17-12. Dunia Berubah (1)
Ini Satou. Sulit untuk
mengetahui kapan kamu tinggal di dalamnya, tetapi bahkan kota asal-ku yang aku
pikir tidak berubah, mengejutkan-ku ketika aku membandingkan foto dalam rentang
waktu 10 tahun. Serangkaian dari perubahan kecil sulit untuk diketahui, bukan.
◇
"Ini sangat damai ~"
"Ya, damai adalah yang
terbaik."
Aku menikmati waktu minum teh
bersama dengan Aze-san sambil menatap padang rumput yang indah dari bunga yang
bermekaran.
High elf Hutan Boruenan, Aialize-san tersayang-ku sangat cantik hari ini, aku
disembuhkan hanya dengan berada di sebelahnya.
"Kesibukan beberapa bulan
yang lalu terasa seperti mimpi sekarang."
Setengah tahun telah berlalu
sejak aku mengunjungi Alam Dewa kedua kalinya.
Aku selesai menguji perangkat penghasil barrier anti-dewa dan semua jenis dari penanggulangan dalam
setengah bulan pertama kemudian berhasil diproduksi secara massal dan
menginstal perangkat itu di dekat Menara Ungu di seluruh dunia pada paruh kedua
bulan ini, namun hari-hari damai terus berlanjut tanpa ada momen kritis yang
terjadi sesudahnya.
Menara yang telah aku
hancurkan dikembalikan menjadi gundukan ketika aku kembali dari kunjungan kedua-ku
ke Alam Dewa. Mereka tumbuh sebesar menara lain sekarang.
Bahkan menara yang berakhir pada
lantai 30 terakhir kali kami taklukkan telah mendapatkan lantai tambahan hingga
50 sekarang.
"Satou, sini, untuk
permen."
"Permen, enak."
Winged Fairy
terbang masuk, menuntut permen.
Aku mengambil setumpukan
permen yang sudah aku stok dan memanfaatkannya untuk mengalihkan perhatian para
penghancur suasana hati ini.
"Huh
huh? Nana, tidak di sini?"
"Nana, dimana?"
"Nana saat ini sedang
pergi latihan, jadi dia tidak bisa datang ke sini hari ini."
"Huum."
"Baguslah kay."
Sepertinya para winged fairy yang
biasanya bertindak kesal pada perhatian berlebihan Nana merasa kesepian ketika
dia berhenti mampir.
"Apakah Mia dan para gadis-gadis
pergi ke menara lagi hari ini? Bukankah mereka terlalu memaksakan diri?"
"Oh, jangan khawatir
tentang itu. Aku sudah memastikan mereka juga beristirahat."
Aku memberi tahu Aze-san yang
baik hati agar tidak khawatir.
Para anggota golden
sedang bertugas memusnahkan monster di lantai atas
yang juga berfungsi sebagai pelatihan mereka, sementara para anggota silver
mengatasi lantai tengah.
Pada awalnya, tanpa dukungan dari
holy magic Sera setiap pertempuran melelahkan dan tidak benar-benar sepadan,
tapi kemudian sekitar sebulan kemudian, God Gauge Menara Ungu diisi secara tidak wajar dan pertempuran
menjadi lebih mudah, menjadikan menara sebuah tempat yang lebih efisien untuk menaikan
level daripada labirin.
Sekarang aku berpikir tentang
hal itu, tahap awal itu mungkin adalah sebuah tahap tutorial oleh demon
god yang digunakan untuk meningkatkan God
Gauge secara eksponensial.
Pada awalnya, kami keluar-masuk
menara dengan bantuan dari teleport milik-ku atau Arisa, tetapi dua bulan
kemudian, menara mendapat sebuah perangkat teleportation
baru yang disebut Elevators, yang dapat digunakan oleh
siapa saja sebagai jalan pintas dengan memperoleh sebuah item yang disebut [Crest
of Purple-Blue] dari mengalahkan boss yang
ditemukan di setiap sepuluh lantai.
Dan sekarang, yang perlu aku
lakukan adalah secara teratur memeriksa status para gadis-gadis dan mengirimkan
beberapa dukungan pada beberapa kesempatan.
