Ini Satou.
Keseruan yang menyenangkan antara detektif dan thieves hanya terjadi didalam fiksi. Aku pikir dalam
kenyataan, beberapa polisi membentuk tim untuk melacak penjahat.
◇
Aku berbicara
sepanjang malam dengan Hikaru, dan meninggalkan Kuil Heavenly Dragon saat
matahari terbit.
Rencananya
adalah Hikaru akan pergi ke Ibukota Kerajaan setelah menenangkan Tenryu.
Kuil ini
diperlakukan sebagai area-nya sendiri, jadi aku tidak bisa langsung teleport ke
sana melalui Unit Arrangement, aku bisa melakukan teleport jarak dekat ke sana.
Aku sudah
memasang papan segel ukir untuk Return Teleport di mansion Hikaru, jadi kami bisa bertemu kapan
saja.
Aku ingin
berdamai dengan naga sebelum pergi keluar dari kuil, tetapi mereka lebih takut
daripada yang aku pikirkan dan tidak ingin mendekati kuil, jadi aku meminta
Hikaru untuk merawat mental mereka.
Aku sedang
berpikir untuk membawa beberapa hadiah untuk mereka di lain hari.
Aku berpikir
untuk pergi ke Hutan Boruenan tetapi ini pada jam di mana hanya Lulu yang harus
dibangunkan, jadi aku pergi ke Ibukota Kerajaan terlebih dahulu untuk melenyapkan
para thieves.
Aku pindah ke Mansion
Pendragon dengan Unit Arrangement, dengan cepat mengaktifkan skill Anti
Magic Essence Camouflage,
dan kemudian melihat satu hal saat aku membuka menu.
——Lawan tidak bisa
mengaktifkannya secara permanen jika itu adalah skill dengan konsumsi bahan
bakar yang buruk.
Jadi aku berpikir
dan memeriksa peta, ternyata Ropo ada secara normal di area kumuh.
Sepertinya
harapanku tepat sasaran.
Aku menyelidiki
tempat persembunyian para thief tempat Ropo berada di peta, dan pindah ke ruangannya
dengan Unit Arrangement.
Tepat sebelum
itu, aku berubah menjadi bentuk Kuro seperti kemarin dari bentuk Nanashi.
Kedua wanita
setengah telanjang tidur di kedua sisi tempat tidur.
Mereka belum
memperhatikanku. Mungkin karena aku menggunakan skill Magic
Essence Camouflage dan skill Hiding.
Kedua wanita itu
tampaknya juga thieves, jadi aku bisa menangkap mereka tanpa ampun.
Aku sedikit
mengangkat Ropo yang masih tidur dengan [Magic Hand] dan kemudian mengikatnya
dengan tali yang terbuat dari [Thorn Foot] ivy.
Sepertinya dia
bangun, dia mengangkat teriakan serak.
Mendengar
jeritan itu, para wanita mempersiapkan belati di tangan mereka di atas tempat
tidur.
Ini merepotkan,
jadi aku menetralisir para wanita dengan [Remote Stun].
Aku menjatuhkan wanita
yang dinetralkan dari tempat tidur, dan kemudian dengan ringan memotong pipi
Ropo dengan belatinya.
Tidak seperti
kemarin, darah yang tumpah tidak menjadi asap, hanya menodai tempat tidur
merah.
"Siapa kamu"
—— Dia sudah
lupa meskipun kami baru bertemu kemarin?
Tanpa
menjawabnya, aku menyerang perutnya dengan [Remote Stun] seperti dengan para
wanita.
Aku pikir dia
akan melawan, tetapi status Ropo dengan cepat menjadi “Fainted”.
....Aneh. Ini
terlalu mudah.
Ketika aku
melihat Ropo dengan skill Anti Magic Essence Camouflage diaktifkan, aku merasakan sesuatu yang aneh di
lehernya.
Menurut pembacaan
AR ini adalah artefak tipe penghambat pengenalan yang disebut [Thief God
Harness].
Aku tidak bisa
melepasnya, jadi aku menyimpannya langsung ke Storage.
——Siapa orang
ini?
Orang yang aku pikirkan
sebagai Ropo berubah menjadi orang lain.
Ia seorang pria
paruh baya berlevel 30.
Tampaknya, dia
adalah tubuh ganda yang menyamar dengan menggunakan artefak.
Aku mengumpulkan
para thieves
lainnya di samping Fake
Ropo dan membawa mereka ke tentara Ibukota
Kerajaan.
