17-21. Ketakutan Imajiner (1)



Ini Satou. Ada kata ini ketakutan imajiner, tetapi tidak terlalu imajiner ketika datang ke dunia fiksi. Maksud-ku, stasiun ruang angkasa atau koloni di dunia SF, atau kastil ataupun pulau di langit dalam dunia fantasy yang jatuh tidak terlalu langka sekali.


"Aze-san!"

Begitu aku mendengar bahwa Aze-san membutuhkan bantuan dari pepohonan Blue Territory, aku teleport ke Hutan Boruenan dengan Unit Arrangement.

Aze-san yang biasanya di rumah pohon tidak terlihat.
Dia juga tidak ditampilkan di Radar.

Melihat Peta, sepertinya dia berada di pangkal dari World Tree.

Aku pindah ke sana dengan Unit Arrangement sekali lagi.

"Aze-san——"

Adegan dari Aze-san berbaring di tanah dengan kepalanya diinjak-injak oleh seorang pria berambut kuning masuk ke dalam pandangan-ku.

"——Apa yang sedang kamu lakukan!"

Aku telah bergerak dengan Flash Drive sebelum aku bisa selesai berbicara, dan menendang pria itu tanpa menahan diri.
Saat suara dari udara terbelah mencapai telingaku, pria itu sudah menghilang dibalik lautan pohon setelah menggambar sebuah busur di langit.

"Apakah kamu baik-baik saja, Aze-san."
"Satou"

Aku mengangkat Aze-san yang berlinang air mata dan dengan panik memeluknya.

Syukurlah, dia sepertinya tidak terluka di mana pun.

"Sa-Satou-san —— apa yang telah kamu lakukan ..."

Miko Lua-san yang berada di dekatnya berlari ke arahku dan menanyakan itu dengan wajah pucat.

"Apakah aku melakukan kesalahan?"

Aku tidak berpikir ada kebutuhan untuk menahan diri terhadap seseorang yang menginjak-injak kekasih-ku.

"Pri-pria itu adalah——"
Dasar anjing kampung! Ketahui tempat-mu!

Sebelum Miko Lua-san bisa menyelesaikan ucapannya, pria berambut kuning itu sebelumnya kembali sambil terlihat marah.

Pria berambut kuning yang mendekati kami dengan kecepatan seperti Ground Shrink mengayunkan sebuah great sword yang memancarkan cahaya kuning ke arahku.
Dia sepenuhnya bermaksud untuk memotong baik aku dan Aze-san menjadi dua.

Pembacaan AR pada pria berambut kuning itu menunjukkan UNKNOWN.

Aku menghasilkan sebuah split-body dengan ninjutsu untuk menjaga Aze-san, dan menendang pria yang mengayunkan great swordnya dengan kecepatan tinggi, kali ini dengan kekuatan penuh tanpa menahan diri.
Pria berambut kuning yang melebihi kecepatan suara dalam sekejap menghilang di balik cakrawala seolah-olah itu adalah sebuah manga gag.

Menurut info Peta, titik yang menunjukkan pria berambut kuning belum menghilang.
Hanya serangan fisik mungkin tidak berkerja padanya.

"——Tidak ada yang kurang seperti yang diharapkan dari seorang dewa. Orang ini cukup kokoh."
"Sa-Satou-san, apakah kamu tahu siapa yang kamu lawan?"
"Tidak, aku baru menyadarinya tepat sebelum tendangan kedua."

Aku menjawab Miko Lua-san yang terguncang.

Menilai dari warna rambut dan great swordnya, itu mungkin dewa Zaikuon.
Datang segera tepat setelah demon god mengangkat flag, sungguh orang yang rajin.

"Sebelum tendangan kedua —— maksudmu kamu tahu ketika kamu menendangnya untuk kedua kalinya?"
"Satu-satunya sepatuku cocok untuk seseorang yang akan membahayakan Aze-san."

Aku memang berpikir bahwa aku bersikap sembrono di sini, tapi maksudku, aku sudah menendangnya sekali, tidak ada gunanya menahan diri dengan yang kedua.

"Kebetulan, apakah kamu marah?"

Aku baru menyadarinya setelah Miko Lua-san membahasanya.
Aku cukup marah untuk kehilangan ketenangan-ku.

