17-9. Menara Ungu (1)



Ini Satou. Berbicara tentang sebuah game di mana kamu memanjat suatu menara yang besar, itu mengingatkan-ku pada game arcade yang dirancang setelah mitos Babylonian. Menaklukkan game itu sungguh menyenangkan dengan kombinasi dari RPG dan elemen Puzzle.



"Mohon tunggu sebentar!"

Orang yang memanggil dan menghentikan-ku adalah seorang pria berkacamata bernama Runner-up.

"Anda akan membutuhkan seorang pemandu jika Anda ingin menjelajah ke dalam, bukan? Sebagai seorang peneliti rekanan dari Royal Research Institute, saya secara sukarela mengambil peran itu."
"Tidak perlu."

Aku punya Peta dan aku hanya bisa melihat orang ini berkeliaran sendirian jika aku membawanya masuk.

"Benar benar, tidak perlu untuk itu dengan kami di sekitarnya."
"Maaf, tapi Arisa dan Duchess, kamu tetap di sini."
"Nyooo ~"

Arisa langsung jatuh seperti orz(contohnya karakter anime lagi depresi atau kecewa).

Itu ide yang bagus untuk membuat Arisa yang dapat aku hubungi dengan Familiar Link dan Mito yang dapat menghubungi raja di luar untuk berjaga-jaga ada sesuatu yang salah terjadi di dalam.

Aku berbicara dengan ketiganya dengan Tactical Talk.

"Kalau begitu, tolong setidaknya izinkan saya untuk menemani Lord Pendragon ke dalam."

Aku memberikan penegasan kepada Zena-san yang menganjukan diri.
Aku meminta Arisa untuk mengumpulkan para gadis-gadis ke sini dan masuk ke dalam menara bersama dengan Zena-san.

"Tempat yang sangat besar."
"Ya, dan pilar di sana sepertinya adalah tangga."

Tempat ini sesuai dengan deskripsi yang aku dengar sebelumnya.

Peta-ku menampilkan [Menara Ungu, Lantai 1].
Aku mencoba menggunakan All Map Exploration, tetapi itu hanya efektif untuk lantai ini.
Lantai dua ke atas tampaknya diperlakukan sebagai peta yang berbeda. Aneh.

Tidak ada musuh atau siapa pun yang tertinggal di lantai ini sehingga kami memanjat tangga spiral di dalam pilar.
Peta berubah ketika kami keluar dari tangga spiral. Sepertinya kami di lantai 2 sekarang.

—— Hm?

Lantai kedua ditampilkan sebagai [Menara Ungu, Lantai 2-I].
Jangan bilang kamu bisa mendapatkan peta yang berbeda dengan setiap tangga.

"Satou-san, saya menemukan sedikit darah!"

Ada jejak darah di jalur selebar dua meter.
Aku menghentikan Zena-san yang akan mengikuti jejak darahnya dan menggunakan All Map Exploration.

Lantai ini jauh lebih besar dari lantai pertama. Total area sekitar sebesar ibukota kerajaan.
Selain itu, sebagian besar tempat disusun seperti maze(labirin), mengingatkan-ku pada RPG dungeon 3D lama.

"Mereka disana."

Ada empat orang yang selamat. Tiga tentara dan satu peneliti.

Lantai ini dihuni oleh banyak dari [Demigoblin Vanguard] level 1-4. Setiap dari mereka berkeliaran di sekitar maze sendirian.
Mereka tidak memiliki skill apa pun, tapi mereka memiliki [Demon God Protection] yang terdengar tidak menyenangkan ini pada mereka.

Jadi menara ini berhubungan dengan demon god.

Bersama Zena-san, aku menuju ke tempat di mana para orang selamat menurut All Map Exploration.
Kami menemukan dua mayat di sepanjang jalan jadi aku mengamankan mereka ke dalam Storage.

"Satou-san!"

Kami menemukan [Demigoblin Vanguard] di sudut dari jalur ini.
Zena-san bergegas maju dan menebasnya dengan short sword-nya tanpa perlu bantuanku.

"Ia menghilang?"

