Ini Satou. Ada orang yang ingin menyelesaikan segalanya dengan paksa di mana saja. Tidak banyak dari mereka di Jepang modern, namun mungkin tidak dapat dihindari karena rasio itu meningkat di dunia lain.


"Lorong ini cantik sekali, kan."
"Hanya selera buruk dari kekayaan."

Zena-san menghela nafas kekaguman ketika kami berjalan di lorong mewah Istana Kekaisaran.
Lorong penuh dengan dekorasi yang ditempatkan dengan hati-hati terbuat dari emas, perak, dan gading, ini benar-benar mencolok.

Menurut Liza bahwa ini adalah selera yang buruk karena budaya di Shiga Kingdom berbeda, tapi menurut-ku ornamen ini cukup berselera jika mereka mengaturnya dengan sesuai.

Yang di sini hanya kami bertiga, Nona Liedill dan seorang maid yang membimbing kami.
Zakuga si pengawal bertengkar dengan rekan-rekan Nona Liedill, para Temple knight, dan diberhentikan ketika kami tiba di kastil.
Dia diperlakukan dengan sangat buruk, tetapi karena dia tidak secara khusus meminta dukungan, aku meninggalkannya sendirian.

Aku sedang berbicara dengan Zena-san sambil berjalan di antara ornamen pilar dan patung-patung ketika maid tiba-tiba berganti secara tiba-tiba.

"Oy, kemana kamu pergi. Aula pertemuan lurus ke depan, bukan?"
"Saya sangat menyesal. Lorong di depan sedang dalam renovasi ... oleh karena itu kita tidak bisa menggunakannya."

Si maid tampaknya takut dengan sikap mengancam Nona Liedill, dia mengalihkan tatapannya ketika dia mengatakan itu.
——Oh?

Aku melirik pada peta karena aku bosan dan melihat bahwa tidak ada renovasi di lorong depan.
Aku tidak bisa melihat apa pun seperti renovasi bahkan setelah memutar peta 3D, jadi aku memeriksa lorong dengan space magic [Clairvoyance].
Sebagai hasilnya aku menegaskan bahwa si maid berbohong, jadi aku mengatakan itu pada Zena-san dan Liza dengan magic [Tactic Talk].

"Renovas,i ya .... Pasti karena para idiot, Gilzem dan Dazlim, bertarung di dalam kastil. Ya ampun, para idiot itu."

Nona Liedill sepertinya percaya pada kebohongan si maid.
Mungkin si maid mengalihkan pandangannya untuk mencegah [Dragon Eyes] Nona Liedill agar tidak melihatnya.

Aku menemukan orang yang mencurigakan di belakang pilar saat aku sedang berjalan sambil sedang berjaga-jaga.

"Yo, long ears."

Seorang weaselkin giant membawa sebuah long thin sword sepanjang 3 meter muncul.
Dia nomor 2 dari Temple Knight pada level 70.

Jika kami hanya melihat pada level, dia sekuat Liza saat ini.

"Gwalba-dono ... saya minta maaf, tapi saya bertindak di bawah komando kekaisaran dari Yang Mulia. Tinggalkan saja untuk nanti kalau kamu ingin bertarung."
"Urusan-ku tidak denganmu."

Dia mencibir dan menyuruh Nona Liedill pergi.

"Urusan aku yang hebat ini dengan si pengikut pahlawan di sana."
"Apakah kamu akan mengarahkan pedangmu pada tamu Yang Mulia?"
"Apaaaa? Kamu takut sama-ku, si pengikut pahlawan? Dasar kamu pengecut besar."

—— Provokasi murahan.

"Gwalba-dono! Kuro-dono adalah seroang tamu dari Yang Mulia!"
"Jadi apa! Kamu pikir aku bisa melewatkan kesempatan ini untuk melawan seseorang yang kuat."

Perlawanan Nona Liedill terhalangi oleh alasan Ras fighting Gwalba.

Orang-orang di sini mungkin bisa menanganinya bahkan jika masalah semacam ini muncul karena negaranya  terisolasi.
Aku bisa melihat bagaimana ia berakhir dengan kepribadiannya jika ia tumbuh dalam lingkungan seperti itu.

"Bukankah lebih baik jika Master-mu dipanggilSissydaripadaHero?"
"Apakah itu sebuah provokasi?"

Liza di belakang akan terpancing jika aku membiarkan ini terus berlangsung, jadi aku memandang rendah dia dengan mata dingin.

"Hahn! Seorang pengikut yang tidak melawan balik pada penghinaan atas Master-nya hanyalah sampah."

Ujung dari sebuah magic spear yang terbungkus cahaya merah muncul di depan mata Gwalba yang tampak bosan.

