17-34. Penyerangan dan Pertahanan di Menara Ungu
Ini Satou. Dalam game
dengan sistem level, kamu sering melihat musuh yang
terbukti menantang di awal akhirnya menjadi penekan di akhir game. Meskipun itu
tidak terbatas pada game, kamu melihatnya dalam kehidupan nyata yang meniru
seperti itu.
◇
"...Fumu."
Sera menyampaikan pada-ku
sebuah oracle dari dewa Tenion, [Pergi ke Netherworld, dan ambil kembali White
Imperial Radiant Crystal dari Demon God].
Sebuah permintaan konyol,
tetapi juga akan buruk jika Alam Dewa kehilangan kedewaannya.
『Master, kamu tidak harus mematuhi sebuah perintah
konyol seperti itu!』
『Un, aku rasa tidak perlu bagi Satou dengan sukarela
melangkah ke suatu ladang ranjau.』
Arisa dan Hikaru menentangnya.
『Namun, satu-satunya yang bisa menyelamatkan dunia dari
krisis ini adalah——』
『Tidak hanya Satou-san.』
Putri Sistina menyela ketika
Sera hendak mengajukan sebuah permohonan.
『Yep
yep, para dewa itu bisa mengambilnya sendiri.』
『Nn, itu benar.』
Arisa mengikuti setelah putri
Sistina, Mia memberikan penegasan-nya.
Zena-san dan Lulu sepertinya
memiliki sesuatu untuk dikatakan juga, tetapi mereka menyimpannya sendiri
karena kepribadian mereka yang tertutup.
Gadis-gadis beastkin dan Nona
Karina cenderung tidak berpartisipasi dalam topik sulit seperti ini.
『Master, apakah tidak ada produk khusus dan tempat
wisata di Netherworld? jadi saya bertanya. 』
Mu, aku ingin tahu tentang
itu.
Meskipun, menurut-ku kami tidak
bisa berharap banyak pada sisi dari hal-hal kuliner——
『Ah, hei, Nana!』
『Itu satu hal yang tidak boleh kamu katakan dengan
keras! Itu akan melekat pada pikiran Ichirou-nii!』
—— Mungkin ada monster eksklusif Netherworld yang bisa
dijadikan makanan.
Karenanya, kata [Netherworld]
itu sendiri membuatnya terdengar seperti akan dipenuhi dengan tempat-tempat
wisata di mana-mana.
『Ini buruk! Pikiran yang bocor melalui Familiar Link telah
condong ke sana! Karina-sama! Tangkap klon kecil Master dan masukkan ia ke
dalam belahan dada didalam armor-mu! Itu pasti akan membuat pikirannya menjadi kosong!』
『Ba-baik...』
Nona Karina memasukkan
tangannya ke dalam bayangannya di bawah dan menarik keluar klon kecilku.
Aku tidak bisa melihat
wajahnya di bawah silver armor, tetapi tangannya yang gemetaran memberitahuku
keadaan akan pikirannya.
『...Bagaimana pun jugaaaaaaaaaa, saya tidak bisa
melakukan sesuatu yang begitu memalukan!』
Nona Karina melemparkan klon
kecilku ke luar cakrawala, lalu dia berlari dan mulai menghabisi vanguard
monster dan demon yang masih hidup.
Itu suatu cara yang sangat
kejam untuk menyembunyikan rasa malu.
◇
『——Kuro-sama.』
Aku bisa mendengar sebuah suara
dari klon kecil yang melekat pada Manager Perusahan Echigoya, Elterina.
Aku mengesampingkan pemikiran
tentang Netherworld Trip dan mengalihkan kesadaran-ku pada klon kecil.
"Kaisar Saga Empire telah
membuat konsesi."
"Begitu ya, kerja bagus. Seperti
yang aku berharap tidak kurang darimu, Manager."
Klon kecilku dalam pakaian
Kuro memuji Manager ketika aku fokus berbicara dalam pola bicara Kuro yang
belum pernah aku lakukan untuk sementara waktu.
