17-6. Menuju Alam Dewa (2)



Ini Satou. Aku membayangkan dunia para dewa menjadi seperti sebuah tempat dengan banyak kuil seperti Parthenon di hamparan awan, dengan para dewa bersantai di sekitar mengenakan toga(pakaian ala Romawi kuno). Ini mungkin dipengaruhi oleh fakta bahwa mitos barat pertama yang aku baca adalah mitos Yunani.


Alam Dewa adalah dunia yang penuh dengan cahaya.


Secercah intens cahaya berwarna pelangi yang mengubah bentuknya setiap saat seperti sebuah kaleidoskop(alat optik), menciptakan semburan cahaya bergelombang.
Karena aku tidak memiliki mata secara fisik, aku dapat menikmati cahaya yang begitu kuat.

Aku merasa seperti aku dapat menyebarkan kesadaran-ku sejauh dan selebar yang aku inginkan dan masih dapat merasakan hal-hal, itu sensasi yang cukup aneh.

Sebuah dunia yang tak terhitung cahayanya tersebar di dekat cahaya yang intens.
Ketika aku mencoba untuk menyebarkan kesadaran-ku, aku merasakan kemahakuasaan yang aneh, seperti aku dapat memahami setiap inci dari dunia ini.

Aah, aku ingin meleleh di dalam cahaya ini.

Gagasan itu mengisi kepalaku bersama dengan euforia.

——Tenangkan dirimu, pahlawanku.

Suara seseorang menyelinap di dalam pikiranku.
Suara itu mengamankan kesadaran-ku dari mencoba melebur ke dunia.

—— Karena kamu adalah pasanganku.

Kesadaran-ku menjadi jelas ketika aku mengingat kembali sensasi lembut di bibir-ku.
Sepertinya aku diselamatkan oleh perlindungan si gadis kecil misterius.


"—— Tou, Satou si manusia."

Ketika aku mulai sadar, aku bisa mendengar suara seseorang selain si gadis kecil misterius.

Aku melihat sekeliling dan tidak menemukan siapa pun.
Kalau dipikir-pikir, aku tidak melihat Sillmufuze-san yang datang ke sini bersamaku.

——Atau lebih tepatnya, aku bahkan tidak bisa melihat diriku karena cahaya berwarna pelangi.

"——Tou —— cahaya——"

Suara samar-samar yang aku dengar untuk beberapa saat terdengar mirip dengan suara Sillmufuze-san.
Aku mencoba mencari Sillmufuze-san di dalam cahaya karena dia mengatakan sesuatu tentang cahaya.

Bertanya-tanya di mana dia?

"——Tahan——"

——Hm? Tahan?

Aku berkonsentrasi pada suara yang terdengar Sillmufuze-san.

"Satou si manusia, tahan cahayanya!"

Suaranya tiba-tiba menjadi jelas seperti aku telah menyetel frekuensi radio yang tepat.

"Apakah cahaya ini, mungkin, disebabkan olehku?"
"Ya. Tahan dengan cepat! Kalau terus begini——"

Suaranya yang menghilang terdengar sedih.
Situasi ini sepertinya tidak bagus.

Menahan cahaya, ya ...
Aku mencoba untuk menahan cahaya seperti yang aku lakukan dengan Spirit Light.

Cahaya berangsur-angsur semakin lemah.

——Oh, ini berhasil.

Kefokusan-ku tampaknya telah mengendur karena saat ketika cahaya kembali intensitasnya dalam sekejap.

"KYAAAAAAAA"

Jeritan itu menjadi jauh.

—— Whoopsie.

Kali ini aku dengan hati-hati menekan cahaya.
Ini lebih sulit daripada dengan Spirit Light, mungkin karena aku berada di tubuh astral.

Aku tidak bisa sepenuhnya menekan cahaya ke nol seperti yang aku lakukan dengan Spirit Light.

"Satou si manusia, tampaknya telah berhasil menekan cahaya."

Sebuah cahaya kecil dengan garis hijau mendekat dari kejauhan sambil berkedip lemah.

