Ini Satou. Ada
orang yang ingin menyelesaikan segalanya dengan paksa di mana saja. Tidak
banyak dari mereka di Jepang modern, namun mungkin tidak dapat dihindari karena
rasio itu meningkat di dunia lain.
◇
"Lorong ini
cantik sekali, kan."
"Hanya
selera buruk dari kekayaan."
Zena-san
menghela nafas kekaguman ketika kami berjalan di lorong mewah Istana Kekaisaran.
Lorong penuh
dengan dekorasi yang ditempatkan dengan hati-hati terbuat dari emas, perak, dan
gading, ini benar-benar mencolok.
Menurut Liza
bahwa ini adalah selera yang buruk karena budaya di Shiga Kingdom berbeda, tapi
menurut-ku ornamen ini cukup berselera jika mereka mengaturnya dengan sesuai.
Yang di sini
hanya kami bertiga, Nona Liedill dan seorang maid yang membimbing kami.
Zakuga si pengawal
bertengkar dengan rekan-rekan Nona Liedill, para Temple knight, dan
diberhentikan ketika kami tiba di kastil.
Dia diperlakukan
dengan sangat buruk, tetapi karena dia tidak secara khusus meminta dukungan, aku
meninggalkannya sendirian.
Aku sedang
berbicara dengan Zena-san sambil berjalan di antara ornamen pilar dan patung-patung
ketika maid tiba-tiba berganti secara tiba-tiba.
"Oy, kemana
kamu pergi. Aula pertemuan lurus ke depan, bukan?"
"Saya
sangat menyesal. Lorong di depan sedang dalam renovasi ... oleh karena itu kita
tidak bisa menggunakannya."
Si maid
tampaknya takut dengan sikap mengancam Nona Liedill, dia mengalihkan tatapannya
ketika dia mengatakan itu.
——Oh?
Aku melirik pada
peta karena aku bosan dan melihat bahwa tidak ada renovasi di lorong depan.
Aku tidak bisa
melihat apa pun seperti renovasi bahkan setelah memutar peta 3D, jadi aku
memeriksa lorong dengan space magic [Clairvoyance].
Sebagai hasilnya
aku menegaskan bahwa si maid berbohong, jadi aku mengatakan itu pada Zena-san
dan Liza dengan magic [Tactic Talk].
"Renovas,i
ya .... Pasti karena para idiot, Gilzem dan Dazlim, bertarung di dalam kastil. Ya
ampun, para idiot itu."
Nona Liedill
sepertinya percaya pada kebohongan si maid.
Mungkin si maid mengalihkan
pandangannya untuk mencegah [Dragon Eyes] Nona Liedill agar tidak melihatnya.
Aku menemukan
orang yang mencurigakan di belakang pilar saat aku sedang berjalan sambil
sedang berjaga-jaga.
"Yo, long
ears."
Seorang weaselkin
giant membawa sebuah long
thin sword sepanjang 3
meter muncul.
Dia nomor 2 dari
Temple Knight pada level 70.
Jika kami hanya
melihat pada level, dia sekuat Liza saat ini.
"Gwalba-dono
... saya minta maaf, tapi saya bertindak di bawah komando kekaisaran dari Yang
Mulia. Tinggalkan saja untuk nanti kalau kamu ingin bertarung."
"Urusan-ku
tidak denganmu."
Dia mencibir dan
menyuruh Nona Liedill pergi.
"Urusan aku
yang hebat ini dengan si pengikut pahlawan di sana."
"Apakah
kamu akan mengarahkan pedangmu pada tamu Yang Mulia?"
"Apaaaa? Kamu
takut sama-ku, si pengikut pahlawan? Dasar kamu pengecut besar."
—— Provokasi
murahan.
"Gwalba-dono!
Kuro-dono adalah seroang tamu dari Yang Mulia!"
"Jadi apa! Kamu
pikir aku bisa melewatkan kesempatan ini untuk melawan seseorang yang
kuat."
Perlawanan Nona
Liedill terhalangi oleh alasan Ras fighting Gwalba.
Orang-orang di
sini mungkin bisa menanganinya bahkan jika masalah semacam ini muncul karena
negaranya terisolasi.
Aku bisa melihat
bagaimana ia berakhir dengan kepribadiannya jika ia tumbuh dalam lingkungan seperti
itu.
"Bukankah
lebih baik jika Master-mu dipanggil『Sissy』daripada『Hero』?"
"Apakah itu
sebuah provokasi?"
Liza di belakang
akan terpancing jika aku membiarkan ini terus berlangsung, jadi aku memandang
rendah dia dengan mata dingin.
"Hahn!
Seorang pengikut yang tidak melawan balik pada penghinaan atas Master-nya hanyalah
sampah."
