Epilog


Bagian 1


Komandan Pasukan Invasi Gelmedo Empire, Doriadamp, menggosok kepalanya di lantai sambil bersujud.
Saya benar-benar......sangat……menyesal.
Keringat dingin, jatuh.
Sosok serak seorang pria tua tampak dalam gambar yang diproyeksikan di udara.
Itu adalah Kaisar Kekaisaran.
Suara serak yang terasa seperti itu akan mempersingkat umur seseorang hanya dari mendengarnya.
Doriadamp...... bawa siwadah gadis mudadi hadapanku...... tidak peduli apa yang perlu dilakukan.
Saya akan melakukan apapun yang diperlukan!
Jika itu akan...... itu akan menjadi...... wadah untuk jiwaku.
Ya! Kami pasti akan menyelesaikan Sorcery Ritual of Reincarnation!
Begegas...... kau harus begegas!
Memeras suara yang terdengar seperti darah akan keluar dari tenggorokannya, Kaisar memberikan perintah pada komandan kekaisaran.
Gambar menghilang, dan menjadi gelap gulita.
Hanya napas Doriadamp yang bisa didengar.
Dikatakan bahwa tubuh Ras memiliki pembuluh darah demi jiwa mereka sendiri.
Namun, siwadah gadis mudasangat istimewa.
Sepertinya dia memiliki Wadah yang bisa menerima suatu jiwa besar selain milik mereka.
Sang Kaisar berencana untuk meninggalkan tubuhnya yang keriput dan jelek, dan memindahkan jiwanya ke sana.
Itu tidak hanya ditransfer, dia akan dibesarkan sebagai sebuah kehidupan baru. Dia akan bereinkarnasi menjadi seorang bayi yang menyimpan ingatannya saat ini.
Sambil bersujud, Doriadamp menjilat bibirnya.

——Seolah-olah aku akan menyerahkan dirinya.

Bukan hanya sang Kaisar yang bisa menggunakan sangwadah gadis muda.
Doriadamp telah diam-diam menyelesaikanSorcery Ritual of Reinkarnation.
Dia tidak seburuk sang Kaisar, tetapi tubuhnya sendiri mulai membusuk dengan usia tua dan kemegahan.
Mengingat kembali si Pantherian berambut hitam yang dibakar dalam benaknya, matanya menjadi merah.
——Aku akan memanfaatkannya secara efektif.
Dia akan membuat jiwanya sendiri di dalam perutnya, dan dilahirkan kembali sebagai sebuah kehidupan baru.

Aku benar-benar tidak akan membiarkanmu lolos,wadah gadis muda.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...