Demigoblin Vanguard yang kepalanya dipenggal oleh Zena-san lenyap menjadi kabut ungu.

Dentang, sebuah magic core ungu kecil jatuh di lantai.
Menurut pembacaan AR itu disebut [Fragmen Magic Core].

"Apakah ada yang salah?"

Zena-san terlihat seperti memiliki sesuatu dalam pikirannya setelah memotong Demigoblin Vanguard, oleh karena itu aku bertanya padanya.

"Rasanya seperti saya sedang berhadapan dengan ogre, bukannya goblin."

Kekokohan yang luar biasa untuk demi-goblin level 2.

Aku mencoba membunuh demigoblin vanguard level 4 yang kami temui di sepanjang jalan.
Aku tidak bisa benar-benar mengukur kekuatannya, tetapi sesaat sebelum pedangku menghantam tubuh demigoblin vanguard, sebuah barrier ungu muncul dan hancur, tentara rata-rata akan mengalami kesulitan melawan mereka.
Itu mungkin karena [Demon God Protection].

Demigoblin Vanguard lainnya yang kami kalahkan juga menghilang menjadi kabut ungu, meninggalkan sebagian kecil dari fragment magic core.

Aku hampir terombang-ambing oleh suatu dorongan untuk menyelidiki lebih lanjut, tetapi karena kondisi orang yang perlukan kami untuk diselamatkan tampak buruk, aku menempatkan lock pada semua Demigoblin Vanguard dalam perjalanan ke sana di Peta dan membunuh mereka sekaligus dengan [Remote Arrow ]
Para yang selamat menetap di sebuah ruangan kecil di jalan buntu.
Ada banyak bekas goresan demigoblin di pintu kayu yang menuju ke ruangan kecil itu.

"Penyelamat kita ada di sini!"
"Itu adalah si demon lord slayer! Si demon lord slayer telah datang untuk menyelamatkan kita!"
"Oy, dasar bodoh, pikirkan sopan santunmu!"
"Kami minta maaf Yang Mulia. Kami benar-benar berterima kasih atas bantuan Anda."

Para tentara bersorak ketika kami masuk ke dalam.
Si tentara yang memarahi bawahannya juga tampak senang.

"Yang Mulia, apakah Anda memiliki recovery potion bersama Anda?"

Seorang tentara dengan perban terbungkus pada lengannya membawaku ke seorang peneliti yang tidur di belakang.

"Jangan khawatir, nyawanya tidak dalam bahaya. Zena-san, jika kamu tidak keberatan dengan healing magic."
"Ya!  ■■■ ……

Aku bertanya pada tentara yang terbalut perban tentang keadaan mereka sementara Zena-san chanting mantra.
Menurutnya, ketika mereka kembali untuk menjemput anggota baru yang tertinggal, dua tentara menjadi korban [Purple Gobu] —— Demigoblin Vanguard, sehingga mereka menyerah mencoba untuk kembali ke tangga dan bersembunyi di sini.

"Seberapa kuat goblin itu menurutmu?"
"Mereka setidaknya lebih kuat dari ksatria full plate-sama."

Para tentara ini di level 7-9 dengan equipment tentara biasa.
Bahkan termasuk anggota baru, lima dari mereka kalah dengan Demigoblin Vanguard level 1-4 adalah tidak biasa.

Efek dari [Demon God Protection] yang dimiliki Demigoblin Vanguard pastilah setinggi itu.

"Aku terkejut kalian berhasil melarikan diri."
"Ketika semua akan kalah, kami berdoa kepada para dewa dan itu membuat para goblin tersentak dan berhenti bergerak."
"Dan kami berhasil melarikan diri berkat itu."

Apakah mereka lemah terhadap doa kepada dewa?

Yah, aku bisa memeriksanya nanti.
Kami membawa para tentara yang dirawat yang bisa berjalan lagi bersama kami dan keluar dari menara.



"Kerja bagus di luar sana. Ternyata menara ini cukup aneh, ya."
"Aku sudah memberi tahu Sete. Dia meminta kerjasamaDemon Lord Slayerdalam penyelidikan."
"Dan aku sudah meninggalkan sebuah pesan pada Perusahan Echigoya."