Ujung dari
sebuah magic spear yang terbungkus cahaya merah muncul di depan mata Gwalba
yang tampak bosan.
"A-apaaaa! Sejak
kapan."
Gwalba melangkah
mundur menggunakan Flickering Movement dengan panik.
Aku ingin tahu
apakah rambut berkilauan di dahinya karena keringat dingin?
"Maafkan
saya, Master. Ikan kecil ini akan ditangani dengan cepat, tolong tunggu
sebentar."
Liza meminta
maaf atas ketidak bijaksanaan-nya sambil menjaga garis pandangnya pada Gwalba.
Seharusnya aku
menendang Gwalba dan membuatnya pingsan ketika aku merasa dia akan terpancing.
"Baiklah.
Aku mengizinkanmu untuk menghajarnya. Kamu bisa melukai dia dengan serius,
tetapi cobalah untuk tidak membunuhnya."
"Dimengerti."
Nona Liedill yang
mendengar izinku secara tidak terduga, dia mencoba menghentikan kami dengan
terburu-buru.
"Tunggu,
Kuro-dono! Kepribadian dan perilaku Gwalba-dono memang yang terendah tetapi
tidak ada seorang pun kecuali Captain yang bisa menandinginya dalam pertarungan
di antara para Temple knight."
"Long
ears! Jangan mengatakan
seperti aku yang hebat lebih lemah daripada Captain."
Karena kesal
dengan pertengkaran keduanya, Liza menembakan Magic Edge Canon yang sangat
kecil di antara mereka.
"Datang
saja padaku. Aku akan mengajarimu tempatmu berada."
"Baik-baik
saja bagi-kuuuu, dasar lizard!"
Pedang yang dihunuskan
Gwalba terbungkus cahaya biru.
" —— Holy
weapon?"
Zena-san
terkejut.
Dia sendiri memiliki
holy
dagger di dalam tasnya,
namun dia masih terkejut, sangat mirip Zena-san.
Sejujurnya ke
imutan Zena-san benar-benar pada nice point.
"Ini adalah
holy sword yang diberikan oleh kaisar pada aku yang hebat, Monofoshi Zao. Magic
spear tiruan yang dibuat dari monster kelas rendah tidak akan bisa mengharapkan
untuk menyainginya!"
"Tutup
mulut kotor itu. Kamu mencemari Magic Spear Douma yang telah dibuat Master."
Pola merah pada magic
spear menerima kemarahan tenang Liza, berdenyut deras.
"Ini dia
sapaan, Slashing Steel Flash! Untuk sekarang, matilah!"
Gwalba
menggunakan physical reinforcement pada tubuhnya dalam sekejap dan mengayunkan long
sword-nya
sambil menggunakan Flickering
Movement.
Tebasan tajam
yang tampak seolah-olah bisa memotong molekul udara memotong sosok Liza,
setelah gelombang dari serangan memecahkan paving batu di belakangnya.
Awan debu dan
suara menderu datang dari sini dari kedalaman lorong.
Ekspresi Gwalba
yang menyeringai, yakin akan kemenangannya, membeku.
" —— Kamu cocoknya
menjadi seorang pemain jalanan."
"T-tidak
mungkin, kamu menghindari Slashing Steel Flash milikku yang hebat?"
Magic spear
Liza, yang dibalut oleh Magic Edge, mengarah di depan leher Gwalba yang merintih,
pelindung Adamantite lehernya setengahnya jatuh.
Sepertinya
Gwalba tidak bisa melihat Flickering Movement dan Ground Shrink Liza.
"Hanya
meninggalkan sebuah umpan setelahnya, setiap salah satu dari rekan-rekan-ku
bisa melakukan itu."
Dia menarik magic
spear sambil mengatakan itu dan menyiapkan posisinya.
"Ambil
sikapmu. Aku akan mengajarimu bagaimana rasanya pertarungan yang kuat."
Liza menyatakannya
tanpa merasa menang.
◇
"Terima
kasih telah menunggu."
"Kerja
bagus. Kalau begitu haruskah kita pergi. Kaisar mungkin juga lelah
menunggu."
Meninggalkan
Gwalba yang telah tenggelam ke dalam dinding di belakang, kami mendesak si maid
untuk maju terus.
Kebanggaannya
tampaknya telah dihancurkan oleh Liza, tapi tidak seperti dia cukup terluka
untuk mati, seharusnya tidak ada masalah meninggalkan weaselkin itu sendirian.
"Y-ya!"
Si maid yang
memiliki ekspresi seperti jiwanya telah keluar sepertinya mengingat tugasnya,
dia menegakkan dirinya dan menjawab dan kemudian membimbing kami sambil tampak
ketakutan.
"De-dengan
Gwalba-dono itu, menjadi kemenangan satu sisi ..."
