Ini Satou. Aku heran sejak kapan, cerita tentang mengola dungeon menjadi biasa seperti cerita tentang para petualang yang menyelesaikan dungeon. Secara pribadi, menurutku itu dimulai dari volume keempat dari RPG petualangan eksplorasi dungeon klasik.


"Master! Master, Master !!"

Gadis kecil berambut putih mengulangi kata yang sama sambil memelukku.
Aku meminta bantuan Arisa, tetapi dia hanya menggaruk pipinya, tidak terlihat seperti dia akan mengambil tindakan apa pun.

"Master adalah Master saya, jadi saya menyatakan."
"Mwu, terlalu dekat."

Nana memelukku dari belakang, Mia mencoba memisahkan gadis kecil berambut putih dariku.
Karena perbedan fisik dari levelnya, Mia dengan mudah menarik gadis kecil pergi.

"Aa, Master! Lepaskan saya, Masteeeeeeeer!"

Gadis kecil yang terpisah menjadi panik dan berjuang dengan mati-matian untuk kembali padaku sambil menangis.
Melihat itu, Nana bergumam “organisme muda” dan berhenti bergerak.

"Penindasan itu tidak keren ~?"
"Kamu tidak seharusnya membuat seorang gadis kecil menangis, nanodesu."
"Mwu."

Mia melonggarkan cengkeramannya dari tembakan cover Tama dan Pochi, menggunakan kesempatan itu si gadis kecil berambut putih melompat keluar dan menempel kembali ke pinggangku.

Saat Lulu masuk membawa teh, aku duduk di sofa dan menaruh si gadis kecil di pangkuan-ku.
Tama terlihat iri, tapi sepertinya dia tidak akan mendorongnya ke samping.

"Baiklah, jadi ada apa dengan gadis ini?"

Menurut pembacaan AR, namanya adalah [Core Two], Rasnya adalah [Homonculus].
Karena afiliasinya adalah [Phantasmal Labyrinth] Pulau Dejima, dia mungkin unit penyelidikan eksternal dari Dungeon Core.

"Dijemput ~?"
"Ketika Pochi bepergian untuk memperbaiki dirinya sendiri dalam pertempuran dengan Tama, dia telanjang dan dikejar-kejar oleh orang-orang jahat, nanodesu."

Tama dan Pochi membusungkan dada mereka dengan penuh harap, jadi aku mengelus dan memuji mereka, “Kalian berdua hebat.”
Penjelasan Pochi agak terlalu pendek, tapi dia mungkin bermasud mereka menemukan Core Two melarikan diri dari orang-orang jahat ketika mereka berlatih.

Tetap saja——.

"Bagaimana kalian tahu bahwa dia adalah kenalan-ku?"
"Mencari Master ~?"
"Dia bilang Master, jadi pasti Master, nanodesu."

Aku mengerti, ini benar-benar seperti Tama dan Pochi.

"Master, ayo pulang. Itu berbahaya di luar dungeon, Anda tahu?"

Core Two membalikkan kepalanya ke atas sambil menempel di dadaku.
Nana berkedut ketika Core Two memanggilku Master, tetapi sepertinya dia mengendalikan dirinya, mengingat waktu ketika Core Two menangis.

"Tidak ada banyak tempat yang lebih aman daripada di sini, kamu tahu."

Satu-satunya tempat yang lebih aman daripada di sini mungkin hanya markas Yuika dengan barriernya.

"Tidak benar."

Core Two menggelengkan kepalanya. Aku tidak yakin apakah dia tidak mempercayai-ku, atau apakah dia tidak bisa menerimanya.

"Yah, labirin akan ditaklukkan cepat atau lambat ~"
"Tidak benar!"

Core Two secara refleks keberatan pada kata-kata Arisa yang riang.

"Jika saya bersama Master, itu akan benar-benar sama sekali tak terkalahkan!"
"Y-yah, jika Master ada di sana bahkan sebuah rumah jerami akan menjadi tak terkalahkan."
"Tentu sa~ja?"
"Jika kamu bersama Master, di mana-pun sangat luar biasa, nanodesu."

Pada bantahan Core Two, Arisa setuju dengan ekspresi tertegun, Tama dan Pochi juga setuju.
Core Two memiringkan kepalanya dalam kebingungan atas reaksi mereka dan menatapku.

"Apakah kamu mau camilan?"
"Camilan?"

Setelah memastikan bahwa kami sudah tenang, Lulu datang dengan camilan.