"Tidak apa-apa, Aze-sama.
Mereka semua datang ke sini setiap sepuluh hari, bukan?"
Miko Lua-san mengatakan
demikian sambil membawa teh lagi.
Tidak seperti labirin, monster
di menara itu tidak akan mati bahkan jika kamu terus memburu mereka, karena itu
Liza dan Arisa akan terus menaikkan level mereka tanpa jeda jika aku
meninggalkan mereka pada perangkat mereka sendiri, untuk mengatasi itu, aku
meminta mereka berjalan-jalan di hutan secara teratur sebagai sebuah penyegaran.
"Kamu sebaiknya
membiarkan mereka lebih banyak beristirahat. Gadis-gadis itu bekerja terlalu
keras."
"Ooh, bukankah itu
baik-baik saja, Shiya. Harus mencapai batas ketika mereka masih muda, akan menjadi
bagus untuk pertumbuhan mereka."
"Poa terlalu
ceroboh."
Para master elf berada di sini
menikmati teh sebelum aku menyadarinya.
"Jadi, sudahkah Pochi dan
para gadis-gadis mencapai level 99?"
"Hahaha, tentu saja belum,
masih belum."
Para anggota golden
telah mencapai paruh kedua dari level 90 sementara para
anggota silver sekitar
70 setelah setengah tahun pelatihan.
Fwoon, dengan suara itu,
sebuah teleport gate muncul, dan para gadis-gadis yang dimaksud keluar dari
sana.
"Kami kembali!"
"Backie ~"
"Kami kembali,
nanodesu!"
"Selamat datang
kembali", Aze-san dengan lembut menyambut kembalinya para gadis-gadis.
"Master, lihat, lihat!
Lihatlah Liza-san dan Hikaru-cchi!"
——Oooh.
"Selamat telah mencapai
level 99!"
"Terima kasih banyak, Master."
"Ehehe, terima
kasih."
Semua anggota golden
selain Mia yang berada di level 96 juga telah mencapai
level 98.
"Asal kamu tahu saja, kami
tidak melakukan sesuatu yang berlebihan, ngerti. Menara di sebelah dari Ibukota
Saga
Empire memiliki lantai tambahan hingga 70, kamu tahu. Berkat
itu, ada monster yang lebih kuat yang bisa kami lawan untuk leveling yang lebih
baik . "
"Kami pikir batasnya
adalah lantai 50, tetapi pada tingkat yang sedang terjadi, menara itu sampai ke
lantai 99 atau 100."
Arisa menjelaskan alasan dari kenaikan
level mereka yang cepat, dan Hikaru menambahkan harapannya.
Memeriksa dengan Space
magic, tidak ada menara lain yang memiliki lantai 51.
"Kami telah membawa
kembali beberapa suvenir super bagus hari ini! Daging sapi marmer tingkat A5 dari
Bahamut Mammoth!"
Aku tidak tahu apakah itu seekor dragon atau seekor mammoth dari namanya,
tetapi daging yang dikeluarkan Arisa dari [Garage] miliknya tampak sangat enak, air liur-ku hampir
jatuh hanya dengan melihatnya.
Harus meletakkan punggung-ku
untuk memasak yang satu ini di sini.
"Ada daging Burning
Pig amengugugu juga, nanodesu!"
"Dan juga Bear Shrimp
~?"
Tama dan Pochi masuk ke dalam
Garage dan membawa kembali item drop yang mereka rekomendasikan.
Rupanya, daging ini
masing-masing jatuh sekitar 10kg, kami mendapat cukup banyak.
Aku pikir Pochi salah mengira
[Luar Biasa] untuk [Amengugugu]?
Semua daging memiliki miasma
yang meresap ke dalamnya, jadi aku melepaskan kekuatan
penuh dari Spirit Light-ku untuk
membubarkannya.
Ciri ini dibagi dengan daging
yang ditemukan di labirin, jadi itu bukan sebuah masalah yang unik pada Menara
Ungu.
"Aku akan menyiapkan
makanan kita bersama Nea-san."
"Lulu-sama, kami juga
akan membantu."
