17-48. Bala Bantuan



Ini Satou. Tanpa menyebutkan kiasan barat, bala bantuan yang dapat diandalkan bergegas menyelamatkan si protagonis dari kesulitan adalah salah satu momen untuk dinikmati dalam sebuah cerita. Ada kalanya mereka tidak bisa diandalkan——.


Kami di sini untuk membantu——

Ketiga pria yang mengenakan cahaya berwarna orange, biru dan kuning —— dewa Heraruon, Garleon, dan Zaikuon —— bergegas masuk ke ruangan.

Yah, aku tidak mengharapkan kelompok ini.

Aku sudah tahu dari titik-titik yang ditampilkan pada Peta-ku bahwa itu bukan para gadis-gadis atau musuh, tetapi aku tidak akan pernah membayangkan itu akan menjadi dewa-dewa ini.

Parion!
Di mana kamu, Parion!

Begitu ya, tujuan mereka menyelamatkan Parion.
Mereka mengenakan armor yang mencolok, tampaknya juga tidak berhadap bertarung dengan Demon God.

Dilarang terlalu jauh. Karion juga mengatakan begitu.
Aku tidak mengatakannya. Tapi, setuju. Kamu akan terkena Kekotoran yang mengganggu-mu jika kamu terlalu jauh.

Para dewi muda yang dibalut cahaya biru nila dan merah terang——Urion dan Karion——muncul bersamaan dengan suara rewel.
Aku kira Dewa Tenion juga akan datang, tapi aku tidak merasakan kehadirannya.
Sepertinya dia duduk di rumah saat ini.

"——Sangat berisik."

Demon God dengan tulus mengangkat berdiri dari singasananya.
Bahkan Demon God tidak mampu untuk tetap duduk melawan tujuh dewa.

MATIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIILAH
Jangan pergi sendiri, Zaikuon! Tidak ada pilihan, bantu dia Garleon!

Para dewa pria berlari melalui kamar Demon God dalam sekejap.
Armor mereka bersinar terang dengan warna pribadi mereka.

——Geh.

Aku berada tepat di antara Demon God dan para dewa pria ini.

Tahan dulu, kalian bertiga!
Satou akan terseret dalam seranganmu!
Masa Bodo!
Pengorbanan kecil untuk tujuan besar.
Matilah seperti sebuah pion dirimu.

Karion dan Urion mencoba menghentikan mereka, tetapi para dewa pria tidak mengindahkan mereka dan terus maju.

Aku melihat bahwa mereka sepenuhnya bermaksud membunuh-ku bersama dengan Demon God.
Demon God sendiri telah mulai mengumpulkan cahaya ungu gelap yang hampir hitam dalam upaya untuk mencegat mereka.

——Oh sial.

Serangan Kedewaan dari para dewa pria dan Demon God terlalu berlebihan untuk ditanggung oleh level 1 diriku saat ini.
Aku bisa pergi ke suatu tempat yang aman dengan Unit Arrangement sight-based, tetapi menilai dari kedewaan yang sangat besar yang mereka miliki, bahkan gelombang kejut saja kemungkinan akan terbukti fatal.

Faktanya, barrier yang aku buat menggunakan Primeval magic semakin berkurang saat kami berbicara. Ia membangun kembali dirinya dengan segera, tetapi kehancurannya disebabkan oleh sebuah badai dari cahaya berwarna primer lebih cepat.

Saat aku kehilangan ketenangan, Divine Dancing Armor yang melayang di dekat Demon God tertangkap di hadapanku.

——Itu ‘kan.

Menggunakan bantuan Primeval magic, aku meretas Divine Dancing Armor milik Demon God untuk menjadikannya milik-ku dan nyaris tidak berhasil melindungi diri-ku dari cahaya dan dampak warna primer.

Tepat ketika aku merasa diriku sudah diselamatkan, bentrokan kedewaan yang sangat besar antara para dewa dan Demon God melewati titik kritis dan meledak.
Aku entah bagaimana berhasil menghindari terbunuh seketika dengan buru-buru menyiapkan beberapa potong dari barrier dengan Primeval magic dan Divine Dancing Armor, tapi aku tetap saja terhempas ke dinding.

Aku tidak bisa menggerakkan tubuh-ku, kemungkinan karena ledakan yang aku terima.

Ilusi opti membakar mataku dari flash tadi, tapi penglihatanku kembali setelah beberapa saat.

Bentrokan sengit terjadi antara Demon God dan dewa pria ditambah dewa Urion di tengah ruangan.
Dewa Karion fokus mendukung mereka di belakang.

Para dewa didorong kembali oleh Demon God yang dalam kondisi tidak optimal.

Sebagian karena para dewa telah melepaskan banyak gerakan yang berfokus pada kekuatan dan brutal, tetapi sebagian besar karena kinerja tinggi dari Divine Sword.
Ia menghancurkan vermilion barrier yang di enhanced oleh dewa Karion dalam satu tebasan, senjata dan armor para dewa hancur menjadi berkeping-keping ketika digunakan untuk memblokirnya.

