Ini Satou. Aku heran
sejak kapan, cerita tentang mengola dungeon menjadi biasa seperti cerita tentang para petualang
yang menyelesaikan dungeon. Secara pribadi, menurutku itu dimulai dari volume
keempat dari RPG petualangan eksplorasi dungeon klasik.
◇
"Master! Master,
Master !!"
Gadis kecil
berambut putih mengulangi kata yang sama sambil memelukku.
Aku meminta
bantuan Arisa, tetapi dia hanya menggaruk pipinya, tidak terlihat seperti dia
akan mengambil tindakan apa pun.
"Master
adalah Master saya, jadi saya menyatakan."
"Mwu,
terlalu dekat."
Nana memelukku dari
belakang, Mia mencoba memisahkan gadis kecil berambut putih dariku.
Karena perbedan
fisik dari levelnya, Mia dengan mudah menarik gadis kecil pergi.
"Aa, Master!
Lepaskan saya, Masteeeeeeeer!"
Gadis kecil yang
terpisah menjadi panik dan berjuang dengan mati-matian untuk kembali padaku
sambil menangis.
Melihat itu,
Nana bergumam “organisme muda” dan berhenti bergerak.
"Penindasan
itu tidak keren ~?"
"Kamu tidak
seharusnya membuat seorang gadis kecil menangis, nanodesu."
"Mwu."
Mia melonggarkan
cengkeramannya dari tembakan cover Tama dan Pochi, menggunakan kesempatan itu si
gadis kecil berambut putih melompat keluar dan menempel kembali ke pinggangku.
Saat Lulu masuk
membawa teh, aku duduk di sofa dan menaruh si gadis kecil di pangkuan-ku.
Tama terlihat
iri, tapi sepertinya dia tidak akan mendorongnya ke samping.
"Baiklah,
jadi ada apa dengan gadis ini?"
Menurut
pembacaan AR, namanya adalah [Core Two], Rasnya adalah [Homonculus].
Karena
afiliasinya adalah [Phantasmal Labyrinth] Pulau Dejima, dia mungkin unit penyelidikan
eksternal dari Dungeon Core.
"Dijemput
~?"
"Ketika
Pochi bepergian untuk memperbaiki dirinya sendiri dalam pertempuran dengan
Tama, dia telanjang dan dikejar-kejar oleh orang-orang jahat, nanodesu."
Tama dan Pochi membusungkan
dada mereka dengan penuh harap, jadi aku mengelus dan memuji mereka, “Kalian
berdua hebat.”
Penjelasan Pochi
agak terlalu pendek, tapi dia mungkin bermasud mereka menemukan Core Two
melarikan diri dari orang-orang jahat ketika mereka berlatih.
Tetap saja——.
"Bagaimana
kalian tahu bahwa dia adalah kenalan-ku?"
"Mencari
Master ~?"
"Dia bilang
Master, jadi pasti Master, nanodesu."
Aku mengerti, ini
benar-benar seperti Tama dan Pochi.
"Master,
ayo pulang. Itu berbahaya di luar dungeon, Anda tahu?"
Core Two membalikkan
kepalanya ke atas sambil menempel di dadaku.
Nana berkedut
ketika Core Two memanggilku Master, tetapi sepertinya dia mengendalikan
dirinya, mengingat waktu ketika Core Two menangis.
"Tidak ada
banyak tempat yang lebih aman daripada di sini, kamu tahu."
Satu-satunya
tempat yang lebih aman daripada di sini mungkin hanya markas Yuika dengan barriernya.
"Tidak
benar."
Core Two
menggelengkan kepalanya. Aku tidak yakin apakah dia tidak mempercayai-ku, atau
apakah dia tidak bisa menerimanya.
"Yah,
labirin akan ditaklukkan cepat atau lambat ~"
"Tidak
benar!"
Core Two secara
refleks keberatan pada kata-kata Arisa yang riang.
"Jika saya
bersama Master, itu akan benar-benar sama sekali tak terkalahkan!"
"Y-yah,
jika Master ada di sana bahkan sebuah rumah jerami akan menjadi tak
terkalahkan."
"Tentu sa~ja?"
"Jika kamu
bersama Master, di mana-pun sangat luar biasa, nanodesu."
Pada bantahan
Core Two, Arisa setuju dengan ekspresi tertegun, Tama dan Pochi juga setuju.
Core Two
memiringkan kepalanya dalam kebingungan atas reaksi mereka dan menatapku.
"Apakah
kamu mau camilan?"
"Camilan?"
Setelah
memastikan bahwa kami sudah tenang, Lulu datang dengan camilan.
"Biskuit choco
~?"
"Kamu
menaruh biskuit pada sooft chocolate dan memakannya, nodesuyo."
