Chapter 82 Strongest Sage, Memeriksa



Hari berikutnya.
Aku pergi ke akademi untuk menemani Iris untuk ujian pindahannya.
Ini mungkin terlihat terlalu mendadak, tetapi ini adalah jadwal yang kami dapatkan ketika aku meminta Seseorang sekuat mungkinsebagai sang penguji untuk tes swordsmanship.
Ngomong-ngomong, menurut kepala sekolah, di antara para kenalannya, aku adalah yang terkuat... Tapi karena tidak tepat bagi seseorang yang berhubungan dengan Iris untuk menjadi pengujinya, mereka menunjuk yang terkuat berikutnya.

Alasan mengapa aku meminta seseorang yang kuat sebagai sang penguji adalah sederhana.
Mereka akan mati jika mereka sangat lemah.
....Aku juga mengharapkan Iris untuk mencetak skor tinggi karena mengalahkan orang yang kuat.

"Kepala sekolah, aku punya beberapa pertanyaan tentang ujian."

Setelah penjelasan ujian, aku berbicara dengan kepala sekolah sementara Iris sedang mengerjakan ujian tertulis.

Bahkan jika ujian ini tidak sulit, itu masih tidak masuk akal bagi Iris yang tidak pernah mengambil bentuk manusia untuk tiba-tiba mengambilnya.

Jadi, kami melakukan tes kecil di tempat yang aman——
Hasil tes itu benar-benar mengerikan.
Sirkuit sihirnya yang rusak sebagai seekor dragon mungkin memiliki suatu efek pada pengontrolan mana diri-nya sebagai seorang manusia.

Akibatnya, perlu ada hal lain untuk dikonsultasikan.

"Apa itu?"

"Karena semua detail tentang ujian ini telah diatur dalam peraturan, mereka tidak dapat diubah, ‘kan?"

"Yeah. Jika kamu memberi-ku waktu, aku mungkin bisa melakukan sesuatu tentang hal itu dengan bertanya kepada raja——"

Bertanya pada raja ya.
Itu salah satu pilihan, tetapi aku ingin membiarkan Iris mendaftar sesegera mungkin.
Yah, untuk saat ini, aku akan menanyakan hal yang perlu aku tanyakan.

"Apakah peraturan menyatakan sesuatu tentang tindakan defensif dari lokasi ujian—— misalnya, perlindungan dari tembakan menyimpang?"

"Peraturannya tidak mencakup sejauh itu, tapi kami biasanya menempatkan beberapa lapis dari barrier magic di sekitar lokasi sebagai dinding pelindung. Setidaknya kami lakukan selama beberapa tahun terakhir."

Begitu ya. Itu tidak dipasang di dalam batu ya.
Itu berarti...

"Bisakah barrier itu diganti dengan sesuatu yang lain?"

"Itu mungkin. Tapi kamu mau mengubahnya menjadi apa?"

"Aku sendiri."

Satu-satunya yang dapat melindungi sekolah dari sihir Iris adalah aku sendiri... atau tidak tepatnya, tetapi jika aku melakukannya sendiri, tidak akan perlu untuk beberapa persiapan yang menyusahkan.

"...Jadi Mathias, kamu akan mengganti barriernya?"

"Itu hanya sebuah jaminan."

Jika Iris melakukannya dengan baik, aku tidak perlu memblokir sihirnya.
Tetapi ada kemungkinan besar hal itu tidak terjadi.

"...Aku mengerti. Ayo lakukan itu. Bisakah kamu menyebarkan barrier yang sama yang kami miliki?"

"Tidak masalah."

Sepertinya sekolah akan keluar dari sini dalam keadaan utuh.


Setelah beberapa saat, tes swordsmanship Iris dimulai.
Memberi saran dilarang, tetapi menonton tidak dilarang.
Karena Ruli dan Alma melakukan sesuatu hari ini, aku di sini hanya dengan kepala sekolah.

"...Huh? Penguji itu sepertinya tidak asing."

Aku bertanya kepada kepala sekolah dengan suara rendah ketika aku melihat penguji Iris.
Tidak asing, atau lebih tepatnya——

"Yeah. Dia penguji-mu, Komandan Ksatria Gayle."

Aku juga berpikir begitu.
Dengan kekuatannya, dia seharusnya relatif aman terhadap Iris.
Jika mengalahkannya mencetak 120 point, maka Iris akan lulus dengan tes ini.

"Tes swordsmanship, dimulai!"

"Ini dia!"

Dengan pernyataan sang penguji, Iris menyiapkan pedangnya, berlari menuju Gayle dan mengayunkannya.
Itu bukan teknis atau acak, itu hanya sebuah ayunan. Bisa dibilang dia seorang pemula.
Gayle memblokir pedang itu——

"Guh!?"

Tidak.
Pedang Gayle tidak bisa memblokir pedang Iris dan dia didorong mundur.

Gayle kembali berdiri ketika dia menghindari pedang, dan berhasil mengambil jarak agak jauh.
Pedang Iris menghantam tanah begitu saja dan menciptakan sebuah kawah kecil.

"Kekuatan apa itu... Dari mana kekuatan itu berasal dari tubuh itu."

Gayle bergumam sambil mengatur ulang pedangnya.
Pedang di tangannya sudah setengah bengkok.

"...Apakah ia benar-benar seorang gadis?"

"Seperti yang bisa kamu lihat sendiri, dia seorang gadis."

Aku menjawab pertanyaan kepala sekolah.
Yah, dia bukan seorang gadis manusia.

Sementara kami melakukan percakapan itu, Iris menghantam pedang komandan ksatria, melemparkannya ke dinding dan mengakhiri ujian.
Karena dia terhempas dengan cara yang mengurangi luka, dan mematahkan jatuhnya, si komandan ksatria tampak baik-baik saja.

....Dengan demikian tes swordsmanship Iris berakhir.
Akhirnya saatnya untuk ujian sihir.
....Kurasa ini lebih seperti bencana sekolah daripada sebuah ujian.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...