan air besar di belakangnya.

Sepertinya dia melakukan tendangan tanpa berpikir apa yang harus dilakukan di akhirnya.
Itu benar-benar seperti Nona Karina.

"Splaa ~ sh"
"Oh tidak, nanodesu! Karina tenggelam, nodesuyo!"

Keduanya yang selesai dengan pekerjaan propaganda mereka menunjukkan wajah mereka dari bayanganku saat mereka melihat cipratan air yang dibuat Nona Karina.

"Maaf, tapi bisakah kamu membantu membawa Karina-sama untukku?"
"Nininin ~?"
"Pochi juga akan pergi, nanodesu!"

Karena [Magic Hand]-ku tidak dapat mencapai sejauh itu, aku meminta Tama dan Pochi untuk menangani penyelamatan.

"WOOOOOOOO!"
"Kicking Princess telah melakukannya!"

Nona Karina yang ceroboh meninggalkan dengan cepat mengangkat semangat para kru flagship.

Melenyapkan?
Ya, tolong lakukan.

Aku memberikan persetujuan-ku atas saran Mia.
Sekarang semangatnya sudah meninggkat, mari melenyapkan sebagian besar dari ghost ship bajak laut dengan finishing move Garuda.

Ini mungkin tidak sesuai dengan perintah Dewa Garleon, tetapi keyakinan dan doa kepada Dewa Garleon seharusnya sudah meningkat cukup banyak setelah ini, dan yang paling penting, kami akan langsung menuju pertempuran dengan underwater undead jika ini terus berlanjut.

Tempest

Bulu emas Garuda terbang di sekitarnya saat mereka memotong Armada Ghost bajak laut di mana-mana.
Itu yang aku sebut sebagai big haul.

"——Musuh putar balik!"

Navigator tiba-tiba berteriak.

Sepertinya Gigantic ghost ship sedang mencoba memaksa menerobos melewati Tempest dan menabrak kami.

Saya tidak akan membiarkan-mu!

Sebuah golem ship yang dikendalikan oleh Putri Shistina masuk di jalan dari Gigantic ghost ship, tetapi karena perbedaan besar dalam massa, golem ship tertabrak di sisi oleh gigantic ramming horn dan tenggelam.
Namun, berkat itu, kapal kami secara sempit menghindari tubrukan horn dan berhasil menghindari tenggelam meskipun ada percikan api yang dihasilkan dari sisi kapal yang bergesekan.

"Kamu lots, serang!"

Para pelaut ghost dengan scimitar di tangan mereka sedang melaju menuju flagship kami.

"Filthy undead! Disanjung dengan Temple Garleon, aku——"

Komandan Temple Knight dengan senang hati mencegat mereka sambil menyebut dirinya sendiri.
Karena ini sepertinya adalah bentrokan terakhir, aku juga mengeluarkan Fairy Blade dan mencegat undead di sebelah Komandan Temple Knight.

"Kamu pasti masternyaGolden wheel!"

Skeleton Archduke membawa sebuah rapier bluish black Adamantite mengeluarkan tusukan ke arah Komandan Temple Knight.
Sepertinya dia salah mengira Komandan dengan-ku.

"Kamu pasti pemimpinnya!"

Mithril sword Temple Knight Commander yang dilapisi oleh Magic Edge memblokir sesuatu seperti black string.

Black string itu datang dari bayangan Skeleton Archduke.
Karena Archduke tampaknya bukan orang bereinkarnasi, dia pasti menggunakan sebuah Shadow Veil yang bersembunyi di bayangannya.

Aku mengamati pertarungan mereka sambil menendang dan menebas Bone Knight yang datang dengan Fairy Sword-ku.

"Nuu"
Rapier skeleton Archduke langsung menusuk di armor komandan lebih cepat dari komandan bisa mengambil langkah mundur.
Namun, rapier diblokir oleh sebuah protective film yang dibuat oleh holy magic yang digunakan Komandan Knight.

"Hmph, holy magic, ya!"

Skeleton Archduke mengerang, dan kemudian kerumunan dari beast seperti Ghoul muncul di belakangnya, dan bergegas menghampiri Komandan Temple Knight.

"Kamu pengecut sialan!"
"Konyol! Aku hanya menghukum makluk rendahan belaka, etiket ksatria tidak punya tempat di sini!"

Skeleton Archduke tertawa dari protes komandan.

Kalau begitu, itu berarti tidak apa-apa bagiku untuk ikut campur juga.

"Biarkan saya membantu."

Aku memunculkan Fairy Sword dan mengembalikan para Ghoul menjadi corpse satu demi satu.

