Chapter 34 Strongest Sage, Menangkap Monster dengan tangan kosong



Dungeon-nya tempat seperti gua dimana esensi mana berkumpul, tempat yang mana monster lebih mudah muncul.
Sebuah gua yang telah berubah menjadi sebuah dungeon mengubah medannya dengan sendirinya, bahkan ada kasus di mana ia berperilaku seperti sebuah makhluk hidup tergantung pada jumlah dan kualitas dari esensi mana-nya....
Sepertinya lapisan terluar dari dungeon ini tidak memiliki karakteristik seperti itu. Sulit bagi mana untuk melewati dinding dungeon, jadi aku tidak bisa mendeteksi lapisan terdalam dari dungeon ini dengan kemampuan pencarian-ku saat ini.

"Oh, menemukan seekor monster."

Aku menemukan sebuah reaksi dari monster tepat setelah kami melangkah ke dalam dungeon.
Disana ada seekor monster seperti kepiting pertapa di luar persimpangan lurus di depan.

"Eh? Aku tidak melihat sesuatu yang menyerupai monster, apakah skill pencarian-ku menjadi buruk? Aku seharusnya memiliki mata yang bagus sekali..."

"Aku juga tidak bisa melihat monster."

"Ah. Kamu belum bisa melihatnya. Di luar persimpangan di sbelah sana."

Kurasa aku harus mengajari merekaPassive Detectiondan hal-hal sebelum kami memulai eksplorasi sungguhan.
Ada suatu perbedaan besar antara seseorang yang bisa dan tidak bisa menggunakannya.
Meskipun, ia dapat dengan mudah dihalangi dengan penyembunyian, jadi terlalu mengandalkan-nya juga bukan ide bagus.

"Ngomong-ngomong, monster macam apa itu?"

"Sepertinya seekor kepiting pertapa. Aku akan menangkapnya dengan cepat."

Aku mengatakan itu dan berlari, setelah itu aku menangkap monster kepiting pertapa di luar persimpangan dan kembali.
Tentu saja, aku sudah mengikat capit dan lengannya dengan sihir untuk mencegah insiden.

Ia merupakan seekor monster yang sangat lemah, aku mungkin bisa mengalahkannya dengan memukulnya dengan tinju yang diperkuat secara fisik.
Bahkan kepiting pertapa ini dapat dengan mudah memotong jari-jari manusia jika ia dapat menggunakan capitnya.

"Tidak peduli seberapa lemahnya monster, mereka masih jauh lebih kuat daripada hewan biasa. Bukanlah hal yang biasa bagi korban untuk muncul bahkan dengan monster ini, jadi kamu perlu berhati-hati.... Atau begitulah yang ingin aku katakan, tapi menyaksikan Mathias-kun menangkapnya dengan tangan kosong seperti itu membuatmu berpikir tidak perlu untuk itu.... Kalian berdua, jangan meniru dia, mengerti. "

"Ya!"

"Bukan seperti kami bisa melakukannya bahkan jika kami mau...."

Kedua gadis itu menjawab si guru.
Yah, itu penting untuk berhati-hati.

Ada kemungkinan tidak dapat berkonsentrasi pada bagian-bagian penting jika kamu terlalu fokus pada lawan yang lemah, sehingga mengurangi ketegangan-mu di bagian yang tepat juga penting.... Yah, mereka mungkin akan terbiasa dengan hal itu saat mereka bertempur.
Tetap fokus pada batas mereka setiap saat pasti menjadi pelajaran bagus bagi pemula.

"Yah, benar, untuk sekarang mari kita gunakan makhluk ini sebagai sebuah papan latihan."

Aku mengambil kepiting pertapa sambil mengatakan itu.

"Alma, cobalah menembakkan panah ke monster ini."

"Monster itu tertutup cangkang bukan? Tidak peduli seberapa kuat busur ini, aku tidak merasa ia bisa menembus cangkangnya..."

"Yeah. Ini hanya untuk memastikan sesuatu. Kamu tidak perlu memikirkanku, aku bisa mengendalikannya bahkan jika bidikan-mu sedikit melenceng. Bergegas, monster lain akan datang jika kita tidak melakukan ini dengan cepat."