"Terima kasih. Saya
sangat menghargai bantuan semua orang."
House Fairy
(Brownies) berkumpul di sekitar Lulu.
Lulu mengangkat bahan-bahan
dengan force magic [<<Floating Board >>] dan membawa mereka ke dapur. Ada begitu
banyak darinya, tetapi dengan Nea-san si koki elf dan para brownies yang membantu,
seharusnya tidak ada masalah.
"Master, ada banyak dari peti
harta karun juga, jadi saya menginformasikan."
"Alat musik."
"Hee, itu baru."
Mia mengambil semua jenis dari
alat musik dari dalam peti harta karun yang dibawa keluar Nana.
Sejauh ini, barang-barang yang
kami temukan di dalam peti harta karun yang ditemukan di menara adalah equipment
yang akan membantu dalam menjelajahi menara, atau
hanya uang atau perhiasan, ini akan menjadi pertama kali mereka dalam menemukan
alat musik dalam sebuah eksplorasi.
"Itu tampak seperti
semacam equipment. Ia memiliki『Menaikkan efek dari Nada Kutukan atau Lagu Kutukan
sebesar 10%』pada
info itemnya."
Hikaru memberitahu kami hasil dari
analisis.
"Lagu kutukan, mereka
ada?"
"Yup, aku pernah bertemu
seorang penyanyi yang bisa menggunakan Musical Magic sebelum aku naik tahta
saat itu, tampaknya, musical magic ini meng-casting lagu kutukan dengan memainkan
instrumen."
Sepertinya itu adalah sebuah
nada dan lagu versi dari chanting.
Melihat pada pencarian Peta,
tidak ada orang dengan skill Musical Magic.
Itu mungkin semacam sebuah lost skill.
"Haruskah aku meminta
Core membuat sebuah skill orb untuk itu?"
"Tidak perlu. Musik itu harus
dinikmati."
Mia menggelengkan kepalanya ke
kiri dan ke kanan.
Rambut twin
tail-nya yang
seperti cambuk mengenai dada Nana.
"Mia, serangan twin
tail itu jelas menyakitkan, jadi saya memprotes."
"Tidak, salah saya."
Mia meminta maaf sambil
memegang rambutnya di kedua tangan.
"Master, apa yang harus kami
lakukan dengan equipment ini? Mereka terlalu lemah untuk kami atau kelompok Karina, haruskah kami
menjual mereka kepada ksatria Shiga Kingdom melalui Perusahan Echigoya?"
"Benar. Mari memurnikan
senjata dan alat yang terlihat berbahaya dan menjual yang tidak bermasalah."
Karena kedekatan dari sebuah tanah
levelling yang efisien dalam bentuk dari Menara Ungu di dekat ibukota, banyak dari
capital
knight menantang lantai tengah dari menara dalam sebuah sistem
bergantian.
Banyak dari ksatria tidak
memiliki jenis dari equipment pada level dari magic
sword dan semacamnya, aku yakin mereka akan sangat senang
mendapatkan item drop lantai atas yang dikumpulkan oleh Arisa dan para gadis-gadis.
"——Woa, mendapat sebuah sinyal
Penjemputan dari Karina-tan dan yang lainnya, harus pergi."
"Haruskah aku saja yang pergi?"
"Hmm, itu adalah aku yang
menerima permintaan, jadi aku yang akan pergi."
Untuk beberapa alasan, para anggota
silver
tidak pernah meminta-ku untuk menjemput mereka
meskipun itu akan mudah dengan Unit Arrangement-ku. Mereka baik-baik saja ketika aku mengirim mereka,
sangat aneh.
"Ini bukan masalah dari efisiensi,
tapi kehalusan kamu tahu."
Hikaru memberitahu-ku sebuah petunjuk
yang mudah dimengerti ketika dia melihat-ku terlihat bingung.
Aku mengerti, mereka tidak
ingin seorang lawan jenis melihat mereka sementara mereka masih kotor dari
waktu mereka di dalam dungeon.
