Ini Satou. Aku menyukai
film Hollywood asing yang diperencanakan dan yang sederhana. Ada banyak hal
yang harus dicoba jika kamu berpikir keras tentang hal itu, tetapi aku tidak
bisa cukup memahami dari serangkaian kesulitan dan katarsis sesudahnya. Happy
End benar-benar yang terbaik.
◇
"Phew, sebagian besar dari tsunami telah diurus sekarang,
kurasa?"
Aku
menyelamatkan kedua gadis dari Sea King, melenyapkan familiar Demon Lord Dog
Head, Roc
[Sky King] seukuran pulau
kecil dan [Flame King] sebuah makhluk dalam api seperti tyrannosaur, dan kemudian aku terbang ke laut selatan dan mengatasi
tsunami.
Aku bahkan harus
membasmi sebuah armada dari ancient
undead dan ghost
di sebuah emerging
floating island yang muncul
di tengah jalan, itu merepotkan.
Bagaimana aku harus
mengatakannya, laut selatan adalah neraka.
Sebuah jendela
penanda muncul di penglihatanku ketika aku menggerutu.
——
Alarm merah?
"Geh, ini
buruk!"
Aku kembali ke solitary
island palace dengan Unit Arrangement.
"Hikaru!
Tolong urus sisa-sisa di Ganika Marquisdom."
"Un, aku
mengerti——"
Setelah
mengatakan itu pada Hikaru yang stand by di solitary island palace, aku pindah ke Weasel Empire
dengan space magic.
Terus terang, aku
tidak ingin membiarkan Hikaru pergi tetapi Arisa berada dalam situasi berbahaya
sekarang.
Karena Hikaru
memiliki berkah dari Patron God-nya, [Ama no Mizuhana-hime] selain dari Dewa Parion,
aku yakin dia akan baik-baik saja.
Di sisi lain
dari teleport gate, ada Staff Warhip Arisa yang setengah meleleh yang melakukan
pendaratan darurat, gadis-gadis beastkin dan Kaisar Weasel yang berubah menjadi seorang demon
lord berada di sekitar ship, dan Pahlawan Meiko yang menyebarkan cahaya biru,
tampak berbahaya.
Lyuryu dan Nona
Ringrande tampaknya berada di large airship di kejauhan.
Aku melihat ke
langit dan melihat tujuh light orb yang melayang.
Karena indikasi
mereka menunjukkan, [UNKNOWN], mereka
mungkin adalah Dewa atau familiar Dewa.
Lingkaran dari cahaya
berubah menjadi pusaran berwarna yang kaya.
—— Persepsi
krisis.
Yang itu
berbahaya.
Aku memperluas
[Magic Hand] kepada semua orang yang bisa dijangkau.
Sementara
persepsi krisis mengejutkan punggung-ku, aku entah bagaimana —— mendapatkan
mereka.
——Ini buruk.
Sesuatu jatuh
dari langit.
—— Berbahaya,
berbahaya, berbahaya.
Aku menekan Unit
Arrangement dengan sehelaian rambut.
Sesaat tepat sebelum
cahaya jatuh dari langit menyentuh kami —— itu diaktifkan tepat waktu entah bagaimana.
◇
"Phew, sudah lama aku tidak panik."
Setelah kami
pindah ke ruang padang pasir pribadi-ku, aku menghela nafas lega.
——Oops, belum!
Selanjutnya, aku
teleport lagi untuk menyelamatkan Lyuryu dan yang lainnya.
——LYURYURYUUU.
Melihat-ku, white
dragon mengeluarkan suara sukacita dan melompat ke arah-ku seperti Pochi.
——Geh.
Di belakang
Lyuryu, di luar large airship yang hancur, aku melihat sebuah tsunami
cahaya putih datang.
Mungkin sisa dari
gelombang cahaya yang jatuh kepada kami.
"Oy, oy,
tempat ini adalah titik tengah jalan menuju kota tetangga, jauh dari ibukota, kamu
tahu——"
Sambil bergumam
dengan tercengang, aku menangkap Lyuryu dan large warship dengan [Magic Hand] dan membawa mereka ke tempat yang
sama seperti sebelumnya.
"Master!
Tolong selamatkan gadis pahlawan, nanodesu."