Tama dan Pochi
menjelaskan camilan hari ini pada Core Two.
"Chocolate?"
"Organisme
muda, kamu melakukannya seperti ini jadi saya mengajari."
Nana menunjukan
caranya pada Core Two yang tidak mengerti.
"Enak. Master,
ini enak."
"Terima
kasih, jangan pikirkan aku, kamu bisa makan lebih banyak."
Mata Core Two
berkilauan pada suapan pertamanya, dia berbalik dan menawarkan biskuit chocolate
padaku.
Aku menggigitnya
sekali dan mendorongnya untuk memakan sisanya.
"Master, a
~ n."
Ketika Arisa
menirukan Core Two dan menawarkan biskuit chocolatenya padaku, gadis-gadis lainnya
juga menirunya dan menawarkan mereka.
Aku tidak
terlalu menyukai makanan yang manis, tetapi rasanya sangat enak hari ini,
mungkin karena aku sedang menyelidiki semuanya sepanjang hari dan sepanjang
malam.
"Kya"
Ketika aku pura-pura
memakan jari Lulu bersama biskuit chocolatenya, dia terkejut dengan wajah
memerah.
Efek dari begadang
sepanjang malam mungkin baru saja meresap.
" —— Jadi, apakah
pembicaraanmu dengan kaisar berjalan dengan baik?"
Arisa bertanya
sambil menjilati cokelat di jari-jarinya.
"Hei,
gadis-gadis lainnya akan menirumu."
Sambil memukul
kepala Arisa, aku menyuruh Arisa, Hikaru dan yang lainnya pergi ke ruangan lain
untuk berbicara tentang pembicaraanku dengan si kaisar.
Aku meminta
gadis-gadis lainnya untuk mengurus Core Two.
"Master, kumohon
jangan tinggalkan saya."
Ketika aku
menurunkannya dari pangkuanku, Core Two memisahkan tangannya dari biskuit chocolate
dan menempel padaku.
"Aku hanya
akan menyelesaikan urusanku sebentar. Begitu aku selesai, ayo pergi ke『Labirin
Phantasmal』. Sampai saat itu, tunggu di sini dan nikmati camilan,
ngerti."
"U-un. Saya
akan menunggu."
Core Two
mengangguk dengan tatapan cemas.
Aku melambaikan
tanganku sebelum keluar dari ruangan untuk meredakan kecemasannya meskipun
sedikit.
◇
" —— Dia
jahat."
Sera-san yang mendengar ceritaku memberi kesannya tentang kaisar weasel dengan
ekspresi marah.
Yang di sini
adalah Hikaru, Putri Shistina, Sera-san, Arisa, dan aku.
Sepertinya Nona
Karina sedang berlatih di tempat pelatihan gurun dengan para virtual
golem.
Aku sudah
memberi tahu Zena-san dan Liza yang tertinggal di Weasel Empire bahwa aku akan
kembali begitu aku selesai di sini.
"Benarkah?
Menurutku itu normal bagi seorang Raja untuk membuat negaranya makmur?"
"T-tapi. Bagi
Leluhur Raja-sama mengatakan hal seperti itu."
Putri Shistina
meletakkan tangannya di mulutnya, terkejut dengan pernyataan Hikaru.
"Ujung
timur dari benua tempat para weaselkin tinggal adalah sebuah tanah yang miskin,
aku tidak berpikir mereka akan selamat jika mereka tidak melakukan itu, kamu tahu?"
"Yah ~
mereka mengatakan bahwa『kemiskinan
menumpulkan kecerdasan』, jadi aku juga
setuju pada bagian itu——"
"Tunggu,
tentu saja menurut saya melanggar tabu adalah sebuah masalah, ngerti?"
Sambil
mendengarkan percakapan Hikaru dan Arisa, aku menenangkan Sera-san
yang sepertinya dia tidak
bisa menahan kemarahannya.
Tidak perlu
menggunakan mind magic. Aku hanya menepuk bahu Sera-san yang duduk di sampingku, Sera-san
yang menyadari bahwa dia
kehilangan ketenangan menarik napas dalam-dalam dan menyandarkan kepalanya di
pundakku, menenangkan diri.
"Dan, apa
yang akan kamu lakukan Master?"
"Aku ingin
mengumpulkan sedikit lebih banyak informasi dari『Ruangan
Kebenaran』, setelah itu aku akan mundur."
Jika si kaisar
memahami bahwa melanggar tabu mungkin berarti melawan para dewa, maka aku tidak
perlu menjadi berisik dari luar. Aku tidak berniat untuk ikut campur tangan
dalam urusan domestik mereka.
