Ini Satou. Aku menyukai film Hollywood asing yang diperencanakan dan yang sederhana. Ada banyak hal yang harus dicoba jika kamu berpikir keras tentang hal itu, tetapi aku tidak bisa cukup memahami dari serangkaian kesulitan dan katarsis sesudahnya. Happy End benar-benar yang terbaik.


"Phew, sebagian besar dari tsunami telah diurus sekarang, kurasa?"

Aku menyelamatkan kedua gadis dari Sea King, melenyapkan familiar Demon Lord Dog Head, Roc [Sky King] seukuran pulau kecil dan [Flame King] sebuah makhluk dalam api seperti tyrannosaur, dan kemudian aku terbang ke laut selatan dan mengatasi tsunami.

Aku bahkan harus membasmi sebuah armada dari ancient undead dan ghost di sebuah emerging floating island yang muncul di tengah jalan, itu merepotkan.

Bagaimana aku harus mengatakannya, laut selatan adalah neraka.

Sebuah jendela penanda muncul di penglihatanku ketika aku menggerutu.

—— Alarm merah?

"Geh, ini buruk!"

Aku kembali ke solitary island palace dengan Unit Arrangement.

"Hikaru! Tolong urus sisa-sisa di Ganika Marquisdom."
"Un, aku mengerti——"

Setelah mengatakan itu pada Hikaru yang stand by di solitary island palace, aku pindah ke Weasel Empire dengan space magic.

Terus terang, aku tidak ingin membiarkan Hikaru pergi tetapi Arisa berada dalam situasi berbahaya sekarang.
Karena Hikaru memiliki berkah dari Patron God-nya, [Ama no Mizuhana-hime] selain dari Dewa Parion, aku yakin dia akan baik-baik saja.

Di sisi lain dari teleport gate, ada Staff Warhip Arisa yang setengah meleleh yang melakukan pendaratan darurat, gadis-gadis beastkin dan Kaisar Weasel yang berubah menjadi seorang demon lord berada di sekitar ship, dan Pahlawan Meiko yang menyebarkan cahaya biru, tampak berbahaya.
Lyuryu dan Nona Ringrande tampaknya berada di large airship di kejauhan.

Aku melihat ke langit dan melihat tujuh light orb yang melayang.
Karena indikasi mereka menunjukkan, [UNKNOWN], mereka mungkin adalah Dewa atau familiar Dewa.

Lingkaran dari cahaya berubah menjadi pusaran berwarna yang kaya.

—— Persepsi krisis.

Yang itu berbahaya.

Aku memperluas [Magic Hand] kepada semua orang yang bisa dijangkau.

Sementara persepsi krisis mengejutkan punggung-ku, aku entah bagaimana —— mendapatkan mereka.

——Ini buruk.

Sesuatu jatuh dari langit.

—— Berbahaya, berbahaya, berbahaya.

Aku menekan Unit Arrangement dengan sehelaian rambut.

Sesaat tepat sebelum cahaya jatuh dari langit menyentuh kami —— itu diaktifkan tepat waktu entah bagaimana.


"Phew, sudah lama aku tidak panik."

Setelah kami pindah ke ruang padang pasir pribadi-ku, aku menghela nafas lega.

——Oops, belum!

Selanjutnya, aku teleport lagi untuk menyelamatkan Lyuryu dan yang lainnya.

——LYURYURYUUU.

Melihat-ku, white dragon mengeluarkan suara sukacita dan melompat ke arah-ku seperti Pochi.

——Geh.

Di belakang Lyuryu, di luar large airship yang hancur, aku melihat sebuah tsunami cahaya putih datang.
Mungkin sisa dari gelombang cahaya yang jatuh kepada kami.

"Oy, oy, tempat ini adalah titik tengah jalan menuju kota tetangga, jauh dari ibukota, kamu tahu——"

Sambil bergumam dengan tercengang, aku menangkap Lyuryu dan large warship dengan [Magic Hand] dan membawa mereka ke tempat yang sama seperti sebelumnya.

"Master! Tolong selamatkan gadis pahlawan, nanodesu."