Aku berterima kasih kepada Arisa dan Hikaru dan menghubungi setiap kepala kantor cabang dari Perusahan Echigoya melalui [Telephone] untuk memberi tahu mereka agar tidak memasuki Menara Ungu.

Sementara itu, para gadis-gadis datang dan berkumpul bersama satu sama lain.

"Satou-san! Saya tidak percaya kamu pergi ke sini dan meninggalkan saya!"
"Aku minta maaf tentang itu, Sera-san."

Aku berbisik pada Sera-san bahwa urusan-ku selesai di Alam Dewa sambil meminta maaf.

"Se-seperti apa rasanya? Apakah para dewa sama kedewaannya dengan mereka? Seperti apa Tenion-sama?"

Sera dengan penuh semangat mendekatiku.
Dia hampir mendorongku ke bawah dengan semangatnya.

"Muuu, bersalah."
"Ah, hei! Aku mengerti apa yang kamu rasakan, tapi jangan mulai duluan!"

Mia dan Arisa, pasangan benteng yang tidak bisa ditembus menjauhkan Sera dariku.
Oh benar, Mia dan Nana juga sudah ada sebelum aku sadar.

"Satou-san, tolong beri tahu saya!"
"Itu adalah tempat yang luar biasa penuh dengan cahaya."

Karena Sera telah menembus pasangan benteng yang tidak bisa ditembus dan tampak seperti dia akan mendorongku lagi, aku mengatakan padanya bagaimana rasanya dengan ringkas.

"Apakah kamu bertanya tentang sejauh mana tabu?"
"Yep, sampai ke penjelasan terakhir. Cakupannya seperti yang kita harapkan. Rupanya teknologi printing juga aman."
"Sungguh ?! Yay! Harus membuat Arisa Menerbitkannya! Kalau di pikir-pikir, kita perlu sistem penjualan kembali ~?"
"Kita bisa memikirkannya dengan santai nanti."

Aku memberi tahu kedua gadis yang bersemangat bahwa aku akan memberi tahu mereka lebih detail nanti, dan pergi ke Benua Ancient Dragon untuk menjemput para gadis-gadis beastkin dan Nona Karina yang sedang berlatih di sana.

"Tiger tiger tiger ~?"
"Pochi akan menjadi tiger yang akan menjadi tiger dari tiger(?), nanodesu!"

Tama dan Pochi memanggil keluar tiger tiger di depan patung tiger di area berbatuan.

"Hey, kalian berdua, aku datang untuk menjemputmu."
"Maste ~"
"Itu master, nanodesu!"

Tama dan Pochi melompat ke arahku.

Sebuah titik yang menandakan Nona Karina datang ke sini dari sisi lain lembah.

——Tiger?

Seekor tiger sungguhan keluar dari sisi lain lembah.

Aku pikir Nona Karina telah berubah menjadi seekor tiger, tetapi aku salah.
Tampaknya seekor tamed tiger memimpin jalan untuk Nona Karina yang mengenakan pakaian tampak liar yang berlari ke sini. Pelindung dada dan plate sampingnya yang biasanya telah menghilang, tampak agak seksi. Benar-benar pemandangan untuk dilihat.

"Satou!"

Dia melompat dan membuat pose seolah dia akan memelukku, tapi dia tampak malu di tengah jalan, jadi dia melompat ke samping saat dia mendarat dan memeluk Tama dan Pochi.

"Tidak-bagus ~"
" Turun ke bawah adalah keistimewaan khusus Panda-san, nanodesuyo?"

Aku tersenyum pada Nona Karina yang di tolak oleh Tama dan Pochi.

Liza berdiri dengan satu kaki di atas tebing batu di dekatnya agar terlihat seperti sebuah tombak, bermeditasi.
Dia terlihat seperti seorang master martial art atau seorang sage yang muncul dalam film dan manga.

"Liza! Aku di sini untuk menjemputmu!"
"Master!"

Liza melompat dari batu ke sini.