Sepertinya aku tidak bisa mengendalikan emosi dengan baik karena aku biasanya jarang marah.

Oops, yang lebih penting——.

"Jadi, apa alasan dia untuk menghajar Aze-san seperti itu?"

Aku bertanya pada Aze-san yang digendong dengan tangan split-body-ku.
Rasanya agak iri pada split-body-ku sekarang.

"I-itu——"

Menggantikan Aze-san yang tergagap, Dewa Zaikuon yang membuat dirinya kembali menjawab sebagai gantinya.

Dia seharusnya melakukan apa yang diperintahkan dan menyerahkan Memory Bank miliknya kepadaku.

Darah merembes keluar dari berbagai lubang di toga compang-camping yang dikenakan Dewa Zaikuon. Tampaknya para dewa juga menumpahkan darah merah.

Dia sepertinya telah menjatuhkan great sword-nya di suatu tempat, dia membentangkan kedua tangannya terbuka dan menghasilkan magic circle di udara.
Dia berniat untuk pertempuran sihir kali ini ya.

Menjadi diinjak-injaklah di bawah God Army.

Magic circle yang tak terhitung banyaknya bermunculan di belakang dewa Zaikuon —— dan menghilang.

A-apa?!

Sepertinya mantra terlarang [Divine Destruction] yang aku chantingkan berhasil mengerjakannya.
Mantra terlarang ini adalah yang digunakan Hikaru untuk menghancurkan magic circle yang menutupi ibukota selama insiden [Demon God Offshot], dan meskipun telah mempelajarinya lebih awal setelah aku mendapatkan skill Chant, aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk menggunakannya sampai sekarang.

Tampaknya God Army saat ini, mereka sedang liburan.

Karena pihak lain adalah seorang dewa walaupun sendirian, setidaknya aku akan menggunakan bahasa sopan.

Dasar brengsek, kamu berani-beraninya mempermainkan seorang dewa yang adalah aku sendiri!

Dewa Zaikuon mengambil sebuah ranting di tanah di bawahnya dan melanjutkan untuk membuat kembali menjadi sebuah yellow sword.
Itu mungkin Primeval Magic.

...Terlalu lambat.

Aku menirunya dan mengubah sebuah ranting yang aku ambil menjadi sebuah pedang.
Sudah aku buat, tapi pedang ini tidak terlalu kuat.

Ba-bagaimana bisa kamu menggunakan Karya Dewa!

Mungkin fakta bahwa aku menggunakan Primeval Magic mengejutkannya, pedang yang dibuat Dewa Zaikuon menghilang menjadi kehampaan.
Yah maksud-ku, dengan Primeval Magic, kamu akan gagal saat kamu kehilangan konsentrasi.

Aku mendapat hak istimewa untuk belajar di bawah Ancient Dragon-dono.
Dragon-dragon menjijikkan sialan itu...

Ekspresi Gununu sangat cocok dengan Dewa Zaikuon.

Jangan berpikir ini sudah berakhir!

Tubuh Dewa Zaikuon menghilang menjadi partikel kuning saat dia mengatakan itu.
Karena penanda yang diam-diam aku letakan padanya telah menghilang juga, dia pasti telah kembali ke Alam Dewa setelah meninggalkan ancaman perpisahan itu.

"Satou, aku minta maaf. Karena aku, kamu..."
"Oh, sama sekali tidak ada yang perlu untuk minta maaf."

Aku tersenyum pada Aze-san yang hampir menangis.
Aku menghapus split-body-ku dan menggendong Aze-san di tanganku.

Mungkin ada cara yang lebih baik untuk melakukannya, tetapi tidak ada gunanya menangisi susu yang tumpah.
Mari menunda introspeksi dan segalanya untuk nanti dan hanya menjadi senang bahwa aku telah berhasil melindungi yang paling berharga bagi-ku.

"Jadi Dewa Zaikuon tampaknya telah meminta untuk Memory Bank atau sesuatu, tapi untuk apa dia menggunakannya?"
"Dia menuntut tentang detail lengkap dari peristiwa ketika World Tree dibersihkan dariEvil Jelly..."

Evil Jelly ——jellyfish itu ya.

Kalau dipikir-pikir, para dewa itu mengatakan bahwa mereka mempertahankan sebuah barrier yang melindungi seluruh dunia dari penjajah luar.

