Ini Satou. Ketika aku mendengar kata-kata “kapal layar”, itu mengingatkan-ku tentang sebuah great game di mana sea chart yang sebenarnya berubah tergantung pada apakah kamu percaya pada laporan atau tidak. Untuk membuktikan mana yang lebih menarik, aku bermain game sepanjang malam dengan seorang teman yang juga mengingat game dari masa eksplorasi.


"Kapal ~?"
"Master, ada kapal didalam jangkauan, nanodesu."

Mendengar laporan dari Tama dan Pochi melalui speaking tube, para Brownies yang mengemudikan kapal menurunkan tuas kontrol Aerodynamic Engine.
Dengan itu, ketinggian kapal berlayar diturunkan dan kapal mendarat di air dengan sedikit benturan.

"Sudah lama bukan ~ Pergi dengan kapal ini."
"Kamu benar."

Ini adalah sebuah kapal malang yang belum mendapat giliran setelah perjalanan dari Hutan Boruenan menuju Kota Perdagangan Shiga Kingdom.
Karena dipasang dengan Aerodynamic Engine meskipun model ketinggiannya rendah, aku tidak bisa meminjamkannya kepada orang lain.

"Aku ingin tahu apakah Hayato dan yang lainnya baik-baik saja?"
"Oh, mereka baik-baik saja."

Aku menjawab Arisa yang tampak khawatir setelah melirik status pahlawan yang ditunjukkan pada column penanda peta. Tidak ada status abnormal atau penurunan fisik yang ekstrim.

Kami menuju Pulau Dejima untuk bertemu si pahlawan.
Aku sedikit khawatir tentang dia setelah mendengarnya dari Nona Liedill si Temple Knight di Kota Mogeiba bahwa dia mungkin dimanfaatkan oleh plot putra mahkota.

Kami sedang naik kapal layar bukan airship karena ini bukan pekerjaan resmi dari Kementerian Pariwisata.

Kami dilarang pergi ke Weasel Empire, tetapi menggunakan, “Untuk memastikan keselamatan dari putri Shistina dan airship” sebagai dalih, aku mendapatkan izin untuk berlibur dan melakukan “Hero Symphaty Call” secara pribadi.
Yang menakjubkannya adalah bahwa personnel dari Kementerian Pariwisata masih dibayar setiap bulan untuk liburan. Dunia fantasy, atau lebih tepatnya, komunitas bangsawan cukup fleksibel.

Sebaliknya, anggota rombongan dari Kementerian Pariwisata saat ini bersosialisasi di Mansion Pendragon di Ibukota Kerajaan menggantikan-ku.
Tujuan utamanya adalah untuk mempopulerkan informasi bersama yang bukan rahasia dan barang-barang serta hidangan yang tidak biasa yang kami dapatkan dalam kunjungan kami di berbagai kerajaan kecil.
Karena kami dapat dengan mudah menemui mereka jika kami pergi ke solitary island palace, itu tidak benar-benar terasa seperti kami terpisah.

Zena-san tetap tinggal untuk menjaga putri Shistina dan Sera-san, tetapi Nona Karina akan bersama kami untuk tujuan pelatihan ulangnya.

"Ini berguncang begitu kita keluar dari laut terbuka."
"Mau bagaimana lagi, ini sebuah kapal kecil."

Pemindahan kapal ini hanya sekitar 100 ton.
Ini mungkin cukup kecil untuk kapal lautan di dunia ini.

"Berapa lama sampai kita mencapai Pulau Dejima?"
"Aku kira sekitar 3 jam?"
"Ugeh, itu terlalu lama ~"

Arisa menggerutu sambil terlihat kesal.

"Jika kamu tidak suka guncangan, kamu harus berlindung di solitary island palace."
"Un, biarkan aku mengambil tawaran itu."

Tidak ada masalah karena para brownies yang mengemudikan kapal.
Karena semua dari mereka mengenakan seragam pelaut dan topi pelaut, rasanya seperti anak sekolah dasar yang memimpin.