"Biskuit choco ~?"
"Kamu menaruh biskuit pada sooft chocolate dan memakannya, nodesuyo."
Tama dan Pochi menjelaskan camilan hari ini pada Core Two.

"Chocolate?"
"Organisme muda, kamu melakukannya seperti ini jadi saya mengajari."

Nana menunjukan caranya pada Core Two yang tidak mengerti.

"Enak. Master, ini enak."
"Terima kasih, jangan pikirkan aku, kamu bisa makan lebih banyak."

Mata Core Two berkilauan pada suapan pertamanya, dia berbalik dan menawarkan biskuit chocolate padaku.
Aku menggigitnya sekali dan mendorongnya untuk memakan sisanya.

"Master, a ~ n."

Ketika Arisa menirukan Core Two dan menawarkan biskuit chocolatenya padaku, gadis-gadis lainnya juga menirunya dan menawarkan mereka.
Aku tidak terlalu menyukai makanan yang manis, tetapi rasanya sangat enak hari ini, mungkin karena aku sedang menyelidiki semuanya sepanjang hari dan sepanjang malam.

"Kya"

Ketika aku pura-pura memakan jari Lulu bersama biskuit chocolatenya, dia terkejut dengan wajah memerah.
Efek dari begadang sepanjang malam mungkin baru saja meresap.

" —— Jadi, apakah pembicaraanmu dengan kaisar berjalan dengan baik?"

Arisa bertanya sambil menjilati cokelat di jari-jarinya.

"Hei, gadis-gadis lainnya akan menirumu."

Sambil memukul kepala Arisa, aku menyuruh Arisa, Hikaru dan yang lainnya pergi ke ruangan lain untuk berbicara tentang pembicaraanku dengan si kaisar.
Aku meminta gadis-gadis lainnya untuk mengurus Core Two.

"Master, kumohon jangan tinggalkan saya."

Ketika aku menurunkannya dari pangkuanku, Core Two memisahkan tangannya dari biskuit chocolate dan menempel padaku.

"Aku hanya akan menyelesaikan urusanku sebentar. Begitu aku selesai, ayo pergi keLabirin Phantasmal. Sampai saat itu, tunggu di sini dan nikmati camilan, ngerti."
"U-un. Saya akan menunggu."

Core Two mengangguk dengan tatapan cemas.
Aku melambaikan tanganku sebelum keluar dari ruangan untuk meredakan kecemasannya meskipun sedikit.


" —— Dia jahat."

Sera-san yang mendengar ceritaku memberi kesannya tentang kaisar weasel dengan ekspresi marah.

Yang di sini adalah Hikaru, Putri Shistina, Sera-san, Arisa, dan aku.
Sepertinya Nona Karina sedang berlatih di tempat pelatihan gurun dengan para virtual golem.

Aku sudah memberi tahu Zena-san dan Liza yang tertinggal di Weasel Empire bahwa aku akan kembali begitu aku selesai di sini.

"Benarkah? Menurutku itu normal bagi seorang Raja untuk membuat negaranya makmur?"
"T-tapi. Bagi Leluhur Raja-sama mengatakan hal seperti itu."

Putri Shistina meletakkan tangannya di mulutnya, terkejut dengan pernyataan Hikaru.

"Ujung timur dari benua tempat para weaselkin tinggal adalah sebuah tanah yang miskin, aku tidak berpikir mereka akan selamat jika mereka tidak melakukan itu, kamu tahu?"
"Yah ~ mereka mengatakan bahwakemiskinan menumpulkan kecerdasan, jadi aku juga setuju pada bagian itu——"
"Tunggu, tentu saja menurut saya melanggar tabu adalah sebuah masalah, ngerti?"

Sambil mendengarkan percakapan Hikaru dan Arisa, aku menenangkan Sera-san yang sepertinya dia tidak bisa menahan kemarahannya.
Tidak perlu menggunakan mind magic. Aku hanya menepuk bahu Sera-san yang duduk di sampingku, Sera-san yang menyadari bahwa dia kehilangan ketenangan menarik napas dalam-dalam dan menyandarkan kepalanya di pundakku, menenangkan diri.

"Dan, apa yang akan kamu lakukan Master?"
"Aku ingin mengumpulkan sedikit lebih banyak informasi dariRuangan Kebenaran, setelah itu aku akan mundur."

Jika si kaisar memahami bahwa melanggar tabu mungkin berarti melawan para dewa, maka aku tidak perlu menjadi berisik dari luar. Aku tidak berniat untuk ikut campur tangan dalam urusan domestik mereka.
Aku akan mengirimkan beberapa semacam pengawasan meskipun aku membencinya jika mereka meluncurkan senjata nuklir di sini.