"Sillmufuze-san?"
"Ya, ini saya."

Saat aku menatap cahayanya, tubuh Sillmufuze-san yang setengah transparan tampak seperti tumpang tindih dengan cahaya.
Sebaiknya aku tidak melihatnya terlalu banyak.


"Tempat ini seperti mimpi, bukan?"

Mungkin karena lenyapnya cahaya yang aku pancarkan, dunia tampak sedikit lebih gelap.

Ada banyak cahaya kecil yang berkilauan di balik awan dengan cahaya redup.
Awan-awan itu berubah bentuk sambil bergelombang, seluruh hal dibuat agar terlihat seperti itu terdiri dari satu aliran.

Tidak ada tanah, kami berdiri di atas bagian dari aliran itu.

Aku membuka Peta dan seperti yang diharapkan, [Area tanpa Peta].
Aku masih dapat menggunakan Skill Unik di Alam Dewa, tetapi level dan status-ku telah menjadi abu-abu.

Auto-mapping dan Radar juga berfungsi, mari lanjutkan dengan hati-hati sambil berharap bahwa para dewa belum menyiapkan jebakan besar untukku.

"Ikuti saya, Satou si manusia."

Aku mengikuti cahaya Sillmufuze-san.

Karena penasaran, aku mencoba mengeluarkan sebuah wooden bird craft kecil dari Storage-ku.
Aku ingin melihat apa yang akan terjadi pada benda-benda fisik di sini——.

Tidak seperti di dunia fisik, wooden bird berubah bentuk menjadi lukisan kubik yang sebelumnya membengkak dengan cepat dan berubah menjadi bentuk yang aneh, dan akhirnya hancur menjadi ketiadaan.

"——Apa yang kamu lakukan! Satou si manusia!"

Sillmufuze-san marah.

"Saya akan meninggalkanmu jika kamu terus bertingkah tidak berguna!"
"Maaf, saya tidak akan melakukannya lagi."

Sillmufuze-san akhirnya setuju untuk terus memimpin jalan setelah aku berjanji padanya untuk tidak pernah melakukannya lagi.

Yup, mari coba hal-hal lain dalam perjalanan-ku kembali.


Setelah melewati selubung yang terjalin di dalam kabut cahaya, kami tiba di apa yang tampak seperti perairan gelap gulita.

"Ini adalah tembok pembatas dari Alam Dewa."
"Apakah kita harus melewati ini?"
"Seorang dewa tidak bisa melewati ini."

Lalu akankah para dewa datang menemui-ku di sini?

Saat aku memikirkan itu, aku bisa melihat cahaya keemasan mendekat dari luar perairan.

"Itu adalah Perahu Dewa yang akan menjemputmu."

Sillmufuze-san memberitahuku apa itu cahaya keemasan.

Itu tampak seperti titik cahaya emas dari kejauhan, tapi aku mengerti bahwa itu sebenarnya berbentuk silinder ketika semakin mendekat.
Aku tidak yakin apakah itu karakteristik dunia ini atau sesuatu, tetapi bentuk Perahu terus berubah bahkan ketika kesan itu berbentuk silinder tetap ada di dalam pikiran-ku. Rasanya seperti permen berbentuk binatang yang lembut, aku yakin rasanya enak.

Perahunya lebih besar dari yang aku kira.

Jika aku menggunakan diri-ku sebagai dasarnya, panjang total Perahu Dewa mungkin mencapai beberapa kilometer.
Sepertinya, ia memiliki pertunjukan musik saat berlayar, aku bisa mendengar nada merdu seperti seorang elf yang disampaikan ke indra pendengaranku. Kedengarannya cukup nyaman.

Ketika aku menikmati nada sambil menatap perahu, tiga white light orb yang mengorbit perahu seperti satelit semakin mendekat.

"Sesuatu akan datang."
"Mereka adalah nymphs(peri) yang melayani secara langsung di bawah dewa. Pikirkan sopan santunmu."

