Ini Satou. Ada pepatah ini, “Gunung-gunung telah melahirkan seekor tikus”, tapi menurutku itu lebih baik daripada mereka mengeluarkan letusan gunung berapi besar. Maksud-ku, melakukan perjalanan menyenangkan di waktu damai lebih menyenangkan.


"Arisa!"

Aku pergi bersama Tama menggunakan Unit Arrangement dan melompat ke tempat yang dia pimpin padaku.

"Master ... aku, maaf ..."
"Tahanlah dirimu bersama-sama."

Aku mengambil tangan kecil Arisa saat dia bergumam dengan lemah dan meletakkan dahiku pada miliknya.

——Panas.

"Kamu panas."

Menurut AR, itu bukan influenza, tapi demam —— sepertinya dia terkena demam biasa.

"Ya ampun, kenapa kamu mandi di bawah air terjun sampai kamu kedinginan ..."
"Aku sowwy(minta maaf)."

Lulu yang datang membawa bubur nasi memarahi Arisa.
Aku mengerti, aku mengerti alasan Arisa kedinginan.

"Yaay, bubur nasi dengan sweet potatoe."
Daripada sweet potatoe yang dia tahu, itu adalah produk lokal dari Seryuu Earldom.

"Master, beri aku makan."

Arisa bertindak manja, mungkin demam membuatnya memaksa.
Yah, kurasa setidaknya aku bisa memanjakannya ketika dia sedang demam.

"Aan, sangat enak. Rasanya seperti cinta Master."

Lelucon Arisa tidak berhenti bahkan saat dia batuk.
Itu membuatku khawatir kalau dia mengigau karena demamnya.

Ketika aku secara refleks mengalihkan pandanganku, aku melihat rombongan muda berkumpul di samping tempat tidur Arisa.

"Aan."
"Aan, nanodesu."
"Tama juga ~?"

Itu mengingatkan-ku, adik perempuan-ku juga menuntut “Aan” dari ibu kami ketika aku demam sebelum pergi ke sekolah.

"Aku sedang memberi makan Arisa saat ini, jadi nanti——"

Aku menyadari sesuatu di tengah jalan.
Aku melihat sekeliling ruangan.

——Berpikir begitu.

"Arisa, kamu belum meminum obat sihir untuk mengobati penyakit kan?"

Aku lupa tentang itu karena demam adalah penyakit yang umum di dunia sebelumnya.
Dengan obat-obatan sihir dan sihir yang tersedia di dunia ini, itu dapat disembuhkan dalam sekejap.

"Eh? Err, aku hanya meminum elixir denganku, jadi aku pikir itu terlalu boros untuk menggunakannya."

Arisa membalas-ku sambil batuk.
Timing batuk agak terasa mencurigakan.

"Lalu bagaimana dengan water magic Mia?"
"Ditolak."

Aku menoleh ke Mia, dan dia menggelengkan kepalanya sambil membuat tanda “x” dengan lengannya.

"Maksudku, kamu tahu! Mia kembali setelah aku terkena demam, dan aku pikir aku akan menjadi lebih baik jika aku hanya minum air, makan bubur nasi dan tidur——"
"Meskipun para brownies di ruangan ini bisa menggunakan sihir untuk menyembuhkan demam kan?"
"Ugwuu."

Arisa tersendat di tengah-tengah alasannya.
Kenapa dia pergi tidur sementara masih menderita demam?

"D-dat ..."
"Akan lebih mudah jika kamu hanya mengaku, nanodesu."

Pochi mendesak Arisa sambil meniru seorang detektif veteran yang menekan seseorang untuk mengaku.

"Aku hanya ingin bermain perawataan dengan masteeeeeeeeer"
"Bermain?"
"Arisa ..."

Di samping Arisa yang berteriak dengan seluruh jiwanya, Mia yang tidak bisa memahaminya memiringkan kepalanya ke samping, dan Lulu yang mengerti itu menggumamkan nama adik perempuannya sambil tersipu.

"Ditolak."

Ketika aku menolaknya, Arisa bergumam, “Dan itu adalah kesempatan sempurna untuk bermain perawataan dengan Master yang terlalu sehat juga"

Yup, Arisa harus merenungkannya sedikit.