Karena Zena-san dan Sera dapat
menggunakan life magic, aku yakin mereka bisa dengan mudah melakukan perawatan pribadi bahkan
di dalam sebuah dungeon,
tapi aku memiliki sebuah firasat bahwa Hikaru akan kagum jika aku mengatakan
itu dengan keras, jadi aku menahan diri.
"Kalau dipikir-pikir,
apakah Ringrande dan yang lainnya yang telah pergi ke area Saga Empire sudah
menghubungi-mu?"
"Yea, aku mendapat
beberapa surat."
Nona Ringrande dan Adik
Perempuan Kaisar Maryest ——karena permaisuri Saga Empire berikutnya seharusnya
menjadi bibi Nona Maryest, aku mungkin harus memanggilnya Permaisuri Keponakan
mulai sekarang ——saat
ini sedang menjelajahi menara di Saga Empire.
Tentu saja, mereka tidak
sendirian, mereka berada dalam kelompok yang terdiri dari mantan pelayan dari
Pahlawan Hayato; Rusus dan Fifi si light
warrior, Wiyaryi si Archer, dan
Loreiya si priestess.
Selain keduanya, anggota lainnya
juga telah bergabung dengan Bridal Knight-ku di
depan umum untuk menghindari undangan yang bersemangat untuk diatur kembali
oleh petinggi Saga Empire.
Selain itu, aku telah mengirim
equipment
level para anggota silver
kepada gadis-gadis itu melalui Perusahan Echigoya.
"Hmm, jadi mereka
mendapat seorang garda depan baru ya. Ringrande-san memiliki suatu pendapat
yang sangat tinggi padanya."
"Ah, maksud-mu
Brume-san."
Brume-san adalah seorang
wanita tua yang juga ibu dari pemimpin Shiga Eight Sword, Julberg-shi.
Dia adalah seorang mantan
pelayan dari seorang pahlawan besar di masa lalu, seorang magic
swordswoman level 53 ketika aku pertama
kali bertemu dengannya di reruntuhan dungeon Kubooku
Kingdom saat itu.
"Pahlawan anak laki-laki itu
tampaknya baik-baik saja ya."
Nona Ringrande kadang-kadang
menulis tentang keadaan terkini dari Pahlawan Yuuki dan Pahlawan Seigi dalam
surat-suratnya.
Kedua dari mereka membantu
upaya rekonstruksi di kota-kota yang mereka kunjungi sambil menjelajahi menara
di pinggiran dari empire.
"Oh, dan bagaimana dengan
sisa anggota dari Bridal Knight?"
"Putri Menea sedang
mempelajari dasar-dasar di Sekolah Penjelajah Selbira, sementara sisanya
semuanya non-combat, jadi mereka saat ini sedang stand by di Knight Garrison."
Putri Menea memiliki Erina dan
newbie-chan sebagai pengawalnya.
Kadang-kadang mereka melakukan
sebuah ekspedisi ke ibukota bersama dengan orang-orang [Pendora] dan anak-anak
sekolah penjelajah yang ingin memasuki Bridal Knight dan mengikuti pelatihan
bersama di menara lantai bawah.
Anggota sementara seperti Nona
Rina yang bekerja sebagai seorang gubernur yang berakting dari Kota Brighton di
Muno Marquisdom adalah anggota dalam nama saja, sehingga mereka tidak
berpartisipasi dalam pelatihan.
Oh benar, si wanita hammer
yang aku lihat terakhir kali itu sendiri benar-benar
Putri Awayuki.
Aku ingat menjadi terkejut
melihat dia di antara anggota sekolah penjelajah untuk beberapa alasan.
Dari sebuah surat yang dikirim
Putri Menea kepada-ku, rupanya dia rukun dengan Putri Awayuki belakangan ini.
Aku sedikit tertarik dengan
bagaimana dua kepribadian yang berlawanan itu akhirnya menjadi teman. Aku akan
bertanya tentang hal itu saat kami bertemu lagi.
◇
"Aku kembali."
Suara Arisa bergema dari
tabung bicara saat aku memasak bersama Lulu di dapur.
Dia pasti membawa para anggota
silver
kembali bersamanya.