Semua anggota dari Perusahan
Echigoya termasuk dirinya telah dikirim ke seluruh dunia dengan para Bridal
Knight sebagai pengawal mereka untuk mencari persetujuan dari para raja dan para
penguasa wilayah untuk penghancuran akan Menara Ungu.
Karena ada banyak orang yang memperlakukan
Menara Ungu sebagai tambang Magic Core tidak seperti dungeon, menghancurkan mereka tanpa izin berpotensi
menimbulkan permusuhan, bukan rasa terima kasih.
Tentu saja ada banyak raja dan
penguasa yang menolak penghancuran menara, tetapi begitu kami menyatakan bahwa
Pahlawan Nanashi dan Golden Knight tidak akan dikirim jika terjadi stampede
lagi, banyak yang tiba-tiba berubah pikiran.
Hanya negara-negara
militeristik seperti Saga Empire yang tidak mau mengalah sampai akhir, tetapi Manager
akhirnya membuat mereka mengalah.
"Tidak, itu semua berkat
Yang Mulia Maryest yang membantu atas membujuk mereka untuk kami."
"Benar juga, aku harus
ingat untuk memberi Maryest-dono terima kasihku nanti."
Karena aku tidak bisa
membiarkan sesuatu terjadi pada Manager, aku telah meminta bantuan dari putri
Maryest dan nona Ringrande untuk membantu menjaganya sebagai Bridal Knight,
mereka terbukti bermanfaat dalam lebih dari satu cara.
"Dengan ini, hanya
beberapa persen dari semua penguasa wilayah di seluruh dunia, yang masih
menentang penghancuran menara ungu."
"Yeah, kita bisa menjalankan rencana itu sekarang."
"Sebelum kamu
melakukannya. Kaisar Saga telah meminta Menara Ungu di ibukota lama untuk
menjadi yang terakhir sebagai syarat mereka..."
"Itu tidak masalah."
Menara Ungu yang terletak di
dekat ibukota lama, Saga Empire —— juga dikenal sebagai [Labyrinth
of Heroes] di belakang mata publik ——
telah tumbuh secara eksponensial selama setengah tahun terakhir menjadi menara
terbesar di seluruh dunia.
Aku berencana untuk
menggunakan tempat itu sebagai medan pertempuran terakhir dari stampede, jadi ini nyaman.
Menyamai dahsyatnya menjadi
yang terbesar di dunia, skala dari monster
stampede di sana juga
sangat besar, tetapi berkat persatuan garis depan dari kedua pahlawan, pelayan pahlawan
Hayato, light warriors Rusus dan Fifi, priestess Loreiya dan pelayan dari pahlawan generasi masa lalu ,
Bu Brum Julberg, tidak ada dari para vanguard monster yang berhasil
menginjakkan kaki di ibukota lama.
Wiyaryi si longearkin
(Booch),
tidak berpartisipasi karena dia memimpin sebuah pasukan
dari suku longearkin untuk membantu desa-desa yang terletak di wilayah
terpencil dari kampung halamannya.
Para pelayan Hayato telah dimasukkan
sebagai Bridal Knight sampai setengah tahun yang lalu, tetapi mereka baru saja
bekerja secara mandiri.
"Nah, sekarang kita akan
memasuki tahap akhir. Manager, panggil para bawahanmu di airship
dan mundur."
Aku mengembalikan kesadaranku pada
tubuh asliku.
◇
『Apakah kamu mendengar-ku, semuanya?』
Menggunakan space
magic [Tactical Talk], aku memanggil
para gadis-gadis yang bertarung di seluruh dunia sambil melayang disekitar di sebuah
ruangan gravitasi nol.
Setelah memastikan balasan
semua orang, aku langsung ke intinya.
『Kita akan memasuki tahap akhir dari rencana dalam 30
menit dari sekarang. Jika menurut-mu, kamu tidak bisa memusnahkan semua para vanguard
monster tepat waktu, hanya berkonsentrasi pada individu yang terlalu banyak
bagi pasukan lokal untuk diatasi.』
Dari apa yang aku lihat
melalui Peta dan orbit satelit, masih banyak lokasi yang belum terselesaikan.