"Private Pochi."
"Aye!"
"Berikan obat rumah tangga yang digunakan di panti asuhan untuk private Arisa."
"Ya, nanodesu. Yang satu ini, nanodesu?"
"Ya, yang itu."

Aku memberikan konfirmasi pada Pochi yang mengambil obat dari magic bagnya.

"——Supositoria!"

Arisa berteriak ketika dia melihat benda yang Pochi ambil.

"Aku ingin menahan diri dari ucapan terima kasih itu."
"Tidak apa-apa nanodesu. Ini tidak akan menyakiti, nanodesu."
"Tidak tidak, ini bukan tentang apakah itu sakit atau tidak."
"Jangan khawatir, nanodesu. Pochi adalah seorang supositoria pro, nanodesu."
"Kamu akan menghancurkan hati seorang gadis!"

Arisa beringsut kembali di tempat tidur sementara Pochi mendekat dengan tatapan jahat di wajahnya.

"Se-setidaknya, aku ingin Master yang memasukkannya ke——"
"Arisa, kamu seharusnya tidak bertindak manja, nanodesu."
"Uoo, aku tidak bisa teleport? Master telah menyegel teleport——"

Aku keluar ruangan bersama Mia sambil mendengar jeritan Arisa di belakang kami.
Aku akan membiarkan Lulu menangani sisanya.


"Satou-san!"
"Satou, selamat datang kembali."

Zena-san dan putri Shistina menyapa-ku ketika aku kembali ke ruang tamu di solitary island palace.

Aku harus menceritakan kematian dari kakak laki-lakinya dari ibu yang berbeda, pangeran ketiga Sharlick, pada putri Shistina, tetapi mari tunda itu untuk nanti.
Rasanya dia tidak peduli dengan ketiga pangeran.

"Tampaknya ada kecelakaan di hangar Holy Shell Mobile Armor, apakah ada yang terluka?"
"Ti-tidak. Kami tidak terluka di mana pun. Tapi, err——"

Zena-san yang kata-katanya terbatah-batah dengan canggung mengirim tatapannya ke sudut ruangan.
Ada Nona Karina yang memalingkan wajahnya sementara terlihat kecil di sana.

Dia mungkin mengacaukan sesuatu lagi.

"Maukah kamu menceritakan apa yang terjadi?"
"Ya, ijinkan saya."

Putri Shistina mulai menceritakan apa yang terjadi.

"Itu semua terjadi ketika kami mengunjungi hangar——"

Seseorang mencuri pilot suit Holy Shell Mobile Armor, mobile armor, dan mencoba membajak [General].
Si pembajak yang cukup berhasil yang menaiki Holy Shell Mobile Armor, mengayunkan lengan armor yang sudah di-boot, dan menghancurkan perancah dan frame pendukung di sekitarnya, menyebabkan kepanikan di hanggar.
Para peneliti yang akan dihancurkan di bawah perancah yang runtuh diselamatkan oleh tindakan intens Nona Karina, tetapi karena Zena-san dan putri Shistina sepertinya telah memaksa tersenyum ketika mereka membicarakannya, aku harus mengambilnya dengan butiran garam(maknanya).
Dia menyelamatkan mereka mungkin benar, tetapi dia pasti mengacaukan sesuatu.

"Bizarre humanoid terbuat dari rongsokan dan steel beam?"

Golem terbuat dari puing-puing yang naik dari rongsokan dan awan debu berkumpul dan memukuli para peneliti sampai mati.

"Itu aneh. Aku sudah menempatkan fungsi untuk menciptakan servant golem seperti yang aslinya dengan yang tiruan, ya, tapi aku sudah memprogramnya sehingga mereka dilarang untuk membunuh ..."

Servant golem adalah sebuah fungsi yang relevan selama perang, jadi aku memprogram mereka dengan Tiga Hukum Robotika yang ada di dalamnya.

"Ya, Mito-sama juga berhipotesis bahwa mereka mungkin familiar yang dibuat oleh lesser demon."

