17-41. Invasi Netherworld (1)
Ini Satou.
Seseorang mengatakan sekutu yang tidak kompeten jauh lebih berbahaya daripada
musuh yang mampu. Aku
percaya itu adalah perkataan yang berasal dari masa perang, tetapi aku disadarkan akan
kebenaran dalam perkataan itu begitu aku
ambil bagian dalam upaya sebuah
tim untuk pekerjaan pengembangan.
◇
"Tolong, aku memohon pada-mu! Selamatkan milord!"
Setelah aku selesai menyelamatkan Kota Seryuu dan
membersihkan orbit bulan, si
gadis
kecil berambut pink
dengan pakaian ungu meminta-ku
untuk menyelamatkan Demon God.
"Master,
bagaimana dengan bulan-nya?"
"Ah, benar juga. Aku akan
mengembalikannya sekarang."
Aku
kembali ke orbit bulan dengan Unit Arrangement dan mengembalikan bulan ke
orbitnya dengan bantuan dari Menu
pembacaan AR.
Nether Gate itu sendiri merupakan sebuah objek magis yang melayang di bagian inti dari bulan, ia sudah dihancurkan
setelah memakan beberapa sihir
anti-dewa.
『Ya
ampun, bagaimana jika orang-orang di bawah menderita bencana karena hal itu?』
『Aku akan melakukan sesuatu tentang hal itu.』
Sepertinya orbit bulan sedikit bergeser
karena pemindahannya yang sementara, tetapi seharusnya tidak terlalu
memengaruhi banyak hal jika aku
sesuaikan kembali sedikit demi sedikit seiring waktu.
『Aku akan menghapus beberapa tsunami untuk
saat ini.』
Ini adalah sebuah tugas yang menakutkan selama Divine
Punishment itu,
tetapi sekarang aku
bisa menghapus semuanya dari orbit, hal
itu merupakan masalah sederhana.
Ada juga beberapa badai dan perubahan
iklim yang terjadi di sana-sini, tapi aku
menaruh harapan pada penguasa wilayah
masing-masing untuk memperbaikinya dengan kekuatan dari City Cores.
Bagaimanapun, itu masih lebih baik
daripada menderita Netherworld Hazard di atas tanah.
◇
"Hei, hei, datanglah ke Netherworld
dan selamatkan milord,
kumohon. Hanya kamu yang bisa
melakukan itu, Irregular."
"Kenapa ~?"
"Seorang gadis berkata begitu."
"Siapa dia -nanodesu?"
Sekarang mereka saling memahami berkat
sihir terjemahan, Tama dan Pochi mendengarkan si gadis kecil ungu sambil berbagi makanan
ringan dengannya.
"Master,
kurasa kamu tidak perlu aku mengatakan hal
ini
padamu, tetapi kamu tidak boleh
pergi ke Netherworld karena rasa
simpati, kamu dengar."
"Un, aku setuju dengan Arisa-chan!"
Arisa dan Hikaru mengingatkanku untuk yang
kesekian kalinya.
"Tolong, jangan khawatir tentang hal itu."
Aku
ingin melakukan tur jalan-jalan di Netherworld, tetapi kami tidak memiliki
kemewahan dalam situasi kami saat ini.
Aku
tidak berencana memulai bahwa [Pergi ke Netherworld, ambil kembali White
Radiant Crystal yang dicuri oleh Demon God] yang diberikan dewa Tenion pada-ku sebelum kami selesai
berurusan dengan perambahan Netherworld di sini.
"...Satou-san."
Sera yang dibalut cahaya hijau menatapku
dengan ekspresi sulit di wajahnya.
"Mungkinkah itu, Oracle lain?"
Dia diperlakukan seperti seorang gopher(boneka) oleh Dewa Tenion, aku
merasa tidak enak padanya.
"Ya..."
Sera terlihat ragu-ragu.
Apakah sesuatu yang buruk terjadi?
"Sepertinya ketiga dewa laki-laki memimpin pasukan mereka
untuk menyerang Netherworld."
Mereka mungkin mencoba untuk mengambil
White Radiant Crystal kembali, tetapi konfrontasi langsung akan menelan banyak Kedewaan, aku kagum mereka bahkan akan
memilih pilihan itu.
"——Kenapa mereka melakukannya?"
"Aku tidak terkejut dewa Zaikuon
melakukan hal
itu, tetapi, mengapa juga dewa Heraruon dan
dewa Garleon?"
*Berpikir,
tapi aku mengerti apa yang dikatakan Arisa.
"Soal
itu... Rupanya dewa Parion telah diculik oleh Demon God."
Zena-san memiliki ekspresi terkejut di
wajahnya, “Oh,
tidak!”, ketika dia mendengar hal itu.
"Begitu para dewa mengetahui tentang hal itu, ketiga dewa laki-laki itu bergegas ke
Netherworld untuk membawa
kembali dewa Parion."
Begitu ya, aku mengerti
sekarang. Menilai dari apa yang aku lihat di Alam Dewa, semua dewa lainnya
memuja dewa Parion.