Aku tahu bahwa tidak ada monster yang akan datang ke sini untuk sementara denganPassive Detection.

"Aku benar-benar tidak ingin menembak suatu target yang dipegang seseorang.... Yah, aku rasa Mathi-kun akan baik-baik saja. Ei!"

Fwoosh, anak panah terlepas dengan suara itu dan mengenai kepiting pertapa tepat di cangkang-nya bahkan tanpa campur tangan-ku.
Namun, ia tidak bisa menembus cangkangnya. Cangkang monster tidak cukup lunak untuk dihancurkan oleh busur dari level ini.

"Kalau begitu cobalah menembaknya setelah memasukan mana-mu pada panahnya. Lakukan seperti cara biasanya kamu menembakkan sebuah sihir."

"Err... Seperti ini?"

Alma berhasil memasukkan mana-nya ke dalam panah bersamaan dengan kata-katanya. Dia memiliki cukup pengertian.

"Cobalah untuk menembaknya dengan panah."

"Baik. Ini dia! Ei!"

Panah kali ini menghancurkan cangkangnya dan masuk ke dalam tubuh kepiting pertapa.
Setelah cangkangnya rusak, kepiting pertapa yang tidak memiliki banyak life force sejak awal mati begitu saja.

"Eh, tidak mungkin...."

"Itu semacam augment magic, Simple Magic Enchant. Ini adalah sihir dasar dari arrow enchant, kamu harus sering menggunakannya untuk membiasakan diri dengannya."

Mengatakan itu, aku mengambil panah tambahan dari storage magic dan menyerahkannya kepada Alma.

"....Huh? Dari mana panah itu munculnya barusan?"

"Storage magic."

"Jangan bilang itu adalah storage magic tipe ruang....? Bukankah itu ada legenda..."

"Itu ada dalam kenyataan. Karena mana maksimum-mu akan berkurang ketika kamu menyimpan benda-benda berat, ia merupakan sebuah sihir yang secara tidak terduga tidak nyaman."

"Benda-benda berat?"

"Yeah. Setengah dari mana-ku berkurang ketika aku menggunakannya untuk menyimpan seekor War Tiger yang akukalahkan dalam perjalananku ke ibukota kerajaan."

Aku hampir membakar materialnya berkat itu.
Atau lebih tepatnya aku pasti akan melakukannya jika si pedagang tidak memberitahuku. Tidak diragukan lagi.

"Bukankah War Tiger seekor monster se-class calamity...."

"Un, maaf. Ini salah-ku karena menginginkan akal sehat dari Mathi-kun."

"Apakah aku benar-benar perlu menemani party ini..... Aku harus melakukannya karena itu aturannya...."

"Kamu akan bisa mengalahkan sesuatu seperti War Tiger segera mungkin.... Baiklah, mari lanjutkan. Sepertinya ada banyak monster di sebelah sana. Menilai dari aliran mana, itu berada di arah yang sama dengan jalan menuju lantai selanjutnya. "

Sebagian besar dungeon memiliki struktur berlapis-lapis yang disebutFloors.
Setiap lantai dihubungkan oleh medan seperti tangga seperti tebing dan air terjun, kekuatannya dari monster yang terletak di lantai yang sama biasanya tidak jauh berbeda.

Dalam hal itu, menjelajahi sebuah dungeon mungkin lebih stabil daripada di luar sebuah dungeon. Karena tidak seperti di laut atau hutan, musuh dengan kemampuan tempur yang sangat berbeda sering tiba-tiba muncul entah dari mana.
Meskipun, bahkan jika itu sering terjadi, bukan berarti bahwa itu tidak pernah terjadi.

"Kalau begitu, kalian berdua, cobalah untuk maju ke depan sambil mencari musuh mulai dari sini. Aku pasti akan melangkah maju jika itu terlihat berbahaya."

"Yang benar saja, aku tidak tahu siapa yang menemani siapa di sini...."

Kami terus melaju di dalam dungeon sambil melakukan percakapan itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...