"Maksudmu masalah dengan jellyfish? Dia tidak mengatakan apa-apa tentang spear squid ——para white-ball dan para makhluk grey space?"

Mereka adalah sekelompok yang aku musnahkan dengan sebuah permintaan dari Clan Birowanan tepat setelah aku mempelajari skill Chant.

"Maksud kamu pasti nyala api kejadian di luar angkasa. Dia tidak mengatakan apa-apa tentang itu, tapi sepertinya itu termasuk dalam hal-hal yang ingin dia ketahui juga."

Miko Lua-san yang hadir kemudian menegaskan.

Dengan melakukan itu, Aze-san memang merahasiakan hasil kerjaku, tapi aku akan membencinya jika itu berarti dia akan terluka karena aku.

"Aku tidak keberatan, jadi tolong beri tahu mereka lain kali mereka bertanya."

Aze-san mengalihkan wajahnya ketika dia mendengarku.

——Yah barusan?

"Ta-tapi. Itu sangat memalukan..."
"Apakah benar?"
Aze-san yang memerah adalah yang paling imut.
Aku bahkan terpukul oleh keinginan untuk membawanya pulang tepat di sini dan sekarang.

"Bukankah dia hanya menentang gagasan dari membuat adegan mesra-mesraan kalian berdua dilihat oleh orang lain?"

Miko Lua-san menghela nafas saat mengatakan itu.

Apakah kami benar-benar menggoda sebanyak itu?

"Kalau begitu aku rasa kita hanya harus menolak dan merujuk mereka pada Clan Birowanan yang lebih tahu tentang——"

Aku menyadari sesuatu setelah mengatakan itu dan bertanya.

"——Kenapa dia pergi ke Boruenan?"

Masalah dengan Jellyfish bersifat universal di antara semua clan, dan Clan Birowanan seharusnya memiliki detail lebih lanjut tentang masalah ini dengan spear squid.

"Saya pikir itu karena Boruenan adalah clan dengan Aze-sama sebagai satu-satunya high-elf."
"...Apakah itu karena high-elf akan mengajukan suatu keberatan jika dia pergi ke clan lain?"

Dewa Zaikuon rasanya agak tampak seperti penjahat kecil.

"Tidak, saya tidak percaya itu alasannya. Karena bagi para dewa, high elf-sama ada hanya untuk melaksanakan perintah mereka."

Yah jika itu bukan kesombongan.

"Saya punya kesempatan untuk audiensi dengan Slispuze-sama sebelumnya, menurutnya, menarik informasi dari Memory Bank menanggung beban berat bahkan untuk para Dewa. Karena itu, dia mungkin memilih Boruenan karena dia bisa menyelesaikannya dengan memeriksa hanya satu high-elf."

Ini adalah pertama kalinya aku mendengar nama Slispuze, tetapi menilai dari perkataannya dia mungkin salah satu dari tujuh high-elf yang tidur di World Tree Hutan Boruenan.

——Tidak, bukan itu.

Jika apa yang dikatakan Miko Lua-san benar, Dewa Zaikuon pasti akan kembali ke Hutan Boruenan.

"Kalau begitu, aku akan tinggal di Hutan Boruenan untuk sementara waktu."

Setelah aku mengatakan itu, aku bertanya pada Aze-san, “Apakah kamu keberatan?” untuk berjaga-jaga.

"Un, tentu saja tidak. Terima kasih, Satou."
"Jangan khawatir, itu hanya sebuah alasan untuk tetap dekat dengan Aze-san."

Aku menatap mata Aze-san setelah mengatakan itu.

"Umm, berapa lama kamu berencana untuk memeluk Aze-sama di tanganmu?"

Miko Lua-san yang sepertinya akan memuntahkan gula mengatakan sesuatu yang berlebihan.

"A, awawawawa —— ini, kamu salah! Bukannya aku lupa karena terasa begitu nyaman, umm, err——"

Karena mata dan tangan Aze-san mulai menjadi tersipu berputar-putar, aku tidak punya pilihan untuk menurunkannya.

Tepat pada saat itu, skill Crisis Perception mengingatkan-ku sebuah sinyal bahaya yang samar-samar.

——Di atas?

Cahaya kuning berkelap-kelip di langit saat aku melihat ke atas.
Sepertinya rounde kedua melawan Dewa Zaikuon akan datang lebih cepat dari yang diharapkan.


