Ini Satou.
Dungeon yang muncul di game umumnya dibuat jelas. Tidak peduli kesulitan mimpi
buruk apa yang kamu pilih, seseorang dari staff pengembangan akan selalu
memastikan untuk menyesuaikannya sehingga kamu dapat menyelesaikannya sampai
akhir. Namun, dungeon kehidupan nyata sepertinya tidak seperti itu ....
◇
"Bukankah
semakin panas?"
"Aku bisa
menggunakan magic Air Conditioner jika kamu mau?"
"Jangan
~?"
"Menyadari
kelainan labirin akan lebih sulit jadi jangan, nanodesu."
Aku menjawab
omelan Arisa seperti itu, tetapi Tama dan Pochi mengajukan keberatan seperti
itu.
Ucapan mereka
adalah bukti bahwa mereka lebih berpengalaman dalam menjelajahi labirin
daripada aku.
Sambil merasa
sedikit bangga, aku mengelus kepala keduanya, mengatakan “Kamu benar.”
"Nihehe
~?"
"Sudah lama
sejak Master mengelus Pochi, nanodesu."
Benarkah begitu?
"Master,
saya juga ingin mengisi ulang kekuatan sihir nanti jadi saya memberitahu."
"Tentu."
Ketika aku
berjanji pada Nana tanpa berpikir, mata Arisa bersinar.
"Permintaan
jenis pelecehan seksual, dilarang."
"Tidak
mungkin ~"
Ditembak jatuh
oleh-ku sebelum waktunya, Arisa pura-pura menangis.
"Master, kita
akan tiba di tempat terbuka, jadi saya melaporkan."
"Sepertinya
itu bukan silinder, bukan."
"Saya ingin
tahu apakah benda merah di lantai dari ruangan besar ini adalah lava?"
Lulu dan Liza
menyusul setelah Nana.
Ada sebuah ruangan
silinder besar dengan diameter sekitar 100 meter di ujung dari lorong, dan ada sebuah
lorong sempit di sepanjang dinding yang berputar di bawah.
Sama seperti
kata Liza, lantai di bagian bawah dipenuhi dengan lava mendidih dan gas
beracun.
Ada beberapa
terowongan di sepanjang lorong, tampaknya mereka terhubung ke lapisan tengah
labirin.
Terowongan yang
paling dekat dengan lava terhubung dengan relay base si pahlawan —— depot barang.
"Ah, dia
jatuh."
Tentang pada
saat yang sama Arisa bergumam, Liza melempar sebuah
steel
spear.
Salah satu
petualang telah kehilangan pijakannya dan terjatuh tertelungkup menuju lava —— atau lebih
tepatnya, dia akan tewas.
Dia tergantung
di dinding, tertancap pada spear yang dilemparkan oleh Liza.
Tentu saja, spear
itu tidak menembus tubuhnya tetapi dia menancapkan pada mantel tahan api.
Rekan-rekan dari
si petualang berteriak dari jauh ke arah kami untuk mengucapkan terima kasih.
Setelah melihat
para petualang yang pergi ke terowongan, kami melanjutkan perjalanan.
Tak lama kami
menemukan diri kami didepan sebuah kebuntuan.
Batu loncatan melayang
di udara, kamu harus melompati mereka seperti didalam sebuah
action
game.
"Berhenti!"
Tama menggunakan
nada seperti ini ketika dia menemukan jebakan.
Tama yang
membuka matanya lebar-lebar menatap floating stone dengan serius.
"Illusion
~?"
Dia menunjuk
salah satu dari mereka dengan nada biasanya.
Sepertinya dia
menemukan ilusi di antara batu loncatan.
"Kelihatannya
seperti itu. Dan yang ini akan berputar dan menurunkanmu ke bawah jika kamu
menginjaknya."
Batu lainnya
dengan jebakan yang berbeda terletak tepat di sampingnya.
Dungeon Master
dari tempat ini tampaknya adalah orang jahat.
◇
"Berapa
lama sampai relay base?"
Aku membuka peta
untuk menjawab pertanyaan Arisa.
——Ini?!
"Ayo cepat!
Semuanya bersiap untuk teleport!"
"Dimengerti!"
Aku hanya
menunggu sekali napas setelah jawaban Liza sebelum kami teleport menjauh.
Ada jenis merah
yang jelas berbeda yang mengalir di jalur miring dengan lava.
"Di sana
~?"
Lebih cepat dari
Tama yang menunjuk jarinya, aku pindah dengan Ground Shrink ke tempat di mana
terdengar suara bentrokan dari senjata.