"Kamu tidak akan mencegahnya?"
"Yeah, bahkan jika aku mengumumkan hal tentang tabu pada orang-orang di sana, aku hanya akan diperlakukan seperti orang gila."

Dalam kebenarannya, aku melihat kegiatan seperti itu di Ibukota Kekaisaran.
Selain itu, orang-orang dari Brains dan orang-orang penting dari kekaisaran berpartisipasi di dalamnya meskipun mengetahui bahaya dari tabu.

"Apakah itu berarti meninggalkan para warga negara?"
"Satou-san tidak akan membiarkan hal seperti itu. Jika divine punishment para Dewa akan menghancurkan orang-orang di sana, dia pasti akan menyebabkan sebuah miracle."

Orang yang bereaksi terhadap putri Shistina adalah Sera-san yang memegang lenganku.
Arisa dan Hikaru mengepakkan mulut mereka, mendapati posisi dari membela-ku dicuri dari mereka.
Faktanya, ada tempat perlindungan bawah tanah di bawah ibukota Weasel Empire yang mirip dengan yang ada di Ibukota Kerajaan Shiga Kingdom dan Ibukota Duchy, jadi mereka semua mungkin tidak akan mati bahkan jika divine punishment para Dewa terjadi.
Jika terlihat berbahaya, aku berpikir untuk mengevakuasi para warga negara ke sub-space dengan magic [Another World].
Melakukan itu seharusnya dihitung sebagai menyelamatkan nyawa, bukannya intervensi, jadi tidak ada masalah.

"Tapi ini akan dicegah."
"Bukankah itu baik-baik saja? Di dunia ini ada banyak orang yang tidak mengerti apa yang penting sampai kerusakan terjadi."
"Un, membangun Shiga Kingdom juga sulit .... Bagi Sharlick-kun dan yang lainnya."

Arisa dan Hikaru menyetujui ejekan diriku sendiri.

Bahkan jika aku bertindak secara preemptif, mereka kemungkinan besar akan membenci-ku dan mengatakan, “Kamu telah melakukan hal yang tidak perlu” dan bukannya bersyukur sebagai hasilnya.


"Hee, jadi ini『《Room Dungeon Master》』."
"Pertama kalinya aku melihatnya."

Arisa dan Hikaru sedang melihat sekeliling ruangan dengan penasaran.

"Apa ini ~?"
"Itu berkilauan, nanodesu!"
"Cantik."
"A, aaa ——! Kamu tidak boleh menyentuhnya!"

Gadis-gadis lainnya juga berkeliaran di sana-sini.
Pochi dan Nana sepertinya adalah tipe yang, “untuk sekarang mari tekan”, ketika mereka menemukan sebuah tombol, Core Two menghentikan mereka kapanpun mereka akan menekan sesuatu.

Master, tolong jangan biarkan orang luar masuk ke dalam << Room Dungeon Master >>.
"Mereka semua keluargaku."
——Tidak ada masalah jika mereka keluarga Anda.

Alasan acak-ku diterima.
Sepertinya Dungeon Core secara tak terduga fleksibel.

"Huh? Main core memanggil Master dengan “Goshujinsama”?"
Sebagai hasil dari analisis informasi dari Core Two, cara dari pemanggilan itu tampaknya menjadi mayoritas, jadi itu telah berganti.

Dungeon Core dengan hormat menjawab pertanyaan Arisa.
Sementara masih tanpa ekspresi, Nana mengangguk, tampak puas.

Master, tolong konfirmasikan situasi dari labirin saat ini.

Grafik yang menunjukkan jumlah total dari Dungeon Point muncul di depanku.

"Uwa ~, kamu benar-benar menggunakan Dungeon Point (DP) untuk mengelola sebuah labirin."
"Jadi ruang penyiksaan dan penjara ada?"

Arisa dan Hikaru mengintip dari sisi tubuhku dan bergumam.

Master, apakah pengaturan ini aneh? Apakah Anda ingin mengembalikannya pada status sebelum penyesuaian dari master sebelumnya?

Dungeon Core tampaknya memiliki keraguan melihat reaksi mereka, dengan takut-takut bertanya padaku.
Sepertinya, pengaturan saat ini ditetapkan oleh demon lord weaselkin.

"Bisakah kamu menunjukkan itu untuk sementara?"
Ya.
Ada tiga gauge yang ditampilkan: jumlah dari magic power, jumlah dari miasma dan jumlah dari soul.
Ini adalah jumlah biasa yang diperlukan untuk dungeon, dan dungeon point adalah sebuah notasi untuk mereka.

