Ini Satou.
Ketika aku mendengar kata-kata “kapal layar”, itu mengingatkan-ku tentang sebuah
great
game di mana sea
chart yang sebenarnya
berubah tergantung pada apakah kamu percaya pada laporan atau tidak. Untuk
membuktikan mana yang lebih menarik, aku bermain game sepanjang malam dengan
seorang teman yang juga mengingat game dari masa eksplorasi.
◇
"Kapal
~?"
"Master,
ada kapal didalam jangkauan, nanodesu."
Mendengar
laporan dari Tama dan Pochi melalui speaking tube, para Brownies yang mengemudikan
kapal menurunkan tuas kontrol Aerodynamic Engine.
Dengan itu,
ketinggian kapal berlayar diturunkan dan kapal mendarat di air dengan sedikit
benturan.
"Sudah lama
bukan ~ Pergi dengan kapal ini."
"Kamu
benar."
Ini adalah
sebuah kapal malang yang belum mendapat giliran setelah perjalanan dari Hutan
Boruenan menuju Kota Perdagangan Shiga Kingdom.
Karena dipasang
dengan Aerodynamic Engine meskipun model ketinggiannya rendah, aku tidak bisa
meminjamkannya kepada orang lain.
"Aku ingin
tahu apakah Hayato dan yang lainnya baik-baik saja?"
"Oh, mereka
baik-baik saja."
Aku menjawab
Arisa yang tampak khawatir setelah melirik status pahlawan yang ditunjukkan
pada column penanda peta. Tidak ada status abnormal atau penurunan fisik yang ekstrim.
Kami menuju
Pulau Dejima untuk bertemu si pahlawan.
Aku sedikit
khawatir tentang dia setelah mendengarnya dari Nona Liedill si Temple Knight di
Kota Mogeiba bahwa dia mungkin dimanfaatkan oleh plot putra mahkota.
Kami sedang naik
kapal layar bukan airship karena ini bukan pekerjaan resmi dari Kementerian
Pariwisata.
Kami dilarang
pergi ke Weasel Empire, tetapi menggunakan, “Untuk memastikan keselamatan dari putri Shistina dan airship”
sebagai dalih, aku mendapatkan izin untuk berlibur dan melakukan “Hero
Symphaty Call” secara
pribadi.
Yang menakjubkannya
adalah bahwa personnel dari Kementerian Pariwisata masih dibayar setiap bulan
untuk liburan. Dunia fantasy, atau lebih tepatnya, komunitas bangsawan cukup
fleksibel.
Sebaliknya,
anggota rombongan dari Kementerian Pariwisata saat ini bersosialisasi di Mansion
Pendragon di Ibukota Kerajaan menggantikan-ku.
Tujuan utamanya
adalah untuk mempopulerkan informasi bersama yang bukan rahasia dan barang-barang
serta hidangan yang tidak biasa yang kami dapatkan dalam kunjungan kami di
berbagai kerajaan kecil.
Karena kami
dapat dengan mudah menemui mereka jika kami pergi ke solitary island palace,
itu tidak benar-benar terasa seperti kami terpisah.
Zena-san tetap tinggal
untuk menjaga putri Shistina dan Sera-san, tetapi Nona Karina akan bersama kami
untuk tujuan pelatihan ulangnya.
"Ini berguncang
begitu kita keluar dari laut terbuka."
"Mau
bagaimana lagi, ini sebuah kapal kecil."
Pemindahan kapal
ini hanya sekitar 100 ton.
Ini mungkin
cukup kecil untuk kapal lautan di dunia ini.
"Berapa
lama sampai kita mencapai Pulau Dejima?"
"Aku kira
sekitar 3 jam?"
"Ugeh, itu
terlalu lama ~"
Arisa menggerutu
sambil terlihat kesal.
"Jika kamu
tidak suka guncangan, kamu harus berlindung di solitary island palace."
"Un,
biarkan aku mengambil tawaran itu."
Tidak ada
masalah karena para brownies yang mengemudikan kapal.
Karena semua
dari mereka mengenakan seragam pelaut dan topi pelaut, rasanya seperti anak
sekolah dasar yang memimpin.
"Master,
apakah ada tuna di sekitar sini?"