"Untuk semua Burg One
hingga Burg Thousands di orbit satelit, mulai isi ulang mana."
Aku memberi sebuah perintah pada
roh buatan, [Burgtomai Concar] yang menggunakan langit hampa.
Ini adalah sebuah versi
modifikasi dari roh buatan [Burgtomai] yang dikembangkan oleh clan
Elf Burainan yang dimaksudkan untuk menembak jatuh
makhluk misterius dari suatu kejauhan, yang satu ini telah dimodifikasi untuk
meluncurkan serangan udara ke darat.
Mereka tidak memiliki sarana
untuk bergerak sama sekali sehingga mereka harus ditempatkan pada posisi penembakan,
tetapi itu tidak masalah bagi-ku dan Unit Arrangement milik-ku. Setelah
memusnahkan para makhluk misterius saat itu, orbit satelit entah bagaimana
telah berubah menjadi domain-ku.
Roh buatan menyebarkan sayap besar
mereka seperti capung untuk mengumpulkan elemen sihir dari aliran Ether Veins
di langit hampa, mengisi laser cannon mereka dengan mana.
『Master, kami semua sudah siap di sini.』
Arisa memberitahuku sebagai seorang
perwakilan dari para gadis-gadis.
Aku juga sudah selesai dengan segala
hal di sisi-ku.
『Aku akan membawa semuanya ke sini.』
Dengan Unit Arrangement, aku
membawa semua orang ke tempat-ku berada——dock dari sebuah space ship skala besar.
Aku juga mengirim semua non-combat
termasuk para Bridal Knight yang bukan dari anggota golden
dan anggota silver ke bandara di ibukota Shiga Kingdom. Tentu saja, itu
tidak termasuk para pelayan Hayato yang masih bertarung di Saga Empire.
"Kembali ~?"
"Pochi kembali -nanodesu!"
Dengan Tama dan Pochi
memimpin, para gadis-gadis terbang di ruangan gravitasi nol.
Para gadis-gadis yang tidak
terbiasa dengan ruang angkasa beterbangan ke sekitar, tetapi sebelum aku bisa
mendukung mereka, Aze-san diikuti oleh para gadis-gadis lainnya, datang untuk
menyelamatkan mereka.
"Apakah masih berjalan
sesuai rencana?"
"Yeah, masih. Pahlawan
Nanashi akan mengumumkan penghancuran akan Menara Ungu melalui sebuah proyeksi
di langit, lalu para roh buatan di orbit satelit akan membombardir menara-menara
dengan laser."
"——Laser? Bisakah
serangan fisik menghancurkan menara ungu itu?"
Hikaru menunjuk inti permasalahan
yang jelas.
"Laser-laser itu terutama
untuk melenyapkan gorengan kecil di sekitar menara dan untuk bertindak sebagai suatu
tabir asap yang mencegah mata orang-orang dan para dewa dari serangan sungguhan."
Jimat penyegel yang aku minta para
gadis-gadis untuk pasangkan di menara-menara itu akan bertindak sebagai tanda
untuk serangan sungguhan itu. Mereka juga berfungsi sebagai suatu bangsal untuk
mencegah para petualang lokal diam-diam pergi ke dalam menara.
Setelah mengatakan itu kepada
para gadis-gadis, aku menuju ke ruangan dengan fasilitas proyeksi.
"Itu rasanya tampak
seperti Ruang Komunikasi di istana kerajaan."
"Itu sebabnya aku
menyalin perangkat itu."
Saat menjawab Hikaru, aku
memasuki perangkat sihir berbentuk telur dalam bentuk Pahlawan Nanashi.
Mata yang tak terhitung
jumlahnya (camera)
di dalam perangkat berbentuk telur ini digunakan untuk membuat sebuah proyeksi
tiga-dimensi dari si orang di dalamnya. Cara semua mata ini berbalik ke arahku
sekaligus cukup menakutkan.
Aku melepaskan pandangan yang
tak terhitung banyaknya dan memulai siaran sesuai jadwal.