"Tunjukkan keduanya secara berdampingan."
Ya, Master.

Setelah mengatakan itu, Dungeon Core mengubah tampilan.
Antarmuka cukup nyaman. Bagian di mana aku tidak harus menulis ulang code itu sendiri luar biasa.

"Oh wah —— Master memperbarui antarmuka."

Perasaan lembut dari sesuatu volume tertahan di punggungku.
Tampaknya dia adalah Core Two yang sudah menjadi dewasa.

"Mwu, bersalah."
"Geh, gadis loli menjadi seorang “kyonyuu”."

Arisa hanya terkejut, tetapi Mia dengan cepat menarik Core Two dewasa.
Aku lebih suka jika dia sedikit lebih lambat.

"Hei, lihat, Satou! Ini luar biasa!"
"Itu benar, kan."

Hikaru dan putri Shistina memanggilku sambil menatap sebuah layar 3D.
Aku melihat pada mereka langsung keluar dari minat dan akhirnya melihat nama Chant Orb dalam sebuah column, nilai-nilai numerik ditampilkan di sebelah kanan.

"Jangan bilang —— "

Saat aku menatap layar 3D, Core Two mengangguk.

"Ini adalah list dari item untuk peti harta karun dengan yang dibutuhkan dungeon point."

Kalau dipikir-pikir, [Chant Orb]-ku ditemukan di sebuah labirin.

Itu berarti aku bisa mendapatkan [Chant Orb] jika aku hanya mengendalikan Dungeon Core Kota Seryuu, ya .... Ini kan menjadi sebuah postscript sekarang.

"——Ini sangat bagus."

Aku tidak dapat membuat terlalu banyak dari mereka karena membutuhkan banyak dungeon point (DP), tetapi ini terlihat berguna untuk memperkuat gadis-gadis dan para eksekutif dari Perusahaan Echigoya.

Master, apakah itu sesuai dengan keinginan Anda?
"Yeah, aku akan sering datang ke sini untuk sebentar."

Melihat pada gauge sebelumnya, aku bisa menyuplai kekuatan sihir dan miasma sebanyak yang diperlukan, tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa tentang gauge soul.
Tidak mungkin aku mengorbankan para petualang yang memasuki dungeon hanya untuk memperkuat rekan-rekanku.

Paling tidak, aku hanya bisa mengubah sebuah ruang boss menjadi sebuah ruang pelatihan untuk para gadis-gadis dan membawa monster-monster dari luar ke sana.
Tidak ada skill yang sangat kami butuhkan saat ini, aku akan membuat ini secara perlahan-lahan.

"Baiklah, sudah waktunya kita kembali."
"Master, apakah Anda akan pergi ke suatu tempat?"
Master, tempat bagi Dungeon Master berada di sini.

Ketika aku mengatakan itu, Core Two menjadi berlinang air mata.
Dungeon Core juga bertanya padaku dengan suara penuh air mata seperti Core Two.

Sepertinya aku melakukan sesuatu yang buruk.

"Kalau begitu, kamu bisa membuat sebuah permanent gate menuju solitary island palace di sini, kan?"
"Yup, maka Core Two-chan bisa bolak-balik dan dia tidak akan kesepian, benarkan?"

Mendengar Arisa dan Hikaru, Core Two melihat ke Dungeon Core.

Saya mengerti. Saya akan menerima kompromi itu.

Kami sudah mencapai kesepakatan entah bagaimana jadi aku membuat sebuah gate yang menghubungkan menuju solitary island palace.
Core Two datang bersama kami seolah itu alami, aku harus menyiapkan sebuah kamar tidur untuk anak ini.

Aku tidak keberatan dia tidur bersamaku jika dia masih pada sosok gadis kecilnya, tapi aku tidak bisa melakukan itu dengan tubuh “kyonyuu”-nya saat ini.

Seorang Brownie muncul dari dalam mansion dengan tergesa-gesa.

"Satou-sama, Anda memiliki sebuah panggilan dari Perusahaan Echigoya."

Hah? Seharusnya aku sudah memberitahu mereka bahwa aku akan pergi ke Weasel Empire, apakah terjadi sesuatu di Perusahaan Echigoya untuk secara langsung memanggilku?


Aku memasuki gate menuju Perusahaan Echigoya sendirian setelah mengatakan pada para gadis-gadis bahwa aku akan pergi ke Ibukota Kerajaan sebentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...