"Sayangnya,
sepertinya tidak ada di area laut ini. Kita bisa mengambil kapal di lepas
pantai nanti jika kamu khawatir tentang stok tuna."
"Ya, terima
kasih banyak!"
Ketika aku
berjanji padanya, Lulu menunjukkan senyuman bersinar yang tidak akan kalah
dengan sinar matahari.
"Master,
saya menemukan setumpuk burung di sisi pelabuhan."
Liza menatapku
dengan mata berkilauan.
Dia pasti
menunggu izin-ku.
"Kamu bisa
pergi memburu mereka, tetapi berhati-hatilah agar tidak diperhatikan oleh
kapal-kapal di depan."
"Ya, saya
akan terbang di permukaan laut."
Liza berlari di
permukaan laut sambil memegang spear.
Dia membawa sebuah
harpy untuk melemparnya karena dia sedang berburu.
Aku melihat Liza
mengubah jalur penerbangannya di tengah jalan dan melemparkan harpoon
ke burung-burung.
Sepertinya dia
mendapat banyak.
Karena aku
berencana untuk makan siang di Pulau Dejima hari ini, mari gunakan burung-burung
itu untuk makan malam.
◇
"Master, water
gate terbuka, jadi
saya menginformasikan."
Nana menunjuk pada
stone
gate yang tampak
berat yang melindungi celah teluk Pulau Dejima.
Menurut
informasi peta, stone gate tampaknya adalah sebuah big golem.
"Sesuatu
akan datang ~?"
"Disana ada
orang yang naik di atas dari para rays, nanodesu!"
Kawanan dari
flying
rays yang terlihat
seperti ikan terbang muncul dari celah gerbang yang terbuka, terbang di
permukaan laut.
Ada sekrup silver
di kepala mereka, alat sihir
yang sama yang digunakan untuk memanipulasi monster yang telah aku lihat
banyak, para tentara sealkin dan gillman yang menaiki di punggung mereka.
Sepertinya
mereka milik biro administrasi dari Pulau Dejima.
Lima dari flying
rays mengelilingi kapal kami, Tama dan
Pochi yang duduk di atas tiang sebagai pengawas sedang mengejar mereka dengan
mata mereka, berputar-putar dengan gembira.
Salah satu dari flying
rays melompat ke dek, dan seorang tentara
gillman yang tampak kuat mendarat di dek setelah berputar sekali dengan gaya di
udara.
Dia agak keren
meski memiliki kepala dari ikan.
"Saya Guzze
dari Otoritas Pelabuhan Pulau Dejima. Cannon dari kapal yang memasuki pelabuhan harus dicap. Siapa captain
di sini?"
Kapal ini tidak
memiliki cannon,
tetapi karena biasanya kapal pelaut memiliki beberapa magic
cannon yang dilengkapi,
mengatakan kepadanya bahwa ada nol di sini akan membuatnya curiga sebagai
gantinya.
Aku memanjangkan
[Magic Hand]-ku ke bagian dek di titik butanya dan kemudian menaruh dua sampel magic
cannon yang ditutupi dengan kain dari Storage-ku.
"Aku captainnya.
Magic cannon kapal ada disebelah sana, keduanya ditutupi, kain."
"Hanya
dua?"
Aku mengangguk
ke arah si tentara yang terlihat curiga.
"Karena
lebih dari itu tidak perlu——"
Aku memberi
tanda pada Liza dengan gerakan tangan sambil mengatakan itu.
Liza mengambil harpoon
yang semakin kering di dek
dan menembakan cahaya Magic Edge Cannon di cakrawala.
"Kami bisa
memukul mundur monster apa saja selama dia bersama kami."
Setelah melihat
teknik Liza, mulut dan insang si tentara terbuka dan menutup dengan sangat,
lalu setelah beberapa saat dia mengatakan, “I-Ini baik-baik saja”, mencap kedua
magic cannon dengan tangan gemetar, dan meninggalkan dek.
—— Kalau
dipikir-pikir, itu teknik legendaris atau apalah.
Kami mengikuti si
tentara dan memajukan kapal ke teluk di mana banyak kapal berlabuh.
"Terompet?"
Mia bergumam
sambil memiringkan kepalanya.
Memang benar, aku
mendengar suara terompet entah dari mana.
Melodinya
terdengar agak sedih, tapi itu cukup bagus.