"A-apaaaa! Sejak kapan."

Gwalba melangkah mundur menggunakan Flickering Movement dengan panik.
Aku ingin tahu apakah rambut berkilauan di dahinya karena keringat dingin?

"Maafkan saya, Master. Ikan kecil ini akan ditangani dengan cepat, tolong tunggu sebentar."

Liza meminta maaf atas ketidak bijaksanaan-nya sambil menjaga garis pandangnya pada Gwalba.
Seharusnya aku menendang Gwalba dan membuatnya pingsan ketika aku merasa dia akan terpancing.

"Baiklah. Aku mengizinkanmu untuk menghajarnya. Kamu bisa melukai dia dengan serius, tetapi cobalah untuk tidak membunuhnya."
"Dimengerti."

Nona Liedill yang mendengar izinku secara tidak terduga, dia mencoba menghentikan kami dengan terburu-buru.

"Tunggu, Kuro-dono! Kepribadian dan perilaku Gwalba-dono memang yang terendah tetapi tidak ada seorang pun kecuali Captain yang bisa menandinginya dalam pertarungan di antara para Temple knight."
"Long ears! Jangan mengatakan seperti aku yang hebat lebih lemah daripada Captain."

Karena kesal dengan pertengkaran keduanya, Liza menembakan Magic Edge Canon yang sangat kecil di antara mereka.

"Datang saja padaku. Aku akan mengajarimu tempatmu berada."
"Baik-baik saja bagi-kuuuu, dasar lizard!"

Pedang yang dihunuskan Gwalba terbungkus cahaya biru.

" —— Holy weapon?"

Zena-san terkejut.
Dia sendiri memiliki holy dagger di dalam tasnya, namun dia masih terkejut, sangat mirip Zena-san.
Sejujurnya ke imutan Zena-san ​​benar-benar pada nice point.

"Ini adalah holy sword yang diberikan oleh kaisar pada aku yang hebat, Monofoshi Zao. Magic spear tiruan yang dibuat dari monster kelas rendah tidak akan bisa mengharapkan untuk menyainginya!"
"Tutup mulut kotor itu. Kamu mencemari Magic Spear Douma yang telah dibuat Master."

Pola merah pada magic spear menerima kemarahan tenang Liza, berdenyut deras.

"Ini dia sapaan, Slashing Steel Flash! Untuk sekarang, matilah!"

Gwalba menggunakan physical reinforcement pada tubuhnya dalam sekejap dan mengayunkan long sword-nya sambil menggunakan Flickering Movement.
Tebasan tajam yang tampak seolah-olah bisa memotong molekul udara memotong sosok Liza, setelah gelombang dari serangan memecahkan paving batu di belakangnya.
Awan debu dan suara menderu datang dari sini dari kedalaman lorong.

Ekspresi Gwalba yang menyeringai, yakin akan kemenangannya, membeku.

" —— Kamu cocoknya menjadi seorang pemain jalanan."
"T-tidak mungkin, kamu menghindari Slashing Steel Flash milikku yang hebat?"

Magic spear Liza, yang dibalut oleh Magic Edge, mengarah di depan leher Gwalba yang merintih, pelindung Adamantite lehernya setengahnya jatuh.

Sepertinya Gwalba tidak bisa melihat Flickering Movement dan Ground Shrink Liza.

"Hanya meninggalkan sebuah umpan setelahnya, setiap salah satu dari rekan-rekan-ku bisa melakukan itu."

Dia menarik magic spear sambil mengatakan itu dan menyiapkan posisinya.

"Ambil sikapmu. Aku akan mengajarimu bagaimana rasanya pertarungan yang kuat."

Liza menyatakannya tanpa merasa menang.


"Terima kasih telah menunggu."
"Kerja bagus. Kalau begitu haruskah kita pergi. Kaisar mungkin juga lelah menunggu."

Meninggalkan Gwalba yang telah tenggelam ke dalam dinding di belakang, kami mendesak si maid untuk maju terus.
Kebanggaannya tampaknya telah dihancurkan oleh Liza, tapi tidak seperti dia cukup terluka untuk mati, seharusnya tidak ada masalah meninggalkan weaselkin itu sendirian.

"Y-ya!"

Si maid yang memiliki ekspresi seperti jiwanya telah keluar sepertinya mengingat tugasnya, dia menegakkan dirinya dan menjawab dan kemudian membimbing kami sambil tampak ketakutan.

"De-dengan Gwalba-dono itu, menjadi kemenangan satu sisi ..."
"Dia mungkin tidak pernah bertarung melawan seorang lawan yang memiliki kekuatan yang sama atau yang lebih kuat darinya. Ada terlalu banyak celah dan pergerakan yang sia-sia."