Namun...
"Apakah dia benar-benar
diculik?"
"Apa maksudmu?"
"Si dewa Parion yang
kulihat di Alam Dewa sepertinya dia terikat pada Demon God, lihat."
Aku rasa dia bahkan mungkin
pergi ke Netherworld atas inisiatifnya sendiri untuk bernegosiasi untuk
kembalinya White Radiant Crystal.
"Master, bukankah si organisme
muda itu tahu tentang hal itu, jadi saya bertanya."
"Dia mungkin mengetahui
rahasia-nya. Mari kita tanyakan padanya."
Putri Sistina mengangguk pada
pendapat Nana dan pergi untuk bertanya kepada si gadis kecil ungu apakah dia
tahu tentang dewa Parion.
"Parion? Siapa?"
Si gadis kecil ungu
memiringkan kepalanya ke samping.
"Apakah kamu melihat Demon
God membawa dewa lain dari luar?"
Lulu mencocokkan pandangannya
dengan gadis itu dan mengajukan pertanyaan berbeda.
"Milord tidur sepanjang
hari, dia tidak akan melakukan hal itu, kamu tahu?"
Oh benar, dia berkata, “Selamatkan
milord!”
"Raka-san, bagaimana
menurutmu?"
『Yah, saya tidak percaya si kecil mengatakan
kebohongan. Namun, daripada Demon God, ada kemungkinan bahwa demon lain mungkin
telah melakukan tindakan menculik dewa Parion.』
"Tama, bagaimana
menurutmu -nodesu?"
"Jangan khawatir, bahagia
~?"
Pochi menirukan percakapan Nona
Karina dan Raka, tetapi Tama tampak kelelahan, dia hanya menjatuhkan diri di
atas karpet di jembatan kapal.
"Tama, tolong jawab Pochi
dengan serius -nodesu."
"Unyunyu ~?"
Pochi mengguncang tubuh Tama.
Tama memicingkan matanya
dengan santai, tapi kemudian dia tiba-tiba melompat, melepaskan tangan Pochi.
"Nyu!"
"Wawaa —— apakah kamu
marah -nodesu?"
Tama berlari ke arah jendela
dan mengamati di bawah melalui monitor berbentuk lingkaran.
Ini mungkin——.
"Sesuatu yang aneh di sebelah
sana ~?"
"Itu『Aneh』milik
Tama -nodesu! Master, ini buruk -nanodesuyo."
——Yup, sudah memulai pencarian
di Peta.
"Satou-san."
Zena-san dan Sera menatapku
dengan cemas.
Belum ada yang abnormal pada
Peta. Lokasinya di——.
"——Di sekitar『 Negara
Transformasi』, Pier Rock Kingdom."
"Pier
Rock adalah kerajaan tempat kuil utama dewa Zaikuon berada,
bukan?"
Putri Sistina membahas hal
yang paling tidak ingin aku perhatikan ketika dia mendengar-ku.
Pasangan seperti itu tidak
membawa apa pun kecuali pertanda buruk.
"Far Sight."
"Ya, Mia. Mengaktifkan ship's
Far Sight equipment."
Nana memperbesar arah dengan
instruksi Mia.
"Sepertinya tidak ada
apa-apa di sana."
"Arisa, lihat pada kuil
utama itu!"
Saat Arisa bergumam, Lulu
menunjuk ke lokasi di mana kuil utama Zaikuon berada.
"Kuil-nya, yang itu!"
"Apakah itu giant?"
"Tidak, itu adalah
gambaran dari sosok yang diproyeksikan di langit."
Sera membalas Zena-san.
Ketiga dewa laki-laki
menerobos kuil utama dewa Zaikuon, menujukan diri mereka.
Apa yang mereka lakukan saat ini...
"Para dewa itu seharusnya
menyerbu Netherworld, bukan?"
"Un, aku punya sebuah
firasat buruk tentang hal ini."
Arisa menegaskan pada Hikaru.
"Master, haruskah saya
mengarahkan kapal ke sana, jadi saya bertanya."
"——Benar juga, lakukan
itu."
Nana menyelinap ke kokpit
berbentuk penampungan dan memutar arah kapal.
Sambil merasakan sedikit G
(gravitasi) yang tidak bisa diserap oleh unit kontrol inersia, aku mengganti equipment-ku dengan
skill Quickdressing.
"Liza, Pochi, Tama,
kalian bertiga ikut bersamaku untuk mengintai duluan."
"Diterima!"
"Ya -nanodesu!"
"Aye aye sir ~?"
——LYURYURYUUU.
Aku teleport ke Kuil Utama
Zaikuon di Pier Rock Kingdom dengan Unit Arrangement, membawa serta ketiga
gadis beastkin bersamaku.
◇
"Para dewa laki-laki itu
tampaknya bertarung melawan sesuatu."
Liza memberikan laporannya
sambil melihat ke bawah dari atas saat dia melayang dengan powered
exoskeleton miliknya.
