Ini Satou. Aku
ingat pernah membaca sebuah novel misteri di mana sang protagonis adalah
pelakunya di masa lalu, tetapi aku ingat membuang buku tersebut karena hasil
yang dipaksakan. Aku benar-benar berpikir bahwa si penulis seharusnya
memberikan bayangan kepada para pembaca, sehingga mereka bisa mengerti.
◇
"Huh? Ada
jejak dari orang-orang yang mencari-cari di rumah."
Ketika aku
datang ke rumah anjing yang hanya memiliki frame yang tersisa menggunakan Unit
Arrangement, rumah tamu yang kami tinggali tampak seolah-olah dirampok oleh
perampok.
Traveling
bag tiruan kami
dipotong, isi di dalamnya telah tersebar di lantai.
Rumah anjing
tempat aku keluar juga rusak di sudut ruangan.
Tampaknya
orang-orang yang mencari-cari di sini cukup kasar.
Untuk beberapa
alasan, ada sebuah holy symbol dari Dewa Zaikuon yang dilukis di dinding dengan
tanda silang di atasnya.
Aku tidak begitu
paham tentang apa itu, tetapi aku mengerti bahwa mereka membenci Dewa Zaikuon.
"Untuk saat
ini, mari membaca sisa-sisa dari slate——"
Aku membuka Map sambil
bergumam sendiri dan menyadari bahwa ini bukan waktunya untuk melakukan itu.
Ada titik cahaya
yang menunjukkan [UNKNOWN] pada Peta. Persepsi Krisis-ku tidak aktif sehingga
mungkin mereka utusan para dewa.
Sepertinya,
situasinya telah berubah sejak aku kembali ke solitary island palace.
Aku memeriksanya
untuk berjaga-jaga, tetapi aku tidak melihat mereka di Makiwa Kingdom dan
negara-negara tetangga.
Tentu saja, sama
dengan Shiga Kingdom di mana kenalan-ku berada.
Mereka tidak ada
di Saga Empire, aku harus meninggalkan negara-negara yang tidak terlalu
terlibat sendirian.
" —— Untuk saat
ini, mereka tampaknya berada di tanah yang sama."
Aku menutup Map
dan memeriksa medan perang dengan space magic [Remote View], sebuah sihir untuk
melihat jauh.
Tampaknya ada
beberapa korban di antara para personel militer, tetapi aku tidak berencana
untuk bersikap terlalu protektif terhadap tentara profesional.
Namun demikian, aku
tidak pernah mengira bahwa para utusan akan tampak seperti silver
cone yang aneh.
Bagaimana tampilan
para utusan tidak dijelaskan didalam slate yang kamu lihat.
Selain itu, ada
banyak kata-kata kabur dan penggambaran yang tidak memadai karena tampaknya Demon
Lord Troll bukanlah seorang penulis dalam kehidupan sebelumnya.
『—— Steel
Cutting Slash!』
Aku melihat
seorang ksatria yang tidak asing di Remote View.
Tampaknya mereka
telah menggunakan Magic Eater, mereka tidak bertarung dengan sihir tetapi
dengan cannonball dan serangan fisik.
Para utusan yang
dilukai oleh cannonball dan white sword para Temple Knight memulihkan dirinya seperti memutar
ulang video.
Magic Eater Weasel Empire mungkin tidak memiliki kekuatan yang
cukup untuk mengganggu kekuatan sihir di dalam tubuh para utusan.
『Ini akan menghabisimu! Pentagram
Tearing Slash! 』
『Hentikan, Liedill! Teknik yang menggunakan kekuatan
sihir tidak dapat digunakan! 』
Nona Liedill
yang akan menggunakan finisher-nya diserang oleh antena para utusan dan dipukul
jatuh.
Dia tampak lebih
tegar daripada yang aku bayangkan, dia menghindari antena kedua sementara
dengan goyah bangkit.
Nona Liedill
orang keras kepala seperti biasanya.
Aku mengirimkan
sorakan untuknya didalam pikiran-ku.
"Oops, lupakan itu."
Aku bergumam
sendiri dan kembali pada jalur.
Kemudian aku membuka
Map-ku dan memeriksa kota-kota sekitarnya, ternyata utusan
lainnya juga muncul di sana.
Para penduduk Ibukota
Kekaisaran telah dievakuasi ke tempat penampungan bawah tanah sehingga mereka
mungkin akan baik-baik saja bahkan jika aku meninggalkan mereka, tetapi
lawannya adalah seorang utusan dewa.
Ada kemungkinan
bahwa mereka memiliki kekuatan serangan yang sama dengan [Demon God Offshoot]
yang aku lawan di ibukota Shiga Kingdom.
Aku mengambil holy
sword yang berfungsi sebagai sebuah cadangan kekuatan sihir dari Storage-ku dan
menggunakan [Another World].