"Sial, sial,
sial, kenapa Mithril sword tidak bekerja!"
"Kekekekeh,
meskipun itu akan berbeda dengan Blood Stalker rendahan, serangan semacam itu tidak
akan bekerja pada true vampire para pengikut darkness ——"
Aku memotong
vampir yang mengatakan beberapa hal bodoh dalam dua bagian dengan Fairy Sword buatan
Mithril.
Vampir adalah Ras
yang merepotkan yang dapat segera hidup kembali bahkan setelah mereka berubah
menjadi abu, tapi itulah alasan yang lebih sehingga aku bisa menyerang mereka
tanpa syarat.
Aku mengabaikan drop
item Blood Bead dan Magic
Core di tanah dan memprioritaskan penyembuhan si pria.
"Oy, apakah
kamu masih hidup? Minum magic potion ini."
"Hentikan,
ini sudah terlambat. Darahku telah disedot oleh vampir tadi. Aku sudah
kehilangan diriku dan menginginkan darah."
Si pria memutar
kata-kata sambil terengah-engah.
Menurut
pembacaan AR di sampingnya, pernyataannya benar.
"——Item
Box, open."
Sebuah black
square muncul di
sampingnya.
"Ada
persediaan untuk pahlawan-sama di dalamnya .... Keluarkan sebanyak mungkin dan antarkan
mereka pada pahlawan-sama ...."
Aku menggerakkan
tangan-ku saat mendengarnya.
Dia —— tidak, mereka
tampaknya adalah pasukan transportasi yang ditugaskan untuk membawa barang ke relay
base si pahlawan.
Mereka tidak
hanya terdiri dari orang-orang Saga Empire, tampaknya ada juga petualangan dari
Pulau Dejima.
"Semua
orang dalam pasukan transportasi pahlawan telah mati. Barang-barang di dalam Item
Box akan hilang ketika aku mati. Sementara aku menahan kekuatan darkness, cepatlah —— "
"Tidak
apa-apa, serahkan padaku."
Aku dengan kuat
meyakinkannya, si pria menahan rasa sakit saat mengertakkan giginya.
Segera saja, aku
menghilangkan semua miasma, dan status si pria berubah menjadi orang normal
setelah aku menggunakan sihir tingkat tertinggi untuk memulihkan status abnormal.
Bagi-ku yang
mampu melenyapkan kutukan demon lord, tidak mungkin aku tidak bisa membatalkan
infeksi dari seorang vampir belaka yang bahkan bukan seorang True Ancestor.
Anggota dari pasukan
transportasi yang telah disembuhkan jatuh pingsan.
Dia mungkin
telah kehilangan banyak darah karena disedot oleh si vampir.
Aku akan memberinya
obat pembentuk darah begitu dia bangun.
"Uwahh, ada
darah di semua tempat ..."
"Ya,
sepertinya vampir muncul di sini."
Gadis-gadis yang
melihatnya cemberut pada gambaran bencana.
"Tama dan
Pochi, kumpulkan abu di tanah dan letakan di dalam toples ini."
"Aye,
dustpan ~?"
"Saatnya
untuk menunjukkan skill Pochi yang sangat bagus dengan broom, nanodesu!"
Germersik-mersik,
keduanya mengumpulkan abu yang awalnya adalah seorang vampir ke dalam toples.
Magic core di
antara abu diperlukan untuk membangkit kembali vampir jadi aku akan
meletakkannya di lokasi yang berbeda dari magic core lainnya.
Aku akan menyerahkan
hukuman si vampir ini pada [True Ancestor] Ban di lapisan bawah labirin.
Dia tidak akan
ragu memberikan hukuman yang tepat untuk seorang vampir.
Aku memulai
pekerjaan prioritas tinggi berikutnya.
"Satou?"
"Hanya
melihat."
Setelah memberi
tahu Mia yang tampak bingung, aku berkonsentrasi pada sisi ruang yang
berlawanan.
Aku mendorong
tangan-ku ke ruang yang sedikit goyah.
——Ada reaksi.
Aku dengan paksa
memperluasnya begitu saja dan kemudian barang-barang yang ada di dalamnya berjatuhan.
"T-tunggu,
jangan bilang."
Aku menegaskan
Arisa yang terkejut.
Aku mengganggu Item
Box yang penggunanya telah mati dari luar dan mengeluarkan isinya.
".... Ya
ampun, kamu tidak masuk akal seperti biasanya."
Arisa menghela
nafas, tampak tercengang.
"Arisa bisa
melakukannya juga, kan?"