"Bagaimana pelatihanmu?"
"Dengan bimbingan Ancient Dragon-dono, kami saat ini berlatih mengikuti setiap kursus individu."
"Aku mengerti, sepertinya aku mengganggu. Apakah kamu ingin berlatih di sini sedikit lebih lama?"
"Tidak! Tugas saya adalah membantu master!"

Aku meminta maaf kepada Liza karena telah berlebihan dengan diriku dan membawa semua orang kembali ke rumah-ku di ibukota.



"Satou-sama, saya ingin pergi bersamamu."
"Maafkan aku. Aku ingin Sistina-sama memegang kendali di Ibukota Kerajaan bersama dengan Mito."

Hikaru dan putri Sistina akan tetap di sini kali ini.
Alasannya adalah karena kekuatannya sebagai seorang Golem Master cocok untuk mempertahankan ibukota.

Setelah menghubungkan semua orang dengan [Tactical Talk] milik Arisa, kami pergi ke menara.
Karena kami tidak tahu apa yang akan terjadi, semua orang dilengkapi dengan golden armor dan silver armor mereka.

"Gobu ~?"

Demigoblin Vanguard segera muncul ketika kami sampai di lantai dua.
Demigoblin Vanguard memamerkan taringnya ke sini dalam upaya untuk mengintimidasi kami. Agak seperti seekor monyet.

"Iii, nanodesu."

Pochi menunjukkan taringnya juga, mengintimidasi kembali.
Liza menutup mulut Pochi, "Hentikan itu."

"Sera-san, jika kamu mau."
"Ya."

Seperti yang direncanakan sebelumnya, Sera berdoa kepada dewa.
Demigoblin Vanguard tersentak dan mulai bertindak aneh.

Sepertinya ia tidak akan lari.

"■■■■■ Pray Bit."

Invisible bullet yang ditembakan oleh Sera, membunuh Demigoblin Vanguard.

"Menghilang ~?"
"Warnanya berbeda dari demon, nanodesu."

Tama dan Pochi berlari untuk mengambil sebuah fragmen magic core yang dijatuhkan oleh Demigoblin Vanguard.

"Bagaimana dengan itu?"
"Mereka tidak terasa jauh berbeda dengan demi-goblin di Labirin Selbira."
Haruskah kita meminta Temple Knight untuk mencobanya?
Aku akan membiarkan raja yang memutuskan itu.

Mendengar kesan Sera, Hikaru mengusulkan itu, tetapi karena itu akan relatif berbahaya, aku menyerahkan semua keputusan kepada raja.

"Baiklah kalau begitu, ayo periksa lantai di atas."

Aku memimpin jalan ke depan untuk semua orang.

"Satou-san, tempat ini terasa berbeda dari maze sebelumnya entah bagaimana."
"Ya, memang benar."

Seperti yang disebutkan Zena-san, bagian dalam maze memang telah berubah.
Berharap mereka meninggalkan pembayaran ini untuk 10.000 kali hanya untuk game.



"Bersenjata ~?"
"Dagger gobu, nanodesu."

Demigoblin Vanguard yang muncul di sudut terpotong oleh space magic milik Arisa.
Bone knife yang dibawa demigoblin juga menghilang bersamaan dengannya.

"Aku tidak terlalu yakin karena mereka terlalu lemah, tapi mereka memberikan sebanyak exp seperti gobu biasanya, aku pikir?"

Kami memprioritaskan untuk naik ke lantai yang lebih tinggi dan hanya mengalahkan Demigoblin Vanguard yang kami temui di sepanjang jalan.

Sebagian besar demigoblin itu menjatuhkan fragment magic core, tetapi kadang-kadang mereka menjatuhkan full magic core.
Kami juga menemukan beberapa demigoblin vanguard yang membawa bone knife, namun meskipun kami mengambil pisau sebelum mengalahkan goblin, pisau itu masih akan menghilang menjadi kabut ungu tepat ketika goblin menghilang.
Satu bone knife tersisa tetap sebagai sebuah drop item, tetapi hasil penilaiannya adalah [Cursed Bone Dagger]. Dan karena itu hanya sekuat dagger murahan acak, itu bukan sesuatu untuk dirayakan.