"Master, apakah ada tuna di sekitar sini?"
"Sayangnya, sepertinya tidak ada di area laut ini. Kita bisa mengambil kapal di lepas pantai nanti jika kamu khawatir tentang stok tuna."
"Ya, terima kasih banyak!"

Ketika aku berjanji padanya, Lulu menunjukkan senyuman bersinar yang tidak akan kalah dengan sinar matahari.

"Master, saya menemukan setumpuk burung di sisi pelabuhan."

Liza menatapku dengan mata berkilauan.
Dia pasti menunggu izin-ku.

"Kamu bisa pergi memburu mereka, tetapi berhati-hatilah agar tidak diperhatikan oleh kapal-kapal di depan."
"Ya, saya akan terbang di permukaan laut."

Liza berlari di permukaan laut sambil memegang spear.
Dia membawa sebuah harpy untuk melemparnya karena dia sedang berburu.

Aku melihat Liza mengubah jalur penerbangannya di tengah jalan dan melemparkan harpoon ke burung-burung.

Sepertinya dia mendapat banyak.
Karena aku berencana untuk makan siang di Pulau Dejima hari ini, mari gunakan burung-burung itu untuk makan malam.

"Master, water gate terbuka, jadi saya menginformasikan."

Nana menunjuk pada stone gate yang tampak berat yang melindungi celah teluk Pulau Dejima.
Menurut informasi peta, stone gate tampaknya adalah sebuah big golem.

"Sesuatu akan datang ~?"
"Disana ada orang yang naik di atas dari para rays, nanodesu!"

Kawanan dari flying rays yang terlihat seperti ikan terbang muncul dari celah gerbang yang terbuka, terbang di permukaan laut.
Ada sekrup silver di kepala mereka, alat sihir yang sama yang digunakan untuk memanipulasi monster yang telah aku lihat banyak, para tentara sealkin dan gillman yang menaiki di punggung mereka.

Sepertinya mereka milik biro administrasi dari Pulau Dejima.

Lima dari flying rays mengelilingi kapal kami, Tama dan Pochi yang duduk di atas tiang sebagai pengawas sedang mengejar mereka dengan mata mereka, berputar-putar dengan gembira.
Salah satu dari flying rays melompat ke dek, dan seorang tentara gillman yang tampak kuat mendarat di dek setelah berputar sekali dengan gaya di udara.
Dia agak keren meski memiliki kepala dari ikan.

"Saya Guzze dari Otoritas Pelabuhan Pulau Dejima. Cannon dari kapal yang memasuki pelabuhan harus dicap. Siapa captain di sini?"

Kapal ini tidak memiliki cannon, tetapi karena biasanya kapal pelaut memiliki beberapa magic cannon yang dilengkapi, mengatakan kepadanya bahwa ada nol di sini akan membuatnya curiga sebagai gantinya.
Aku memanjangkan [Magic Hand]-ku ke bagian dek di titik butanya dan kemudian menaruh dua sampel magic cannon yang ditutupi dengan kain dari Storage-ku.

"Aku captainnya. Magic cannon kapal ada disebelah sana, keduanya ditutupi, kain."
"Hanya dua?"

Aku mengangguk ke arah si tentara yang terlihat curiga.

"Karena lebih dari itu tidak perlu——"

Aku memberi tanda pada Liza dengan gerakan tangan sambil mengatakan itu.
Liza mengambil harpoon yang semakin kering di dek dan menembakan cahaya Magic Edge Cannon di cakrawala.

"Kami bisa memukul mundur monster apa saja selama dia bersama kami."

Setelah melihat teknik Liza, mulut dan insang si tentara terbuka dan menutup dengan sangat, lalu setelah beberapa saat dia mengatakan, “I-Ini baik-baik saja”, mencap kedua magic cannon dengan tangan gemetar, dan meninggalkan dek.

—— Kalau dipikir-pikir, itu teknik legendaris atau apalah.

Kami mengikuti si tentara dan memajukan kapal ke teluk di mana banyak kapal berlabuh.

"Terompet?"

Mia bergumam sambil memiringkan kepalanya.

Memang benar, aku mendengar suara terompet entah dari mana.
Melodinya terdengar agak sedih, tapi itu cukup bagus.