Sepertinya yang ada di belakang insiden ini adalah demon juga.
Akarnya mungkin sama dengan yang berada di Ibukota Duchy.

"Sekarang setelah kamu menyebutkannya, di mana Mito?"
"Dia mengatakan bahwa sesuatu yang lain mungkin terjadi di sana, jadi dia sedang stand by bersama dengan Liza-san di ibukota."

Kalau begitu aku akan pergi melihat bagaimana keadaan mereka nanti.

"Bolehkah saya melanjutkan?"
"Ya, jika kamu mau."

Rubble golem ditangani oleh golem putri Shistina, sementara Zena-san berurusan dengan pembajak Holy Shell Mobile Armor.
Saat Zena-san chanting sihir tingkat lanjut setelah lower class-nya terbukti tidak efektif, tampaknya, saat itulah Nona Karina menghempaskan steel frame dan bergabung kembali dengan garis depan.
"Jadi dia terkejut oleh Nona Karina dan terguling?"

Si pembajak tampak seperti orang bodoh.

Yah, bahkan jika dia berlari dengan armor, tanpa [Real Activation Key] yang aku berikan kepada Raja, ia tidak akan bisa memasuki flight mode atau high-mobility mode, juga tidak bisa menembakkan senjata, dia mungkin akan berakhir dengan tertangkap oleh Shiga Eight Sword dan Hikaru pada akhirnya.

"Jadi, apakah kamu berhasil menangkap si pembajak?"
"Ya, golem saya menyeret keluar mobile armor dan Zena-san menangkap si pria yang mencoba melarikan diri."

Si pembajak tampaknya adalah si page yang dipecat oleh pangeran pertama saat itu, yang juga seorang mantan karyawan pangeran ketiga.
Yah, mereka mungkin mencoba untuk menyebabkan sesuatu di ibukota sementara si pria menciptakan pengalihan sebagai kepingan barang sekali pakai.
Hikaru mungkin menetap bersama Liza di ibukota karena dia sampai pada kesimpulan yang sama.

"Kalian berdua hebat."

Ketika aku memuji keduanya, suasana hati Nona Karina bahkan semakin suram di sudut ruangan.
Sepertinya, dia merasa buruk karena menjadi satu-satunya yang tidak melakukan apa pun yang hebat.

Aku berjalan menuju Nona Karina.

"Karina-sama."
".... Satou"

Ketika aku memanggilnya, dia membenamkan wajahnya ke dalam payudaranya sendiri setelah sedikit reaksi.

—— Seperti yang diharapkan dari payudara demonic.

"Sepertinya kamu menyelamatkan para peneliti."
"Itu saja yang saya lakukan, desuwa ..."
Sepertinya Nona Karina yang optimis saat ini sedang dalam fase membenci dirinya sendiri yang jarang-jarang.

"Itu tidak benar sama sekali, atau apakah kamu tidak puas karena kamu “hanya” menyelamatkan nyawa orang-orang?"

Nona Karina mengangkat wajahnya dengan ekspresi kejut.
Reaksinya mirip Pochi entah bagaimana.

"Selain itu, kita bisa merebut kembali Holy Shell Mobile Armor tanpa merusaknya berkat tindakan Nona Karina."

Terlepas dari siapa pihak lain, faktanya adalah masalah itu dapat disimpulkan dengan cepat berkat tindakannya.

"Satou"

Nona Karina menatapku dengan mata basah.
Dia terlihat seperti seorang gadis yang sedang jatuh cinta, jadi aku tidak yakin bagaimana harus bereaksi di sini.

"Mission complete ~?"
"Supositoria complete, nanodesu."

Tama dan Pochi muncul dari pintu.
Hukuman Arisa —— memberikan obat telah selesai tampaknya.

Baiklah, aku akan membiarkan Pochi yang dekat dengan Nona Karina untuk merawatnya.
Aku memberi isyarat pada Pochi dan mempercayakan perhatiannya kepadanya.

Nona Karina yang lengannya terbuka lebar-lebar membeku dengan ekspresi terkejut di wajahnya, tetapi aku meninggalkan tempat sambil berpura-pura tidak menyadari hal itu.


