※ Bukan sudut
pandang dari Satou, tapi dari sudut pandang Sera
——Kepercayaan
atau cinta, yang mana yang harus aku pilih.
Satou-san yang
baik hati dan lembut tidak bisa menyetujui divine punishment para dewa yang tanpa
pandang bulu.
Sampai-sampai
itu bahkan mendorongnya untuk melindungi Weasel Empire, yang merupakan
pelakunya, ke dunia lain menggunakan sebuah kekuatan yang tidak berbeda dari dewa.
Jika Satou-san
benar-benar terlibat konflik dengan dewa, aku ingin tahu apa yang harus aku lakukan
....
◇
" —— Ke ibukota Duchy?"
"Aku ingin mengkonsultasikan
sesuatu dengan head miko Kuil Tenion—— Lily-dono, kamu tahu."
Saat aku
mengkhawatirkan tanpa henti dan terjebak di dalam maze
dari pikiranku di Solitary
Island Palace, Satou-san mengajakku ke Ibukota Duchy untuk perubahan langkah.
Tentu saja aku tidak
mengatakan tidak.
"Apakah
kita akan naik airship hari ini?"
—— Itu tidak
biasa.
Satou-san bisa
kembali ke Ibukota Duchy dalam sekejap dengan space magic dan Skill Uniknya.
"Ya,
terkadang traveling di udara bagus untuk perubahan."
"Kamu
benar."
Kali ini, aku
satu-satunya di antara anggota Solitary Island Palace yang pergi bersama
Satou-san.
Perjalanan hanya
berdua, meskipun kecerobohan, itu sedikit menarik.
Namun——.
"Satou-sama,
jadi ini adalah airship pribadi Satou-sama."
"Maaf tentang
ini, Satou."
Mengapa aku
melihat dua tiga roda di sini.
"Jika kamu
benar-benar merasa bersalah maka kamu bisa terbang ke sana dengan Flying Wooden
Horse."
Aku melemparkan
beberapa kata sarkastik kepada ane-sama yang tanpa ragu menggunakan Satou-san
sementara juga menjauhkan Ane-sama yang tidak sopan dari Satou-san
Aku tidak ingin
menunjukkan emosi gelap di depan Satou-san, tapi aku tidak bisa mengendalikannya
dengan baik ketika aku berurusan dengan ane-sama.
Aku yakin bahwa
rasa rendah diri yang complex yang aku miliki di masa kecil-ku masih tersisa di
kedalaman hati-ku bahkan sekarang.
——Ah!
"Ririna-san,
memeluk lengan seorang pria yang bukan tunanganmu itu tidak tahu malu bagi
seorang wanita."
Ya ampun, aku
benar-benar tidak bisa membiarkan pertahananku turun.
Aku melepaskan
Ririna yang segera memeluk lengan Satou-san.
"Ara? Sera,
apa kamu cemburu pada seorang anak kecil?"
"Saya tidak
cemburu! Saya hanya membimbingnya bagaimana bersikap seperti seorang wanita."
"Hmmm,
membimbing, ya——"
Dengan tenang
aku menjauhkan ane-sama yang mengoda-ku sambil terlihat bahagia.
"——Ey!"
Ane-sama
tiba-tiba memeluk kepala Satou-san.
"Onee-sama!
Kamu tidak tahu malu!"
Aku tidak percaya.
Ini masalah lain
dengan Ririna yang masih anak-anak, tapi itu bukan sesuatu yang seorang wanita
dewasa seperti ane-sama harus bersikap seperti itu.
"Ara?
Kakek-sama memberitahuku untuk menikahi Satou, kamu tahu? Itu berarti kami
seperti tunangan dan bertunangan sekarang, kan?"
Kakek-sama ....
Tolong berhenti
dengan lelucon seperti itu, itu hanya akan berfungsi untuk merangsang ane-sama.
Aku menahan diri
untuk berurusan dengan ane-sama sampai kami tiba di ibukota duchy untuk mencegahnya
mengganggu Satou-san.
Ya, aku merasa
lega dari lubuk hatiku saat aku melihat menara kastil duchy
dari jendela.
◇
"Sudah lama
Satou-san."
"Senang
bertemu denganmu lagi, Head miko —— Tidak, Miko Lily."
Pagi hari
setelah kami tiba di ibukota duchy, aku menemani Satou-san mengunjungi Kuil
Tenion.
Satou-san ingin
bertemu para dewa.
"Karena itu
yang kamu inginkan, saya akan mengabulkannya, tapi——"
Lily-sama
berhenti.
"Jika kamu sendiri
ingin berbicara dengan dewa, maka tidak ada pilihan selain menggunakan『Invoke
Deity』 untuk membiarkan dewa datang ke dalam tubuh saya."