『Halo, orang-orang di dunia. Aku Pahlawan Nanashi.』
Aku menahan diri untuk tidak
menggunakan [dari Shiga Kingdom].
Aku tampak sedikit tegang hari
ini karena akhirnya aku menggunakan pola bicara Satou dan bukannya Nanashi.
Aku akan menjalankannya dengan
itu, karena mengubahnya sekarang akan aneh.
『Saat ini, aku akan melanjutkan untuk menghancurkan
Menara Ungu yang telah menempatkan dunia ini dalam bahaya. Kami telah
memperoleh izin dari para raja dan para penguasa dari banyak negara, tetapi
mungkin ada beberapa dari kamu yang mendengarkan siaran ini yang menentangnya.
Namun, demi keselamatan diri-mu, kami harus menghancurkan perangkap Demon God
ini, yang dalam bentuk Menara Ungu, aku sangat berharap atas pengertian-mu.』
Ada orang yang mengandalkan
Menara Ungu sebagai mata pencaharian mereka, aku telah mendirikan Perusahan
Echigoya untuk membantu mereka di seluruh dunia.
Kami telah menimbun lebih dari
cukup persediaan dalam persiapan untuk ini, aku yakin itu akan berhasil.
Aku bisa mendengar gumaman
Arisa, “Bukankah rasanya kita sedang melakukan hal yang sama dengan demon god
dan para dewa?”, melalui Familiar Link, aku mengabaikannya.
『Aku harap kamu bisa menjauh 300 meter dari Menara Ungu
sampai matahari terbenam hari ini.』
Jika semuanya berjalan sesuai
rencana, itu seharusnya berakhir dengan segera, tetapi kamu harus selalu memiliki
suatu jadwal yang fleksibel untuk semuanya.
Aku menjalankan Unit
Arrangement untuk menempatkan para roh buatan pada posisi mereka.
『Baiklah, << Light
Be >>.』
Dengan perintah-ku, semua roh
buatan menembakkan laser mereka ke tanah.
"Satou, aku sudah
mengatur posisimu untuk siaga."
"Terima kasih,
Aze-san."
Setelah berterima kasih kepada
Aze-san, aku melanjutkan ke langkah selanjutnya.
"Baiklah, saatnya
menghancurkan semua menara ungu itu."
"Lakukan yang terbaik,
Master."
Aku tersenyum kembali pada para
gadis-gadis dan memasang defensive magic sebelum teleport dengan Unit Arrangement.
◇
——Mythology Down.
Aku casting sihir anti-dewa di
dalam sebuah pilar dari sinar laser dengan sebuah output yang sengaja
dilemahkan.
Sebuah kilatan dan ledakan
yang luar biasa terjadi di depan mataku, dan menara ungu itu lenyap sama
seperti yang terjadi selama pengetesan saat itu.
Setelah memastikan hasilnya, aku
pindah ke menara berikutnya dengan Unit Arrangement.
Itu mungkin bagi para roh
buatan ini untuk memancarkan laser mereka terus menerus selama periode waktu
tertentu, tetapi laju pengisian ulang akan mana mereka tidak akan mampu
mengikuti output setelah beberapa menit.
Sambil memikirkan itu, aku
berkeliling ke seluruh dunia untuk casting sihir anti-dewa, Unit Arrangement dan sesekali mengisi
ulang mana-ku, menghancurkan menara ungu dalam prosesnya.
Ada saat-saat ketika beberapa orang
mencoba menghalangi jalan-ku untuk menghancurkan menara, tetapi mereka selalu
berakhir dengan evakuasi untuk menghindari laser, jadi aku tidak menghadapi
masalah khusus.
Tetapi fakta bahwa ada sejumlah
orang yang tidak signifikan, yang mengambil sebuah pose berdoa ke arah pilar
dari sinar laser dan proyeksi Pahlawan Nanashi di langit sedikit mengganggu-ku.
Jangan bilang mereka akan
mulai mempercayai pada Pahlawan Nanashi sekarang?