"Gununu, apakah kamu seorang ksatria yang melayani masterGolden wheel!! "
"Bukan, aku masternya dalam daging(yang sebenarnya)."

Aku mengeluarkan [Golden Wheel] dari dadaku dan membiarkan Skeleton Archduke mengintipnya.

"SERAHKAAAAAAAAAN"

Skeleton Archduke melototiku bersama dengan aura hitam yang mencurigakan.
Aku bertukar pedang(serangan) dengan Skeleton Archduke sambil melompat-lompat di dek kiri dan kanan gigantic ghost ship dan flagship, menyebarkan percikan merah dan hitam sepanjang waktu.
Setelah beberapa ratus bentrokan, Skeleton Archduke berhenti dan membuka mulutnya sambil berpose aneh.

"Kamu benar-benar makluk aboriginal, bagaimana bisa kamu bertarung setara dengan swordsman terkuat dari Lalakie ini dengan sebuah sword!"
"Jangan berpikir tempat kelahiranku ada hubungannya dengan skill-ku dengan pedang."
"Diam! Matilah dengan pedangku, makluk rendahan!"

Skeleton Archduke mengamuk sambil bergerak dengan mencurigakan.

"——Phantom Rampage!"

Dia melepaskan buckshot seperti serangan multi-tusukan dengan aura merah gelap.
Tampaknya pose anehnya sebelumnya adalah langkah awal dari finisher-nya.

Dengan Fairy Sword di tangan, aku dengan sombong menangkis semua tusukan yang tampaknya menjadi finisher Skeleton Archduke.
Man, percikannya sangat mempesona.

Ini seharusnya menjadi saat yang tepat untuk menurunkan veil dari pertempuran ini.

"Ini tidak mungkin! Sebuah sword mahluk rendahan menangkis blade-ku, aku sang Penghuni Langit ?!"

Yah, aku pikir bahkan Liza dan Tama bisa melakukannya.

Bagaimanapun.

—— Ini adalah checkmate.

Aku menyarungkan kembali pedang-ku setelah satu tebasan terakhir.

"Mengapa kamu menyarungkan pedangmu? Apakah kamu sudah menyadari bahwa kamu tidak cocok melawan-ku?"

Skeleton Archduke dengan pose ragu mengajukan sebuah pertanyaan ketika cahaya merah di dalam matanya berkedip.
"Apakah kamu belum menyadarinya?"

Tubuh Skeleton Archduke mulai hancur menjadi abu hitam, mulai dari ujung jari dan permukaan tubuhnya.
Dan di bawah kakinya, ada serpihan dari sebuah magic core merah yang hancur——.

"I-ini ... Aku, Sang Penghuni Langit berjanji dengan kehidupan abadi ... mati ..."

Skeleton Archduke yang melihat ke bawah pada tubuhnya mengangkat kepalanya saat cahaya merah dan hitam keluar dari matanya.

"INIBELUMBERAKHIIIIIIIIIIIR!"

Teriakan Skeleton Archduke menyerang menuju-ku dengan sebuah aura hitam pekat yang membungkus tubuhnya.
Namun, jari-jarinya menghilang menjadi abu hitam sebelum mereka menyentuhku.

"Sudah aku bilang padamu, ini checkmate."

Setelah menggumamkan sesuatu yang tidak akan didengar siapapun, aku melihat sekeliling.
Tak lama setelah kematian Skeleton Archduke, gigantic ghost ship hancur dan tenggelam ke lautan.

Beberapa dari kapal bajak laut yang tersisa berusaha melarikan diri, tetapi mereka tenggelam satu demi satu oleh Magic Edge Cannon dari afiliasi yang tidak diketahui.
Aku sudah menempatkan sebuah magic circle seperti [Golden Wheel] di depan dari tempat di mana Pochi dan Tama berada, seharusnya tidak apa-apa.

——Itu benar, mengharapkan semua orang percaya bahwa semuanya adalah [Miracle Dewa].

"Semua musuh telah dihancurkan! Ini adalah kemenangan kita!"
"" "WOOOOOOOOOOO!" ""

Kru armada bersorak kencang ketika aku menyatakan kemenangan kami.
Sementara aku melakukannya, aku menerbangkan beberapa awan gelap yang menggantung di atas medan perang, dan membiarkan sinar matahari mengintip melalui mereka untuk membuatnya tampak mistis.

Hanya untuk memastikan menjadi dua kali lipat, aku memproyeksikan sebuah ilusi dari [Golden Wheel] di langit sekali lagi.
Aku mendaratkan kapal di pelabuhan Kota Garleok dengan ilusi itu sebagai latar belakang, dan mengembalikan Golem ship kembali ke base menggunakan pendaratan semprotan air sebagai pengalihan.