◇
Aku kembali ke
tempat persembunyian para thief dan menyadarkan Fake Ropo yang pingsan untuk menanyainya.
"Baiklah, kamu
harus memberitahuku hubunganmu dengan Ropo."
"Hmph,
seperti aku akan berbicara untukmu brengsek——"
Aku bisa
memanggil Pochi-sensei dan Tama-sensei ke sini, tapi mari mengancamnya secara
normal.
Aku memotong steel
armor yang berada di
ruangan ini dengan magic sword di tanganku.
"Aku ingin
tahu apakah kamu masih akan mengatakan hal yang sama setelah kehilangan anggota
badanmu?"
Aku sebenarnya
tidak bermaksud untuk melaksanakannya, meskipun ia dapat dipulihkan dengan magic
potion tingkat tinggi.
" —— Wajah
berdarah dingin itu serius, huh."
Tampaknya, skill
Poker Face melakukan pekerjaan dengan baik.
"Aku lebih
suka dibunuh di sini daripada menjual Head."
Fake Ropo pura-pura keras kepala dengan suara gemetar.
"Apakah
kamu memiliki sejarah panjang dengan Ropo?"
"Ya .... Sejak
aku seorang thief kecil
di Holy Kingdom Parion, ini sudah lebih dari 10 tahun, huh——"
Meskipun
mengatakan bahwa dia lebih suka dibunuh, dia mulai membocorkan informasi seperti
itu normal, mungkin ini karena skill Negotiation dan Questioning.
Tampaknya, orang
itu sendiri tampaknya tidak memperhatikan fakta itu.
"——Propor-aniki
akan melakukan sesuatu yang besar di Shiga Kingdom, jadi kami datang ke sini
untuk mempersiapkan pekerjaan awal, kamu tahu——"
"Hou,
Mirage yang terkenal itu, ya."
"Hehee,
Aniki luar biasa."
Fake Ropo dengan lancar menceritakan situasi di sekitarnya seperti seorang pria
mabuk.
Aku mendapatkan
skill [Confession Inducement] sebelum aku menyadarinya. Aku mengalokasikan poin
skill untuk itu karena tampaknya berguna.
Item yang
digunakan orang ini diberikan kepadanya oleh Mirage Propor katanya.
.... Tunggu,
ceritanya tadi agak aneh.
Posisi Ropo dan
orang ini seharusnya seperti subkontraktor Mirage.
Aku mengerti
jika Ropo melihat Shinkiro sebagai aniknya (abang / senior), tetapi bukankah
orang ini menyebutnya sebagai ojiki?
Kebiasaannya
mungkin berbeda, tetapi mari coba konfirmasikan.
"Mirage
Propor bukan ojiki-mu tapi anikamu?"
"Bukankah
itu sudah dikatakan? Dia aniki-ku yang membawaku keluar dari area kumuh."
"Bukankah
itu Ropo?"
"Tapi tentu
saja ——
Head adalah seorang dermawan."
"Dermawan dari
apa?"
"Apa, kamu
bertanya .... Aku ingin tahu apa?"
Fake Ropo
jatuh diam dengan wajah yang meragukan.
Dia terlihat
mirip dengan Baron Muno dan yang lainnya yang dimanipulasi oleh mind
magic demon.
——Persepsi
Krisis-ku aktif.
Silver
light terbang, mengincarku
dan Fake
Ropo.
Aku menangkap
itu dengan [Magic Hand] dan memasukkannya ke Storage-ku, dan menyerang balik
penyerang tak terlihat tanpa persiapan.
"Bagaimana kamu
mengetahui lokasiku, zamasu?"
Ropo yang
terbang dari tendanganku mengangkat kepalanya dari puing-puing.
——Zamasu ?!
Mengabaikan Fake
Ropo yang berteriak di belakang, aku
menendang Ropo yang berdiri lagi.
Menghancurkan defense
yang dia bentuk dengan
menyilangkan lengannya, aku menendangnya lagi ke puing-puing.
Sepertinya dia
menyamar dari magic essence, informasinya telah menghilang dari pembacaan AR.
Kalau begitu,
mari gertak di sini.
" —— Apa yang
dilakukan green demon di tempat seperti ini?"
Mendengar
kata-kataku, wajah Ropo menjadi seperti Noh mask.
Di lengan kanan
kirinya, aku menemukan gelang yang sama dengan yang dipakai Fake
Ropo.
"Untuk bisa
ditemukan oleh seorang anak laki-laki level 50 berambut putih seperti ini, sungguh
menyedihkan, zamasu."