Pochi yang
menemukan kami melompat dan bertanya padaku.
Tentu saja, Pahlawan
Meiko yang mengamuk yang membocorkan cahaya biru dari mulut dan matanya
terlihat seperti dia di ambang kehancuran.
Aku dengan cepat
mengikat Pahlawan Meiko dengan shadow magic dan menyerahkan sebuah
Blood
Elixir pada Pochi.
"Coba
biarkan dia minum ini."
"Ya,
nanodesu!"
Aku berharap ini
akan menyembuhkannya, tetapi jika itu tidak mungkin maka aku harus membuatnya
minum [Nektar] terlarang.
Aku tidak bisa menyerahkan
[Nektar] pada orang lain karena ia memiliki banyak masalah.
Namun, aku tidak
bisa merawat Pahlawan Meiko lebih dari ini.
Aku harus
melakukan sesuatu tentang tsunami cahaya putih daripada Pahlawan Meiko. Jika aku
meninggalkan itu sendirian, paroki dan Pulau Dejima akan ditelan.
Menyelesaikan
bencana besar yang datang terlebih dahulu lebih baik daripada seorang kenalan
yang aku temui sekali.
"Arisa,
aneh."
Aku mendengar
Tama berteriak di atas dari kokpit Staff Warship yang hancur sebagian.
Aku bergegas ke
kokpit warship dengan Flash Drive sebelum aku memikirkannya.
Persiapan untuk
menggunakan Unit Arrangement menuju Pulau Dejima akhirnya dibatalkan, tetapi
saat ini, itu tidak mencapai pikiranku.
"Arisa! Apakah
kamu baik-baik saja !!"
"Aku baik-BAIK
SAJA."
Arisa menjawab
dengan aksen aneh dengan kepalanya masih ditutupi visor helmet.
Cahaya Ungu
bocor dari celah golden armornya.
——Demon lord.
Itu ditambahkan
pada title Arisa.
Aku mengaktifkan
Soul Seer, Magic Seer, Miasma Seer, Spirit Seer dan menyembunyikan indikasi
Menu untuk membuat throughput sedikit lebih efisien.
Bagian dalam
mata-ku terasa sakit, mungkin aku berlebihan.
Namun, aku tidak
peduli tentang itu sekarang.
Aku mengerti
bahwa kekuatan sihirnya keluar dari retakan Soul Vessel Arisa, sementara miasma
melebarkan retakannya.
Ini seperti
sesuatu yang ungu meluap dari retakan Vessel.
——Tenanglah,
Satou.
Dengan kuat aku
menekan jantungku yang berdetak kencang.
"Arisa tidak
apa-apa. Tidak apa-apa."
Sambil bergumam
seolah-olah aku meyakinkan diriku sendiri, aku merobek miasma
dan dengan lembut
memperbaiki Soul Vessel yang rusak ke bentuk aslinya.
"Baiklah,
sedikit lagi——"
Aku melepaskan golden
armor Arisa dengan Master Key.
"Jangan
lihat."
Arisa
menyembunyikan bibirnya dengan tangannya dan meringkuk di kursi kokpit.
"Jangan
khawatir, aku tidak akan membencimu hanya karena penampilanmu sedikit
berubah."
"Benarkah?"
"Yeah,
tentu saja aku tidak akan."
Aku menggerutu
untuk mempermudah Arisa dan mengangkat kepalanya.
"Minumlah
ini. Sementara Soul Vessel-mu masih mempertahankan bentuknya."
"Un, baik."
Aku membuat
Arisa meminum [Nektar].
Diantara
barang-barang milikku, hanya ini dan Blood Elixir Rev yang mampu menyembuhkan
kerusakan pada Soul Vessel.
Namun, penyembuhan
dari Blood Elixir Rev hanya sementara.
Ketika Soul
Vessel-nya rusak sebanyak ini, Vessel mungkin tidak akan benar-benar pulih
kecuali dia meminum [Nektar].
"——Ah, Master
sedang memasuki-ku."
Arisa adalah
Arisa bahkan pada saat seperti ini.
Mengabaikan
omong kosongnya, aku terus mengawasi pemulihan Soul Vessel-nya.
Tak lama,
setelah apa yang terasa seperti keabadian, Soul Vessel Arisa dipulihkan.