"Itu
mungkin jika aku memiliki beberapa botol magic recovery potion tingkat tinggi,
dan seorang asisten penyihir space tingkat menengah untuk mengukur posisi dari ruang."
—— Jadi bukan
seperti dia tidak bisa melakukannya.
Dalam kasus-ku,
hanya saja aku tidak membutuhkan persiapan sebelumnya.
◇
Baiklah, selanjutnya
kami akan menuju ke relay base tapi ....
"——Musnah?"
Aku menegaskan
Liza.
"Ya, mereka
tertangkap dalam sebuah serangan kejutan oleh beberapa monster kuat dan dimusnahkan."
Aku menemukan
korban sebelumnya setelah melihat bahwa relay base dimusnahkan dan mencari disekitar
untuk korban yang selamat.
Kedua monster
sedang bersembunyi di tempat di mana relay base berada, Mimic
Salamander yang memiliki
skill spesifik Ras [Mimic], dan Illusion Golem yang memiliki kemampuan spesifik
Ras [Optical
Camouflage].
Keduanya level
50, sepertinya mereka menyembunyikan tubuh mereka ketika tidak ada musuh.
Lebih buruk
lagi, sebuah Lava Golem level 60 bersembunyi di lantai atas relay base.
Karena
langit-langitnya tipis, mungkin akan jatuh ketika si
pahlawan melawan kedua
monster.
"Baiklah,
apa yang harus kita lakukan——"
Aku ingin
menyerahkan pertempuran balas dendam kepada si pahlawan, tapi itu mungkin akan
sulit bagi mereka yang telah kelelahan dari pertempuran dengan demon lord untuk
melawan ketiga monster.
Aku tidak
berpikir si pahlawan sendiri akan kalah, tetapi para pengikutnya dan sesama traveler
tidak akan keluar dari itu
tanpa korban.
Aku mengevakuasi
satu-satunya yang selamat ke [Sub-space] yang telah disalin dari Labirin
Phantasmal dan menuju ke relay base yang hancur.
"Di sebelah
sana dan di sana, monster ~?"
"Masih belum,
tunggu sebentar, oke."
"Aye."
Tama akan melenyapkan
mereka dengan cepat, tapi meskipun kedua monster level 50 lebih lemah darinya,
HP mereka terlalu tinggi, jadi aku menahannya.
Aku pikir Tama
dapat menang melawan mereka sendirian, tetapi itu akan memakan waktu dan
menghancurkan basis relay lebih lanjut.
"Pertama,
ayo bawa mereka ke tempat yang mudah untuk dilawan."
Aku menjalankan
[Another
World kedua hari ini, dan menciptakan sebuah
Sub-space untuk pertempuran.
"Ini
seperti magic
space misterius yang
sering muncul di Tokusatsu, bukan?"
Tanpa memikirkan
ucapan Arisa yang memiliki beragam makna yang tercampur, kami menarik ketiga
monster ke dalam sub-space yang telah aku buat.
——BUWARETWEEEERYWA.
——MVA.
Mimic Salamander
yang meniru sebagai sebuah batu besar dan Illusion Golem yang menjadi
transparan menunjukkan diri mereka.
"Kurasa aku
akan memanggil yang di atas juga."
Ini akan
merepotkan jika ia memasuki pertempuran nanti, jadi aku menghancurkan
langit-langit dengan magic Short Stun.
——MUWAGUUUUEMVA.
Sementara
meraung tak dapat dimengerti, Lava Golem level 60 terjatuh dengan serpihan
langit-langit.
Ia menyebarkan
percikan api ke sekeliling, sehingga terlihat cukup mencolok.
"Master, perintah
Anda, silakan."
Liza yang
menyembunyikan semangat juang yang tenangnya bertanya.
Gadis-gadis lainnya
juga menunggu jawabanku.
"Kalahkan
mereka ——kamu
bisa melakukannya dengan kekuatan penuh."
"Dimengerti."
Kami berada di
pusat dari Sub-space yang dibuat oleh [Another World] jadi seharusnya tidak ada masalah bahkan jika para
gadis melakukannya dengan kekuatan penuh. Mungkin.
"Mia, buat
roh buatan yang pantas."
"Nn, Water
Dragon (Leviathan) ■■——."
Dengan arahan
Liza, Mia mengucapkan nama roh buatan dan mulai chanting mantra.
"Nana, tangani
musuh di tengah. Jaga mereka sampai para garda depan bergabung."
"Sesuai
dengan arahan Liza, jadi saya informasikan. Instalasi Equipment."
Ketika Nana
bergumam, magic equipment buatan (Raka Clone) dalam bentuk sebuah choker membuka
pintu masuk menuju Sub-space di belakangnya dengan space magic [Garage].