Aku mengambil Holy
Sword Durandal dari Storage dan menebas Ropo yang terkekeh seperti katak, atau
tepatnya, green demon bersamanya.
Tentu saja,
tujuannya adalah gelang di lengan kirinya.
Aku
menghancurkan ice sword yang tak terhitung jumlahnya yang muncul di sekitar green
demon dengan [Break Magic] tanpa chanting, dan memotong lengan kirinya dengan
Durandal di tanganku.
Aku mencoba
untuk memasukan gelang bersama dengan lengan kiri yang jatuh ke dalam Storage,
tetapi itu ditolak.
——Kalau begitu.
Aku membakar
lengan kirinya dengan magic [Forge].
Panas dari
ledakan itu meniup persembunyian para thief di bawah tanah menjadi beberapa bagian.
Aku tidak
berniat menjadi seorang killer man, jadi aku dengan enggan melindungi Fake Ropo dengan magic
[Flexible Shield] dan [Shelter].
Anehnya, gelang
tetap bertahan meski tertutup flame.
Aku mengambil
gelang di dalam flame
dengan [Magic Hand], dan memasukkannya ke dalam Storage kali
ini.
Dan kemudian, green
demon membelah asap, menyerangku.
Sesuai namanya, ia
memegang green magic sword di tangannya.
Aku hanya
menekuk tubuhku untuk menghindari green magic sword yang menyerang, dan
kemudian mengayunkan Holy Sword sementara dalam posisi yang tidak alami,
memotong tubuhnya menjadi dua.
Aku merasa
sedikit perlawanan memotong lawan yang tampak persis seperti manusia, tapi
karena di dalamnya adalah demon, menahan diri dengan ceroboh akan membawa
kesempatan untuk itu, jadi aku mengeraskan perasaanku.
Sama seperti
kemarin, darah yang keluar dari itu menghasilkan asap putih.
Dari antara
celah asap putih, aku melihat mock body yang telah terbelah berdiri. Terasa
nyata karena terlihat seperti manusia.
Saat aku menatap
mock body yang remuk, informasinya ditampilkan pada pembacaan AR seperti
biasanya.
Namanya telah
menjadi, [Ropo (Fake)], dan rasnya [Human(Demon)].
Sepertinya masih
bisa menyamarkan dirinya sendiri tanpa gelang, tapi status original-nya tidak bisa menipu Menuku.
Aku mencatat
informasi tentang AR sebelum menghilang bersama dengan asap hitam.
Sepertinya ia
memiliki skill disguise, hiding, camouflage, bersama dengan [Mind Magic] dan [Ice Magic].
" —— Mari akhiri
aksi pembukaan. Kami akan kembali dengan penobatan dari Yang Mulia. Nikmati
kedamaian hidupmu sebentar selagi kamu bisa, zamasu!"
Mock body
benar-benar menghilang setelah meninggalkan ancaman perpisahan seperti itu.
.... Tampaknya, ia
tidak bisa menyembunyikan kata penutupnya ketika sudah berusaha.
Penanda mock
body telah menghilang dari peta.
Sepertinya mock
body diperlakukan seperti ia telah mati ketika menghilang, jadi ia menghilang
dari kolom penanda.
Saat aku
memeriksanya, gelang [Thief God Harness] yang aku kumpulkan dari green demon dan Fake Ropo adalah
satu set dari tiga item.
Selain memiliki
efek dari penghambat pengenalan dan memanipulasi informasimu sendiri, ini juga
dapat membiarkan orang-orang yang memakainya untuk bertukar lokasi mereka seperti
teleport.
Karena tidak ada
ruginya, aku mencoba mencari yang terakhir, dan menemukan pemiliknya di panti
asuhan di lingkar luar dari Ibukota Kerajaan.
Yah, kurasa aku akan
menyelesaikan ini sebelum sarapan——
◇
"Anak
laki-laki. Apakah bandana itu milikmu?"
Aku bertanya
kepada anak laki-laki berambut putih yang mengambil air dari sumur panti
asuhan.
Anak laki-laki
itu memiliki nama Shin seperti orang Jepang, tetapi wajahnya tampak seperti
orang Caucasian.
"——Itu
benar."
Anak laki-laki
Shin menyentuh bandana dengan tangannya setelah sedikit goyah.
Bandana ini
adalah yang terakhir dari [Thief God Harness]. Ada gambar mata tertutup yang
digambar di bagian dahi.
"Dari mana
kamu mendapatkannya?"