"Dia
mungkin tidak pernah bertarung melawan seorang lawan yang memiliki kekuatan
yang sama atau yang lebih kuat darinya. Ada terlalu banyak celah dan pergerakan
yang sia-sia."
Liza mengatakan
itu dengan tenang pada Nona Liedill yang bergumam tak percaya.
Yah, selain dari
pelatihan dengan lawan dari berbagai jenis, Pochi dan Tama setiap hari, Liza
juga sparring denganku, Hikaru dan bahkan Black Dragon Heiron kadang-kadang,
jadi tidak mengherankan kalau dia menjadi kuat.
Mampu pulih
sepenuhnya dengan segera dengan kembali ke solitary island palace dan meminum magic
potion tingkat lanjut dan elixir, tidak peduli berapa luka yang dia dapatkan,
bisa berdampak besar juga.
"Tolong
tunggu di depan pintu ini."
Ketika kami tiba
di depan pintu yang terbuat dari paduan yang tidak diketahui, si maid berlari
ke Imperial Knight yang berdiri berjaga di depannya dengan cepat.
Ksatria ini
tampaknya memiliki afiliasi yang berbeda dari Nona Liedill si Temple knight.
Aku mengoperasikan
menu untuk mendapatkan informasi tentang si kaisar.
Dia sekitar
level 40, tidak terlalu tinggi, skillnya sebagian besar terdiri dari tipe
pemerintahan dan negosiasi, satu-satunya hal yang perlu kami waspadai adalah
skill [Geass] yang sudah kami ketahui.
——Tidak masih
ada lagi.
Aku menemukan sebuah
column [Special
Ability] pada status si
kaisar.
Dia memiliki dua
Skill Unik, [Lucky Star] dan [《Reflect Unlucky》].
"
Sepertinya
kaisar weasel adalah orang bereinkarnasi.
Aku terganggu
mengapa dia tidak menyembunyikan infonya.
Mungkin tidak
ada gunanya menyembunyikannya karena skill Geass-nya terkenal.
Untuk berjaga-jaga,
aku menaruh beberapa lapisan dari mind magic [<< Enchant Spirit
Protection >>] pada Liza dan Zena-san.
Mereka sudah
memiliki item pertahanan otomatis yang dibuat dengan menganalisis Raka, tapi
aku merasa bahwa sihir ini lebih kuat sebagai tindakan balasan terhadap [Geass]
si kaisar.
"Kami akan memegang
senjatamu di sini."
"Dimengerti."
Aku menyerahkan magic
gun di pinggang-ku pada Imperial Knight.
Zena-san dan
Liza akan menunggu di ruang tunggu di sebelah aula pertemuan sehingga mereka
bisa memegang senjata mereka.
"Utusan
Shiga Kingdom Kuro-dono, maju selangkah didepan kehadiran dari Yang Mulia
Kaisar."
Aku melangkah ke
aula pertemuan yang lebih dalam dari Shiga Kingdom.
Ada singgasana besar
di kedalaman ruangan, seolah menunjukkan otoritas si kaisar.
Kaisar weasel
dengan bulu ungu yang duduk di singgasana juga besar.
—— Terutama
secara horizontal itu berada.
Aku telah
melihat banyak orang gemuk sebelumnya, tapi dia jauh lebih gemuk dibandingkan
dengan pegulat sumo yang aku lihat di kubah sumo nasional, apalagi Mr.
Overweight.
Dia setidaknya
tiga kali lebih lebar dari seorang pria normal.
" —— Dengan kata
lain, Shiga Kingdom akan menjadi pelindung dari orang itu?"
"Ya.
Semuanya sama dengan apa yang tertulis di surat itu."
Setelah membaca
Deklarasi Kemerdekaan, si kaisar dengan ringan menghela nafas dengan cara yang
tidak bisa diketahui oleh orang-orang di sekitarnya.
Dan dia bergumam
dengan suara yang sangat kecil, skill Attentive Ears-ku tidak bisa mendengarnya,
“Jadi dia benar-benar memilih jalur itu”, aku menangkapnya dari gerakan
bibirnya.
Sepertinya
kaisar telah meramalkan bahwa putra mahkota akan menyatakan kemerdekaan.
"Apa! Shiga
Kingdom bermaksud untuk merebut Pulau Dejima!"
"Para
brengsek itu, sekarang sudah sampai seperti ini, kita harus menyortir kekuatan airship
kita yang tak tertandingi dan menyerbu ibukota mereka!"
"Aye!
Bahkan tanpa menggunakan sains, kemenangan kita akan pasti jika kita
menyebarkan setengah dari para Temple Knight bahkan jika para dragon knight
yang muncul di Makiwa Kingdom ikut campur."
Para menteri weaselkin
yang berada di aula pertemuan menjadi bangkit ketika mereka mendengar tentang
kemerdekaan Pulau Dejima.