Pochi yang menemukan kami melompat dan bertanya padaku.

Tentu saja, Pahlawan Meiko yang mengamuk yang membocorkan cahaya biru dari mulut dan matanya terlihat seperti dia di ambang kehancuran.
Aku dengan cepat mengikat Pahlawan Meiko dengan shadow magic dan menyerahkan sebuah Blood Elixir pada Pochi.

"Coba biarkan dia minum ini."
"Ya, nanodesu!"

Aku berharap ini akan menyembuhkannya, tetapi jika itu tidak mungkin maka aku harus membuatnya minum [Nektar] terlarang.
Aku tidak bisa menyerahkan [Nektar] pada orang lain karena ia memiliki banyak masalah.

Namun, aku tidak bisa merawat Pahlawan Meiko lebih dari ini.

Aku harus melakukan sesuatu tentang tsunami cahaya putih daripada Pahlawan Meiko. Jika aku meninggalkan itu sendirian, paroki dan Pulau Dejima akan ditelan.
Menyelesaikan bencana besar yang datang terlebih dahulu lebih baik daripada seorang kenalan yang aku temui sekali.

"Arisa, aneh."

Aku mendengar Tama berteriak di atas dari kokpit Staff Warship yang hancur sebagian.
Aku bergegas ke kokpit warship dengan Flash Drive sebelum aku memikirkannya.

Persiapan untuk menggunakan Unit Arrangement menuju Pulau Dejima akhirnya dibatalkan, tetapi saat ini, itu tidak mencapai pikiranku.

"Arisa! Apakah kamu baik-baik saja !!"
"Aku baik-BAIK SAJA."

Arisa menjawab dengan aksen aneh dengan kepalanya masih ditutupi visor helmet.
Cahaya Ungu bocor dari celah golden armornya.

——Demon lord.

Itu ditambahkan pada title Arisa.

Aku mengaktifkan Soul Seer, Magic Seer, Miasma Seer, Spirit Seer dan menyembunyikan indikasi Menu untuk membuat throughput sedikit lebih efisien.
Bagian dalam mata-ku terasa sakit, mungkin aku berlebihan.
Namun, aku tidak peduli tentang itu sekarang.

Aku mengerti bahwa kekuatan sihirnya keluar dari retakan Soul Vessel Arisa, sementara miasma melebarkan retakannya.
Ini seperti sesuatu yang ungu meluap dari retakan Vessel.

——Tenanglah, Satou.

Dengan kuat aku menekan jantungku yang berdetak kencang.

"Arisa tidak apa-apa. Tidak apa-apa."

Sambil bergumam seolah-olah aku meyakinkan diriku sendiri, aku merobek miasma dan dengan lembut memperbaiki Soul Vessel yang rusak ke bentuk aslinya.

"Baiklah, sedikit lagi——"

Aku melepaskan golden armor Arisa dengan Master Key.

"Jangan lihat."

Arisa menyembunyikan bibirnya dengan tangannya dan meringkuk di kursi kokpit.

"Jangan khawatir, aku tidak akan membencimu hanya karena penampilanmu sedikit berubah."
"Benarkah?"
"Yeah, tentu saja aku tidak akan."

Aku menggerutu untuk mempermudah Arisa dan mengangkat kepalanya.

"Minumlah ini. Sementara Soul Vessel-mu masih mempertahankan bentuknya."
"Un, baik."

Aku membuat Arisa meminum [Nektar].
Diantara barang-barang milikku, hanya ini dan Blood Elixir Rev yang mampu menyembuhkan kerusakan pada Soul Vessel.

Namun, penyembuhan dari Blood Elixir Rev hanya sementara.
Ketika Soul Vessel-nya rusak sebanyak ini, Vessel mungkin tidak akan benar-benar pulih kecuali dia meminum [Nektar].

"——Ah, Master sedang memasuki-ku."

Arisa adalah Arisa bahkan pada saat seperti ini.
Mengabaikan omong kosongnya, aku terus mengawasi pemulihan Soul Vessel-nya.

Tak lama, setelah apa yang terasa seperti keabadian, Soul Vessel Arisa dipulihkan.