Mirip dengan apa
yang aku lakukan di Labirin Pulau Dejima sebelumnya, aku menyalin tempat
penampungan bawah tanah dan menculik orang-orang ke dalamnya.
Aku minta maaf atas
melakukannya tanpa meminta persetujuan mereka, tapi tolong anggap ini sebagai
evakuasi darurat.
Aku akan
mengembalikan mereka begitu gejolak berakhir.
"Penasaran
apakah kekuatan sihir sudah cukup untuk mengevakuasi semua kota-kota di Weasel
Empire?"
Magic Crystal Pillar yang aku dapatkan saat insiden dengan Demon Lord Shin muncul
di pikiranku.
"Sepertinya
aku bisa menyelesaikan ini tanpa menggunakan kekuatan sihir didalam Magic
Crystal Pillar yang aku simpan
sebagai jaminan."
Baiklah, mari
pergi ke kota berikutnya.
◇
"Ada lebih
banyak utusan dewa sekarang."
Ketika aku
selesai mengevakuasi para penduduk Weasel Empire dan kembali ke ibukota, para utusan
telah meningkat dari satu menjadi 13.
Aku dapat
mengevakuasi sebagian besar orang, tetapi sebuah smoke car yang digunakan oleh
orang kaya untuk melarikan diri di salah satu dari kota telah berubah menjadi
objek garam, dan sebagian besar dari pasukan pertahanan kota telah dimusnahkan:
ada banyak orang yang juga tidak bisa aku selamatkan.
Tidak mungkin
untuk sepenuhnya menyelamatkan mereka semua, dan selain itu, hati-ku tidak akan
sakit bahkan jika tentara profesional dan para negarawan yang meninggalkan
orang-orang yang seharusnya mereka lindungi mati.
Beberapa airplane
dan airship penumpang besar
diserang oleh Rocket Tree dan flying monster.
Aku juga melihat
monster-monster yang seharusnya dikendalikan oleh sekrup mendapatkan kebebasan
dan memberontak di beberapa garis pertahanan kota.
Aku tidak bisa
benar-benar mengabaikannya jadi aku sedikit membantu mereka untuk berurusan
dengan monster-monster.
"Oops, aku mungkin seharusnya tidak meninggalkan yang satu
itu."
Seorang utusan
yang terpisah sedang mendekati sebuah landasan peluncuran rocket
di mana ada warga sipil.
Aku menutup Map
dan keluar dari mansion
untuk mencegahnya.
Ada pilar cahaya
ungu di samping rocket.
"Geh,
bahkan ada demon lord."
——Ini terlalu
kacau, Ibukota Kekaisaran Weasel Empire.
Menggunakan
mantra terlarang space magic << Aport an Object >>, aku mengambil
orang-orang di landasan peluncuran rocket dan ruang kontrol.
"Di-di mana
ini?"
"Si-siapa
kamu?"
"Pahlawan
Nanashi."
Aku hanya
menjelaskan sebanyak itu pada orang-orang yang bingung.
"Pa-pahlawan
?!"
"Kenapa
pion dari Dewa Parion berada di sini!"
Oops,
sepertinya nilai pahlawan sama sekali rendah di Weasel Empire.
Tidak, Pahlawan
Hayato disambut di Pulau Dejima, ada kemungkinan bahwa ini hanyalah sebagian
dari orang-orang di Ibukota Kekaisaran yang tetap menjaga persepsi itu.
"Baiklah,
aku tidak punya waktu untuk mengobrol. Berlindunglah bersama dengan orang-orang
ibukota."
Aku membuka gate
ke Sub-space dan melemparkan mereka satu demi satu ke dalam menggunakan [Magic
Hand].
Aku hanya
meninggalkan si gadis berambut ungu karena dia berada dalam status kritis
karena tubuhnya dipenuhi cahaya ungu.
Aku menyerap
kekuatan sihir surplus darinya, memaksimalkan Spirit Light dan merobek miasma
yang mengikatnya.
Bertentangan
dengan apa yang aku pikirkan, ini hanya gejala awal, jadi aku menetralkannya
dengan mudah.
"Aku tidak
harus menghapus Skill Uniknya pada tingkat ini."
Aku mengirim si gadis
ke tempat yang sama dengan orang-orang sebelumnya dan menutup gate.
Baiklah, situasi
kritis terus berlanjut, tetapi karena mereka melakukannya lebih baik daripada
yang aku pikirkan, sepertinya aku tidak perlu campur tangan.
Untuk saat ini
aku akan pergi membaca slate-slate untuk mengumpulkan informasi dan melihat
kaisar nanti.
◇
"——Ini
dia."
Saat aku muncul
di ruangan tempat kaisar berada setelah aku selesai mengumpulkan informasi,
beberapa kata yang tidak disukai menyerang-ku.