Itu bukan sekadar proyeksi,
tetapi tubuh nyata mereka yang terwujud meskipun aku sudah menyadari hal itu
ketika aku melihatnya di monitor.
"Hitam pekat ~?"
"Sesuatu yang hitam
menggeliat di sekitar -nodesu."
Lumpur hitam meluap keluar
dari kuil, menggeliat-geliat seperti tentakel anemon laut dan melilit para dewa
laki-laki itu sambil menghancurkan bangunan-bangunan di area itu.
『Ini seperti menonton sebuah bentrokan epik antara
Kaijuu.』
Arisa memberi kesan melalui
Familiar Link.
Aku bahkan tidak mampu
membalas kembali. Situasinya relatif kritis sekarang.
Tentakel bukan satu-satunya
bahaya dari lumpur hitam karena ia juga menyebar dan mengubah bangunan dan
tanaman menjadi Netherworld seperti yang terjadi di Kota Seryuu.
Dan tepat setelah aku melewati
semua kesulitan memisahkan Netherworld dari Dunia Manusia, para dewa ini langsung
menghubungkannya kembali. Sungguh menyakitkan di bagian belakang.
——[Another World]
Karena aku tidak bisa ikut campur
tangan dengan para dewa itu dan lumpur hitam, aku memindahkan semua orang dan
hewan di Pier Rock Kingdom ke dalam sebuah salinan negara di sebuah sub-space.
Menghabiskan banyak mana milik-ku,
tapi sekarang kami tidak perlu khawatir tentang nyawa yang melayang.
"Nyu!"
"Master! Orang tentakel
menyimpan energinya seperti gugugu~ -nodesu!"
"Pochi, bawa pergi Lyuryu
dari langit ibukota!"
Suara para gadis beastkin
tumpang tindih.
Hampir di saat yang bersamaan,
lumpur hitam yang terkompresi itu menghempaskan dirinya ke mana-mana.
Aku segera bertahan melawannya
dengan barrier buatan space
magic, tapi aku tidak bisa menghentikan lumpur hitam itu
menyebar di atas ibukota yang sekarang tidak berpenghuni.
"Sesuatu yang banyak keluar
-nodesu."
"Demon, atau bukan
~?"
"Yeah, mereka tampaknya para
utusan."
Mereka terlihat persis seperti
para utusan yang muncul di Weasel Empire meskipun mereka telah dirusak oleh lumpur hitam.
『Lepaskan aku! Malice of Demon God! 』
『Eii, lupakan menyelamatkan Parion, kau bahkan membuat kita
terdesak! Apakah ini yang terbaik yang dapat kau lakukan, setelah semua membanggakan
tentang menjadi kursi pertama?!』
『Diam, Zaikuon! Kesombongan itu datang dari kau yang
menghasut musuh kita untuk memimpin serangan besar kembali! Bagaimana bisa kau
tidak memahaminya! 』
Lumpur hitam itu terus
memancar keluar dengan hebat di belakang para dewa yang bertengkar.
Aku harus memperbaiki barrier-nya dengan
cepat.
Setelah mengisi ulang mana-ku,
aku membuka Menu's Magic Tab.
——Mythology
Jail
Sama seperti sebelumnya, aku
melepaskan titik pemersatu ke Netherworld, memasang lubang memancar-nya.
『Kekotoran ini! Mereka ada di tubuhku—— 』
『NUOOOO, menjauh dariku Heraruon! Kau akan membuat kekotoran
itu pada diri-ku. Lakukan sesuatu tentang hal ini, Garleon!』
『Tidak, kau menjauh dari-ku! Kekotoran ini tidak bisa
diizinkan untuk—— 』
Para dewa berjuang keras
melawan lumpur hitam yang melingkari mereka.
——Mereka menghalangi.
Aku tidak bisa menggunakan
sihir anti-dewa pada lumpur hitam itu karena kehadiran mereka.
Mereka akan terkena dampak
jika aku melakukannya.
"Nyu!"
"Master, para utusan!"
Para utusan menghitam mengejar
Liza dan juga Pochi dan Tama yang mengendarai lesser
dragon Lyuryu.
"Pochi bukan seorang
musuh -nodesuyo!"
——LYURYURYUUU.
Para utusan terus menyerang
mereka tanpa menghiraukan panggilan Pochi dan Lyuryu.
Ini buruk.
——Unit
Arrangement.
Aku membawa para gadis
beastkin dan Lyuryu di luar barrier.
『Master, ini mengerikan! Netherworld merambah dengan
cepat!』
Gambar dari lingkungan sekitar
tumpang tindih dengan teriakan Arisa melalui Familiar Link.
Barrier
yang seharusnya aku blokir dengan Mythology
Jail semakin terdistorsi saat Netherworld menyembur ke
Dunia Manusia.
Sepertinya situasinya
benar-benar tidak terkendali.
Ya ampun, ini bukan seperti aku
sedang melakukan debugging death march (waktu krisis) sekarang, cukup dengan masalah yang
selalu muncul ini, tolong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...