"——Phew, baguslah."
"Maafkan aku."

Aku mengelus kepala Arisa yang meminta maaf.
Karena sepertinya dia cukup merenung, aku akan memutuskan hukumannya setelah aku mendengar alasan kenapa dia berlebihan.

"Jangan seperti itu lagi, ngerti?"
"Un, jika terjadi sesuatu, katakan padaku semuanya tentang itu——"

Ketika kami saling menatap satu sama lain, keadaan darurat lainnya ditampilkan pada pembacaan AR.

Kalau dipikir-pikir, Pulau Dejima dan paroki-paroki berada dalam kesulitan, bukan.


" ——Tepat waktu."

Aku pindah ke tempat yang paling dekat dengan Ibukota Kekaisaran, Pulau Dejima masih memiliki orang-orang yang selamat, dengan Unit Arrangement aku memindahkan mereka.

Kota Lete akan ditelan oleh tsunami cahaya putih di depan mataku.

Aku teringat saat ketika orang bereinkarnasi cat-earkin menggunakan Skill Uniknya untuk mencoba menghapus ingatan-ku.
Aku telah melindungi gadis-gadis itu dengan orang-orang reinkarnasi lainnya, aku harus pergi melihat mereka ketika aku punya waktu.

"Sekarang, aku harus melakukan sesuatu tentang itu."

Aku memilih earth magic tingkat lanjut [Great Wall] di Magic List.

"Kurasa ini lebih seperti munculnya Mountain Range of Nanashi bukannya Great Wall China?"

Sebuah tembok tinggi yang lebih tinggi dari gunung-gunung menjulang pada beberapa ratus kilometer jarak jauh.
Ini terlihat cukup mencolok, tetapi dibandingkan dengan [<< Continental Guard >>], sihir ini lebih sederhana dan lebih hemat biaya.

"Baiklah, mari cepat membereskan ini."

Aku menghubungkan [Great Wall] sambil bergerak dengan Unit Arrangement.
Kekuatan sihirku habis di tengah jalan, tapi karena aku memiliki beberapa holy sword yang diisi penuh, aku dapat mengisi ulang dari mereka.

"Siapa yang menyangka bahwa ini hampir mencapai wilayah Ratkin di sisi utara."

Bencana tingkat Tsunami dari cahaya putih ini pasti Divine Punishment yang sesungguhnya.
Mengubah beberapa kota menjadi garam putih mungkin adalah Divine Punishment dari para utusan dan satu Dewa, sementara cahaya putih sebelumnya mungkin merupakan Divine Punishment berskala besar dari ketujuh Dewa.

Tidak mengherankan syarat untuk Divine Punishment berubah tergantung pada siapa kamu bertanya.


"Fumu, kawah dan groove berbentuk spiral ini mengerikan."

Setelah memastikan bahwa sudah aman dengan space magic [Senrigan (Clairvoyance)], aku pindah ke Weasel Empire menggunakan teleport magic.

Tampaknya para Dewa puas setelah menjatuhkan Divine Punishment, mereka telah menghilang dari langit.

Aku mengembalikan [Ruangan Kebenaran] di mana Demon Lord Troll disegel dari Sub-space yang aku lindungi ke tempat asalnya.
Karena aku telah menempatkan barrier yang kuat di tempat asalnya, aku rasa mereka tidak menyadarinya.

Tampaknya barrier telah menghilang oleh Divine Punishment para Dewa.
Ini mungkin bukan barrier itu sendiri yang menghilang, tetapi landasan di mana barrier itu ditempatkan.

"Entah kenapa ruang itu melengkung?"

Aku melihat fenomena mirip fatamorgana di sudut pandangan-ku.
Apakah itu sebuah kapsul evakuasi di Sub-space?

Itu retak, dan seorang yang selamat —— berada di sana.

"Ini sebuah keajaiban bahwa dia selamat."

Aku mencabut wajah yang aku kenal yang terkubur didalam garam.

——Uwaa.

Tubuh bagian bawahnya dan salah satu lengannya telah menjadi garam dan hancur berantakan.
Ini sebuah keajaiban bahwa bagian vital seperti kepala dan jantungnya masih aman.