Aku meminta Lulu untuk
memberikan sentuhan akhir pada hidangan yang telah aku masak dan kembali ke
ruang tamu untuk bertemu dengan para anggota silver.
"Aialize-sama, Apakah
Anda mau menerima permintaan maaf saya karena telah mengunjungi dengan
pertunangan sebelumnya."
"Oh, tolong jangan
terlalu formal, oke?"
Putri Sistina yang berdandanan
menyapa Aze-san.
Gaun Putri Sistina seperti dia
akan pergi ke sebuah pesta di seluruh negeri atau upacara.
Di sebelahnya, Sera mengenakan
pakaian yang anggun namun elegan dan sopan, make-upnya yang tanpa cela
menampilkan kecantikan terbaiknya.
Zena-san dan Nona Karina
mengenakan pakaian tamer daripada keduanya, tapi mereka masih berpakaian lebih baik daripada
pakaian mereka yang biasa di Solitary Island Palace.
"Semua orang telah menembakkan
semua silinder."
"Yah, tentu saja. Maksud-ku,
mereka berhadapan dengan saingan terbesar mereka. Karena mereka tahu mereka
akan dibandingkan dengannya, mereka mungkin juga mengeluarkan semua yang mereka
miliki."
Hikaru dan Arisa berbicara
dengan suara rendah.
Aku belum pernah membandingkan
Aze-san dengan gadis-gadis lainnya dalam kehidupan-ku sebelumnya, tetapi
mungkin itu menunjukkan perilaku dan pandangan-ku. Aku harus berhati-hati
tentang itu.
"Menara mana yang kalian
jelajahi hari ini?"
"Itu yang dekat dengan
Kota Perdagangan Tartmina, desuwa."
"Kami berlari melewati
Shiga Eight Sword-sama dan rombongan mereka di sepanjang jalan."
Nona Karina dan Zena-san
menceritakan kejadian yang terjadi di sana.
Shiga Eight Sword itu memusnahkan monster di lantai tengah sampai lantai
atas sambil juga melatih para holy knight.
"Guru besar Heim berada
di sana juga, nanodesu?"
"Ya, benar. Perintahnya
yang brilian membantu mengalahkan monster-monster itu dengan aman,
desuwa."
Pochi melompat ke bahu Nona
Karina dan bertanya.
Dia telah mencicipi makanan di
dapur sampai beberapa waktu yang lalu, dia pasti mencium bau Nona Karina
kesayangannya dan berlari ke sini untuk menemuinya.
"Hanya perintah ~?"
"Tentu saja tidak! Martial
art-nya juga
indah!"
Ketika Tama melompat di
bahunya yang lain dan bertanya, Nona Karina menceritakan tentang kisah Heim-shi
dengan gesture
yang berlebihan.
Setiap kali, payudara demonicnya yang dipenuhi sedang
——.
"Bersa——"
Sebelum dia bisa
menyelesaikannya, aku menahan Mia, yang muncul entah dari mana di sebelah-ku,
di lengan-ku.
Whoops,
hampir saja.
Pandangan-ku hampir terkunci pada
payudara Nona Karina.
"Satou-san."
Zena-san memanggil-ku.
Aku pikir dia marah melihat-ku
melirik payudara Nona Karina, tetapi ternyata itu untuk sesuatu yang lain.
"Saya ingin menanyakan
sesuatu pada-mu—"
Zena-san bertanya apakah dia
bisa berbicara dengan elf wind mage demi pelajaran-nya.
"Tidak apa-apa bagi-ku,
tapi bukankah sudah waktunya bagi Zena-san untuk memilih sihir kedua-mu?"
Karena dia sudah mencapai
level 70, skill wind magic dan skill one-handed sword milik-nya sudah dimaksimalkan, karena itu aku pikir
dia harus memilih skill sihir lain yang akan melengkapi wind
magic sebelum skill poin miliknya akhirnya dialokasikan ke beberapa skill aneh
sebagai gantinya.
"Tentang itu, saya sudah
membuat pilihan setelah berkonsultasi dengan Arisa-chan dan Mia-sama."
"Jadi, apa yang kamu
pilih?"