Tampaknya seorang
fat
ratkin mengenakan
pakaian mencolok sedang memainkannya di atas mercusuar di ujung teluk.
"Perahu
kecil dari staff pelabuhan akan datang. Kita akan memasuki pelabuhan sesuai
dengan bendera mereka."
"Silahkan."
Karena pelabuhan
penuh sesak dengan kapal-kapal besar, aku mempercayakannya pada brownies
terampil untuk mengemudikan kapal.
"Apakah
kita akhirnya memasuki pelabuhan?"
Arisa yang
mendengar bahwa kami telah memasuki pelabuhan kembali dan melihat dengan
gelisah ke kapal-kapal di sekitarnya.
"Saga
Empire, Holy State Parion, Garleon Alliance, ada banyak kapal dari berbagai
negara."
"Master,
apakah kapal uap itu milik Weasel Empire?"
Arisa menunjuk
sebuah kapal besar berwarna hitam dan bertanya.
"Itu adalah
magic
boat Saga Empire. Kapal Weasel Empire
adalah kapal layar dengan dayung."
"Hee, itu
tidak terduga."
Memeriksa pada peta,
tampaknya dayung tidak didayung oleh budak tetapi living doll berukuran kecil
dan golem berukuran sedang.
"Apakah
gunung api itu adalah labirin?"
"Itu benar."
Arisa menunjuk
sebuah pulau kecil di dalam teluk.
Ia memunculkan
asap putih mirip dengan Sakurajima pada peacetime yang aku lihat ketika aku mengunjungi Kyushuu.
Tampaknya tidak
ada fasilitas penginapan di pulau kecil tersebut, perahu-perahu kecil yang dinaiki
orang-orang yang terlihat seperti penjelajah sedang berbondong-bondong antara
Pulau utama Dejima dan pulau kecil.
◇
"Sudah t-i-ba?"
"Pendaratan,
nanodesu!"
Tama dan Pochi
yang mengenakan seragam pelaut seperti para brownies turun di geladak dengan
pose “Shutan”.
"Apakah
kita akan bertemu Hayato hari ini?"
"Si
pahlawan sepertinya masih berada di labirin, jadi pertama-tama aku akan menemui
putra mahkota."
Menebak dari
rotasi komunikasi rutin-ku dengan si pahlawan sejauh ini, dia mungkin akan
keluar dari Labirin Dejima dalam dua hingga enam hari.
Aku sudah tahu
dari peta bahwa putra mahkota jauh dari Pulau Dejima, tapi jika aku tidak
mencoba melakukan panggilan kehormatan, mereka akan menganggapku tidak sopan
jadi aku tidak bisa mengabaikannya.
President dari
Perusahaan Norouino yang telah berjanji untuk bertemu denganku sebagai Kuro
masih di Ibukota Kekaisaran bahkan sekarang, jadi sepertinya masih ada waktu yang
tersisa.
Menilai dari
staminanya yang terus menipis, sepertinya dia berlarian kemana-mana untuk
memenuhi permintaanku dan bukannya mengendur.
"Gii ~?"
"Darii,
nanodesu."
Menggunakan
tiang, sebuah crane sederhana menurunkan kereta kami, dan aku meminta Mia dan
Lulu untuk menarik kedua kuda turun ke jalan.
Crane sederhana
dioperasikan secara manual oleh human power Nana dan Nona Karina.
Nana saat ini seharusnya
bisa menurunkan kereta dengan [Magic Arm]-nya tapi sepertinya dia ingin meniru crane
sederhana dari kapal-kapal sekitarnya sehingga dia tidak menggunakan force art.
"Master,
kami sudah mempersiapkan kereta."
Di depan dari Lulu
yang bertindak sebagai kusir setelah sekian lama, kereta kuda, Gii dan Darii,
mendengus.
Mereka tampaknya
ingin melakukan giliran yang sudah lama ditunggu-tunggu. Itu mungkin tidak
terduga karena makanan yang aku buat yang aku berikan pada mereka sebelum ini —— Heh, tidak
mungkin.
"Tetap
saja, ini sama ramainya dengan kota perdagangan di Shiga Kingdom, bukan."
"Belut ~?"