Ketika mereka semakin mendekat, aku melihat bahwa ketiga light orb ini memiliki garis yang berbeda, masing-masing berwarna orange dingin, biru dan kuning.

"Apakah ini orang yang menyelesaikan trial?"

Garis cahaya orange dingin bergumam.
Suaranya terdengar bermartabat entah bagaimana.

"Dia membawa mark para dewa, jadi pastinya dia."

Kali ini garis cahaya biru menjawab rekannya setelah mengorbit di sekitarku sambil berkedip.

"Sungguh cahaya yang tidak bagus. Tidak sebanding dengan masterku."

Light orb kuning terakhir bergerak seperti memalingkan muka setelah mengatakan sesuatu yang kasar.

"High elf, setidaknya bersihkan dia."
"Ya ampun, apa yang akan kamu lakukan jika dia menodai Perahu Dewa dengan kotoran duniawi."
"Eww, dasar seorang high elf rendahan."

Meskipun dia dengan angkuh diperintahkan oleh para nymphs, Sillmufuze-san menempatkanku di bawah pancuran cahaya tanpa terlihat sangat terganggu.
Meskipun aku tidak merasakan sesuatu yang berbeda secara khusus, nymphs tampaknya puas dengan itu.

"Kemari, manusia."
"Bersyukurlah pada dewa besar kami saat kamu menaiki perahu."
"Bersyukurlah atas rahmat dewa."

Aku mengikuti para nymphs menuju Perahu Dewa.
Ketika kami sampai pada jarak tertentu, semacam medan gaya tak terlihat membungkus-ku dan membawa-ku untuk mengorbit ke Perahu Dewa. Itu seperti bagaimana para nymphs seperti ketika Perahu datang.

Musik berubah dan Perahu Dewa berlayar sekali lagi.

——Hah?

Hanya para nymphs dan aku yang menaiki Perahu Dewa, Sillmufuze-san berdiri di tepi sungai.

"Apakah Sillmufuze-san tidak ikut dengan kita?"
"Kamu tidak diizinkan untuk bertanya."

Garis cahaya orange dingin menyangkal-ku dari pertanyaan.

"Oh baiklah, karena aku baik, aku akan memberitahumu."

Kesampingkan isinya, kata-kata light orb biru memiliki kedengkian di dalamnya saat berbalik ke arahku.
Bagian dengan sebuah cahaya terang bermotif pada si orb tampaknya adalah wajahnya.

"High elf adalah administrator dari tempat yang terhubung dengan dunia yang lebih rendah, karena itu mereka tidak bisa datang."
"Dia memiliki banyak kotoran pada dirinya, tentu saja dia tidak bisa naik ke Perahu Dewa."

Light orb kuning menambahkan penjelasan light orb biru dengan semangat.

Sepertinya diskriminasi ada bahkan di alam dewa.
Sayangnya, sepertinya itu bukan paradise atau heaven di mana semua orang bahagia.


"Kurasa kita sudah sampai?"

Perahu Dewa berhenti bergerak, dan nada yang gagah berani perlahan berubah menjadi nada yang lebih tenang.
Medan gaya yang membungkusku menghilang, selaput cahaya tipis menghilang.

"Hee, luar biasa."

Cahaya seperti bintang yang tak terhitung jumlahnya telah berkumpul bersama untuk membentuk sejumlah besar struktur berbentuk geometris.

"Kemari, manusia."
"Berhentilah berlama-lama."
"Ayo cepat atau kami akan meninggalkanmu."

Para nymphs memanggil-ku.

Aku mengikuti para nymphs dan mendarat di koridor seperti monorel layang.
Medan gaya yang sama seperti pada Perahu Dewa membungkus-ku lagi di sini, lalu dengan lembut menempatkan-ku di jalur kereta sebelum membawa-ku ke depan. Pergerakan itu terasa seperti sedang naik kereta motor linier.