"Itu adalah Summoning
Magic dan Lightning Magic."
"Dua dari mereka?"
Aku bisa mengerti Lightning
Magic karena itu memiliki kedekatan yang baik dengan wind
magic, tapi aku tidak mengerti alasan mengapa dia memilih summoning
magic.
"Ya, saya berpikir untuk
menggunakan summoning magic untuk komunikasi dan pengintaian."
"Tidak bisakah golem
Sistina-sama mengisi peran itu?"
"Golem Yang Mulia itu
untuk penjaga depan."
Menurut Zena-san, dia akan
selalu bereaksi terlambat ketika mereka menerima serangan mendadak ketika dia
sedang keluar mengintai, beberapa monster bahkan berhasil menembus garis
pertahanan golem.
Wind magic juga bisa digunakan untuk mengintai, tetapi ada lokasi di dalam menara
yang mengacaukan wind magic, jadi dia tidak bisa mengandalkannya sendirian.
"Aku mengerti. Kalau
begitu, aku akan mencari Orb Summoning Magic dan Orb Lightning Magic sebelum hari ini berakhir."
Zena-san yang rajin akan
mempelajari mereka dari nol, tetapi pada levelnya, melakukan itu akan sangat
sulit tanpa bantuan dari skill, karena itu aku membuatnya mengerti penggunaan dari
orb.
◇
"Master, saya membawa orb
yang Anda minta."
"Terima kasih, Core
Two."
Core Two dalam bentuk dewasa-nya
menyerahkan orb.
Dia adalah tubuh terminal dari
Dungeon Core dari [Labirin Phantasmal] Pulau Dejima yang ditemukan di lantai
paling bawah berada di sana.
"Master, Main
Core sedang merajuk, tolong datang kunjungi『<< Dungeon
Master Room >>』sesekali jika Anda bisa."
"Bukankah ia terhubung dengan
Core Two?"
"Ya. Namun, dia telah
mengembangkan ego miliknya sendiri."
"Aku mengerti. Aku akan
mampir setelah makan malam nanti."
"Saya sangat berkewajiban
atas pertimbangan Master."
Core Two membungkuk.
"Master, makanan sudah
siap ——oh ya, apakah
itu Core Two.
Mau bergabung dengan kami?"
"Ya, Arisa. Main
Core mungkin masih sedang merajuk, tapi saya akan
memprioritaskan makanan Lulu."
Aku menuju ke ruang makan
bersama dengan keduanya.
"Satou, Shizuka tidak
datang, katanya."
"Dimengerti."
Demon Lord Shizuka yang tinggal di salah satu dari sub-space milik-ku lebih suka untuk tidak pergi ke Hutan Boruenan.
Bagi seorang tipe tertutup
seperti dia, para elf yang bebas dan kurang akan suasana privasi di sini pasti
membuatnya stres.
"Satou."
"Master ~?"
"Sebelah sini,
nanodesu!"
Mia, Tama, dan Pochi dengan semangat
melambai pada-ku.
Di atas dari meja bundar yang
dikelilingi oleh semua orang, hidangan seperti stew daging sapi buatan Bahamut Mammoth, hamburg
steak dan bahkan Jingisukan segar siap untuk dikonsumsi.
Beberapa steak Hamburg terbuat
dari daging [Burning Pig].
Kami mengiris daging ini
tipis-tipis dan menggorengnya untuk membuat babi asam-manis.
Sebagai makanan pendamping, kami
membuat [Bear Shrimps] menjadi tumisan saus sambal dan udang goreng, dan juga
adonan goreng seperti yang diminta oleh Tama dan Liza.
"Baiklah kalau begitu, waktunya
untuk berdoa."
Setelah memastikan bahwa semua
orang telah mengambil tempat duduk mereka dan mendapatkan semangkuk dari stew daging sapi mereka, aku memberi sinyal kepada Arisa.
"Itadakimasu!"
""
"Itadakimasu" ""
Dengan Arisa memimpin, semua
orang mengatakan [Itadakimasu] bersamaan.