Aku melanjutkan pekerjaan dari
menghancurkan menara ungu sambil menjejalkan kekhawatiran itu ke sudut
pikiranku.
"...Yang ke-700 ya, ini
semakin melelahkan."
Magic dragon dan greater demon
mulai muncul di bagian akhir dari pencarian-ku untuk menghancurkan, tetapi mereka semua akhirnya menjadi
korban dari sihir anti-dewa bersama dengan menara ungu.
Dari sudut pandang-ku, mereka
lebih seperti karakter bonus poin exp daripada sebuah rintangan.
Karenanya, pada saat sebagian
besar dari Menara Ungu telah dihancurkan, aku telah naik level, 15 kali menjadi
level 328.
Jika aku mengetahui ini, aku mungkin
akan membiarkan Arisa mencoba menghancurkan menara-menara ini dan melihat
apakah dia akan mencapai level 100.
Yah, bahkan jika 99 adalah
batas level, kami dapat dengan aman mengurangi level menggunakan Skill Unik milik demon lord
Shizuka, [Familiar
Transform] dan [Transfer], sehingga
mereka bisa mempelajari lebih banyak skill.
『Semuanya, apa ada perubahan dengan menara ungu yang
hancur?』
『Baik-baik saja, tidak ada perubahan saat ini. Kami
juga tidak melihat perubahan di area sekitar 24 menara tersisa.』
Aku meninggalkan segalanya
dari para demon dan
para utusan di 23 menara yang menolak dihancurkan.
Tidak seperti menara yang
telah aku hancurkan, para demon di tempat-tempat itu masih memainkan tindakan
penyelamatan mereka sehingga tidak ada garda depan yang berbahaya seperti magic
dragon dan sejenisnya di sana.
Jika menara yang tersisa mulai
meregenerasi menara lain seperti semacam divisi root, maka aku hanya akan menghancurkan
semuanya.
『Bagaimana dengan menara di ibukota lama Saga Empire?』
『Pahlawan Yuuki sedang memukuli mob
yang tersisa di sana.』
Fumu, sepertinya bukan Demon God
yang akan meluncurkan serangan balasan, setelah ini semua orang akan berkumpul
di large space anti-demon
god.
Sambil merasa agak
antiklimatik, aku bergabung dengan para gadis-gadis yang menunggu di dock large space ship, dan turun menuju
menara ungu di ibukota lama dengan menggunakan Unit Arrangement.
Aze-san yang tidak layak untuk
bertempur sedang siaga di space ship dengan si infant
dragon dan Core Two sebagai
pengawalnya. Aku sudah menempatkan klon kecil-ku masing-masing pada mereka, itu
seharusnya baik-baik saja.
Di lokasi, Pahlawan Yuuki baru
saja selesai membersihkan para vanguard monster di depan menara.
Pelayan-nya sedang
mengelilingi dirinya seperti mereka mendiskusikan sesuatu.
Menyadari kami berjalan ke
arah mereka, Pahlawan Seigi memberi tahu Pahlawan Yuuki dengan jarinya.
"Pahlawan Nanashi."
Pahlawan Yuuki berbalik dan
memanggil namaku.
Itu baik-baik saja, tetapi
suaranya terdengar kaku, dan sepertinya ada semacam cahaya tegas tinggal di dalam
matanya yang menatap pada-ku.
"Aku baru saja menerima sebuah oracle dari
Parion."
"——Oracle?"
Apakah dia menyuruh mereka
untuk pergi menyerang Netherworld bersamaku?
Aku tidak berencana untuk
melakukannya, jadi tolong tenanglah.
"Itu benar."
Menggantikan dari kedua
Pahlawan yang ragu-ragu itu, seorang pelayan dari pahlawan masa lalu, Bu Brum
Julberg maju selangkah.
"Bunuh si pengkhianat yang
mengancam perdamaian dunia. Itu adalah diri-mu, avatar Demon God."
Bu Brum mengarahkan pedangnya
ke arahku.
Sepertinya dewa Parion telah
memutuskan untuk mengambil sisi Demon God.