(Utsubo)
"Sekarang
setelah kamu mengatakannya, itu berarti belut panggang, nanodesu " (belut
panggang
= Tsuboyaki)
Tama dan Pochi
mengatakan itu sambil menatap kios-kios pada para pekerja pelabuhan.
Tidak ada kios
seperti itu ——Mungkin, mereka ingin mengatakan “Melting pot of races”? (Jinshu no
Rutsubo)
"Master, kalau
begitu kami akan pergi."
"Master,
tunggu kabar baik, jadi saya memberitahu."
"Aku
mengandalkanmu, Liza, Nana."
Liza dan Nana
yang mengenakan gaun formal terlihat segar.
Aku telah
meminta keduanya untuk mengirim sebuah surat yang meminta sebuah pertemuan yang
aku tulis kepada administrasi Pulau Dejima.
Liza dan Nana
naik kereta yang dioperasikan Lulu.
Nana memiliki pace-nya sendiri, tetapi Liza yang jarang menaiki kereta
terlihat sedikit tegang.
"Kalau
begitu, kami akan pergi."
"Begitu kamu
selesai dengan itu, temui kami di penginapan dengan atap merah di alun-alun di
depan dari gedung biro administrasi, kita akan menginap di sana."
"Ya, dimengerti."
Aku memberi tahu
Lulu tentang penginapan yang telah aku periksa sebelumnya dengan
[Clairvoyance].
Aku melambaikan
tangan-ku pada kereta yang mulai berlari.
◇
"Tusuk sate
kerang, enaknya ~?"
"Muscle
kerang renyah dan lezat, nanodesu."
"Akan lebih
enak jika kamu menaruh kecap di atasnya —— terlalu buruk,
desuwa."
Aku telah
membawa rombongan muda dan Nona Karina bersama ke dermaga dengan perahu kecil dari
para penjelajah.
Aku hanya ingin
mengumpulkan beberapa informasi dan ngemil sedikit tapi——.
"Mwu, gear?"
"Apakah itu
sebuah crystal gear?"
Kios-kios yang
menjual hasil yang didapatkan di labirin dijejerkan di sini.
Ada banyak dari
barang yang terbuat dari kristal yang menggelitik minat Mia.
Karena kios-kios
juga membeli barang-barang, bukan hanya menjual, negosiasi panas antara
penjelajah dan pemilik toko dapat dilihat di sana-sini.
"Oy oy, 300
swen kamu bilang, itu terlalu rendah untuk Iatsupista."
"Pasar
kelebihan pasokan karena biro administrasi telah mengurangi pengeluaran mereka.
Aku akan membelinya untuk 310 swen."
"Paling
tidak buat 500 swen. Kalau itu tidak bisa —— maka aku akan menjualnya ke Perusahan Norouino
dengan hasil lainnya."
"Oy oy,
jangan ganggu aku dengan toko rip-off dari orang weasel itu."
"Bukankah
kamu orang tanuki itu sendiri, kamu tidak jauh berbeda."
Tampaknya
penjaga toko tanuki marah pada kata-kata penjelajah manusia, dia mengancamnya
dengan taring yang dipamerkan.
Di sisi
berlawanan, seorang dokter sealkin dan seorang penjelajah lizardkin
sedang berselisih tentang magic
potion.
"Oy, dok!
Apa-apaan magic potion ini!"
"Hahn?
Bukankah itu obat muscle reinforcement yang aku jual pada kamu beberapa saat yang lalu —— Kamu
mendengarnya, kan?"
"Yeah dan
itu sangat efektif! Offensive power-ku benar-benar meningkat setelah aku meminum magic
potion!"
"Tidak
sebagus itu."
"Yea itu ——
kalau saja darah tidak mengalir keluar dari lenganku dan menghentikanku bahkan
memegang sebuah pedang setelah pertarungan berakhir! Kami melarikan diri dari
labirin dengan nyawa kami pada jalur!"
Dokter sealkin
dengan lancar menghindar dari penjelajah yang mencoba meraih kerah bajunya.
Tubuhnya yang
berkilauan terlihat elastis seperti diplester dengan oli.
"Aku memang
menulis instruksinya, kan?『Ini mungkin
mempengaruhi pengguna setelah pertempuran, harap diperhatikan』,
di sana."
"Kuh,
seperti aku bisa membacanya!"