Tentu saja para dewa juga menyadari bahaya pertarungan jarak dekat dan mencoba untuk keluar dari jangkauan Divine Sword, tetapi mereka akan ditarik kembali oleh Dimensional Blade dan dipaksa untuk terlibat dalam pertarungan jarak dekat setiap kali.

Mati rasa yang menyerang tubuh-ku tidak akan hilang, aku mengambil Elixir dari Storage-ku.

"——Uoo"

Tangan-ku tidak bisa memegang dengan baik karena mati rasa dan menjatuhkan botol elixir.
Magic Hand akan membereskan ini, tapi aku tidak bisa menggunakannya sekarang.
Aku minum dari konten Elixir melalui Storage.

——Ia tidak memulihkan?

Tampaknya, mati rasa ini bukan hanya karena memar.
Aku mengawasi pertarungan di belakang Divine Dancing Armor yang aku rebut saat merawat mati rasa dengan Primeval magic.

Bentrokan antara Demon God dan para dewa ini benar-benar menunjukkan pentingnya dari Otoritas dan senjata, meskipun para dewa lebih unggul berkali-kali melalui kekuatan semata, Demon God akan menjungkirbalikkannya dengan Otoritasnya dan bahkan mengubahnya sekaligus.
Bilah Divine Sword akhirnya mencapai para dewa, cahaya warna pribadi masing-masing dewa tersebar di sekitar bukan darah.
Meskipun satu tebasan Divine Sword tidak cukup untuk membunuh para dewa ini, cahaya yang menerangi mereka akan melemah dengan setiap tebasan.
Ketujuh dewa pasti akan kalah pada tingkat ini.

Aku masih belum mengerti.

Kenapa Demon God tidak menggunakan Divine Sword <<PERISH>>?


"MASTEEEEEEEEEEEEEER!"

Suara Arisa bergema di kamar Demon God.

Sepertinya para golden member telah tiba.

Arisa, sebelah sini.

Aku mengatakan kepada para gadis-gadis untuk datang ke dinding melalui Familiar Link karena bahkan [Paladin Domain] Nana tidak akan cukup untuk melindungi mereka dari bentrokan para dewa ini.

"MASTEEEEEEEEEEEEER!"

Arisa teleport bersama semua orang di sebelahku.

"Oh syukurlah! Kehadiran Master tiba-tiba meledak dan menyebar menjadi tidak ada, jadi kupikir sesuatu terjadi!"

Arisa menempel di dadaku sambil menangis.
Sepertinya dia merasakan kematianku dari Familiar Link.

"Maaf, maaf, level dan skill-ku telah dirampas oleh Demon God. Aku sedikit terdesak."
"Geh, kamu menjadi level 1!"

Aku tidak ingin membuatnya cemas lagi, jadi aku memutuskan untuk tidak memberi tahu dirinya tentang kematian-ku.

"Mwu? Tidak mau pulih."

Mia memberikan healing magic padaku, tetapi lukaku tidak akan pulih seperti halnya dengan Elixir.

Itu karena penggunaan dari Kedewaan yang berlebihan.

Suara Dewa Karion tersiar di kepalaku.
Rasanya seperti Familiar Link.

——Kedewaan?

Tapi aku seorang manusia?

Primeval magic adalah keajaiban yang diwujudkan melalui kedewaan. Tubuh manusia-mu terlalu banyak menggunakannya.

Dewa Karion berbicara seolah dia memperingatkan-ku.

Yah, aku akan mati dalam bentrokan antara para dewa dan Demon God sebelumnya jika aku tidak menggunakannya.

Karion! Lindungi aku lebih baik!
Zaikuon dengan ceroboh terlalu jauh ke depan. Kamu harus berkoordinasi lebih baik dengan yang lain.

Fokus Dewa Karion bergeser dari diriku.

Sesaat kemudian, lengan kanan dan kedua kaki Zaikuon terhempas saat dia jatuh ke tanah.
Zaikuon yang maju sendiri keluar dari pertempuran duluan dari yang lainnya.

Tepat setelah itu, Garleon kehilangan tangan kanannya, Heraruon dan Urion terluka di sekujur tubuhnya sebelum jatuh juga.
Karion mencoba melindungi mereka dengan tumpukan barrier, namun barrier itu sudah hampir dihancurkan oleh Divine Sword.

Aku memaksakan tubuh-ku untuk bergerak dan memeriksa kondisinya.

"Aku harus segera pulih."

Perhatian Demon God sepenuhnya terfokus kepada para dewa.
Aku seharusnya bisa menemukan celah sekarang.

"Kamu belum bisa bergerak, Master. Habisnya, kamu bahkan tidak punya senjata."
"Aku punya yang satu ini."