——Invoke Deity.
Itu adalah holy
magic tertinggi untuk membiarkan satu bagian dari dewa turun ke Soul Vessel-mu
sendiri.
Didalam
buku-buku sejarah dari kuil Tenion, ada catatan dari miko dan priest yang menggunakan
Invoke Deity untuk bertarung melawan demon lord dan invasi greater demon.
Namun, setiap
dari mereka membutuhkan kompensasi yang besar.
Lebih buruk
daripada kehilangan nyawa mereka, mereka sepertinya telah merusak Soul Vessel
mereka.
Itu mungkin mustahil
bagi vessel
kecil dari manusia untuk
membawa ke dalam diri mereka sebuah eksistensi besar yang adalah dewa.
"Tidak,
kompensasi untuk sihir itu terlalu besar."
"Jika itu
untukmu dan demi dunia ini, saya tidak keberatan menyerahkan jiwa saya ini,
kamu tahu?"
Lily-sama
bercanda mengatakan itu pada Satou-san yang menggelengkan kepalanya.
Namun, Lily-sama
sedang serius.
Aku takut dia
akan benar-benar melakukannya, Satou-san mengangguk.
Lily-san
menyarankan metode yang digunakan seorang ancient king untuk berdialog dengan
dewa kepada Satou-san yang meminta cara lain.
Kami meminta
izin head-miko
saat ini untuk memasukkan
arsip banned
Kuil Tenion dan mencari
dokumen yang kami cari.
"Ini dia —— sepertinya
itu membutuhkan upacara yang cukup sulit."
Lily-sama
bergumam sambil melihat-lihat sebuah banned
book.
Upacaranya
membutuhkan beberapa barang langka, tetapi Satou-san mengaturnya dengan wajah
yang tenang seperti biasanya.
Tolong berhenti
memperlakukan philosopher stone seperti mengambil sebuah kerikil dari sakumu.
Lihatlah,
Lily-sama menjadi tercengang disana.
"Ufufu,
kamu benar-benar luar biasa."
Lily-sama yang tersenyum
kekanak-kanakan melihat pada Satou-san.
Gadisnya yang
dalam udara cinta membuat hatiku sakit, aku bertanya-tanya apakah aku
membayangkan sesuatu.
"Upacara
membutuhkan Prayer magic, kamu tahu. Jika Sera bisa membacanya, bisakah saya menyerahkannya
kepada-mu?"
"Saya belum
pernah mencoba menggunakan prayer magic, tapi saya yakin saya bisa
melakukannya."
"Jika kamu
tidak yakin, saya tidak keberatan menggunakannya sendiri, tapi——"
Lily-sama
berbisik ke telingaku dengan tatapan nakal di wajahnya.
" ——Upacara
mengharuskan kalian berdua untuk tetap bersama dalam telanjang ."
"Te-telanjang?"
Tidak tahu malu!
Itu terlalu
tidak tahu malu!
Seorang gadis
yang belum menikah memeluk seorang pria dengan telanjang!!
"Tapi Sera,
apakah kamu tidak terbiasa memeluk Satou-san dengan telanjang?"
Lily-sama
mengatakan beberapa hal yang tidak bisa dipercaya.
"Sa-saya
dan Satou-san, melakukan hal seperti itu!"
"Sera, dia
akan mendengarmu jika kamu terlalu keras, kamu tahu?"
"Eh? U-umm,
err——"
Lily-sama
menegurku ketika aku secara refleks berteriak keras.
"Jadi apa
yang akan kamu lakukan, Sera? Saya bisa melakukannya untukmu jika kamu malu, kamu
tahu?"
Lily-sama
menatap mataku dengan tatapan menggoda.
Sosok dari Satou-san
dan Lily-sama saling berpelukan dengan telanjang terlintas di pikiranku.
——Aku tidak
menginginkan itu.
Aku menenangkan
diri dengan kata-kata yang muncul sesaat.
Aku menarik
nafas dan menaruh kekuatan di perut-ku.
"——Saya
akan melakukannya."
Lily-sama
mengangguk puas pada suara-ku yang berair tumpang tindih yang kontras dengan
resolusiku.
◇
Setelah berpisah
dengan Satou-san yang kembali ke kastil duchy, aku dituntun oleh Lily-sama ke
ruang kerja di sudut dari sanctuary.
"Baiklah
kalau begitu Sera. Tolong kerjakan ini."
Dia menyerahkan-ku
sebuah jubah suci putih seremonial dan dua gulungan benang sutra giok.
Bersama dengan
buku panduan tentang pola-pola sulaman seremonial.