Tampaknya seorang fat ratkin mengenakan pakaian mencolok sedang memainkannya di atas mercusuar di ujung teluk.

"Perahu kecil dari staff pelabuhan akan datang. Kita akan memasuki pelabuhan sesuai dengan bendera mereka."
"Silahkan."

Karena pelabuhan penuh sesak dengan kapal-kapal besar, aku mempercayakannya pada brownies terampil untuk mengemudikan kapal.

"Apakah kita akhirnya memasuki pelabuhan?"
Arisa yang mendengar bahwa kami telah memasuki pelabuhan kembali dan melihat dengan gelisah ke kapal-kapal di sekitarnya.

"Saga Empire, Holy State Parion, Garleon Alliance, ada banyak kapal dari berbagai negara."
"Master, apakah kapal uap itu milik Weasel Empire?"

Arisa menunjuk sebuah kapal besar berwarna hitam dan bertanya.

"Itu adalah magic boat Saga Empire. Kapal Weasel Empire adalah kapal layar dengan dayung."
"Hee, itu tidak terduga."

Memeriksa pada peta, tampaknya dayung tidak didayung oleh budak tetapi living doll berukuran kecil dan golem berukuran sedang.

"Apakah gunung api itu adalah labirin?"
"Itu benar."

Arisa menunjuk sebuah pulau kecil di dalam teluk.
Ia memunculkan asap putih mirip dengan Sakurajima pada peacetime yang aku lihat ketika aku mengunjungi Kyushuu.

Tampaknya tidak ada fasilitas penginapan di pulau kecil tersebut, perahu-perahu kecil yang dinaiki orang-orang yang terlihat seperti penjelajah sedang berbondong-bondong antara Pulau utama Dejima dan pulau kecil.


"Sudah t-i-ba?"
"Pendaratan, nanodesu!"

Tama dan Pochi yang mengenakan seragam pelaut seperti para brownies turun di geladak dengan pose “Shutan”.

"Apakah kita akan bertemu Hayato hari ini?"
"Si pahlawan sepertinya masih berada di labirin, jadi pertama-tama aku akan menemui putra mahkota."

Menebak dari rotasi komunikasi rutin-ku dengan si pahlawan sejauh ini, dia mungkin akan keluar dari Labirin Dejima dalam dua hingga enam hari.

Aku sudah tahu dari peta bahwa putra mahkota jauh dari Pulau Dejima, tapi jika aku tidak mencoba melakukan panggilan kehormatan, mereka akan menganggapku tidak sopan jadi aku tidak bisa mengabaikannya.

President dari Perusahaan Norouino yang telah berjanji untuk bertemu denganku sebagai Kuro masih di Ibukota Kekaisaran bahkan sekarang, jadi sepertinya masih ada waktu yang tersisa.
Menilai dari staminanya yang terus menipis, sepertinya dia berlarian kemana-mana untuk memenuhi permintaanku dan bukannya mengendur.

"Gii ~?"
"Darii, nanodesu."

Menggunakan tiang, sebuah crane sederhana menurunkan kereta kami, dan aku meminta Mia dan Lulu untuk menarik kedua kuda turun ke jalan.
Crane sederhana dioperasikan secara manual oleh human power Nana dan Nona Karina.
Nana saat ini seharusnya bisa menurunkan kereta dengan [Magic Arm]-nya tapi sepertinya dia ingin meniru crane sederhana dari kapal-kapal sekitarnya sehingga dia tidak menggunakan force art.

"Master, kami sudah mempersiapkan kereta."

Di depan dari Lulu yang bertindak sebagai kusir setelah sekian lama, kereta kuda, Gii dan Darii, mendengus.
Mereka tampaknya ingin melakukan giliran yang sudah lama ditunggu-tunggu. Itu mungkin tidak terduga karena makanan yang aku buat yang aku berikan pada mereka sebelum ini —— Heh, tidak mungkin.