Meskipun aku menyatakannya sebagai monorel sebelumnya, jalur kereta api berubah menjadi apa yang tampak seperti jet coaster yang dibuat oleh anak yang tidak bersalah di sepanjang jalan, jalurnya cukup akrobatik.
Rasanya seperti aku akan mabuk perjalanan jika aku tidak berada di tubuh astral.

Aku melihat sebuah strip Moebious seperti lingkaran di ujung jalur rel.

"——Lingkaran?"
"Diamlah, manusia."
"Ini adalah Gate Dewa yang agung."

Saat aku bergumam, orb biru mengabaikanku, orb orange dingin menjawab dengan kesal, dan orb kuning memberitahuku apa itu. Lingkaran itu tampaknya sebuah gate.

Pemandangan mengalami perubahan total setelah kami melewati lingkaran.

Lingkaran itu tampaknya sebuah teleport gate.
Nama Peta juga telah berubah.

Tempat yang dibanjiri cahaya ini tampaknya adalah [Taman para Dewa].
Rasanya seperti matahari pagi turun dari kaca berwarna di sebuah kuil atau sebuah gereja, membuat-ku merasa tenang. Musik yang diputar di area sekitarnya telah berubah menjadi sesuatu yang berat seperti itu menyentak tubuhku.

Rel mencapai ujung [Taman para Dewa] dan kami harus pergi ke udara sendirian sekali lagi.

Kami melewati beberapa lingkaran di sepanjang jalan.
Kali ini, mereka bukan teleport gate, mereka hanya untuk acceleration.

Fakta bahwa aku menikmati perpindahan seolah-olah berada di dalam game karya dari Mega Saturn [Nights (YoRU)] ketika aku melewati mereka adalah sebuah rahasia.

Setiap kali kami berakselerasi, aku telah menyaksikan adegan menakjubkan dari mendapati garis-garis cahaya di sekitarnya diperbesar melewati-ku.
Ini seperti melihat SFX dari [Mengamati bintang-bintang ketika kapal ruang angkasa memasuki sebuah warp] di sebuah SF yang aku lihat di masa lalu.

Sambil sedikit menikmati perjalanan, aku melewati dinding padat dari cahaya bersama dengan para nymphs.


"" "ENGKAU YANG TELAH MENYELESAIKAN TRIAL" ""

Sebelum aku menyadarinya, aku telah tiba di tempat dengan tujuh cahaya besar yang melayang.
Masing-masing dari tujuh cahaya memiliki pola geometris seperti bunga misterius yang secara bertahap berubah bentuk seolah berdenyut.
Cahaya yang tak terhitung jumlahnya mengorbit di sekitarnya seperti satelit.
Anehnya, hanya dengan melihat ketujuh cahaya itu, aku diminta untuk berdoa dengan sungguh-sungguh.
Aku memeriksa Log hanya untuk memastikan, tetapi aku belum menerima serangan mental atau apa pun.

"" "O MANUSIA, MAJU" ""

Cahaya perak yang tak terhitung jumlahnya dengan pola geometris tegang melayang di antara aku dan ketujuh cahaya.
Mereka bukan para nymphs, aku yakin mereka adalah para utusan yang aku lihat selama divine punishment.

Ketika aku melangkah maju, pola-pola geometris berubah tajam, duri perak terbentuk satu demi satu, membentuk benda seperti sebuah lorong.
Aku pikir itu agak terlihat seperti sebuah lengkungan pedang?

"" "O MANUSIA, PERGILAH KE RING OF AUDIENCE " ""

Ada area seperti sebuah magic circle 3D di ujung lorong.
Itu tampaknya [Ring of Audience].

"" "KAMU SEDANG DI HADAPAN KEHADIRAN DARI DEWA YANG AGUNG" ""

Cahaya besar itu tampaknya adalah tujuh dewa pilar.
Karena pembacaan AR menampilkan [UNKNWON], tidak jelas siapa itu, tapi aku bisa menebak dari membandingkan warna mereka dengan cahaya yang aku lihat selama trial.

Sebuah medan gaya dengan lembut menempel pada-ku ketika aku tiba di [Ring of Audience].