"Lemah lemah ~?"
"Sekitar sekuat Soldier Mantis, nanodesu."

Tama dan Pochi terus mengalahkan demigoblin vanguard bahkan sambil terlihat bosan.

Setelah memeriksa semua tangga di lantai dua, kami menemukan bahwa dua tangga di atas mengarah ke area yang berbeda dan tiga tangga di bawah mengarah ke area yang sama.

"Aku rasa lantainya bercabang lebih banyak saat kamu memanjat?"
"Sepertinya begitu."

Lantai tiga ditempati demigoblin vanguard yang sama dengan lantai dua. Area ini juga besar.
Para demigoblin di sini sedikit lebih tinggi levelnya pada 3-6, dan beberapa membentuk kelompok dua, tiga demigoblin selain mereka yang berkeliaran sendirian.
Pemimpin kelompok akan selalu membawa bone knife, beberapa bahkan memiliki bone short sword dan bone axe dalam kesempatan langka.
Tangga naik dan turun memiliki sifat yang sama seperti yang ada di lantai dua.

"Saya penasaran, bisakah Goblin-san naik tangga?"

Lulu memiringkan kepalanya ketika dia melihat demigoblin yang mengejar berhenti di jalurnya di depan tangga.

"Mari kita coba."

Liza menangkap demigoblin dan mengujinya.

Monster itu tidak akan memasuki tangga tidak peduli seberapa keras dia mencoba.
Merebut dan mendorong demigoblin ke tangga menghentikannya, seperti menabrak dinding.

"Sepertinya monster di sini tidak mampu bergerak di antara lantai."

Pengetesan berakhir dengan kesimpulan itu oleh Arisa.



Lantai keempat sebagian besar sama dengan lantai tiga.
Para demigoblin di sini sedikit lebih kuat pada level 4-8, dan lebih banyak dari mereka membentuk kelompok 2-3.
Kadangan-kadangan ada kelompok dengan enam, dengan Demigoblin Vanguard mage tipe magician, dan Demigoblin Vanguard Priest tipe priest bercampur. Tipe priest sedikit lebih kuat.

"Ini seperti sebuah tutorial dungeon, bukan begitu?"

Aku semakin setuju dengan gumaman Arisa, ke atas semakin kami mendaki.

Pada lantai lima, hampir tidak ada Demigoblin Vanguard solo, sebagian besar berada dalam kelompok 2-3. Mereka dikelompokkan lebih banyak di lantai 6. Kisaran level sekitar 5-10.
Dari apa yang kami ketahui sejauh ini, kita dapat menyimpulkan bahwa level monster paling banyak adalah lantai nomor x 2. Dan pada kenyataannya, kekuatan mereka yang sebenarnya akan berada di sekitar level  10 ~ 15 lebih.

"Ayo cepat pergi ke lantai atas."
"Yeah, tunggu sebentar."

Tidak ada tangga di lantai 5 selain yang kami ambil untuk sampai di sini, sebaliknya ada sebuah tempat dengan sebuah blank zone di Peta.

"Sudah selesai dengan lantai 5?"
"Aku penasaran dengan itu?"

Kami tiba di blank zone sambil mengarahkan solo moving tipe armor << Demigoblin Vanguard Knight >> di sepanjang jalan.

"Boss room ~"
"Sepertinya begitu."

Blank zone adalah ruangan besar, pintunya otomatis menutup sendiri dan menghilang ketika kami masuk, dan monster yang kelihatannya boss muncul di tengah ruangan.
Satu level 18 << Demigoblin Vanguard Boss >> dengan lima level 12 << Demigoblin Vanguard Knight >> sebagai guard.

"Torya ~"
"Wou, nanodesu!"

Gadis-gadis beastkin menghancurkan boss dan pengawalnya dalam sekejap tanpa hambatan.

"Peti harta karun."
"Master, ini dia harta karun jadi saya melaporkan."
"Satou-san, saya menemukan tangga di sini!"

Mia memberi tahu-ku tentang peti harta karun sementara Zena-san tentang tangga.
Sepertinya tangga akan muncul jika kamu mengalahkan boss.