Liza mengatakan itu dengan tenang pada Nona Liedill yang bergumam tak percaya.

Yah, selain dari pelatihan dengan lawan dari berbagai jenis, Pochi dan Tama setiap hari, Liza juga sparring denganku, Hikaru dan bahkan Black Dragon Heiron kadang-kadang, jadi tidak mengherankan kalau dia menjadi kuat.
Mampu pulih sepenuhnya dengan segera dengan kembali ke solitary island palace dan meminum magic potion tingkat lanjut dan elixir, tidak peduli berapa luka yang dia dapatkan, bisa berdampak besar juga.

"Tolong tunggu di depan pintu ini."

Ketika kami tiba di depan pintu yang terbuat dari paduan yang tidak diketahui, si maid berlari ke Imperial Knight yang berdiri berjaga di depannya dengan cepat.
Ksatria ini tampaknya memiliki afiliasi yang berbeda dari Nona Liedill si Temple knight.

Aku mengoperasikan menu untuk mendapatkan informasi tentang si kaisar.
Dia sekitar level 40, tidak terlalu tinggi, skillnya sebagian besar terdiri dari tipe pemerintahan dan negosiasi, satu-satunya hal yang perlu kami waspadai adalah skill [Geass] yang sudah kami ketahui.

——Tidak masih ada lagi.

Aku menemukan sebuah column [Special Ability] pada status si kaisar.
Dia memiliki dua Skill Unik, [Lucky Star] dan [Reflect Unlucky]. "
Sepertinya kaisar weasel adalah orang bereinkarnasi.

Aku terganggu mengapa dia tidak menyembunyikan infonya.
Mungkin tidak ada gunanya menyembunyikannya karena skill Geass-nya terkenal.

Untuk berjaga-jaga, aku menaruh beberapa lapisan dari mind magic [<< Enchant Spirit Protection >>] pada Liza dan Zena-san.
Mereka sudah memiliki item pertahanan otomatis yang dibuat dengan menganalisis Raka, tapi aku merasa bahwa sihir ini lebih kuat sebagai tindakan balasan terhadap [Geass] si kaisar.

"Kami akan memegang senjatamu di sini."
"Dimengerti."

Aku menyerahkan magic gun di pinggang-ku pada Imperial Knight.
Zena-san dan Liza akan menunggu di ruang tunggu di sebelah aula pertemuan sehingga mereka bisa memegang senjata mereka.

"Utusan Shiga Kingdom Kuro-dono, maju selangkah didepan kehadiran dari Yang Mulia Kaisar."

Aku melangkah ke aula pertemuan yang lebih dalam dari Shiga Kingdom.

Ada singgasana besar di kedalaman ruangan, seolah menunjukkan otoritas si kaisar.
Kaisar weasel dengan bulu ungu yang duduk di singgasana juga besar.

—— Terutama secara horizontal itu berada.

Aku telah melihat banyak orang gemuk sebelumnya, tapi dia jauh lebih gemuk dibandingkan dengan pegulat sumo yang aku lihat di kubah sumo nasional, apalagi Mr. Overweight.
Dia setidaknya tiga kali lebih lebar dari seorang pria normal.

" —— Dengan kata lain, Shiga Kingdom akan menjadi pelindung dari orang itu?"
"Ya. Semuanya sama dengan apa yang tertulis di surat itu."

Setelah membaca Deklarasi Kemerdekaan, si kaisar dengan ringan menghela nafas dengan cara yang tidak bisa diketahui oleh orang-orang di sekitarnya.
Dan dia bergumam dengan suara yang sangat kecil, skill Attentive Ears-ku tidak bisa mendengarnya, “Jadi dia benar-benar memilih jalur itu”, aku menangkapnya dari gerakan bibirnya.
Sepertinya kaisar telah meramalkan bahwa putra mahkota akan menyatakan kemerdekaan.

"Apa! Shiga Kingdom bermaksud untuk merebut Pulau Dejima!"
"Para brengsek itu, sekarang sudah sampai seperti ini, kita harus menyortir kekuatan airship kita yang tak tertandingi dan menyerbu ibukota mereka!"
"Aye! Bahkan tanpa menggunakan sains, kemenangan kita akan pasti jika kita menyebarkan setengah dari para Temple Knight bahkan jika para dragon knight yang muncul di Makiwa Kingdom ikut campur."