"" "PANJATKAN DOA-MU" ""

Aku hampir mengambil pose karakter perusahaan gula-gula tertentu, tetapi mereka akan marah kepada-ku jika aku bercanda di sini jadi aku mengucapkan doa-ku seperti di sebuah kuil Shinto.
[Ring of Prayers] aku duduk di atas emas bersinar. Cukup cantik.

"" "PANJATKAN DOA-MU" ""

Tampaknya, itu tidak cukup.
Aku tidak akan bertemu dengan Liza dan para gadis-gadis jika aku tidak datang ke dunia mereka, jadi aku kira tidak ada salahnya untuk mengucapkan terima kasih.
Cahaya pada [Ring of Audience] berubah menjadi cahaya keemasan dengan semburat warna pelangi.

Untuk beberapa alasan, cahaya yang berdenyut berbeda dari yang dimiliki para dewa.
Warna orange dan kuning sangat mencolok.

"" " PANJATKAN DOA-MU " ""

Baiklah, kali ini mari berterima kasih pada mereka untuk Aze-san.
Lagipula, aku tidak akan bertemu Aze-san jika mereka tidak tiba di dunia yang mendatangkan World Tree dari Alam Dewa.
Rasa terima kasihku tampaknya telah ditransmisikan, [Ring of Audience] mulai memancarkan partikel emas yang berkilauan sambil bergetar dengan kuat.

Nah, mari berikan semua yang aku panjatkan——.

"Kami telah menerima doa-doamu, Satou si manusia. Lebih dari itu tidak diperlukan."

Sebuah suara bergema dari cahaya hijau muda yang tampak lembut menghentikan-ku untuk berdoa lagi.

Aku merasa bahwa pemilik suara ini adalah Dewa Tenion.
Memiliki banyak gambaran yang ditransmisikan bersama dengan kata-kata tampaknya menjadi tarif standar, untungnya aku sudah terbiasa selama trial.

"Tenion, kita para dewa tidak sembarangan memanggil orang-orang dari dunia lebih rendah diKuil."
"Yeah, yeah, Tenion! Heraruon benar! Kamu menjatuhkan derajat kita."

Cahaya orange yang bersinar seperti matahari —— Dewa Heraruon —— menembakkan riak cahaya yang berisi kata-kata ke arah cahaya hijau terang —— Dewa Tenion.
Aku yakin cahaya kuning psychedelic yang menuju coattail Dewa Heraruon adalah Dewa Zaikuon.

"Diam, Zaikuon. Kenapa kamu tidak mengerti bahwa cara bicaramu menurunkan martabat kita."

Cahaya biru menegur cahaya kuning —— Dewa Zaikuon.
Itu terdengar seperti karakter dari anime robot karya klasik yang masih berjalan hingga hari ini.

Nada mereka berbeda dari selama trial.
Aku kira yang ini lebih seperti bagaimana aslinya?

"Diam, Garleon! Aku yang hebat ini tidak salah!"
"Itulah sebabnya, kamu!"

Antara Dewa Zaikuon yang bertengkar dan cahaya biru —— Dewa Garleon, gelombang cahaya indigo berlari dengan kuat melintasi ruang di antara keduanya.

"Garleon, Zaikuon, kalian berdua tenanglah. Saat ini adalah kursi teratas, giliran Heraruon untuk berbicara. Kita harus menonton dalam keheningan. Karion juga mengatakan begitu."

Cahaya indigo yang serius menengahi antara Dewa Garleon dan Dewa Zaikuon.

"Aku tidak. Urion berdelusi."

Cahaya merah terang dengan bentuk yang sangat kompleks —— Dewa Karion —— membantah pujian Dewa Urion sambil berdenyut perlahan-lahan.
Dewa-dewa ini tentu memiliki kepribadian yang mencolok, lebih dari yang aku bayangkan.

Dengan proses eliminasi, cahaya biru muda yang meringkuk pada Dewa Tenion pastilah Dewa Parion.

Baiklah kalau begitu, aku harus langsung ke bisnis mengapa aku datang ke sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...