"Tetap saja, ini sama ramainya dengan kota perdagangan di Shiga Kingdom, bukan."
"Belut ~?" (Utsubo)
"Sekarang setelah kamu mengatakannya, itu berarti belut panggang, nanodesu " (belut panggang = Tsuboyaki)

Tama dan Pochi mengatakan itu sambil menatap kios-kios pada para pekerja pelabuhan.
Tidak ada kios seperti itu ——Mungkin, mereka ingin mengatakan “Melting pot of races”? (Jinshu no Rutsubo)

"Master, kalau begitu kami akan pergi."
"Master, tunggu kabar baik, jadi saya memberitahu."
"Aku mengandalkanmu, Liza, Nana."

Liza dan Nana yang mengenakan gaun formal terlihat segar.
Aku telah meminta keduanya untuk mengirim sebuah surat yang meminta sebuah pertemuan yang aku tulis kepada administrasi Pulau Dejima.
Liza dan Nana naik kereta yang dioperasikan Lulu.
Nana memiliki pace-nya sendiri, tetapi Liza yang jarang menaiki kereta terlihat sedikit tegang.

"Kalau begitu, kami akan pergi."
"Begitu kamu selesai dengan itu, temui kami di penginapan dengan atap merah di alun-alun di depan dari gedung biro administrasi, kita akan menginap di sana."
"Ya, dimengerti."

Aku memberi tahu Lulu tentang penginapan yang telah aku periksa sebelumnya dengan [Clairvoyance].
Aku melambaikan tangan-ku pada kereta yang mulai berlari.


"Tusuk sate kerang, enaknya ~?"
"Muscle kerang renyah dan lezat, nanodesu."
"Akan lebih enak jika kamu menaruh kecap di atasnya —— terlalu buruk, desuwa."

Aku telah membawa rombongan muda dan Nona Karina bersama ke dermaga dengan perahu kecil dari para penjelajah.
Aku hanya ingin mengumpulkan beberapa informasi dan ngemil sedikit tapi——.

"Mwu, gear?"
"Apakah itu sebuah crystal gear?"

Kios-kios yang menjual hasil yang didapatkan di labirin dijejerkan di sini.
Ada banyak dari barang yang terbuat dari kristal yang menggelitik minat Mia.
Karena kios-kios juga membeli barang-barang, bukan hanya menjual, negosiasi panas antara penjelajah dan pemilik toko dapat dilihat di sana-sini.

"Oy oy, 300 swen kamu bilang, itu terlalu rendah untuk Iatsupista."
"Pasar kelebihan pasokan karena biro administrasi telah mengurangi pengeluaran mereka. Aku akan membelinya untuk 310 swen."
"Paling tidak buat 500 swen. Kalau itu tidak bisa —— maka aku akan menjualnya ke Perusahan Norouino dengan hasil lainnya."
"Oy oy, jangan ganggu aku dengan toko rip-off dari orang weasel itu."
"Bukankah kamu orang tanuki itu sendiri, kamu tidak jauh berbeda."

Tampaknya penjaga toko tanuki marah pada kata-kata penjelajah manusia, dia mengancamnya dengan taring yang dipamerkan.
Di sisi berlawanan, seorang dokter sealkin dan seorang penjelajah lizardkin sedang berselisih tentang magic potion.

"Oy, dok! Apa-apaan magic potion ini!"
"Hahn? Bukankah itu obat muscle reinforcement yang aku jual pada kamu beberapa saat yang lalu —— Kamu mendengarnya, kan?"
"Yeah dan itu sangat efektif! Offensive power-ku benar-benar meningkat setelah aku meminum magic potion!"
"Tidak sebagus itu."
"Yea itu —— kalau saja darah tidak mengalir keluar dari lenganku dan menghentikanku bahkan memegang sebuah pedang setelah pertarungan berakhir! Kami melarikan diri dari labirin dengan nyawa kami pada jalur!"

Dokter sealkin dengan lancar menghindar dari penjelajah yang mencoba meraih kerah bajunya.
Tubuhnya yang berkilauan terlihat elastis seperti diplester dengan oli.

"Aku memang menulis instruksinya, kan?Ini mungkin mempengaruhi pengguna setelah pertempuran, harap diperhatikan, di sana."
"Kuh, seperti aku bisa membacanya!"