Aku mengambil Holy Magic Sword, Pendragon, dari Storage milikku.
Sebuah pedang kesepian yang kembali dengan sendirinya ketika aku menyajikannya sebagai sebuah persembahan khusus.

"Aku bisa merasakan kekuatan luar biasa darinya, tapi itu bukan tandingan black sword itu, kan?"
"Yeah, ia bukan tandingannya dalam kondisi saat ini. Tapi aku punya rencana."

Selain itu, tujuan-ku bukan mengalahkan Demon God, tetapi untuk melenyapkan kekotoran dari dirinya.
Itulah yang juga diinginkan Kagura.

"Nyu!"

Mata Tama terbuka lebar karena terkejut.

Di depan penglihatannya adalah——.


Kerja bagus, Parion!

Heraruon berteriak.

Scythe yang melindungi para gadis kecil ungu di dalam sebuah barrier muncul dari dada Demon God.
Tidak, itu menembus dadanya.

Apa yang kau lakukan Parion.

Orang yang menyerang Demon God dengan scythe itu adalah dewi muda dengan wajah poyayan, Parion.

Membunuh dewa.
Kau, seorang pengkhianat?
Pengkhianat? Aku tidak begitu mengerti.

Kontur Demon God runtuh dan berubah menjadi kabut ungu gelap yang kemudian tersedot ke scythenya.
Sebuah pengakhiran yang terlalu mengecewakan.

Kerja bagus, Parion.
Kamu sendiri pasti membebaskan diri dari penjara Demon God.
Sekarang God Core milik Demon God telah hancur berkeping-keping, ia tidak dapat dihidupkan kembali.

Para dewa pria memuji perbuatan Parion satu demi satu.

Dewa Parion mengambil Divine Sword yang dijatuhkan Demon God dan berjalan menuju ketujuh dewa tanpa menanggapi mereka.

Parion, aku yang hebat ini, dewa terkuat, akan menjaga pedang berbahaya itu.

Dewa Parion berjalan menuju Zaikuon yang mengulurkan lengannya, dan——.

Menikamnya dengan Divine Sword.
Zaikuon lenyap menjadi partikel cahaya kuning dengan ekspresi kenapa di wajahnya.
Cahaya-nya tersedot ke dalam Divine Sword.

Berikutnya.

Dewa Parion melakukan warp di depan dewa Heraruon untuk membunuhnya.
Namun, cahaya merah terang menghalangi tindakannya.

Minggir.
Kenapa?
Karena, tidak bisa dibunuh?

Dewa Parion memiringkan kepalanya dengan wajah poyayan atas pertanyaan dewa Karion.

Ey
Parion!

Tepat ketika dewa Parion menghancurkan vermilion barrier dengan scythenya, dewa Garleon melompat ke arahnya.

——Foresight.

Saat Divine Sword memblokir blue sword milik dewa Garleon, percikan api hitam dan biru bertebaran di sekitar.

——Strongest Blade (Nothing that cannot be cut)

Scythe yang dibalut cahaya biru menggorok leher dewa Garleon.
Itu adalah Skill Unik yang sering digunakan pahlawan Meiko.

——Unrivaled Mobility (Nothing can hit).

Parion menghindari sebuah cahaya orange yang Heraruon tembakan tanpa bergerak.

——Kuat.
Membuat mereka marah.

Mendengar kata-kata Karion, dewa Parion dengan bangga membusungkan dadanya seperti anak kecil.
Sepertinya dia telah memberikan para pahlawan Skill Unik——Otoritas agar mereka marah.

Dewa Parion mencoba menusuk jantung dewa Garleon tanpa kepala dengan Divine Sword.

Aku tidak akan membiarkanmu.

Dewa Karion mengerahkan sebuah barrier berwarna vermilion.

——Strongest Lance (Nothing that cannot be pierced)

Divine Sword yang dibalut cahaya biru menembus baik barrier dan jantung dewa Garleon.

Itu adalah sebuah Skill Unik yang digunakan pahlawan Hayato.
Sepertinya dewa Parion mampu menggunakan semua Skill Unik yang digunakan oleh para pahlawan.

Garleon!

Sesuatu God Core miliknya tampaknya hancur, dewa Garleon berubah menjadi partikel cahaya biru sebelum disedot ke dalam Divine Sword.

Tiga dewa tersisa.

Dewa Parion mengalihkan pandangannya ke sasaran berikutnya.
Barrier Dewa Karion memblokir laju dirinya, tapi itu langsung dihancurkan oleh Divine Sword dan scythenya.

Dengan ini, aku akan menjadi lebih kuat.

Dewa Parion mengangkat Divine Sword ke atas.

——Aku tidak akan membiarkanmu.

Aku bergerak tepat di depan Dewa Parion dengan Unit Arrangement, dan memblokir serangannya dengan sebuah pedang berwarna pelangi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...