[Magic Hand] transparan
yang memanjang dari strip off equipment Nana, memasang golden armor baru.
Adegan
transformasi terlihat mirip dengan yang ada di berbagai media, tetapi waktu
transformasi terlalu lama dibandingkan dengan yang ada di fiksi.
Aku tidak akan
memintanya menjadi satu milidetik, aku hanya ingin setidaknya satu detik.
Nana yang telah
dilengkapi dengan golden armor mengaktifkan mode『Castle』dan
mengambil posisi defensive dengan great shield yang bersiap.
Gadis-gadis yang
melihat pergantian equipment Nana, mereka mulai berganti dengan yang sama.
Musuh datang
menyerang, tapi mereka terjebak kedalam space magic Arisa [Labyrinth] dan tidak bisa mendekat.
"Lulu,
tetap stand-by
dan bersiap untuk menembak
kapan saja. Arisa, tolong perintahkan support dan garda belakang dengan tepat."
"Ya, saya
mengerti."
"Oke,
serahkan padaku."
Di belakang Lulu
dan Arisa, Tama dan Pochi sedang menunggu arahan Liza dengan wajah tak sabar.
Liza mungkin menyerahkan
mereka untuk yang terakhir karena tidak diragukan lagi gadis-gadis ini akan
melompat keluar saat mereka telah diberi perintah.
"Pochi,
mengalahkan musuh di sebelah kanan. Tama, bantu Pochi."
"Roger,
nanodesu."
"Aye aye,
sir ~?"
Keduanya yang
mengambil posisi “Shutan” hanya karena giliran mereka mengambil instruksi Liza.
"Physical
Reinforcement."
"Magic
Circulation dan juga Accelerated
Thought,
naanodesu!"
Tama dan Pochi
mengaktifkan skill support mereka sendiri.
Arisa dan Nana menempatkan
skill tipe buff pada semua garda depan.
"Sesuai aba-aba
~?"
"Pochi juga
ingin reinforcement
magic Master, nanodesu."
"Tentu,『Divine
Light Blade』dan『Divine Light
Shield 』."
Kalah pada
permintaan imut Pochi, aku menggunakan force magic tingkat lanjut yang aku pelajari
dari Hikaru padanya.
Nama-nama itu
terdengar seperti dari light magic, itu membingungkan.
"Penuh
dengan kekuatan ~?"
"Sudah siap
sekarang, nanodesu."
"Kalau
begitu, aku akan melepaskan [Labyrinth], oke."
"Aye."
"Ya, nanodesu."
Para gadis-gadis
membalas Arisa dengan kuat.
"Raka-san,
kita akan pergi juga!"
『Umu, saya akan mendukung yang terbaik dari kemampuan
saya.』
Aku memegang
tengkuk Nona Karina yang akan bergegas pergi bersama Liza dan yang lainnya.
"Kamu tidak
boleh Karina-sama. Mari awasi mereka di sini bersamaku."
Berbahaya bagi Nona
Karina berada di dekat Liza dan yang lainnya ketika mereka serius.
Aku kira itu
akan baik-baik saja dengan protection Raka, tapi aku tidak bisa menjamin
keselamatannya jika dia terkena dragon spear Liza atau holy sword Pochi.
"S-saya
juga ingin bertarung bersama, desuwa!"
"Tidak
apa-apa."
Aku berpikir
untuk membiarkan dia memiliki cukup pertempuran untuk membiarkan nama baru dari
tekniknya ditanamkan ke dalam hatinya.
Kami harus memikirkan
nama baru untuk tekniknya sebelum itu.
"Aku akan
membiarkanmu melawan semua yang kamu inginkan nanti."
Ketika aku
mengatakan itu kepadanya dengan senyuman, untuk beberapa alasan wajah Nona
Karina menjadi biru dan dia mulai gemetar hebat.
Mungkin karena aku
membuatnya bekerja terlalu banyak selama pelatihan untuk mempelajari [Magic
Power Operation] saat itu.
◇
"Labyrinth, lepaskan."
"Tidak ada
anak yang hilang ~ jadi saya memaksa."
"Tou,
nanodesu!"
Saat Arisa
melepaskan sihirnya, Nana mengatakan beberapa kata provokatif yang
dipertanyakan, Pochi bergegas keluar menggunakan Flickering Movement sambil mengeluarkan
pedangnya.
Illusion Golem
mencegat Pochi dengan mengayunkan tinjunya ke arahnya.
"Shadow
Bind ~?"