"Hikaru."
"Ichirou-nii."

Aku teleport di sebelah Hikaru yang duduk di puncak menara Istana Kerajaan.
Dari apa yang aku kumpulkan di Peta, aku tidak melihat siapa pun seperti demon, atau orang bereinkarnasi atau orang berlevel tinggi yang tidak diketahui.
Sage mice, Chuu Fat dan koloninya tidak melaporkan adanya kelainan juga.

Liza sedang berdiri dengan satu kaki di puncak menara lain, melakukan latihan sikap tenang seperti seorang master martial art.

"Aku menemukan Dynast di Ibukota Duchy."
"Benarkah?"

Hikaru berdiri tiba-tiba dengan ekspresi serius di wajahnya.

"Yang itu berbeda dari General. Itu adalah armor yang tidak masuk akal yang bisa melawan demon lord jika itu bisa menjaga jaraknya. Kita harus memikirkan rencana untuk——"

Hikaru berbicara dengan keras tanpa mendengarkanku.

Ia menjadi tenang setelah aku menghancurkan defensive barrier-nya, menembak sirkuit sihir pada intinya dan menguras mana.
Bertarung dengan jarak dekat mungkin merupakan keputusan yang bijaksana.

"Semuanya baik-baik saja, Hikaru."
"Un, aku percaya pada Ichirou-nii. Tapi, DynastDamnation Cannonitu——"
"Aku sudah menetralkan dan menyimpannya denganku di sini."
"——Eh?"

Hikaru membeku masih dengan tatapan serius dan kemudian dia dengan cepat mendesah lega.

"Aku sangat senang. Seperti yang aku harapkan tidak kurang dari Ichirou-nii."
"Ayo hubungi Yuika, dan kemudian menawarkan dia pemakaman yang layak seperti dengan General pada hari yang tepat."
"Un, tolong."

Aku tinggal di sini sebentar, dan kemudian kembali ke ibukota Duchy sendirian.
Aku dapat menceritakan percakapan-ku dengan Dewa Tenion pada semua orang setelah Arisa sembuh dari demamnya.


"Satou-san, apakah sudah berakhir?"
"Ya, tanpa masalah."

Ketika aku sampai di pintu masuk Kuil Tenion, mantan head miko, saat ini miko magang Lily sedang menungguku.

——Oh?

Titik biru di Radar-ku sedang datang ke sini dari area Kastil Duchy.
Ga Hou si orc telah kembali ke markasnya melalui saluran pembuangan, jadi yang ini mungkin Nona Ringrande.

Karena dia dengan titik putih, mungkin mereka berkeliling untuk melihat keadaan ibukota duchy?

"Mereka terlihat agak terburu-buru."
"——Ya."

Sebuah kelompok dari ksatria kavaleri yang bergegas masuk seperti mereka bersama-sama berhenti di pintu masuk Kuil Tenion.
Kuda-kuda yang telah berhenti tegak terlihat cukup mengesankan.

"Miko di sana! Panggil temple head dan Sera-sama!"

Salah satu dari para ksatria dengan angkuh memberi perintah pada miko magang Lily.

"Ya."

Miko magang Lily dengan patuh berlari ke dalam kuil untuk memanggil keduanya.

Di belakangnya, Nona Ringrande yang tidak terlihat sehat dibantu oleh ksatria lain untuk turun dari kuda.

"Ringrande-sama?"
"Sa-Satou."

Nona Ringrande dalam kondisi kritis untuk beberapa alasan.
Tapi dia tampak baik-baik saja ketika dia mengejar Holy Shell Mobile Armor [Dynast] sebelumnya, penasaran apa yang terjadi?

"Apakah kamu baik baik saja?"
"Aku kehabisan waktu. Bawa aku pada Sera."
"Saya mengerti."

Aku menerima Nona Ringrande dari ksatria yang terlihat tidak puas dan menuju ke ruangan peristirahatan Sera.
Menurut pembacaan AR, dia pada [Status: Weakened (Serious)], health gauge-nya hampir habis.

"Apa sesuatu terjadi?"
"Ya, aku menggunakan sedikit sesuatu yang seharusnya tidak aku gunakan."