—— Jangan
bilang, aku harus menyulam jubah suci mulai dari sekarang?
"U-umm,
tapi upacaranya dalam dua hari ...."
"Tidak
apa-apa, aku yakin Sera bisa melakukannya."
Lily-sama
menjawab pertanyaanku dengan senyuman.
"Kamu
pandai menyulam kan?"
"Ya...."
Tampaknya tidak
ada yang bisa melarikan diri dari ini.
"Saya akan
melakukan yang terbaik."
Aku dengan cepat
dan hati-hati mulai menyulam.
Tentu saja, aku
melakukannya sambil menunaikan doaku kepada dewa Tenion.
Aku terus
bekerja sampai kelelahan total, dan pada tengah malam dari hari upacara——
"Oh tidak, saya
tertidur."
Aku bangkit
dengan bergegas dan memeriksa untuk melihat apakah jubah suci telah kotor.
——Eh?
Meskipun
seharusnya ada lebih dari setengah sulaman yang belum selesai, semuanya sudah selesai.
Karena tidak
tahu apa yang terjadi, aku melihat sekeliling dan menemukan suplemen nutrisi
dan camilan yang masih terasa enak dimakan dingin di sudut dari sebuah meja.
"...
Satou-san."
Kehangatan yang
berasal dari lubuk hatiku menghangatkanku.
< —— O sayangku anak
manusia >
Sebuah suara
yang bukan sebuah suara.
Bukan, itu di pikiran,
kata-kata jatuh dari langit-langit sanctuary.
Aku menyerahkan
diri pada oracle yang tiba-tiba.
Aku berbicara
dengan isi hatiku seperti yang diinginkan Dewa Tenion.
◇
——Pagi
selanjutnya.
Pola sulaman pada
jubah ditranskripsikan ke tubuhku oleh Lily-sama dan head miko-sama holy magic saat
ini.
Semuanya sudah
siap sekarang.
"Sera,
berikan semua yang kamu miliki."
"Saya yakin
kamu bisa melakukannya."
"Ya,
Lily-sama, head miko-sama."
Para miko yang
telah menjalani upacara pemurnian berbaris di sepanjang tempat upacara.
"Raja masuk——"
Satou-san yang mengenakan
pakaian seperti ancient king berjalan ke upacara di sanctuary.
Ditambah dengan
pakaian raja klasik, hari ini Satou-san benar-benar terlihat seperti seorang raja.
Dia terlihat
lebih bermartabat daripada biasanya.
" O raja,
berdiri di depan miko."
Satou-san
mengikuti kata-kata head miko saat ini dan berjalan ke sini.
Satou-san yang
matanya bertemu denganku, mengeluarkan senyuman lembutnya yang biasanya.
Meskipun dia
akan berkomunikasi dengan Dewa Tenion, dia bertindak seperti biasanya.
" O raja,
buanglah pakaian duniawi-mu."
Dua miko melepaskan
pakaian Satou-san.
Itu berakhir
dalam sekejap karena hanya ada one piece.
Para miko
tersipu saat melihat tubuh telanjang simultan Satou-san.
Aku menatap mata
tenang Satou-san untuk menjaga garis penglihatanku agar tidak turun.
"O miko
pembimbing, buanglah pakaian duniawi-mu."
Para miko
melepas jubah-ku.
Ketika aku
berpikir bahwa Satou-san telah melihatnya, aku merasa sangat malu cukup untuk
mengubah seluruh tubuhku menjadi merah.
Meskipun aku
merasa malu, Satou-san terlihat tak acuh seperti biasanya.
Entah bagaimana —— tidak, itu
benar-benar membuat frustrasi.
Tapi ini bukan
saatnya untuk itu.
Aku harus
melanjutkan upacara demi Satou-san——.
"O miko pembimbing,
tunjukkan raja jalannya."
Aku merentangkan
kedua lenganku dan memeluk lengan atas Satou-san.
Meskipun tubuh
Satou-san terlihat selembut seorang wanita, ia ditutupi dengan otot yang
sedikit keras.
Cahaya tenang
dari sanctuary, dan kata-kata dari para miko yang merayakan dewa menenangkan
hatiku yang jatuh ke dalam kekacauan dari sensasi itu.
——Dewa.
Aku melihat ke
langit-langit sanctuary dan memanggil Dewa Tenion.
—— Dewa yang
agung yang mengawasi kami.
Cahaya jatuh
dari langit seolah menjawab panggilan-ku.
Cahaya hangat
ini adalah holy light dewa Tenion.
Aku menyerahkan
diri pada holy light dewa Tenion seperti yang selalu aku lakukan ketika
menerima oracle.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...