Aku juga men-teleport-kan orang-orang yang aku selamatkan di sebuah bukit yang terlihat dari Kuil Garleon.
Karena itu merepotkan, kurasa aku juga akan membuat mereka pergi dengan bajak laut yang aku tangkap?

"Kemuliaan untuk Dewa Garleon!"
"" "KEMULIAAN UNTUK DEWA GARLEON!" ""

Ketika kami memasuki dermaga, orang-orang yang berkumpul di pelabuhan bersorak untuk Dewa Garleon ketika aku sedang menuju ke Kuil Garleon dengan para Temple Knight sebagai pengawal.

Karena ada banyak rumah yang menumbuhkan bunga di kebun dan balkon mereka, kami dibanjiri dengan kelopak bunga sampai kami mencapai kuil.
Membuat-ku agak merasa seperti mempelai pria seorang pahlawan atau sesuatu.


"Selamat datang kembali —— si penyelesai Trial Dewa."

Ketika aku tiba di Kuil Utama Garleon, si miko pria —— Shaman anak laki-laki Sauani menyambut-ku.

"Baiklah, mari kita melaporkan pada Dewa."

Aku tidak keberatan dia dengan santai mencoba membawaku ke ruang upacara, tapi aku dengan sopan menjentikkan tangannya saat dia mencoba melilit di sekitar pinggangku.
Anak laki-laki Sauani bergumam, “kamu sangat dingin”, tapi aku pura-pura tidak mendengarnya.

Sama seperti dengan upacara pengambilan trial, aku melapor pada Dewa Garleon melalui anak laki-laki Sauani.

——Megah. Aku memberimu markku.

Kalimatnya sama persis dengan Dewa Heraruon, tetapi suaranya bercampur dengan iritasi dan kepuasan, mengatakan, “Kelebihan Produksi”, “Doa cukup”, “Skema kurang”, “Keyakinan cukup”, “Taktik pembalik kurang” juga mencapai-ku pada waktu saat yang sama, tetapi karena tujuan-ku adalah untuk menyelsaikan [Trial Dewa] dan mengumpulkan Mark, tidak ada masalah khusus di sini.

> Title [Garleon Mark] Diperoleh.
> Title [One Approved by Garleon] Diperoleh.
> Title [Garleon Saint] Diperoleh.
> Title [Garleon Apostle] Diperoleh.
> Title [Charade] Diperoleh.
> Title [Overproduction] Diperoleh.
> Title [Stage Director] Diperoleh.
> Title [Poor Schemer] Diperoleh.

Oke, aku tahu bahwa kamu tidak bisa menerimanya di belakangnya, tapi tolong jangan menimpa Title system hanya untuk menunjukkan ketidakpuasan-mu.

Setelah dialog singkat dengan Dewa, aku kembali pada kesadaran-ku di Kuil.
Cahaya yang turun dari langit berkumpul menjadi satu dan berubah menjadi sebuah gaudy scepter.

Aku menangkapnya ketika perlahan-lahan jatuh.

Menurut pembacaan AR, ini adalah [Golden Scepter Garleauph], semacam [Divine Treasures].
Sama seperti [Golden Dagger Heraruseph] yang aku dapatkan dari Dewa Heraruon yang dihiasi dengan sebuah small Sun Stone pada genggaman, scepter ini memiliki sebuah blue gem —— Sea God Stone di ujungnya.

Tampaknya menjadi sebuah alat pendukung untuk holy magic.

Ini akan sangat cocok untuk Sera, tapi mungkin ide buruk untuk membiarkan seseorang yang percaya pada Dewa lain untuk menggunakan sebuah Divine Treasures dari Dewa lain.

"Hee, ini pertama kalinya saya melihat seseorang yang dianugerahi Divine Treasures."

Anak laki-laki Sauani yang telah datang untuk menatap scepter dalam ketakjuban.

"Keberatan jika saya menyentuhnya?"
"Rasakan dengan bebas."

Aku memberikan scepter pada anak laki-laki Sauani.
Dia dengan rasa ingin tahu melihat scepter dari semua sudut.

Para priest dan miko lainnya di sekitar kami sedang bersujud, sungguh berbeda.

"Terima kasih, ini benar-benar luar biasa."

Anak laki-laki Sauani mengembalikan scepter tanpa sedikit pun keengganan.
Para priest dan miko lainnya tampak begitu kecewa membuat suatu kontras yang menarik.