Seorang tentara tigerkin berotot yang kebetulan lewat tampaknya mencoba untuk menengahi si penjelajah yang masih berusaha untuk menangkap si dokter.
Para pedagang di sini entah bagaimana terasa seperti versi kecil dari para pedagang weasel yang kebetulan aku lihat di Shiga Kingdom.

"Hei ~, apakah kamu memiliki alat yang menarik?"
"Hahn? Kamu memakai beberapa pakaian bagus —— kamu seorang putri dari bangsawan?"
"Ya, itu benar."

Ketika Arisa menyisir rambutnya ke depan di depan dari kios seorang gnome, para gadis-gadis lainnya menirunya dan mengambil pose “menyisir rambut ke atas”.
Mata para pemilik kios tidak dicuri oleh anak-anak tetapi oleh gerakan dari payudara Nona Karina yang juga mengambil pose.
Ini bukan dari sifat asmara, wajahnya entah bagaimana terlihat seperti dia melihat beberapa hal yang tidak menyenangkan.
Kelihatannya mereka tidak cocok dengan sense estetika dari para gnome yang memiliki sosok bulat seperti gentong.

"Master! Lihat ini, lihat ini!"

Arisa menarikku ke sebuah kios dengan kotak musik dan mainan spring-powered .
Si pemilik toko mengatakan bahwa itu alat sihir, tetapi semuanya alat yang sangat biasa.

Dan, benda yang Arisa temukan bukanlah itu.

"—— Figurine?"
"Ya! Dan bahkan Yamato-kun dariTennis X Hero!"

Aku mendengar nama itu sebelumnya —— benar, itu adalah protagonis dari shounen manga yang disukai Hikaru.

"Bolehkah saya bertanya dari mana kamu mendapatkan ini?"
"'Tentu saja itu dariLabirin Phantasmal. Membelinya dari pelanggan biasa saya, seorang petualang. Kalau dipikir-pikir dia mengatakan bahwa dia menemukannya di sebuah kota ilusi abu-abu di dalam labirin."
Aku pikir itu adalah sesuatu yang dijual oleh seseorang yang diteleport di masa lalu untuk mengumpulkan uang, yang tampaknya tidak menjadi masalah.

"Master, mungkin ada tempat yang menghubungkan pulau gunung berapi dan dunia sebelumnya, di suatu tempat di Jepang."

Arisa memberitahuku sambil menggenggam tinjunya.
Namun, jika hal yang nyaman seperti itu ada, si pahlawan seharusnya mengatakan sesuatu selama komunikasi rutin kami.
Aku akan mengatakan itu pada Arisa, tetapi aku kalah pada perasaan rindu pada mata Arisa dan tidak mengatakannya.
Sebaliknya, aku mengucapkan kata-kata ini.

"Mungkin akan sebentar lagi sebelum si pahlawan keluar dari labirin, apakah kamu ingin memasuki labirin untuk sebentar?"
"Yayy!"
"Wa ~ y?"
"Menangkan masalah, nanodesu!"
"Nn, eksplorasi."

Mengikuti Arisa yang terkejut, anak-anak melompat dengan gembira, sementara Nona Karina yang kehilangan kesempatannya mengalihkan pandangannya antara aku dan anak-anak dengan gelisah.
Aku memberikan sebuah koin emas Weasel Empire ke tangan pemilik toko, dan bertanya tentang informasi tentang para penjelajah labirin —— mereka disebut petualang di Weasel Empire —— yang menjualnya figurine.
Si pemilik toko ragu-ragu pada awalnya, tetapi setelah aku menanyakan harga dari barang-barangnya, figurine dan kotak musik, dan membeli mereka, dia membiarkan semuanya seperti roda yang diminyaki.
Si petualang yang bersangkutan tidak dapat ditemukan dengan pencarian peta. Dia mungkin sedang mengeksplorasi di peta lain, [Labirin Phantasmal].
Beberapa suara yang tidak dikenal memanggil-ku ketika aku sedang menulis informasi yang aku dapatkan di Exchange Column memo pad.

"——Hah? Satou?"
"Dan ada Honey-chan juga."

Aku berbalik dan melihat orang-orang yang seharusnya tidak ada di tempat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...