Seorang tentara tigerkin
berotot yang kebetulan lewat
tampaknya mencoba untuk menengahi si penjelajah yang masih berusaha untuk menangkap
si dokter.
Para pedagang di
sini entah bagaimana terasa seperti versi kecil dari para pedagang weasel yang
kebetulan aku lihat di Shiga Kingdom.
"Hei ~,
apakah kamu memiliki alat yang menarik?"
"Hahn? Kamu
memakai beberapa pakaian bagus —— kamu seorang putri dari bangsawan?"
"Ya, itu benar."
Ketika Arisa
menyisir rambutnya ke depan di depan dari kios seorang gnome, para gadis-gadis
lainnya menirunya dan mengambil pose “menyisir rambut ke atas”.
Mata para
pemilik kios tidak dicuri oleh anak-anak tetapi oleh gerakan dari payudara Nona
Karina yang juga mengambil pose.
Ini bukan dari sifat
asmara, wajahnya entah bagaimana terlihat seperti dia melihat beberapa hal yang
tidak menyenangkan.
Kelihatannya
mereka tidak cocok dengan sense estetika dari para gnome yang memiliki sosok bulat
seperti gentong.
"Master!
Lihat ini, lihat ini!"
Arisa menarikku
ke sebuah kios dengan kotak musik dan mainan spring-powered .
Si pemilik toko
mengatakan bahwa itu alat sihir, tetapi semuanya alat yang sangat biasa.
Dan, benda yang
Arisa temukan bukanlah itu.
"——
Figurine?"
"Ya! Dan
bahkan Yamato-kun dari『Tennis
X Hero』!"
Aku mendengar
nama itu sebelumnya —— benar, itu adalah protagonis dari shounen
manga yang disukai Hikaru.
"Bolehkah saya
bertanya dari mana kamu mendapatkan ini?"
"'Tentu
saja itu dari『Labirin Phantasmal』.
Membelinya dari pelanggan biasa saya, seorang petualang. Kalau dipikir-pikir
dia mengatakan bahwa dia menemukannya di sebuah kota ilusi abu-abu di dalam labirin."
Aku pikir itu
adalah sesuatu yang dijual oleh seseorang yang diteleport di masa lalu untuk
mengumpulkan uang, yang tampaknya tidak menjadi masalah.
"Master,
mungkin ada tempat yang menghubungkan pulau gunung berapi dan dunia sebelumnya,
di suatu tempat di Jepang."
Arisa
memberitahuku sambil menggenggam tinjunya.
Namun, jika hal
yang nyaman seperti itu ada, si pahlawan seharusnya mengatakan sesuatu selama
komunikasi rutin kami.
Aku akan
mengatakan itu pada Arisa, tetapi aku kalah pada perasaan rindu pada mata Arisa
dan tidak mengatakannya.
Sebaliknya, aku mengucapkan
kata-kata ini.
"Mungkin
akan sebentar lagi sebelum si pahlawan keluar dari labirin, apakah kamu ingin
memasuki labirin untuk sebentar?"
"Yayy!"
"Wa ~
y?"
"Menangkan masalah,
nanodesu!"
"Nn,
eksplorasi."
Mengikuti Arisa
yang terkejut, anak-anak melompat dengan gembira, sementara Nona Karina yang
kehilangan kesempatannya mengalihkan pandangannya antara aku dan anak-anak
dengan gelisah.
Aku memberikan sebuah
koin emas Weasel Empire ke tangan pemilik toko, dan bertanya tentang informasi
tentang para penjelajah labirin —— mereka disebut petualang di Weasel Empire —— yang
menjualnya figurine.
Si pemilik toko
ragu-ragu pada awalnya, tetapi setelah aku menanyakan harga dari barang-barangnya,
figurine dan kotak musik, dan membeli mereka,
dia membiarkan semuanya seperti roda yang diminyaki.
Si petualang
yang bersangkutan tidak dapat ditemukan dengan pencarian peta. Dia mungkin
sedang mengeksplorasi di peta lain, [Labirin Phantasmal].
Beberapa suara
yang tidak dikenal memanggil-ku ketika aku sedang menulis informasi yang aku dapatkan
di Exchange
Column memo pad.
"——Hah?
Satou?"
"Dan ada
Honey-chan juga."
Aku berbalik dan
melihat orang-orang yang seharusnya tidak ada di tempat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...