Fuhahahaha! Biarkan aku mengajari-mu apa artinya memiliki suatu kedewaan yang berlimpah!

Sebuah golden ship yang terbungkus dalam aura kuning melayang di langit. Bukan sebuah kapal layar, bentuknya lebih menyerupai sebuah kapal ruang angkasa seperti Light Ship Boruenan.
Magic circle dengan pola fraktal, mirip dengan yang aku lihat di Alam Dewa, muncul dan menghilang di tubuh utama golden ship.

Sebuah suara yang terdengar seperti Dewa Zaikuon keluar dari kapal.

Ketika aku sedang menonton, magic circle muncul di langit, dan beberapa perahu berbentuk seperti mainan perahu dari bambu keluar dari sana.
Perahu-perahu itu terlihat kecil di samping golden ship, tetapi sebenarnya berukuran sebesar Light Ship World Tree. Golden ship itu sendiri adalah sebuah kapal besar yang ukurannya menyaingi sebuah pulau kecil.

Tunjukan kepalamu agar pasukan dewa tidak membakar-mu bersama dengan World Tree.

Si lelaki pemarah pergi ke depan dan menyatakan perang.

Aku rasa kami beruntung Divine Punishment yang menimpa Weasel Empire bukan satu-satunya yang tanpa pandang bulu mengubah semua orang menjadi garam.
Karena aku sendiri ingin menghindari mengubah Hutan Boruenan menjadi sebuah medan perang, ini nyaman bagi-ku.

Milord-sama, Anda akan dimarahi oleh Head-sama dan Kindness-sama jika sebuah World Tree terbakar.
Hmph, bahkan seorang manusia bodoh pun harus tahu arti dari mengorbankan sebuah World Tree.

Mereka sepertinya lupa mematikan speaker atau sesuatu, sebuah percakapan antara suara melengking yang tampaknya seorang nymph dan Dewa Zaikuon bisa didengar.
Maaf tapi hanya ada beberapa orang di seluruh dunia yang tahu bahwa World Tree menyedot mana dari luar angkasa dan mengedarkannya ke dunia melalui Earth Vein.

"Aku akan pergi sebentar."

Aku berjalan ke udara dengan Sky Drive, dan naik ke sebuah Dimensional Ship buatan sendiri yang aku ambil dari Storage.
Aku pergi keluar dari jalan-ku untuk mengeluarkan kapal seperti ini untuk menarik perhatian Dewa Zaikuon.

Aku melambai pada Aze-san yang tampak khawatir ketika aku menutup pintu masuk boarding, dan memindahkan kapal buatanku tepat di depan golden ship Dewa Zaikuon dengan Unit Arrangement.

Rasakan penghakiman dewa.

Whoops, tidak ada ruang untuk argumen sepertinya.
Sebuah beam kuning menembus tempat dimana kapal-ku berada.

Aku tidak berniat untuk memaafkan Dewa Zaikuon atas apa yang dia lakukan pada Aze-san, tapi aku sedang berpikir untuk setidaknya meminta maaf karena menendangnya secara tiba-tiba, tetapi tampaknya pikirannya sibuk untuk menghukumku.

Kami tidak akan membiarkanmu lari.
Matilah.

Perahu daun yang dinaiki nymph sudah menungguku di tempat Dimensional Ship-ku berteleport.
Tampaknya perahu daun mereka bisa melihat kapalku bahkan ketika sedang berlayar di dimensi.

Tentakel terbelah keluar dari perahu daun, ujung tentakel itu menyebar terbuka seperti bunga dan menembakkan beam.
Bentuk mereka mirip dengan hal-hal yang aku lihat di anime robot lama.

Karena aku tidak bisa membiarkan mereka merusak tanah, aku menghindar sambil memimpin serangan mereka ke atas.
Aku juga memikat rombongan Dewa Zaikuon ini ke laut selatan Hutan Boruenan.

Itu tidak semudah kedengarannya.

"Foresight ya——"

Perahu daun milik nymph yang mengejar seperti anjing berputar-putar dan memotong jalan-ku seolah-olah mereka tahu ke mana aku pergi.
Flower beam mereka memiliki kekuatan serangan yang tidak sesuai dengan penampilan mereka seperti fantasy, secara bertahap merusak dinding barrier Dimensional Ship-ku.