Aku mengambilkan daging untuk
Tama dan Pochi yang tangannya tidak bisa mencapainya, tetapi kemudian Arisa dan
Mia datang bersamaan dan mengatakan bahwa aku seharusnya tidak membeda-bedakan,
jadi aku mengambilkan mereka daging dan sayuran juga.
"Delissass ~?"
"Stew
daging sapi enak, tapi Hamburg sensei masih yang terkuat,
nanodesu."
"Pochi, berhentilah
dengan tunnel vision-mu. Jingisukan dan babi asam-manis tidak boleh
diremehkan juga."
"Udang kerang goreng
dengan adonan juga lezat ~?"
"Tentu saja, nanodesu.
Daging tidak memiliki tinggi dan rendah, nanodesu. Pochi hanya ingin mengatakan
bahwa Hamburg-sensei adalah yang terkuat, nanodesu."
Gadis-gadis beastkin sedang
melakukan pelajaran biasa mereka tentang daging dalam keharmonian.
"Kare juga benar-benar enak,
desuwa."
『Karina-dono,
memegang sendok Anda seperti itu akan meneteskan kare ke pakaian Anda.』
"Saya minta maaf,
Raka-san."
Raka si [Intelligent
Item] memperingatkan Nona Karina yang gembira.
Bahkan dia dan pertahanan yang
tak tertembus membenci melindungi pakaian Nona Karina dari tetesan kare.
"Tidakkah menurut-mu
daging dalam stew daging
sapi ini akan terasa enak dengan kare?"
"Umu, daging yang cocok
dengan stew daging
sapi pasti akan cocok dengan kare juga."
"Baiklah, saya akan
bertanya pada Nea-san."
Kedua dari master elf
menyetujui gagasan Nona Karina, master Pochi, Nona Portomea berlari ke dapur dimana
Nea-san si koki elf berada.
"Dagingnya enak, tapi hidangan
sayur ini juga enak."
"Nn, setuju."
Mia menyetujui kesan Putri Sistina.
"Itu mengingatkan-ku,
para priest di
sini diizinkan memakan hidangan daging, ya."
"Apakah ada sebuah kuil
yang melarang mengkonsumsi daging?"
Sera memiringkan kepalanya setelah
mendengar komentar Arisa.
Sepertinya Sera menemukan
hidangan favoritnya di dalam stew daging sapi.
"Udang tumis cabai juga enak,
jadi saya melaporkan."
"Itu agak pedas, tapi saya
setuju, rasa manis dan pedas ini membuat ketagihan."
Nana dan Miko Lua-san menyukai
udang goreng dengan saus sambal.
Para winged fairy yang telah
menempel pada Nana mendapati tubuh mereka yang diwarnai dengan warna orange
dari udang yang mereka dapatkan dari piring Nana.
"Zena-san, maukah kamu memakan
steak hamburg ini? Master sendiri yang memanggang ini."
"Dengan Sa-Satou-san ?! Dengan
segala cara!"
"Saya sendiri harus memakan
beberapa."
Lulu, Zena-san, Core Two pergi
untuk berebut dari sebuah gunung akan steak Hamburg tepat di depan Pochi.
Aku sudah mengiris menjadi
ukuran kecil, berharap mereka menikmati berbagai rasa.
"Aze, beri saya,
itu."
"Saya lebih suka yang
ini."
"Daging, untuk saya."
"T-tolong jangan bicara
sekaligus. Tunggu giliran-mu, oke."
Aze-san yang duduk di samping-ku
belum memakan miliknya karena dia sibuk melayani para winged
fairy.
"Aze-san, aan."
"Aan."
Aze-san dengan patuh membuka
mulut-nya ketika aku membawa sesendok dari stew daging sapi ke dalamnya.
"Nn, ngugugu"
Tampak terkejut oleh-ku yang
memberinya makan, Aze-san tersedak makanannya.
"Salah-ku, apakah aku
mengejutkan-mu?"
Aku bertanya sambil menggosok
punggung Aze-san.
"A-aku baik-baik saja.
Terima kasih, Satou."
Melihat senyuman manis
Aze-san, aku sendiri terpikat untuk tersenyum.
Kedamaian benar-benar yang
terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...