"Koin tembaga yang aneh."
"Sepertinya itu disebut Koin Tembaga Demigoblin."

Lulu menjawab gumaman Arisa.

Peti harta karun itu memiliki banyak koin tembaga yang terukir dengan sisi wajah demigoblin di dalamnya.
Ada juga ornamental bonework item yang sangat disukai para demigoblin, bersama dengan [Tower Escape Orb] yang merupakan sebuah item escape, dan health potion dan poison.

"Ya ampun, mereka hanya membuang racun bersama-sama dengan hal-hal ini, menakutkan."
"Dan itu juga hanya mendapat tanda sebagai label."

Setelah memberikan kesan kami tentang peti harta karun kami memanjat tangga yang muncul di belakang ruang boss.



"Ini seperti, perubahan tahap?"
"Agak terasa seperti kita berada di dalam reruntuhan."

Lulu benar, dinding di lantai ini memiliki retakan di atasnya, rumput liar tumbuh di tanah, dan potongan-potongan dinding yang hancur tergeletak di tanah.

Dari lantai 6 dan seterusnya, demi kobold yang bergerak cepat dan demi orc yang tangguh ditambahkan ke dalam komposisi monster. Tidak jauh berbeda selain nama yang menjadi demi kobold dan demi orc, bukan demi goblin.

Di setiap lima lantai, variasi monster berubah, dan ada lebih banyak jebakan dan monster dengan skill aneh.

Kami melanjutkan penjelajahan kami dan tiba di lantai yang salah di lantai 15.
Beberapa lantai yang kelipatan lima tidak memiliki ruang boss.

Kami menemukan ruang boss ketika kami kembali dan memanjat tangga yang berbeda, jadi pasti bagaimana menara ini telah dibangun.

Benar-benar struktur yang menjengkelkan.

"Musuh-musuh semakin menguat sekarang."
"Me-mereka rupanya. Kita bisa menderita luka kritis jika kita membiarkan penjagaan kita menurun di sini."

Semakin sulit bagi anggota silver ketika kami dengan lancar mencapai lantai 20.

"Apakah begitu?"

Karena Sera adalah satu-satunya yang melakukannya dengan mudah, aku memintanya untuk membuat holy magic enchant, setelah itu Nona Karina dan Zena-san lebih mudah mengalahkan monster.

Monster di menara ini umumnya lemah terhadap holy magic.

"Semakin lama kita melewati lantai."
"Yah, monsternya semakin kuat."

Aku menatap langit-langit.

"Akan aku lihat apakah aku bisa menghancurkannya."

Aku memecahkan langit-langit untuk melihat apakah kami bisa menggunakannya sebagai jalan pintas, tetapi ada zona yang dipenuhi kabut ungu yang menyerap kekuatan kehidupan di luar langit-langit yang rusak.
Laju penyerapannya jauh lebih cepat daripada gundukan ungu, drone golem yang aku kirimkan hancur dalam sekejap.
Tepat ketika aku ragu-ragu untuk melompat melewati lubang, lendir ungu menetes ke lubang dan mulai menutupnya sambil menggeliat.
Namanya adalah [Tower Keeper] tetapi semua selain namanya adalah [UNKNOWN].

"Pokey pokey ~?"
"Campur tangan campur tangan, nanodesu!"

Tama dan Pochi mencoba mengganggu pemulihan, tetapi tidak ada gunanya.

"Sihir baru saja melewatinya."
"Sama dengan panah juga."

Serangan kami dibatalkan seperti halnya dengan Gundukan Ungu.

"Kalau begitu —— "

Ia langsung menguap ketika aku mengayunkan Pedang Dewa.

"Seconds ~?"

Tapi, lebih banyak lendir ungu segera keluar dan memperbaiki lubang.
Bukan seperti aku bisa melewatinya, tapi kami tidak bisa menggunakan sihir anti-dewa di tempat sempit ini, dan bukan seperti kami mendapatkan sesuatu darinya.
Kami menyerah mencoba membuat jalan pintas dan berjalan seperti biasa.
Secara normal maksud-ku menggunakan teleport magic untuk memindahkan titik di mana tangga berada.