"Jika Kuil Garleon ingin mengabadikannya, saya akan senang untuk menyerahkannya——"
"Tidak, kamu tidak perlu menyerahkannya. Maksud saya, itu adalah sesuatu yang dianugerahkan kepadamu oleh Dewa Garleon, dan yang paling penting, kami sekarang mengetahui bahwa Kuil Utama memiliki berkat dari dewa Garleon yang agung dan Divine Treasures Golden wheelyang tak terkalahkan dari masalah ini. "

——Aku minta maaf, sebagian besar adalah perbuatan-ku sendiri.

Aku merasa sedikit bersalah setelah melihat wajah menyegarkan anak laki-laki Sauani.

Para priest dan Miko tampak seperti mereka benar-benar menginginkannya, tetapi karena tidak ada yang berani menyuruh-ku untuk menyerahkannya pada anak laki-laki Sauani, aku menaruh Scepter ke dalam dada-ku dan langsung memasukannya ke dalam Storage-ku.

——Hm?

Sebuah gambaran dari dirinya yang meng-klikan lidahnya terlintas di pikiranku untuk sesaat, pasti hanya imajinasiku.

Aku meninggalkan Kuil Utama Garleon, menikmati perjamuan makan yang diadakan oleh Kota Garleok, dan meninggalkan Garleon Union.

"Sa-Satou! Ada sesuatu di antara awan!"

Beberapa waktu setelah kami meninggalkan bandara Kota Garleok, Nona Karina menemukan sebuah objek hitam yang terbang di cakrawala.
Menurut informasi Peta——.

"Sepertinya itu adalah sebuah airship Saga Empire."

Selain itu, itu adalah sebuah jenis large warship.
Kalau dipikir-pikir bentuknya sama dengan airship yang dinaiki Pahlawan Meiko menuju Weasel Empire.

Terlebih lagi, seorang summoned hero yang berbeda berada di sana.

"Apakah mereka mungkin datang untuk menyelamatkan Garleon Union dari krisis?"
"Mereka mungkin datang untuk itu."

Aku setuju dengan putri Shistina.

Karena demon terlibat, tidak akan aneh jika pahlawan dikerahkan.
Tidak mungkin Saga Empire akan melakukan sebuah agresi dengan si pahlawan yang memimpin.

Setelah mengamati situasinya sebentar, aku mengubah arah airship menuju tujuan kami.


"Ini souvenir-mu."
"Uwaa! Ada beberapa yang segar seperti sea bream dan gurita!"
"Kami punya tiram dan kerang juga di sini."

Gurita dan kerang Kota Garleok sangat luar biasa, aku ingin menyajikan para gadis-gadis dan Perusahan Echigoya untuk mencicipi dengannya.

"Apakah kamu membelinya dari pasar?"
"Yah, sea bream berasal dari mermaid yang aku selamatkan dalam insiden gunung es."

Mereka pergi dan membawa sea bream segar di punggung lumba-lumba ke Kota Garleok.

"Apa yang kamu lakukan untuk memasak mereka?"
"Sashimi untuk sea bream —— tapi itu akan terlalu kurang jika kita hanya memakannya bergitu saja, jadi menurutku aku akan membuat setengahnya menjadi carpaccio. Sedangkan untuk tiram——"
"Aku menginginkannya yang mentah!"

Arisa yang tidak takut sakit perut mengangkat tangannya dan bersikeras.
Yah, bahkan jika dia sakit perut, kami bisa menyembuhkannya dengan panacea atau elixir, jadi semuanya baik-baik saja.

"Dimengerti. Aku akan menaruh es di piring bersama dengannya. Oh maaf, kita kehabisan lemon, bisakah kamu mengambilkan mereka untukku."
"Oke!"

Arisa teleport ke kebun lemon.

"Kita harus tetap di sisi yang aman dan pergi dengan paella untuk kerang?"
"Ya, saya akan melakukan yang terbaik!"

Aku menyerahkan sebuah keranjang penuh kerang pada Lulu dan memikirkan menu sampingan sambil bergumam, “Penasaran apa yang harus aku buat selanjutnya.”
"Daging ~?"
"Pochi senang dengan ikan atau kerang seperti dia dengan daging, nanodesu."

Karena pecinta daging Tama dan Pochi mengusulkan sebuah amandemen, aku berpikir tentang hidangan daging yang cocok dengan paella.
Makan benar-benar menyenangkan bersama dengan teman-temanmu.

Sebuah pesan mendesak muncul di waktu yang damai seperti ini.

"Satou-sama! Kita mendapat sebuah kontak dari Zena-san di kota Seryuu——"


Sepertinya sesuatu terjadi pada Zena-san yang mengunjungi rumahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...