Tampaknya, tidak
seperti orang-orang weaselkin di luar negeri, aku merasa bahwa orang-orang di
dalam kekaisaran cepat marah, atau lebih tepatnya mereka cepat untuk meniup
puncak mereka.
Sangat menarik
bagaimana mereka melewati Pulau Dejima dan langsung menuju Shiga Kingdom.
Mungkin para
menteri Weasel Empire memiliki beberapa kompleks tentang Shiga Kingdom.
"Panggil
Jenderal Putepo."
Dengan perintah si
kaisar, seorang chamberlain dengan cepat meninggalkan aula pertemuan.
——Jadi kami
tidak bisa menghindari perang, ya.
"Jenderal
Putepo?"
"Apakah
kita akan menyerahkan penaklukan itu pada orang yang tidak kompeten yang hanya
mendapat gelar bangsawan dari rumahnya?"
"Mungkin
saja untuk menekan Pulau Dejima jika mereka sendirian di sini ...."
Sebuah evaluasi
yang cukup keras.
Setelah beberapa
saat, seseorang yang mengenakan pakaian upacara yang tidak teratur dan yang tampaknya
Jenderal Putepo muncul.
Dia adalah
seorang weaselkin
gemuk yang terlihat seperti
gorengan kecil.
"Yang
Mulia, saya datang atas panggilan Anda."
"Pulau
Dejima telah menyatakan kemerdekaannya. Third army-mu cocok untuk penaklukan."
"Putra
Mahkota-dono memberontak! Saya Putepo akan membakar semua Pulau Dejima dan
membuatnya menjadi sebuah neraka di mana tidak ada yang hidup."
"Tidak
perlu pembunuhan yang tidak perlu. Hanya tangkap putra mahkota dengan segala
cara, atau jika itu tidak mungkin —— bunuh dia."
"Saya
menerima perintah Yang Mulia."
Jenderal Putepo
menerima perintah kaisar weasel dengan gesture yang berlebihan yang berbau tindakan.
""
Tolong tunggu, Yang Mulia! ""
Seorang lionkin
dan seorang tigerkin
yang memakai baju upacara Temple
Knight memasuki aula pertemuan sambil berbicara serempak.
"Lord
Gilzem dan Lord Dazlim, ya ...."
"Mereka
yang gaduh. Mereka mungkin datang ke sini untuk protes dan meminta partisipasi
mereka."
Para menteri
berbicara dengan iri di belakang dari mereka berdua yang terbungkus dalam aura
kekerasan.
"Otoritas
Yang Mulia akan ternoda jika Anda menyerahkannya kepada seorang jenderal yang
tidak kompeten."
"Kami akan
mengurus semuanya hanya dengan peleton kami jika Anda menyerahkannya kepada
kami."
Lionkin Gilzem
dan tigerkin Dazlim menghimbau kaisar sambil memamerkan otot-otot mereka.
Itu pasti
menjadi gaya populer di Weasel Empire.
Ya ampun,
komunikasi antara budaya itu sulit, bukan?
Kaisar weasel
sekali lagi bergumam dengan suara kecil yang tidak bisa didengar oleh
orang-orang di sekitar, skill [Attentive Ears]-ku mendengar, “Orang-orang bodoh
ini.”
"Aku
menaruh kepercayaan pada Jenderal Putepo. Aku yakin dia akan melakukan
pekerjaan itu sebagaimana yang aku inginkan."
Mendengar si kaisar,
keduanya membuat wajah cemberut, Jenderal Putepo tersenyum puas pada seluruh
wajahnya.
Namun —— [Seperti yang
aku inginkan], ya.
Aku melihat
sekilas pada si kaisar yang tidak ingin memenangkan perang.
"Selain
itu, kamu Temple Knight memiliki lebih banyak pertempuran yang tepat sedang
menunggu. Bekerja keraslah untuk mencari kekuatan sampai saat itu."
Kaisar weasel
menindaklanjuti keduanya yang tampak tidak puas.
"Kami sudah
menyiapkan area baru di labirin buatan di pinggiran kota. Masuki labirin dan
tingkatkan dirimu."
Si kaisar
menginstruksikan dan kemudian seorang chamberlain menyajikan sebuah nampan dengan permata seukuran telur
di atasnya pada keduanya.
Sepertinya itu
adalah sebuah item yang disebut [Teleport Stone].
Aku ingin
belajar cara membuatnya jika mereka seperti namanya.
"Diakui!"
"Saya tidak
sabar untuk bertarung."
Keduanya dengan
riang mengambil [Teleport Stone], membungkuk pada kaisar dan meninggalkan aula
pertemuan.
Baiklah, sudah
waktunya untuk berbicara dengan kaisar dan langsung menuju bisnis——.
Aku harus
berbicara tentang sains dan tabu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...