Aku pindah ke laboratorium penelitian di Solitary Island Palace dengan Unit Arrangement sambil membungkusnya dalam Fixture magic.

"Kurasa tidak perlu dibersihkan dan semacamnya."

Sambil bergumam, aku menempatkan Nona Liedill si temple knight di dalam sebuah bio-tank untuk Nana.

"Meskipun ini cerita yang berbeda untuk kehilangan anggota badan, aku kira ini tidak mungkin untuk meregenerasi organ?"

Karena [Nektar] terlalu berbahaya, aku mengisi bio-tank dengan Blood Elixir Rev.

Setelah itu, mode self-regeneration dari Bio Tank seharusnya bisa mengurus sisanya.


"Apa yang harus kita lakukan dengan si pahlawan?"
"Benar. Aku akan meminta Perusahaan Echigoya untuk merawat Pahlawan Meiko dan rekan-rekannya. Kita bisa mengantarkan mereka ke Saga Empire begitu mereka bisa bergerak."

Mungkin aku harus mengembalikan Nona Ringrande ke rumah orang tuanya, tetapi untuk saat ini mungkin lebih baik baginya untuk tinggal di kamar tamu Perusahaan Echigoya.
Dia mungkin akan baik-baik saja karena aku sudah meminta Sera-san merawatnya.

Karena Pahlawan Meiko jatuh ke dalam status kritis sambil memuntahkan darah ketika aku membuatnya meminum [Nektar] karena suatu alasan, aku hanya memberinya Blood Elixir Rev. untuk mengembalikannya dari status mengamuk sebagai perawatan.

Aku merobek garis biru di kulitnya dengan operasi dan menyembuhkannya dengan sebuah high magic potion sesudahnya.

——Kemudian, setelah meminta Clan Beriunan dan Clan Burainan yang suka meneliti untuk menyelidiki garis, aku mengetahui bahwa komposisinya mirip dengan cairan biru kristal.
Saat itu, ketika aku menaruh terlalu banyak kekuatan sihir ke dalam [Black Spear of Cricket] milik Liza, mengembangkannya menjadi [Magic Spear Douma], garis kristal yang terlihat mirip dengan cairan sihir juga muncul di permukaan spear, itu mungkin mirip fenomena.

"Apakah ini berarti Divine Punishment sudah berakhir sekarang?"
"Un, mungkin. Sepertinya Luapan di labirin dan sejumlah domain monster juga telah berhenti."

Aku menegaskan pertanyaan Hikaru.

Aku berpikir untuk menyerahkan perawatan untuk area yang terkena bencana ke masing-masing negara.
Jika mereka meminta bantuan Raja Shiga, aku berencana untuk melepaskan makanan yang diawetkan dan obat-obatan yang telah aku simpan dalam jumlah besar.


"Master, Pochi anak nakal, nanodesu."

Ketika aku selesai dengan beberapa pekerjaan, Pochi terlihat didepan-ku dengan wajah serius.
Liza dan Tama bersamanya.

"Tolong beri hukuman kepada Pochi, nanodesu."
"Apakah Pochi mengerti hal buruk apa yang dia lakukan?"
"Pochi meninggalkan posnya tanpa memberi tahu Master, nanodesu."

Memang benar bahwa dia melanggar perintahnya, tetapi tanggung jawab-ku lebih berat karena menundanya meskipun aku sadar bahwa sesuatu terjadi pada Pochi.
Melarangnya dari kehidupan malam selama satu bulan terlalu ringan, aku harus meminta Hikaru memikirkan sesuatu nanti.

Baiklah, singkirkan renunganku, sekarang ini tentang Pochi.

"Kenapa kamu meninggalkan posmu?"
"Pochi dipanggil oleh seorang gadis kecil, nanodesu."

Aku benar-benar tidak mengerti dari penjelasan Pochi, tetapi melihat gambaran kasar dari Battle Recorder yang dipasang di golden armor, ia adalah seorang gadis yang mirip dengan gadis kecil didalam lukisan.