Tama melempar
kunai ke shadow
Illusion Golem, menghentikan gerakannya dengan Ninjutsu.
"Blue Fang
Arc Moon Slash, nanodesu."
Holy sword Pochi
menarik sebuah arc, memotong Illusion Golem dari bawah ke atas.
——
Boom.
Pochi menendang
tanah pada saat yang sama pedangnya menyentuh golem, dan golem terhempas dengan
kekuatan yang cukup seperti akan dipotong menjadi dua.
Holy sword mengeluarkan
cahaya biru tajam memotong tubuh golem.
——Boom boom.
Dengan lompatan
kedua, Pochi melompat setinggi 10 meter, dan holy sword keluar dari pundak
golem.
Sebagian besar HP
golem telah menurun hingga 40%.
"Pochi,
niice ~?"
"Masih belum,
nanodesu!"
Pochi memegang
lututnya dan berputar sedikit.
"Blue Fang
Rupturing Strike."
——Bang.
Menendang udara,
Pochi menusuk golem seperti sebuah cannonball.
HP golem menurun
lebih jauh hingga 30%.
Aku akan
mengabaikan fakta bahwa tubuh Pochi telah terkubur di dalam tanah karena
terlalu antusias.
Golem terbelah dan
debuan sangat tersebar di sekitarnya, Arisa dan Mia yang bersembunyi di
belakang Lulu mengeluh.
Bahkan skill
Attentive Ears-ku tidak bisa mendengar mereka karena tertutup oleh suara
menderu.
Golem mengangkat
lengan gagahnya pada Pochi yang berhenti bergerak untuk membalas dendam.
Shadow Binding
sepertinya telah dihapus oleh serangan Pochi sebelumnya.
"Jangan
khawatir bahagia ~?"
Tama yang
mengkloning dirinya sendiri sebelum aku mengetahuinya mengelilingi golem dengan
magic sword bersinar merah.
"Crimson
Fang Furious Hundred Slash, nyan."
Lebih dari
seratus tebasan tanpa ampun menyerang golem.
HP golem
berkurang sedikit setiap kali cahaya merah menyala.
Kekuatan offensive-nya lebih rendah dibandingkan dengan Pochi, tetapi
semburan dari tebasan yang menyelinap melalui defense golem menghancurkan tangannya, mencungkil perutnya,
dan mengebor lututnya.
——MVAMMMMVVVVAAA.
Suara diwarnai
dengan rasa takut yang lebih besar daripada ketika ia berhadapan dengan Pochi
bergema, pada akhirnya, golem menjadi gunung dari puing-puing yang hancur.
"Kamu melakukannya
dengan baik kalian berdua. Musuh berikutnya memiliki kekuatan yang sama.
Berikan semua yang kamu miliki."
Liza bertanya
pada keduanya yang telah menyelesaikan pertarungan mereka untuk pertempuran
terakhir.
Mimic Lizard
yang bertarung dengan Liza dengan cepat dikalahkan dengan 16 tikaman dari Dragon
Spear Liza selama serangan pertama Pochi sebelumnya.
Pastikan gunakan
finisher-mu setidaknya.
Aku mengawasi
keteguhan para gadis-gadis sambil berpikir seperti itu, dan kemudian kami
kembali ke labirin asli.
Karena Pahlawan
Hayato telah tiba di relay base.
15-12. Pahlawan Di Labirin (1)
Ini Satou. Di dalam
game, ada sebuah teknik untuk membuang ritme dari
player yang telah terbiasa dengan musuh yang sama yang muncul.
Dengan mengungkapkan musuh yang tak terduga di Game Zombie Hazard yang super
populer yang menggunakannya dengan efektif.
◇
"Kalau
begitu, aku akan pergi duluan."
"Un, beri
salam pada Hayato untukku, oke?"
Aku hanya
membawa Nona Karina dengan-ku ke labirin di luar dari [Sub-space].
Arisa dan yang
lainnya akan bergabung dengan kami setelah mereka memperbaiki equipment mereka.
Mereka mungkin
akan beristirahat sebentar karena ada sebuah set mandi ringan dan beberapa
makanan ringan di atas meja.
"Oops, musuh."
Selama
ketidakhadiran kami, sejumlah besar dari doppelganger telah menduduki relay
base.
Cukup telak,
mereka bertindak sebagai [teman-teman yang terjatuh dengan cedera serius] untuk
memancing si pahlawan untuk mendekati mereka tanpa pertahanan.
"M-musuh,
desuno? Raka-san——"
『——Karina-dono, perhatikan sekeliling dengan waspada.