Aku akan
mengirimkan beberapa semacam pengawasan meskipun aku membencinya jika mereka
meluncurkan senjata nuklir di sini.
"Kamu tidak
akan mencegahnya?"
"Yeah,
bahkan jika aku mengumumkan hal tentang tabu pada orang-orang di sana, aku
hanya akan diperlakukan seperti orang gila."
Dalam
kebenarannya, aku melihat kegiatan seperti itu di Ibukota Kekaisaran.
Selain itu,
orang-orang dari Brains dan orang-orang penting dari kekaisaran berpartisipasi
di dalamnya meskipun mengetahui bahaya dari tabu.
"Apakah itu
berarti meninggalkan para warga negara?"
"Satou-san
tidak akan membiarkan hal seperti itu. Jika divine punishment para Dewa akan
menghancurkan orang-orang di sana, dia pasti akan menyebabkan sebuah
miracle."
Orang yang
bereaksi terhadap putri Shistina adalah Sera-san yang memegang lenganku.
Arisa dan Hikaru
mengepakkan mulut mereka, mendapati posisi dari membela-ku dicuri dari mereka.
Faktanya, ada
tempat perlindungan bawah tanah di bawah ibukota Weasel Empire yang mirip
dengan yang ada di Ibukota Kerajaan Shiga Kingdom dan Ibukota Duchy, jadi
mereka semua mungkin tidak akan mati bahkan jika divine punishment para Dewa terjadi.
Jika terlihat
berbahaya, aku berpikir untuk mengevakuasi para warga negara ke sub-space
dengan magic [Another
World].
Melakukan itu seharusnya
dihitung sebagai menyelamatkan nyawa, bukannya intervensi, jadi tidak ada
masalah.
"Tapi ini
akan dicegah."
"Bukankah
itu baik-baik saja? Di dunia ini ada banyak orang yang tidak mengerti apa yang
penting sampai kerusakan terjadi."
"Un,
membangun Shiga Kingdom juga sulit .... Bagi Sharlick-kun dan yang
lainnya."
Arisa dan Hikaru
menyetujui ejekan diriku sendiri.
Bahkan jika aku
bertindak secara preemptif, mereka kemungkinan besar akan membenci-ku dan mengatakan,
“Kamu telah melakukan hal yang tidak perlu” dan bukannya bersyukur sebagai
hasilnya.
◇
"Hee, jadi
ini『《Room Dungeon
Master》』."
"Pertama
kalinya aku melihatnya."
Arisa dan Hikaru
sedang melihat sekeliling ruangan dengan penasaran.
"Apa ini
~?"
"Itu
berkilauan, nanodesu!"
"Cantik."
"A, aaa ——! Kamu tidak boleh
menyentuhnya!"
Gadis-gadis lainnya
juga berkeliaran di sana-sini.
Pochi dan Nana
sepertinya adalah tipe yang, “untuk sekarang mari tekan”, ketika mereka
menemukan sebuah tombol, Core Two menghentikan mereka kapanpun mereka akan menekan
sesuatu.
『Master, tolong jangan biarkan orang luar masuk ke
dalam << Room
Dungeon
Master >>.』
"Mereka
semua keluargaku."
『 ——Tidak ada masalah jika mereka keluarga Anda. 』
Alasan acak-ku
diterima.
Sepertinya
Dungeon Core secara tak terduga fleksibel.
"Huh? Main
core memanggil Master
dengan “Goshujinsama”?"
『Sebagai hasil dari analisis informasi dari Core Two,
cara dari pemanggilan itu tampaknya menjadi mayoritas, jadi itu telah berganti.』
Dungeon Core
dengan hormat menjawab pertanyaan Arisa.
Sementara masih
tanpa ekspresi, Nana mengangguk, tampak puas.
『Master, tolong konfirmasikan situasi dari labirin saat
ini.』
Grafik yang
menunjukkan jumlah total dari Dungeon Point muncul di depanku.
"Uwa ~,
kamu benar-benar menggunakan Dungeon Point (DP) untuk mengelola sebuah labirin."
"Jadi ruang
penyiksaan dan penjara ada?"
Arisa dan Hikaru
mengintip dari sisi tubuhku dan bergumam.
『Master, apakah pengaturan ini aneh? Apakah Anda ingin
mengembalikannya pada status sebelum penyesuaian dari master sebelumnya? 』
Dungeon Core
tampaknya memiliki keraguan melihat reaksi mereka, dengan takut-takut bertanya
padaku.
Sepertinya,
pengaturan saat ini ditetapkan oleh demon lord weaselkin.
"Bisakah
kamu menunjukkan itu untuk sementara?"
『Ya.』
Ada tiga gauge
yang ditampilkan: jumlah dari
magic
power, jumlah dari miasma
dan jumlah dari soul.