Kami akhirnya tiba di lantai 30 dengan mengulangi metode itu.



"Wah, lantai ini pastinya memiliki banyak variasi."

Arisa bergumam sambil melihat mayat Manticore Vanguard.
Level 50-60 << Mutant Dragon Vanguard >> dan Level 30 Manticore Vanguard memerintah lantai 30 ini.
Di lantai ini, dibutuhkan beberapa waktu bahkan bagi anggota golden plus dengan dukungan holy magic Sera untuk mengalahkan monster.

"Hektik."
"Lagipula Mia-chan bisa bertindak sebagai healer dan support."

Lulu menawarkan air madu untuk memadamkan tenggorokan Mia yang benar-benar kelelahan.
Mia, Zena-san, dan Sera harus chanting mantera mereka, tidak seperti aku, Arisa dan Nana, mereka sudah mengerti secara kasarnya.
Lulu juga bisa menggunakan sihir, tapi karena dia terutama menggunakan magic gunnya, dia hanya menggunakan force magic dan life magic setelah pertempuran, oleh kerena itu dia tidak memilikinya seburuk seperti keduanya.

"Selanjutnya, datang ~?"
"Itu Myu-tan kali ini."

Pochi dengan imut bingung dengan nama << Mutant Dragon Vanguard >>.

"Sudah lama sejak kita harus bekerja sama bersama-sama seperti ini."
"Yep, ada baiknya perjuangan untuk mengalahkan mereka."

Arisa mengangguk ketika Liza berhadapan dengan Dragon Mutant Vanguard dengan dragon spear di tangannya.
Mungkin ada dragon di namanya, tetapi itu bukan dragonkind. Itu hanya monster yang diciptakan dalam gambaran dragon oleh manusia yang memiliki niat buruk melawan dragon.

"<< Dragonic Acceleration >> nanodesu!"

Lapisan barrier Mutant Dragon dihancurkan oleh finisher Pochi dalam satu serangan.
Berkat serangkaian pertempuran yang kami lakukan di sini, ia tampaknya berhasil mempelajari finisher-nya yang hanya selangkah lagi dari penyelesaian saat itu.

Pochi yang mengambil pose sambil tersenyum dengan cemerlang tertiup oleh serangan ekor mutant dragon yang berpura-pura mati.

"Uwaa, ia masih bisa bergerak setelah terkena serangan itu? Ia memiliki tiga kali HP dari monster yang setara di Labirin Selbira."
"<< Dragonic Penetrate >>."

Liza memanfaatkan dari acceleration magic circle dan mencungkil tengkorak Mutant Dragon Vanguard.

"Ouchie, nanodesu."

Pochi berdiri seolah dia tidak merasakan luka apapun.
Sepertinya dia melompat ke arah ekor berayun tepat sebelum menabraknya.

"Ia memberi sekitar exp yang sama juga, ini akan menjadi tempat panen yang bagus jika mereka sedikit lebih lemah ~"
"Saya akan pergi ke sini untuk latihan besok!"
"Tama juga ~"
"Pochi juga akan berlatih, nodesuyo!"

Keluhan Arisa disambut dengan pendapat dari anggota otot untuk otak.

"Kamu tidak boleh. Ada musuh dengan serangan death instant di sini, ingat?"
"Tidak apa-apa selama kamu tidak terkena, desuwa! Itu adalah kutipan dari seorang pahlawan dari kota kelahiran Arisa, bukan?Tidak apa-apa jika itu mengenaimu, benarkan?"

Kamu akan mati dengan [Serangan Death Instan] di kemudian.
Harus menghindar sebelum kamu terkena.

"Satou-san, ini ruang boss sungguhan di depan. Ada lambang biasa di atasnya."
"Terima kasih, Zena-san."

Apa yang muncul di ruang boss adalah monster pertama yang tidak memiliki [Vanguard] pada namanya.
Ia bernama [Chaos Lord]. Sepertinya reaper luar.

"Baiklah, semuanya, ayo kembalikan semuanya padanya!"

Teriakan Arisa mendorong semua orang.