Persepsi Krisis meraung sangat keras.

Binasalah, dasar anjing kampung!

Sepertinya aku dibimbing dengan hidung oleh perahu daun mereka.
Ujung dari golden ship terbelah menjadi empat bagian, kemudian sebuah beam super tebal ditembakkan keluar dari pusatnya.

——Geh.

Beam super tebal menyebar.

Aku pindah ke atas dengan Unit Arrangement.
Mendapat suatu firasat bahwa Dimensional Ship-ku mungkin tidak bisa mengelak.

Salah satu dari sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya yang menyebar dari beam mendarat di laut, menciptakan ledakan uap dan mengangkat kolom air seukuran pulau.
Sinar lain mengirim beberapa pulau tak berpenghuni pada kuburan air mereka.

Karena kelihatannya akan menyebabkan sebuah tsunami, aku menggunakan sebuah mantra air tingkat tinggi [Erase Tidal Wave] yang aku buat setelah Divine Punishment.

Tetap saja, itu adalah beberapa kekuatan yang sesuai dari sebuah Perahu Dewa.

Namun——.

Aku ingat perjuangan-ku melawan Makhluk Misterius di luar angkasa.

Golden ship dan perahu daun mereka ini akan lebih dari sebuah pertandingan melawan jellyfish dan spear squid.
Terhadap black octopus, itu mungkin mustahil tapi aku yakin mereka bisa melawannya jika ketujuh dewa menggabungkan kekuatan mereka.

——Yang berarti, ada hal-hal yang bahkan lebih berbahaya daripada black octopus di luar angkasa?

Dasar kecil!

Sphere dari cahaya mengubah lintasan mereka saat mereka menuju ke kapalku.

Karena sphere ini terus mengejar-ku tidak peduli berapa kali aku menghindarinya, aku membuat sebuah umpan yang dikemas dengan massa dan mana yang padat untuk menghapus light sphere itu. Karena umpan normal akan berhenti bekerja setelah pertama kali.
Menjadi merepotkan untuk terus mengelak, tetapi sepertinya mereka akan turun dengan cepat jika aku melakukan serangan balik, yang mana juga merepotkan.

——Benar.

Dengan dukungan dari skill Trap Usage, aku menyesuaikan posisi-ku agar sesuai dengan serangan kapal daun.

Nuoooooo! Nymph, kemana bidikan-mu!
KYAAAAAAAA
NYUOOOOOOO

Aku mencoba untuk friendly fire, tetapi aku terlalu banyak ke dalamnya dan akhirnya menenggelamkan dua kapal daun, sementara golden ship yang senjata utamanya mengalami sebuah serangan langsung mulai turun menaikan asap hitam sepanjang waktu.
Itulah yang terjadi ketika aku bahkan tidak menyerang atau memblokir dan mendedikasikan semuanya untuk menghindari.

Selain itu, dua cahaya yang tampaknya nymph keluar dari dua perahu daun yang tenggelam dan diselamatkan oleh perahu daun lainnya.

Sebuah struktur seperti kuil Yunani di atas golden ship telah mendarat di air terlepas.

Aku bisa melihat seorang manusia terbungkus dalam cahaya kuning di dalam kuil yang hanya terdiri dari pilar.
Tidak seperti pria yang mengenakan toga sebelumnya, cahayanya terlalu kuat. Aku hanya bisa melihat bayangannya,

Seorang manusia biasa berani menembak jatuh Perahu Dewa...

Bukan uh, itu rekan-mu yang menyalakan tembakan.

Ketahuilah bahwa dosa besar tidak melihat pengampunan!

Bukankah seharusnya dia lebih marah pada fakta bahwa aku menendangnya?

Pandangan-ku menjadi gelap saat pikiran-ku menyindirnya.
Melihat ke atas kanopi kokpit di atas-ku, aku melihat matahari mulai gelap dengan cepat.

——Itu adalah sebuah gerhana matahari.

Sebuah gerhana matahari buatan pada itu, disebabkan oleh Dewa Zaikuon.

Aku akan menunjukkan kepadamu kekuatan terlarang yang dirampas dari demon god!

Dewa Zaikuon berteriak ketika dia mengangkat tangannya ke langit.

Sepertinya dia belum selesai dengan perjuangan yang sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...