Sayangnya, fungsi pencarian musuh saya tidak dapat menemukan tanda-tanda dari
musuh. Namun, jika Satou-dono mengatakan demikian, maka pasti ada musuh di
dekatnya. 』
Raka menyarankan
Nona Karina yang terguncang.
Akan merepotkan
jika kami bertemu si pahlawan dalam pertempuran jadi aku memusnahkan mereka
sekaligus dengan Remote Arrow.
Aku menjatuhkan
hujan Remote Arrow pada doppelganger yang berpura-pura menjadi mayat di depan dari
kami, mengubah mereka menjadi cairan putih susu.
"——Kya"
Nona
Karina yang terkejut,
memeluk lenganku.
Melihat
orang-orang dan pakaian mereka yang meleleh mungkin terasa buruk meskipun dia
pernah melihatnya sebelumnya.
"Tidak
apa-apa, Karina-sama. Semua musuh sudah dimusnahkan saat ini."
Nona Karina
terlihat lega, tapi saat ini matanya berputar setelah menyadari fakta bahwa dia
memelukku.
Pasangan benteng
yang tak tertembus, Arisa dan Mia tidak ada di sini, jadi aku memutuskan untuk
menikmati situasi ini untuk sementara waktu.
◇
"Pahlawan-sama!
Relay base telah mengalami kerusakan besar!"
"Cari orang
yang selamat! Mungkin ada monster yang mengintai, jadi selalu minta seseorang
dengan equipment
magic probe bersamamu!"
Aku bisa
mendengar suara si pahlawan di sisi lain dari aula, mereka tidak bisa melihat
kami karena ada sebuah obstruksi.
Aku menarik Nona
Karina dengan tangan ke arah si pahlawan dan partynya.
Ada pillar
dari batu dan puing-puing
yang terbakar di tengah dari aula sehingga pemandangan di sini buruk.
"Pahlawan-sama!
Ada orang di atas tebing."
"Itu,
Satou?"
Seorang ksatria
mengenakan black armor menunjuk kami dan berteriak, seorang wanita mengenakan silver
armor menggumamkan namaku dengan bingung.
Gadis dengan
rambut silver
lurus adalah Nona Ringrande,
si [Sky-tearing Witch], salah satu dari pengikut pahlawan. Dia kakak perempuan dari
Sera-san
[Miko Oracle] yang berada di
solitary island palace-ku, putri Duke dan juga sedikit siscon.
Aku melambaikan
tangan ke arahnya dan melompat ke bawah tebing.
Nona Karina
mengikuti sambil menahan roknya yang berkibar.
"Kenapa
Satou berada di tempat ini ...."
Ketakutan
melayang di mata Nona Ringrande, dia menempatkan tangannya yang dominan pada
genggaman pedangnya.
Ketika kami
sudah cukup dekat untuk melakukan percakapan, aku membuka mulut untuk menyambut
mereka.
"Selamat
siang, Ringrande-sama, untuk kesempatan ini——"
"Pahlawan-sama,
disebelah sini!"
Sementara aku
mengatakan belasungkawa, seorang black knight muncul, bersama dengan Pahlawan Hayato.
"Satou——"
Wajah tampan
macho-nya terlihat kelelahan karena eksplorasi labirin jangka panjang dan
pertempurannya dengan demon lord.
Blue
armor-nya
juga penyok dan kotor,
kecemerlangan dari [Hero] yang aku lihat saat itu telah kehilangan kilauannya.
"I-itu
pahlawan Hayato-sama yang asli, desuwa."
『Karina-dono, saya tidak keberatan jika Anda senang,
tetapi jangan membiarkan Anda lengah.』
Nona Karina
bereaksi seperti seorang fangirl ketika dia melihat si pahlawan, itu mungkin
karena pendidikan yang dia dapatkan dari Earl Muno sang peneliti pahlawan sejak
masih kecil.
Sambil merasa mengharukan
menatap padanya, aku kembali menuju si pahlawan.
"Hayato-sama,
tolong maafkan saya untuk keheningan panjang saya."
Mataku bertemu si
pahlawan sambil mengatakan itu dengan senyuman.
Matanya entah
bagaimana mengingatkan-ku pada saat ketika aku sedang dalam sebuah
development
death march.
Mereka
mengingatkan-ku pada mata yang terlalu banyak membenci segalanya di dunia, menginginkan
tidur, kedamaian, dan pembebasan dari pekerjaan.
Aku seharusnya
datang untuk membantu dia lebih cepat.
Aku menyesali
kenyataan bahwa aku telah meninggalkan si pahlawan sendirian di dalam pikiran-ku.
"——Itu kamu
kali ini, ya."