Para menteri weaselkin yang berada di aula pertemuan menjadi bangkit ketika mereka mendengar tentang kemerdekaan Pulau Dejima.
Tampaknya, tidak seperti orang-orang weaselkin di luar negeri, aku merasa bahwa orang-orang di dalam kekaisaran cepat marah, atau lebih tepatnya mereka cepat untuk meniup puncak mereka.

Sangat menarik bagaimana mereka melewati Pulau Dejima dan langsung menuju Shiga Kingdom.
Mungkin para menteri Weasel Empire memiliki beberapa kompleks tentang Shiga Kingdom.

"Panggil Jenderal Putepo."

Dengan perintah si kaisar, seorang chamberlain dengan cepat meninggalkan aula pertemuan.

——Jadi kami tidak bisa menghindari perang, ya.

"Jenderal Putepo?"
"Apakah kita akan menyerahkan penaklukan itu pada orang yang tidak kompeten yang hanya mendapat gelar bangsawan dari rumahnya?"
"Mungkin saja untuk menekan Pulau Dejima jika mereka sendirian di sini ...."

Sebuah evaluasi yang cukup keras.

Setelah beberapa saat, seseorang yang mengenakan pakaian upacara yang tidak teratur dan yang tampaknya Jenderal Putepo muncul.
Dia adalah seorang weaselkin gemuk yang terlihat seperti gorengan kecil.

"Yang Mulia, saya datang atas panggilan Anda."
"Pulau Dejima telah menyatakan kemerdekaannya. Third army-mu cocok untuk penaklukan."
"Putra Mahkota-dono memberontak! Saya Putepo akan membakar semua Pulau Dejima dan membuatnya menjadi sebuah neraka di mana tidak ada yang hidup."
"Tidak perlu pembunuhan yang tidak perlu. Hanya tangkap putra mahkota dengan segala cara, atau jika itu tidak mungkin —— bunuh dia."
"Saya menerima perintah Yang Mulia."

Jenderal Putepo menerima perintah kaisar weasel dengan gesture yang berlebihan yang berbau tindakan.

"" Tolong tunggu, Yang Mulia! ""

Seorang lionkin dan seorang tigerkin yang memakai baju upacara Temple Knight memasuki aula pertemuan sambil berbicara serempak.

"Lord Gilzem dan Lord Dazlim, ya ...."
"Mereka yang gaduh. Mereka mungkin datang ke sini untuk protes dan meminta partisipasi mereka."

Para menteri berbicara dengan iri di belakang dari mereka berdua yang terbungkus dalam aura kekerasan.

"Otoritas Yang Mulia akan ternoda jika Anda menyerahkannya kepada seorang jenderal yang tidak kompeten."
"Kami akan mengurus semuanya hanya dengan peleton kami jika Anda menyerahkannya kepada kami."

Lionkin Gilzem dan tigerkin Dazlim menghimbau kaisar sambil memamerkan otot-otot mereka.

Itu pasti menjadi gaya populer di Weasel Empire.
Ya ampun, komunikasi antara budaya itu sulit, bukan?

Kaisar weasel sekali lagi bergumam dengan suara kecil yang tidak bisa didengar oleh orang-orang di sekitar, skill [Attentive Ears]-ku mendengar, “Orang-orang bodoh ini.”

"Aku menaruh kepercayaan pada Jenderal Putepo. Aku yakin dia akan melakukan pekerjaan itu sebagaimana yang aku inginkan."

Mendengar si kaisar, keduanya membuat wajah cemberut, Jenderal Putepo tersenyum puas pada seluruh wajahnya.
Namun —— [Seperti yang aku inginkan], ya.
Aku melihat sekilas pada si kaisar yang tidak ingin memenangkan perang.

"Selain itu, kamu Temple Knight memiliki lebih banyak pertempuran yang tepat sedang menunggu. Bekerja keraslah untuk mencari kekuatan sampai saat itu."

Kaisar weasel menindaklanjuti keduanya yang tampak tidak puas.

"Kami sudah menyiapkan area baru di labirin buatan di pinggiran kota. Masuki labirin dan tingkatkan dirimu."

Si kaisar menginstruksikan dan kemudian seorang chamberlain menyajikan sebuah nampan dengan permata seukuran telur di atasnya pada keduanya.

Sepertinya itu adalah sebuah item yang disebut [Teleport Stone].
Aku ingin belajar cara membuatnya jika mereka seperti namanya.

"Diakui!"
"Saya tidak sabar untuk bertarung."

Keduanya dengan riang mengambil [Teleport Stone], membungkuk pada kaisar dan meninggalkan aula pertemuan.

Baiklah, sudah waktunya untuk berbicara dengan kaisar dan langsung menuju bisnis——.


Aku harus berbicara tentang sains dan tabu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...