"Apakah dia memberikan namanya?"
"Dia tidak memberikannya, nanodesu. Tapi, dia bilang Pochi adalah seorangTrue Hero, nanodesu."

Fumu, orang-orang yang mengetahui itu hanya kami —— tidak, Pochi yang menjadi seorang Hero tercatat pada slate tertentu yang ditulis oleh [Demon Lord Troll].
Karena fakta bahwa Pochi mengalahkan Demon lord ratkin juga ditulis, orang yang berwenang dari Weasel Empire seharusnya menyadari hal itu bahkan jika mereka bukan Dewa itu sendiri.

Tapi, ada peluang bagus bahwa itu adalah Dewa Parion.

Di benua ini, satu-satunya orang yang mampu membuka gate dari Kota Seryuu ke ibukota Weasel Empire adalah aku, Arisa dan para high elf.
Ini akan menjadi cerita yang berbeda jika orang bereinkarnasi dengan Skill Unik teleportation muncul di Shiga Kingdom tetapi membuat sebuah asumsi tentang situasi yang tidak biasa seperti itu terlalu mirip teori konspirasi.

"Dan lalu?"
"Gadis itu mengatakan bahwaPahlawan-ku akan dibunuh oleh demon lord yang jahat, tolong, nanodesu."

Aku mengerti, [Pahlawanku], ya —— secara kronologis, tidak mungkin dia menjadi [Gadis kecil didalam lukisan].
Mungkin aman untuk menganggap bahwa [Dewa Parion (Temp)] yang mengatur Pochi adalah makhluk yang berbeda dari [Gadis Kecil didalam Lukisan].

Selanjutnya, aku mendengarkan hal-hal yang terjadi di Weasel Empire dari Pochi.

"Kalau begitu aku akan mengumumkan hukuman untuk Private Pochi."
"Aye."

Mendengar-ku, Pochi menegakkan dirinya sendiri.

"Kejahatan dari meninggalkan pos dan membahayakan diri sendiri tidak ringan."
"Aye."
"Karena itu, 10 hari makan tanpa daging seharusnya layak."

Telinga Pochi jatuh ke bawah, dia terlihat kecewa.
Liza dan Tama yang berada di sebelahnya terlihat pucat seperti darah mereka menjadi dingin setelah mendengar hukuman berat [10 hari makan tanpa daging].

"Namun——"

Telinga Pochi berkedut.

" —— Karena keberanian dan kebaikan Pochi untuk bergegas menyelamatkan nyawa seorang gadis dalam bahaya, makan tanpa daging akan berkurang selama tiga hari."

Pochi mengangkat kepalanya.

"Selain itu, menghargai kehati-hatianmu untuk tidak secara sembarangan menyerang para demon lord yang kamu temui tetapi sebagai gantinya menilai dengan benar apakah mereka jahat atau tidak, makan tanpa daging akan berkurang lagi selama tiga hari."

Telinga Pochi kembali ke posisi mereka.

"Dan, memuji pencapaianmu dari menyembuhkan Pahlawan Meiko dan Kaisar Weasel yang terluka, dan menyelamatkan Nona Ringrande, makan tanpa daging berkurang lagi selama tiga hari."

Ini mungkin akan menjadi lebih baik jika ini adalah sebuah cerita tentang magic school yang sangat populer, tetapi benar-benar memberikan sebuah hal positif di sini itu buruk.

"Itu sebabnya, makan tanpa daging hanya untuk hari ini. Berhati-hatilah untuk tidak mengulangi apa yang kamu lakukan, ngerti."
"Ya, nanodesu! Pochi ingin belajar lebih banyak hal, nanodesu!"
"Ya, kamu hebat Pochi."

Aku senang Pochi tertarik pada sesuatu selain pertempuran, makan dan hobinya, menulis cerita.
Aku mengelus kepala Pochi dengan kuat.

"Tama akan belajar juga ~?"

Karena Tama juga datang mendeklarasikan dan memelukku dari di sisi yang berlawanan, aku juga memujinya, “Kamu juga hebat Tama.”

Sepertinya Tama sudah dipengaruhi oleh Pochi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...