Aku melihat tatapan Ringrande mengarah ke jari manis kirinya untuk sesaat.

Sepertinya sebuah jenis dari [Cursed Ring] menurut pembacaan AR.
Tampaknya, ini adalah sebuah artefak dari sebuah dungeon yang akan terus mengubah life force-mu menjadi mana bahkan setelah ia penuh.
Menurut info detailnya, recovery magic dan health recovery magic potion tidak akan berfungsi saat sedang dalam efeknya.

"Ringrande-sama, Sera-sama saat ini sedang beristirahat di dalam ruangan ini."

Aku hanya bisa mendengar suara yang sangat samar-samar dari Nona Ringrande, mungkin karena healthnya telah berkurang.
Para ksatria lainnya juga akan datang, tetapi aku menjauhkan mereka dengan mengatakan pada mereka bahwa aku tidak bisa membiarkan Sera, seorang wanita yang belum menikah, dalam baju tidurnya akan terlihat.

Aku menutup pintu dengan bunyi gedebuk.

Sera yang tidur adalah satu-satunya di ruangan ini, jadi ayo lakukan ini.

"—— Hancurkan."

Aku menyentuh cursed ring Nona Ringrande dan kemudian menghancurkannya seperti sebuah cincin berkarat.
Ini menghemat waktu dari berurusan dengan sebuah cursed item, tidak perlu mengeluh.

Pengurangan healthnya telah berhenti setelah cursed ring hancur, tapi dia sudah sangat lemah.

"Ringrande-sama, tolong minum ini."

Aku mendorong botol elixir di mulutnya, tetapi dia sudah kehilangan kesadaran dan tidak bisa meminumnya.
Aku memasukkan elixir ke mulut-ku dan membuat Nona Ringrande meminumnya dari mulut ke mulut.
Ini hanya perawatan dan pasangan benteng yang tak tertembus yang berteriak [Bersalah] tidak melihatnya, jadi ini seharusnya baik-baik saja.

Pembacaan AR menunjukkan bahwa health gauge Nona Ringrande telah diisi ulang dengan aman.

"... Satou-san?"

Aku mendengar suara Sera yang setengah tidur dari tempat tidur.
"——Ane-sama!"

Aku menggunakan [Magic Hand] untuk menangkap Sera yang mencoba bangun dari tempat tidur dan hampir jatuh karena anemia-nya.
Karena sepertinya dia tidak melihatku memberikannya dari mulut ke mulut, aku memberitahunya tentang serangan terhadap Ibukota Duchy, dan bagaimana Nona Ringrande menggunakan sebuah cursed item untuk menghindari krisis, yang mengakibatkan statusnya kritis.

"Ane-sama selalu seperti itu. Dia selalu maju ke depan hanya dengan tujuan di dalam pikirannya ..."

Sera sedang menyikat rambut Nona Ringrande yang masih belum sadar.
Meskipun dia terdengar seperti dia tidak percaya, sepertinya dia tidak benar-benar membencinya.

"Aku bisa berkomunikasi dengan Dewa Tenion berkat Sera-san. Aku akan memberitahumu detailnya bersama dengan gadis-gadis lainnya setelah kita kembali ke Solitary Island Palace."
"Ya, saya senang bisa melayani."

Aku memberi tahu Sera apa yang perlu diceritakan sementara Nona Ringrande masih belum sadar.

"Kita akan meninggalkan ibukota duchy besok pagi. Kamu harus beristirahat di Kuil Tenion hari ini."
"Ya."

Karena aku tidak ada kegiatan malam ini, ayo pergi ke tempat Ga Bou dan minum-minum disana.

"——Satou-san."

Sera menghentikan-ku saat aku berdiri.
Itu adalah sebuah gesture yang jarang bagi Sera.

"Tolong lakukan dari mulut ke mulut untuk saya juga ketika saya terluka, oke."

Terkejut, aku melihat ke arah wajah Sera dan dia melihat kembali ke arah-ku seperti anak kecil yang berhasil dalam leluconnya.

Itu benar-benar menakutkan karena matanya tidak tertawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...