Ini adalah jumlah
biasa yang diperlukan untuk dungeon, dan dungeon point adalah sebuah notasi untuk mereka.
"Tunjukkan
keduanya secara berdampingan."
『Ya, Master.』
Setelah
mengatakan itu, Dungeon Core mengubah tampilan.
Antarmuka cukup
nyaman. Bagian di mana aku tidak harus menulis ulang code
itu sendiri luar biasa.
"Oh wah —— Master
memperbarui antarmuka."
Perasaan lembut
dari sesuatu volume tertahan di punggungku.
Tampaknya dia
adalah Core Two yang sudah menjadi dewasa.
"Mwu,
bersalah."
"Geh, gadis
loli menjadi seorang “kyonyuu”."
Arisa hanya
terkejut, tetapi Mia dengan cepat menarik Core Two dewasa.
Aku lebih suka
jika dia sedikit lebih lambat.
"Hei,
lihat, Satou! Ini luar biasa!"
"Itu benar,
kan."
Hikaru dan putri
Shistina memanggilku sambil menatap sebuah layar 3D.
Aku melihat pada
mereka langsung keluar dari minat dan akhirnya melihat nama Chant Orb dalam sebuah
column, nilai-nilai numerik ditampilkan di sebelah kanan.
"Jangan
bilang ——
"
Saat aku menatap
layar 3D, Core Two mengangguk.
"Ini adalah
list dari item untuk peti harta karun dengan yang dibutuhkan
dungeon
point."
Kalau
dipikir-pikir, [Chant Orb]-ku ditemukan di sebuah labirin.
Itu berarti aku
bisa mendapatkan [Chant Orb] jika aku hanya mengendalikan Dungeon Core Kota
Seryuu, ya .... Ini kan menjadi sebuah postscript sekarang.
"——Ini sangat
bagus."
Aku tidak dapat
membuat terlalu banyak dari mereka karena membutuhkan banyak dungeon
point (DP), tetapi ini terlihat berguna
untuk memperkuat gadis-gadis dan para eksekutif dari Perusahaan Echigoya.
『Master, apakah itu sesuai dengan keinginan Anda?』
"Yeah, aku
akan sering datang ke sini untuk sebentar."
Melihat pada
gauge sebelumnya, aku bisa menyuplai kekuatan sihir dan miasma
sebanyak yang diperlukan,
tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa tentang gauge soul.
Tidak mungkin
aku mengorbankan para petualang yang memasuki dungeon hanya untuk memperkuat rekan-rekanku.
Paling tidak,
aku hanya bisa mengubah sebuah ruang boss menjadi sebuah ruang pelatihan untuk
para gadis-gadis dan membawa monster-monster dari luar ke sana.
Tidak ada skill
yang sangat kami butuhkan saat ini, aku akan membuat ini secara perlahan-lahan.
"Baiklah,
sudah waktunya kita kembali."
"Master,
apakah Anda akan pergi ke suatu tempat?"
『Master, tempat bagi Dungeon Master berada di sini.』
Ketika aku
mengatakan itu, Core Two menjadi berlinang air mata.
Dungeon Core
juga bertanya padaku dengan suara penuh air mata seperti Core Two.
Sepertinya aku
melakukan sesuatu yang buruk.
"Kalau
begitu, kamu bisa membuat sebuah permanent
gate menuju solitary island palace di
sini, kan?"
"Yup, maka
Core Two-chan bisa bolak-balik dan dia tidak akan kesepian, benarkan?"
Mendengar Arisa
dan Hikaru, Core Two melihat ke Dungeon Core.
『Saya mengerti. Saya akan menerima kompromi itu. 』
Kami sudah
mencapai kesepakatan entah bagaimana jadi aku membuat sebuah gate yang
menghubungkan menuju solitary island palace.
Core Two datang
bersama kami seolah itu alami, aku harus menyiapkan sebuah kamar tidur untuk
anak ini.
Aku tidak
keberatan dia tidur bersamaku jika dia masih pada sosok gadis kecilnya, tapi
aku tidak bisa melakukan itu dengan tubuh “kyonyuu”-nya saat ini.
Seorang Brownie
muncul dari dalam mansion dengan tergesa-gesa.
"Satou-sama,
Anda memiliki sebuah panggilan dari Perusahaan Echigoya."
Hah? Seharusnya
aku sudah memberitahu mereka bahwa aku akan pergi ke Weasel Empire, apakah
terjadi sesuatu di Perusahaan Echigoya untuk secara langsung memanggilku?
Aku memasuki gate
menuju Perusahaan Echigoya sendirian setelah mengatakan pada para gadis-gadis
bahwa aku akan pergi ke Ibukota Kerajaan sebentar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...