"——Phew,
baguslah."
"Maafkan aku."
Aku mengelus
kepala Arisa yang meminta maaf.
Karena
sepertinya dia cukup merenung, aku akan memutuskan hukumannya setelah aku
mendengar alasan kenapa dia berlebihan.
"Jangan
seperti itu lagi, ngerti?"
"Un, jika
terjadi sesuatu, katakan padaku semuanya tentang itu——"
Ketika kami
saling menatap satu sama lain, keadaan darurat lainnya ditampilkan pada
pembacaan AR.
Kalau
dipikir-pikir, Pulau Dejima dan paroki-paroki berada dalam kesulitan, bukan.
◇
" ——Tepat
waktu."
Aku pindah ke tempat
yang paling dekat dengan Ibukota Kekaisaran, Pulau Dejima masih memiliki
orang-orang yang selamat, dengan Unit Arrangement aku memindahkan mereka.
Kota Lete akan
ditelan oleh tsunami cahaya putih di depan mataku.
Aku teringat
saat ketika orang bereinkarnasi cat-earkin menggunakan Skill Uniknya untuk mencoba menghapus
ingatan-ku.
Aku telah melindungi
gadis-gadis itu dengan orang-orang reinkarnasi lainnya, aku harus pergi melihat
mereka ketika aku punya waktu.
"Sekarang, aku
harus melakukan sesuatu tentang itu."
Aku memilih earth
magic tingkat lanjut [Great Wall] di Magic List.
"Kurasa ini
lebih seperti munculnya Mountain Range of Nanashi bukannya Great Wall China?"
Sebuah tembok
tinggi yang lebih tinggi dari gunung-gunung menjulang pada beberapa ratus
kilometer jarak jauh.
Ini terlihat
cukup mencolok, tetapi dibandingkan dengan [<< Continental Guard
>>], sihir ini lebih sederhana dan lebih hemat biaya.
"Baiklah,
mari cepat membereskan ini."
Aku
menghubungkan [Great Wall] sambil bergerak dengan Unit Arrangement.
Kekuatan sihirku
habis di tengah jalan, tapi karena aku memiliki beberapa holy sword yang diisi
penuh, aku dapat mengisi ulang dari mereka.
"Siapa yang
menyangka bahwa ini hampir mencapai wilayah Ratkin di sisi utara."
Bencana tingkat Tsunami
dari cahaya putih ini pasti Divine Punishment yang sesungguhnya.
Mengubah
beberapa kota menjadi garam putih mungkin adalah Divine Punishment dari para utusan
dan satu Dewa, sementara cahaya putih sebelumnya mungkin merupakan Divine
Punishment berskala besar dari ketujuh Dewa.
Tidak
mengherankan syarat untuk Divine Punishment berubah tergantung pada siapa kamu
bertanya.
◇
"Fumu,
kawah dan groove berbentuk spiral ini mengerikan."
Setelah memastikan
bahwa sudah aman dengan space magic [Senrigan (Clairvoyance)], aku pindah ke Weasel
Empire menggunakan teleport magic.
Tampaknya para
Dewa puas setelah menjatuhkan Divine Punishment, mereka telah menghilang dari
langit.
Aku
mengembalikan [Ruangan Kebenaran] di mana Demon Lord Troll disegel dari Sub-space
yang aku lindungi ke tempat asalnya.
Karena aku telah
menempatkan barrier yang kuat di tempat asalnya, aku rasa mereka tidak menyadarinya.
Tampaknya barrier
telah menghilang oleh Divine
Punishment para Dewa.
Ini mungkin
bukan barrier
itu sendiri yang menghilang,
tetapi landasan di mana barrier itu ditempatkan.
"Entah
kenapa ruang itu melengkung?"
Aku melihat
fenomena mirip fatamorgana di sudut pandangan-ku.
Apakah itu sebuah
kapsul evakuasi di Sub-space?
Itu retak, dan
seorang yang selamat —— berada di sana.
"Ini sebuah
keajaiban bahwa dia
selamat."
Aku mencabut
wajah yang aku kenal yang terkubur didalam garam.
——Uwaa.
Tubuh bagian
bawahnya dan salah satu lengannya telah menjadi garam dan hancur berantakan.