"Semuanya, maaf tapi yang ini memiliki serangan Death Instan."

Karena aku tidak bisa membiarkan para gadis-gadis terkena bahaya, aku mengunci Chaos Lord di dalam sebuah barrier dan mengalahkannya menggunakan sebuah chain dari [Implosion].

"Sungguh cara yang sangat mengerikan untuk membunuh ..."
"Aamen ~?"
"Soumen, nanodesu."

Tama dan Pochi menyatukan tangan mereka ke arah Chaos Lord yang menghilang.

"Tama, tangani jebakan di peti harta karun."
"Roger ~"

Tama melompat keluar seperti, Kyupin, dan membuka peti harta karun.

"Bagaimana dengan itu, Lulu?"
"Sebentar, saya akan selesai menilai tak lama —— yang satu ini sebuah magic sword, yang ini sebuah wand yang bisa diisi dengan mantra element, yang ini adalah sebuah elixir? Tunggu bukan, ini lesser elixir. Yang ini adalah hydra poison, saya kira? Ada juga cincin dan kalung yang meningkatkan nilai status di sini. "

Selain barang-barang yang dinilai Lulu, ada semua jenis permata dan sejumlah besar koin emas dengan gambar tengkorak diukir pada mereka.
Uang yang ditemukan di peti harta karun di sini diukir dengan spesies boss yang ditemukan di ruangan yang sama.

"Satou-san, saya tidak bisa menemukan tangga."

Zena memintaku untuk ikut dengannya, jadi aku melakukannya dan menemukan selembar kertas.

Sedang dalam perbaikan. Kami menunggu kehadiran Anda lain kali.

—— Apa ini, sebuah game ?!

Aku hampir saja menjawab karena refleks.

"Ini mengerikan."
"Mungkin ini akan mendapatkan patch update."
"Mungkin akan dijual sebagai DLC."

Aku menenangkan diri setelah menggerutu bersama Arisa, dan membawa kami semua keluar bersama dengan Unit Arrangement.



"Kedengarannya sangat kasar."
"Kami sampai di lantai tertinggi tetapi tidak menemukan sesuatu yang menyerupai Dungeon Core."

Meskipun dia mungkin sudah tahu tentang hal itu melalui Tactical Talk, aku masih melaporkan kepada Hikaru yang tinggal di belakang.

"Selamat datang kembali, Satou-sama."
"Aku kembali."

Putri Sistina datang dari sebuah gedung di dekatnya.

"Apakah ada perubahan di luar menara?"
"Permata yang ditemukan di pintu masuknya telah berubah. Akan lebih cepat jika kamu melihatnya sendiri."

Aku pergi untuk melihat bersama dengan putri dan memang benar, ada perubahan.
Permata hijau telah menjadi sedikit lebih besar dan memancarkan cahaya yang lebih kuat, sedangkan permata ungu menjadi lebih kecil dengan cahaya yang lebih lemah.

Bertanya-tanya apakah cahaya ungu semakin lemah dengan mengalahkan monster di dalamnya?

Hijau —— warna yang mewakili Dewa Tenion mungkin semakin kuat karena kami membawa Sera, miko Dewa Tenion, ke dalam.
Atau mungkin itu karena kami telah menggunakan holy magic yang berasal dari Dewa Tenion berkali-kali?

"——Satou. Sete telah membuat permintaan untuk menghancurkan menara jika kamu bisa."

Hikaru menyampaikan permintaan raja.
Dia mungkin menganggapnya berbahaya jika monster di dalam menara ini meluap ke luar.

"Tentu aku tidak keberatan, tetapi apakah kamu yakin aku harus melakukan itu di sini?"
"Tidak, tolong tangani yang ada di Selbira terlebih dulu. Karena banyak orang di sana bisa mengurus diri sendiri dan memiliki fasilitas terbaik untuk evakuasi."

Ya, ada labirin tertua di benua tepat di sebelahnya.

"Aku mengerti. Aku akan berubah menjadi Nanashi dan pergi ke sana."

Nah, sudah lama sejak Waktu Pahlawan terakhir, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...