Dengan sebuah
gerakan dari tangannya, ahli siasat Touya membuat para Temple knight dan para
petugas yang berada di ruangan untuk mundur.
Mengabaikan
tatapan sarkastik dari ahli siasat Touya, aku bertanya pada kaisar.
"Aku punya
dua hal untuk ditanyakan padamu sebelum kita sampai ke tujuan utama."
"Katakan
saja. Kamu akan mendapatkan jawabanmu jika itu adalah sesuatu yang bisa aku
katakan."
Apakah itu hanya
imajinasiku atau nada suaranya lebih tajam dari kemarin.
"Apakah
kamu sudah membaca slate dari waktu belakangan ini —— sekitar 100 tahun yang lalu?"
"Tentu
saja."
"Dengan
mata kepalamu sendiri?"
"Aku bisa
membaca ancient
language dari zaman dewa
dengan baik."
Fumu, dalam hal
ini dia pasti tahu hal yang sama denganku jika dia langsung membacanya.
"Lalu,
tentang identitasnya juga?"
Aku bertanya
pada kaisar sambil melihat ahli siasat Touya.
"Aku tidak
tahu identitas mana yang kamu maksudkan, tapi ya, aku tahu tentang mereka
berdua."
——Kalau begitu aku
rasa itu baik-baik saja.
"Apakah itu
semuanya?"
"Yeah, jika
kamu tidak tertipu maka itu baik-baik saja."
Lagi pula, ada demon
lord di faksi-ku juga.
"Maka kami
akan bertanya milik kami."
Setelah
mengatakan itu, kaisar mendesak ahli siasat Touya dengan matanya.
"Jika kamu
sudah membaca slate-slate baru-baru ini, maka kamu sudah bisa menebak apa yang
akan aku tanyakan, bukan?"
Mungkin tentang
aku.
Slate baru-baru
ini penuh sesak dengan-ku.
Untuk beberapa
alasan masalah di Sub-space mulai dari solitary island palace, peristiwa di Dragon
Valley dan Rumah Elf yang dilindungi oleh barrier, dan hal-hal di langit hampa tidak tercatat, tetapi
kegiatan-ku sebagai Nanashi sangat ditulis .
Namun, tidak ada
apa-apa tentang fakta bahwa Satou dan Nanashi adalah orang yang sama.
Aku dapat dengan
mudah membayangkan bahwa dia, dengan kecerdasannya, seharusnya sudah menyadari
bahwa mereka adalah orang yang sama.
Meski begitu,
tidak perlu bagiku untuk mengungkapkannya sendiri.
"Apa yang
kamu coba katakan?"
"Bermain
bodoh itu percuma. Viscount Satou Pendragon——"
Aku mengabaikan
pertanyaannya tanpa mengandalkan skill Poker Face.
"——Atau
mungkin, aku harus mengatakannya seperti ini?"
Ahli siasat
Touya berhenti, melepas topengnya dan mencela padaku seolah dia menghasutku.
Kurasa dia akan
memanggilku God Slayer, aku memasang sebuah
defense didalam pikiranku.
"Orang yang
menantang Dragon God——"
Sama seperti
yang aku pikirkan, ya.
" —— Tidak peduli
berapa kali dia terbunuh——"
Hah?
Pergantian dari
kejadian tampak aneh entah bagaimana.
"——Orang yang
terus menantang. Si eternal
challenger ——"
Tidak mengerti
apa masud ahli siasat Touya, aku mencocokan garis pandangan-ku dengan dia untuk
mencari informasi.
"——Salah
satu dari tujuh Dewa yang tiba dari dunia lain bersama dengan World Trees——"
Cahaya ungu
gelap yang menantang bocor dari kedalaman matanya.
Karena itu
adalah gejala dari demon lord, bukankah sebaiknya kamu sedikit lebih tenang?
Aku melewatkan
kata-katanya karena aku memikirkan itu.
"——Eh?
Apa?"
Berkat itu, aku menjawab
seperti aku adalah seorang protagonis tipe tuli.
Dia rupanya
mengira aku mengolok-olok kalimat tegasnya, warna dari kemarahan bercampur di
mata ahli siasat Touya.
"Aku akan
mengatakannya tidak peduli berapa kali sampai kamu tidak bisa menyembunyikannya
lagi."
Eyeteeth ahli
siasat Touya mulai memanjang seperti taring.
Un, maaf soal
itu. Karena itu, tenanglah.
"Seseorang
yang melampaui semua prinsip, sebuah eksistensi di luar dari dunia ini——"
Ahli siasat
Touyaa melemparkan lengannya ke dalam mantel, membaliknya dan dengan penuh
semangat mengarahkan jarinya ke arahku seolah itu akan menembus jantungku.
"——Dewa
Zaikuon! Itulah identitas aslimu."