Ini sebuah
keajaiban bahwa bagian vital
seperti kepala dan jantungnya masih aman.
Aku pindah ke
laboratorium penelitian di Solitary Island Palace dengan Unit Arrangement
sambil membungkusnya dalam Fixture magic.
"Kurasa
tidak perlu dibersihkan dan semacamnya."
Sambil bergumam,
aku menempatkan Nona Liedill si temple knight di dalam sebuah bio-tank untuk
Nana.
"Meskipun ini
cerita yang berbeda untuk kehilangan anggota badan, aku kira ini tidak mungkin
untuk meregenerasi organ?"
Karena [Nektar]
terlalu berbahaya, aku mengisi bio-tank dengan Blood Elixir Rev.
Setelah itu,
mode self-regeneration
dari Bio Tank seharusnya bisa
mengurus sisanya.
◇
"Apa yang
harus kita lakukan dengan si pahlawan?"
"Benar. Aku
akan meminta Perusahaan Echigoya untuk merawat Pahlawan Meiko dan rekan-rekannya.
Kita bisa mengantarkan mereka ke Saga Empire begitu mereka bisa bergerak."
Mungkin aku
harus mengembalikan Nona Ringrande ke rumah orang tuanya, tetapi untuk saat ini
mungkin lebih baik baginya untuk tinggal di kamar tamu Perusahaan Echigoya.
Dia mungkin akan
baik-baik saja karena aku sudah meminta Sera-san merawatnya.
Karena Pahlawan
Meiko jatuh ke dalam status kritis sambil memuntahkan darah ketika aku membuatnya
meminum [Nektar] karena suatu alasan, aku hanya memberinya Blood Elixir Rev.
untuk mengembalikannya dari status mengamuk sebagai perawatan.
Aku merobek
garis biru di kulitnya dengan operasi dan menyembuhkannya dengan sebuah
high
magic potion sesudahnya.
——Kemudian,
setelah meminta Clan Beriunan dan Clan Burainan yang suka meneliti untuk
menyelidiki garis, aku mengetahui bahwa komposisinya mirip dengan cairan biru kristal.
Saat itu, ketika
aku menaruh terlalu banyak kekuatan sihir ke dalam [Black
Spear of Cricket] milik
Liza, mengembangkannya menjadi [Magic Spear Douma], garis kristal yang terlihat
mirip dengan cairan sihir juga muncul di permukaan spear, itu mungkin mirip
fenomena.
"Apakah ini
berarti Divine Punishment sudah berakhir sekarang?"
"Un,
mungkin. Sepertinya Luapan di labirin dan sejumlah domain monster juga telah
berhenti."
Aku menegaskan
pertanyaan Hikaru.
Aku berpikir
untuk menyerahkan perawatan untuk area yang terkena bencana ke masing-masing
negara.
Jika mereka
meminta bantuan Raja Shiga, aku berencana untuk melepaskan makanan yang
diawetkan dan obat-obatan yang telah aku simpan dalam jumlah besar.
◇
"Master,
Pochi anak nakal, nanodesu."
Ketika aku
selesai dengan beberapa pekerjaan, Pochi terlihat didepan-ku dengan wajah
serius.
Liza dan Tama
bersamanya.
"Tolong
beri hukuman kepada Pochi, nanodesu."
"Apakah
Pochi mengerti hal buruk apa yang dia lakukan?"
"Pochi
meninggalkan posnya tanpa memberi tahu Master, nanodesu."
Memang benar
bahwa dia melanggar perintahnya, tetapi tanggung jawab-ku lebih berat karena
menundanya meskipun aku sadar bahwa sesuatu terjadi pada Pochi.
Melarangnya dari
kehidupan malam selama satu bulan terlalu ringan, aku harus meminta Hikaru
memikirkan sesuatu nanti.
Baiklah,
singkirkan renunganku, sekarang ini tentang Pochi.
"Kenapa
kamu meninggalkan posmu?"
"Pochi
dipanggil oleh seorang gadis kecil, nanodesu."
Aku benar-benar
tidak mengerti dari penjelasan Pochi, tetapi melihat gambaran kasar dari Battle
Recorder yang dipasang di golden armor, ia adalah seorang gadis yang mirip
dengan gadis kecil didalam lukisan.
