Chapter 38 Strongest Sage, Melawan Demon
Sang wasit menunjuk pada
sebuah lingkaran yang digambar.
Dua lingkaran yang digambar
untuk perwakilan Akademi Pertama dan Akademi Kedua, dengan jarak 20 meter di
antara mereka.
Aku ingin tahu apakah celah
ini dalam pertimbangan dari para siswa Akademi Pertama yang tidak bisa
menggunakan pedang.
Ngomong-ngomong, kami telah
memastikan bahwa tidak ada aturan yang melarang mendekati lawan-mu.
Membawa senjata seperti pedang
atau busur juga diperbolehkan.
"Apakah kamu berdua
siap!"
"Akademi Kedua, kita
siap!"
"Perwakilan dari Akademi
Pertama yang mulia tidak perlu bersiap-siap untuk mengalahkan kelompok
ini!"
Demon ini selalu menemukan
cara untuk berbicara buruk.
Yah, seorang demon dengan
bahasa sopan dan perilaku baik tidak mungkin ada.
"Pertandingan Interpersonal
Akademi Kerajaan ke-65, dimulai!"
"Baiklah, ayo
pergi!"
Aku melangkah maju saat
pertandingan dimulai.
Alma meletakkan sebuah panah
di busurnya, Ruli mulai membangun sebuah sihir.
"""Api Mana
yang bersemayam di tubuhku——"""
Ketiga lawan kami mulai chanting sebuah mantra.
Tidak. Itu tidak sepenuhnya
benar. Mananya demon telah bergerak sebelum memulai chantingnya.
Dengan kata lain, demon itu
hanya berpura-pura chanting.
Sebuah panah dan sebuah sihir
lewat di sampingku saat aku berlari ke depan.
Mereka mengenai kedua orang di
samping demon itu dengan sangat baik, menghancurkan lapisan luar dari dua
lapisan barrier mereka sepenuhnya.
"Lychese, Jias, keduanya
kalah!"
"Apa..."
Para penonton menjadi
terkejut.
Kedua orang dari perwakilan
Akademi Pertama kalah pertandingan lima detik setelah dimulai.
Demon itu adalah satu-satunya
yang tersisa sekarang.
Menilai dari kehadiran di
belakangku, tampaknya Alma dan Ruli benar-benar melakukan manuver menghindar.
"Oraa!"
Demon itu menyelesaikan chanting pura-pura
dan menembakkan sihirnya.
Bahkan jika mereka lemah,
demon itu tidak terlihat terganggu sama sekali dengan kekalahan rekan satu
timnya.
Wajahnya tampak kesal sesaat
ketika ia melihat sihirnya Ruli dan Alma, tapi itu lebih seperti karena
chantless magic.
Dan sihir diarahkan pada——
Alma dan Ruli.
Dua sihir diaktifkan pada saat
yang sama.
Terlebih lagi, mana yang
dimasukkan ke dalam sihir itu cukup signifikan. Kekuatannya jelas dimaksudkan
untuk menghancurkan defensive magic dan membuatnya menjadi sebuah『Kecelakaan』.
Jika ia bisa mengenainya.
"Ha!"
"Dan…disana!"
Keduanya menghindari sihirnya
demon dengan melompat dibantu dengan sihir.
Panas dan ledakan mencapai-ku,
tetapi kami semua aman.
Evasion magic adalah salah
satu hal yang aku ajarkan kepada keduanya selama satu bulan ini.
Keduanya menggunakannya untuk
menghindari sihirnya demon dan berlari ke ruang tunggu.
"Lu-luar biasa!
Kekuatannya!"
"Aku tidak tahu bahwa
sihir milik Devilis sekuat itu! Tentunya dia bisa mengalahkan mereka, 1 lawan
3?"
Nama demon itu tampaknya
adalah Devilis.
Para penonton sepertinya tidak
menyadari chant magic palsu barusan.
"Lihat mereka berdua
melarikan diri! Pengecut!"
"Hajar dia,
Devilis!"
Aku mengabaikan suara penonton
dan menusukkan pedangku ke leher Devilis.
Aku belum memberikannya buff
dengan sihir. Karena bagaimanapun juga serangan ini tidak akan membunuhnya, aku
menyimpan sedikit mana-ku.
Namun, sebuah serangan pada
leher adalah kelemahan dari para demon.
Devilis itu sendiri tidak
mampu mengabaikannya, ia menggunakan sebuah light
evasion magic dan menghindari seranganku.
——Chantlessly.
"Oy. Bagaimana dengan chantingnya?"
Wajah si demon mengerut ketika
aku mengatakan itu. Sepertinya dia menyadari kesalahannya menyembunyikannya.
"Api mana!"
Devilis menembakkan sebuah
sihir padaku dengan chant singkat yang sangat kotor, penuh dengan niat membunuh.
Aku menghindarinya dengan jump
magic dan mengambil jarak yang jauh.
Seorang demon yang bisa
menggunakan sihir tanpa chanting dengan sengaja berpura-pura chanting.
....Sudah jelas sekarang.
——Orang yang yang
mempopulerkan chant magic adalah para demon.
Itu menjelaskan favoritisme
terhadap First Crest dan perlakuan dingin terhadap Fourth Crest.
Umat manusia yang semakin
lemah dalam sihir adalah hal yang bagus bagi demon, dan sihir dari Fourth Crest
yang memiliki suatu afinitas buruk bagi mereka pasti tidak diinginkan untuk
mereka.
Membuat orang-orang
memperlakukan para Fourth Crest dengan dingin seharusnya cukup mudah jika mereka
masuk ke dalam suatu tubuh dari otoritas yang menentukan standar dari sihir.
Mereka hanya dapat membuat
penilaian yang diperlukan mengenai target yang jauh.
Sebuah pertanyaan tetap ada,
mengapa mereka mengambil jalan memutar seperti itu bukanya hanya menghancurkan
umat manusia.... Mungkin, itu karena para demon tidak memiliki tenaga.
Demon memiliki kekuatan
reproduksi yang rendah sejak awal, mereka sudah didorong menuju ambang
kepunahan di era-ku. Jumlah mereka mungkin masih belum bertambah bahkan setelah
sekian lama.
Sebenarnya, demon ini adalah
demon pertama seperti reaksi mana yang pernah aku temui sejak reinkarnasi-ku.
Dan demon ini sepertinya tidak
memiliki banyak pengalaman tempur.
Bahkan mengesampingkan soal chanting pura-pura,
spesikasi tempurnya tidak memenuhi standar para demon.
Setelah memikirkan semua itu,
aku membuat tiga sihir sambil mengarahkan pedangku ke arah demon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...