Bagian 2
Pada hari yang sama, jam
sebelas malam ——
Temannya Massa, mengeluarkan
suara yang sangat tipis.
「......
Hey, Boris? Apakah kita akan baik-baik saja di tempat
seperti ini?」
「Mungkin.
Lebih penting lagi, sama sekali jangan mengangkat kepala-mu tinggi-tinggi.
Juga, aku memohon pada-mu, jangan meninggikan suara-mu apa pun yang terjadi, ngerti?」
「Aku
tahu ...... Bahkan kuda-kuda, dua yang paling tenang telah dipilih.」
Kuda-kuda telah diikat ke
suatu tempat yang sedikit terpisah dari diri mereka. Itu adalah sebuah tempat
di bayangan dari gudang tua, dan tidak bisa dilihat dari sisi lain sungai.
Kelompok Boris sedang bergeletak
di tanah, menyembunyikan tubuh mereka.
Fort Bridge Ulg——
Boris, yang
milik dengan garnisun di sana, dengan sukarela tinggal dan melakukan pengintaian.
Mengatakan “dalam hal itu, aku juga akan”, teman masa kecilnya, Massa juga tinggal.
Sisanya dievakuasi.
Peran dari kelompok Boris
adalah untuk memahami formasi pertempuran dan pergerakan dari pasukan Raja
Iblis.
Selain tidak punya pilihan
selain bertarung jika mereka menyerang kota, jika mereka tahu jumlah musuh dan
apa kekuatan tempur utama mereka, semacam persiapan bisa dilakukan……tapi bahkan jika itu tidak mungkin, mereka bisa siap
secara mental untuk itu.
Jika mereka memahami pergerakan
pasukan Raja Iblis, para tentara tidak perlu menunggu bertanya-tanya “akankah
mereka datang sekarang, akankah mereka datang sekarang” dan mengikis saraf
mereka.
Informasi sangat berharga.
Namun, itu berarti bahwa mereka
harus cukup dekat dengan pasukan Raja Iblis sampai dimana mereka bisa
melihatnya dengan mata mereka. Itu adalah sebuah misi yang sangat berbahaya.
「Itu
dia!」
Boris menutup mulut Massa
yang meneriakkan itu dengan satu tangan.
Dengan salah satu jarinya
menyentuh hidungnya, Massa menjadi berlinang air mata, tetapi itu bukan waktunya
untuk itu.
Dia membuka lebar matanya.
——Pasukan
Raja Iblis!!
Apa yang muncul di sisi lain
dari sungai tidak diragukan lagi adalah pasukan militer dari Raja Iblis. Mereka
pertama kali melihat sosok dari gigantic Demonic Beast.
Dengan bentuk dari seekor
kura-kura, itu adalah seekor《Grand Turtle》.
Seolah-olah itu adalah sebuah
istana bergerak.
Para Demonic Being Heteromorphic
sedang naik di punggungnya.
Bahkan di sekitarnya, disana
ada sosok dari para Demonic Being yang berjalan. Mereka terlihat kecil jika
dibandingkan dengan large Grand Turtle tapi ......
Para Demonic Being tidak
kurang dari dua kali lebih besar dari seseorang dari Ras.
Selain itu, disana ada juga para
Demonic Beast yang tidak lebih besar dari ukuran medium.
Mereka tidak cukup
terorganisir untuk dikatakan berada dalam barisan, dan memiliki sebuah suasana
dari berjalan bersama-sama sesuai keinginan mereka.
Boris bergumam di dalam hatinya.
——Apakah
itu, itu benda kotak
persegi? Sebuah kotak?
Pada cangkang dari Grand
Turtle yang berada di depan, sebuah kotak yang seperti sebuah kotak segi enam telah
diikat ke bawah.
Rantai yang bisa menarik
kapal telah digunakan dalam bundel.
Warna dari kotak adalah
hitam.
Pola yang memberi sebuah ketidaknyamanan
yang bisa membuat perut seseorang sakit hanya karena melihatnya terukir di
permukaannya.
Meskipun dia menyimpan
sebuah perasaan naluriah yang tidak masuk akal untuk bentuk heteromorphic
dari para Demonic Being, perasaan dari kotak itu
terasa beberapa kali lebih kuat ......
Di samping Boris, Massa
gemetar.
「Uuu
…… aku merasa akan muntah ......」
「Sebaiknya
jangan melihatnya.」
「......
Kalau ini ...... sudah banyak...... Ayo kembali, Boris.」
「Tidak,
masih belum. Cukup tutupi wajah-mu, dan pikirkan tentang pacar-mu di rumah atau
apalah. 」
「…………Aku tidak punya sesuatu seperti itu.」
「Maaf.
Kalau begitu pikirkan saja tentang ibu-mu atau sesuatu.」
Boris melihat pada telescope
berharga yang dipercayakan kepadanya dari petugas komandannya.
Di depan dari kotak yang berada
di depan, ada seseorang di sana.
Apakah itu komandan mereka?
Jika itu masalahnya, apakah
itu《Raja
Iblis Besar Modinalaam》?
——Dia
tampak seperti seekor burung hantu, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...