"Apakah dia
memberikan namanya?"
"Dia tidak memberikannya,
nanodesu. Tapi, dia bilang Pochi adalah seorang『True Hero』, nanodesu."
Fumu,
orang-orang yang mengetahui itu hanya kami —— tidak, Pochi yang menjadi seorang Hero tercatat pada slate tertentu yang
ditulis oleh [Demon Lord Troll].
Karena fakta
bahwa Pochi mengalahkan Demon lord ratkin juga ditulis, orang yang berwenang
dari Weasel Empire seharusnya menyadari hal itu bahkan jika mereka bukan Dewa
itu sendiri.
Tapi, ada
peluang bagus bahwa itu adalah Dewa Parion.
Di benua ini,
satu-satunya orang yang mampu membuka gate dari Kota Seryuu ke ibukota Weasel Empire
adalah aku, Arisa dan para high elf.
Ini akan menjadi
cerita yang berbeda jika orang bereinkarnasi dengan Skill Unik teleportation
muncul di Shiga Kingdom
tetapi membuat sebuah asumsi tentang situasi yang tidak biasa seperti itu
terlalu mirip teori konspirasi.
"Dan lalu?"
"Gadis itu
mengatakan bahwa『Pahlawan-ku akan dibunuh oleh demon lord yang jahat,
tolong』, nanodesu."
Aku mengerti,
[Pahlawanku], ya —— secara kronologis, tidak mungkin dia menjadi [Gadis kecil didalam
lukisan].
Mungkin aman
untuk menganggap bahwa [Dewa Parion (Temp)] yang mengatur Pochi adalah makhluk
yang berbeda dari [Gadis Kecil didalam Lukisan].
Selanjutnya, aku
mendengarkan hal-hal yang terjadi di Weasel Empire dari Pochi.
"Kalau
begitu aku akan mengumumkan hukuman untuk Private Pochi."
"Aye."
Mendengar-ku,
Pochi menegakkan dirinya sendiri.
"Kejahatan dari
meninggalkan pos dan membahayakan diri sendiri tidak ringan."
"Aye."
"Karena
itu, 10 hari makan tanpa daging seharusnya layak."
Telinga Pochi
jatuh ke bawah, dia terlihat kecewa.
Liza dan Tama
yang berada di sebelahnya terlihat pucat seperti darah mereka menjadi dingin
setelah mendengar hukuman berat [10 hari makan tanpa daging].
"Namun——"
Telinga Pochi
berkedut.
" —— Karena
keberanian dan kebaikan Pochi untuk bergegas menyelamatkan nyawa seorang gadis
dalam bahaya, makan tanpa daging akan berkurang selama tiga hari."
Pochi mengangkat
kepalanya.
"Selain
itu, menghargai kehati-hatianmu untuk tidak secara sembarangan menyerang para demon
lord yang kamu temui tetapi sebagai gantinya menilai dengan benar apakah mereka
jahat atau tidak, makan tanpa daging akan berkurang lagi selama tiga
hari."
Telinga Pochi
kembali ke posisi mereka.
"Dan,
memuji pencapaianmu dari menyembuhkan Pahlawan Meiko dan Kaisar Weasel yang
terluka, dan menyelamatkan Nona Ringrande, makan tanpa daging berkurang lagi selama
tiga hari."
Ini mungkin akan
menjadi lebih baik jika ini adalah sebuah cerita tentang magic
school yang sangat populer, tetapi
benar-benar memberikan sebuah hal positif di sini itu buruk.
"Itu
sebabnya, makan tanpa daging hanya untuk hari ini. Berhati-hatilah untuk tidak
mengulangi apa yang kamu lakukan, ngerti."
"Ya,
nanodesu! Pochi ingin belajar lebih banyak hal, nanodesu!"
"Ya, kamu
hebat Pochi."
Aku senang Pochi
tertarik pada sesuatu selain pertempuran, makan dan hobinya, menulis cerita.
Aku mengelus
kepala Pochi dengan kuat.
"Tama akan
belajar juga ~?"
Karena Tama juga
datang mendeklarasikan dan memelukku dari di sisi yang berlawanan, aku juga
memujinya, “Kamu juga hebat Tama.”
Sepertinya Tama
sudah dipengaruhi oleh Pochi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...