"Aku
mendapatkannya dari pengemis tua yang mati yang terjepit di bawah puing-puing
selama serangan monster sebelumnya."
.... Fumu, jadi pria
tua itu adalah pemilik aslinya, ya.
Tidak, ada
kemungkinan bahwa Anak laki-laki Shin sedang menyamar.
"Biarkan
aku meminjamnya sebentar."
"Ah——"
Aku merebut
bandana Anak laki-laki Shin dengan [Magic Hand].
Anak laki-laki
Shin mengeluarkan suara kejutan karena sepertinya dia tidak pernah berpikir
bahwa aku akan merebutnya sambil menyilangkan lenganku.
Nama dan rasnya
tidak berubah bahkan tanpa bandana. Levelnya juga masih 3.
Tempat-tempat
yang telah berubah adalah Skill column dan Detail column. Skill [One-handed Sword] -nya menghilang dan skill
[Pain Resistance] muncul, informasi detailnya berubah menjadi kosong.
Oh tunggu, titlenya
juga meningkat —— ini ?!
Aku mencegah
terlihat terkejut dengan skill Poker Face, dan bertanya pada Anak laki-laki Shin yang
memprotes.
"Apa yang
kamu lakukan sebelum datang ke panti asuhan ini?"
"Entahlah."
"Tidak
mungkin kamu tidak mengetahui, kan?"
"Itu benar.
Aku tidak memiliki ingatan sebelum aku dijemput oleh direktur di sini."
Anak laki-laki
Shin berteriak hampir menjadi marah.
Dilihat dari
penampilannya, dia sepertinya tidak berbohong.
Mempertimbangkan
detailnya yang kosong, kehilangan ingatannya mungkin adalah kebenaran.
"Pahlawan, Demon
Lord, Yang Mulia —— Apakah kamu mengenali kata-kata itu?"
"Aku pernah
mendengar tentang pahlawan dan demon lord dari cerita-cerita para bibi yang
datang ke panti asuhan. Mengenai “Yang Mulia”, putri dan pria gemuk di akademi
dipanggil demikian."
Aku bertanya detail
lebih lanjut dari Anak laki-laki Shin, sepertinya tentang putri Menea dan
Souya-kun anak tak sah.
Kalau
dipikir-pikir, nama Shin juga keluar dalam cerita Arisa.
"Pertanyaan
terakhir. Apa hubunganmu dengan pengemis yang mati?"
"Dia
seorang pria tua yang sering berbicara tentang sesuatu yang tidak aku mengerti
setiap kali dia menemukanku."
"Berbicara seperti
apa?"
Anak laki-laki
Shin sepertinya tidak menyukai pria tua itu, dia terlihat kesal.
"'Apa
pendapatmu tentang kebebasan, atau penobatan, atau pengorbanan, semua itu omong
kosong."
Kebebasan menawarkan
pengorbanan untuk penobatannya, ya.
Pria tua itu
mungkin adalah anggota dari [Light of Liberty].
"....
He-hei, jika kamu ingin bandana itu, aku akan menjualnya padamu untuk satu perunggu
tidak, satu koin perak."
Anak laki-laki
Shin berbicara begitu, sungguh berkah.
Aku ragu-ragu
untuk mengambil kenang-kenangan, tetapi jika ini bisa diselesaikan dengan uang,
maka ini masalah sederhana.
Bagaimanapun,
membiarkan item ini sendirian terlalu berbahaya.
"Baiklah,
aku akan membelinya."
Aku memberinya satu
koin perak bersama dengan bandana hitam dari Storage-ku.
"....Ini?"
"Pakai saja.
Ini barang murahan tapi lebih baik daripada tidak ada apa-apa, kan?"
"Y-ya ....
Aku akan mengambilnya."
Anak laki-laki
Shin mencoba untuk bersikap sopan, tetapi mulutnya mengendur.
Sepertinya dia
senang dengan bandana hitam penghambat pengenalan buatan sendiri.
"Selamat
tinggal. Anak laki-laki."
Aku membalikan
punggungku dari Anak laki-laki Shin —— Pahlawan Shin, dan meninggalkan tempat itu.
Ya, dia
menyembunyikan title [Hero].
Aku memberinya
bandana penghambatan pengenalan untuk menyembunyikan titlenya.
Mungkin bagus
untuk memberinya Holy Sword wood untuk pelatihan saat kami bertemu lagi.
Aku akan
berkonsultasi tentang dia dengan seorang pahlawan sebenarnya, Hikaru.