Tawa yang tidak
cocok baginya sama sekali, mengganggu-ku.
"Hayato-sama,
ada apa?"
"Terima
ini, Satou!"
Si pahlawan
menarik holy sword Arondight dan mengayunkannya.
"<<
Shining Blade >>."
Teknik si pahlawan
yang sudah lama tidak aku lihat lebih cepat dari sebelumnya.
Aku menghindari
cahaya biru yang memanjang dari bilah.
"Kyaa,
desuwa."
『Gununu, seperti yang diharapkan dari teknik pahlawan.』
Nona Karina dan
Raka yang tampaknya telah menerima gelombang dari serangan menjerit.
Nona Karina yang
tampaknya curiga senang akan hal itu.
Sulit untuk dimengerti,
tetapi sebagai seorang hero fan, apakah dia senang untuk menerima serangan dengan
tubuhnya?
Namun fokus
tekniknya lebih buruk dari yang aku kira.
Gelombang
setelah teknik yang dia arahakan padaku saat itu tidak akan pergi ke arah Nona
Karina.
"Shining
Strike Rush."
Dengan bantuan
Flickering Movement, pahlawan Hayato muncul di hadapanku.
Holy sword
Arondight di tangannya melepaskan cahaya biru yang mencolok.
"Oops, itu berbahaya."
Dia tidak mengincar
jantungku atau bagian vital lainnya, tetapi serangan pedang akan menembus
paru-paruku dan bahu sehingga aku secara tidak sengaja menghindar.
"Hmph,
menghindari pukulanku seperti itu, dasar penipu sialan!"
"Ini yang
asli, kamu tahu?"
"Tidak ada
penipu yang mau mengakuinya."
—— Yah, itu
benar.
Mereka mungkin
diserang oleh doppelganger berkali-kali sebelum sampai ke sini.
Aku menjaga si pahlawan
untuk melepaskan stresnya untuk sementara waktu, dan ketika dia mulai kehabisan
nafas, aku melemparkannya menjauh.
Si pahlawan
memperbaiki posturnya di udara dan mendarat di tanah.
"Kamu dapat
melihat bahwa aku yang asli jika kamu hanya menilai-ku, kamu tahu?"
"Kurasa aku
harus ...."
Aku tergelitik
mengapa dia tidak menilai-ku sejak awal, tetapi melakukan hal itu seharusnya
membuktikan ketidakbersalahan-ku saat ini.
"Rin,
berjaga-jaga dengan pedang terhunus."
"Y-ya."
Nona Ringrande
dan para black knight berkumpul dengan pedang terhunus, dan kemudian para
pengikut pahlawan lainnya muncul di belakang sambil didukung oleh para black
knight.
Putri ke-21 Saga
Empire dengan rambut pirang yang mewah, Maryest Saga si [Witch] dan tipe payudara
besar yang mengharukan, Nona Loreiya, seorang priestess dari Kuil Parion.
Yang terakhir,
Seina si pengintai pahlawan berada di belakang dengan luka serius.
Tampaknya Seina
dijaga oleh para black knight Saga Empire dan red-armored
knight yang dikirim
oleh putra mahkota weasel.
Petualang tipe pengintai
yang sepertinya mereka rekrut di Pulau Dejima melanjutkan pencarian mereka di
aula dan sekitarnya.
Tidak ada orang
yang terlihat seperti insinyur yang dikirim oleh Weasel Empire.
Mereka mungkin
hanya muncul di awal dan kemudian meninggalkan sisanya pada si red knight,
tidak pernah benar-benar memasuki labirin.
" —— Dia
benar-benar Satou Pendragon yang asli."
Si pahlawan
menyatakan begitu setelah menatapku selama sekitar 30 detik.
"Aku minta
maaf, Satou."
Aku menghentikan
si pahlawan yang akan meminta maaf dengan dogeza dan bertanya mengapa dia
tiba-tiba menyerang tanpa menilai terlebih dahulu.
"Kami
diserang oleh doppelganger yang mengambil bentuk dari Rusus dan yang lainnya
sebelum tiba di sini."
"Setelah
kami berurusan dengan mereka, kami melihat tubuh dari para anggota relay base
di lorong, dan ketika kami memeriksa mereka beberapa ranjau anti-personil
terarah (Claymore) meledak, melukai Seina dan yang lainnya dengan cedera serius."
"Setelah
itu para doppelganger terus-menerus menyerang kami berkali-kali dengan menyamar
sebagai kenalan kami."
Aku mengerti,
jadi kecurigaan si Pahlawan ditumpuk untuk disiapkan kepada-ku dan pahlawan
saling menghancurkan satu sama lain ....
"Selain
itu, aku butuh setidaknya 10 detik untuk melihat identitas para doppelganger. Ini
mengambil informasi palsu jika aku hanya melirik sebentar."
Aku mengerti,
jadi ada jebakan juga.
Pembacaan AR-ku
menunjukkan [Human]
dan [Doppelganger] sehingga tidak mengganggu-ku, tetapi jika itu terjadi dengan
dia maka aku bisa mengerti.
Namun kalau
begitu, dia hanya bisa menilai selama 10 detik, kan?
Pertanyaan tersebut
dijawab oleh apa yang dikatakan si pahlawan selanjutnya.
"Selain
itu, orang yang seharusnya tidak ada di sini ditemani oleh seorang wanita
sementara tidak memegang sebuah sword atau sebuah wand, itu terlalu mencurigakan."
Aku lupa bahwa aku
telah menyimpan Fairy Sword yang biasanya ada di pinggang-ku ke dalam storage-ku karena kotor ketika aku berurusan dengan si vampir.
Sihir dan magic
edge sudah cukup untuk menangani monster biasa.
"Maafkan
saya."
Aku dengan jujur
meminta maaf kepada si pahlawan.
"Saya
datang ke sini dengan rekan-rekan saya jadi saya menyerahkan semua pertempuran
untuk mereka tangani."
Selanjutnya, aku
meminta Nona Karina untuk memeragakan tinjunya yang menghancurkan batu dan protection Raka.
"Kalian
berdua sudah level 50, ya. Kamu benar-benar bekerja keras."
Aku merasa
sedikit bersalah ketika mendengar si pahlawan mengatakan itu, tetapi Nona
Karina di belakang-ku kewalahan dan memerah.
◇
"Master
~?"
"Pochi bisa
mencium bau Master disebelah sana, nanodesu."
Aku bisa
mendengar suara Tama dan Pochi, jadi aku memanggil mereka dengan suara keras.
Aku menggunakan
[Magic Hand] untuk menangkap gadis-gadis yang melambai dan melompat ke bawah
dari tebing.
Para garda depan
mendarat dengan sendirinya.
"My
honey!"
"Hayato-sama,
maafkan saya untuk penampilan yang tidak enak dilihat."
Arisa mengatasi
dengan senyum gembira pada si pahlawan dengan nada formal dan perilaku yang anggun.
Tama dan Pochi
meletakkan tangan mereka di dahi Arisa dengan panik, mengatakan, “Demam ~?”, “Oh
tidak, nanodesu.”
Liza yang
membaca suasana membawa keduanya menjauh.
"Membawa
anak-anak ke tempat ini?"
"Mereka
pasti budak yang bisa dibuang."
Aku mendengar
percakapan seperti itu dari para black knight.
"——Satou."
Si pahlawan
dengan santai menatap Liza dan Tama, dan kemudian membuka lebar-lebar matanya.
"Jangan
bilang, kamu ... menggunakan Fiend Drug?"
"Tidak?"
Apa ini
tiba-tiba?
Sebaliknya,
wajahmu terlalu dekat.
"Lalu
mengapa beberapa dari gadis-gadis ini berada pada level 62?"
Si pahlawan
dengan penuh semangat mengayunkan lengannya dan bertanya dengan penuh semangat.
Sepertinya Arisa
telah menempatkan [Thief God Harness] yang selalu dia pakai pada Liza.
Meskipun, dalam
situasi ini, aku tidak menyangka dia akan bereaksi secara berbeda meskipun dia
melihat title Pochi dan Liza.
"Dilatih
~?"
"Pochi
bekerja sangat keras, nanodesu!"
"Ini semua
berkat equipment yang luar biasa
dan dukungan Master."
Gadis-gadis
beastkin menjawab atas nama-ku.
"Kami terus
bertarung dengan monster hampir sampai membuat mereka punah di Labirin Selbira
dan menghancurkan sebuah wilayah monster."
Aku tidak
mengatakan apapun tentang Blue Territory karena black knight Saga Empire dan red
knight Weasel Empire ada di sini.
Setelah merenung
sejenak, si pahlawan menatapku dengan tatapan sungguh-sungguh.
"Satou, aku
ingin minta tolong."
"Ya, jika
itu ada di dalam kekuatan saya——"
Dengan demikian,
kami team [Pendragon] melakukan tugas untuk menaklukan Demon lord bersama
dengan party pahlawan Hayato.
Tentu saja, aku
sepenuhnya berencana untuk melakukan sesuatu di belakang layar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...