Bagian 2


Setelah komandan pergi, para gadis muda secara bersamaan berkumpul dan membantu Aira.
Eleena meneteskan air mata.
Aira-sama, hidungmu telah…… ッ」
*Dara dara* Darah mengalir keluar. Noda merah gelap menetap pada seragam militer hitamnya.
Ahh, jadi tulang hidungku patah. Tidak apa-apa...... Jika sebanyak ini, itu akan segera sembuh.
Akan kulakukan!
Rikka mengulurkan kedua tangannya.
Sebuah kecemerlangan putih menyelimuti tubuh Aira. Pendarahan berhenti.
Meskipun aku yakin kamu juga lelah......
Aku baik-baik saja!
Setelah itu, Aira menatap pada Migurta.
Maafkan aku.
Jangan menyesal tentang hal itu. Ini jauh lebih baik daripada kamu dibuat menjadi mainan Sorcerer yang gila itu.
Golden Goldinos itu ya…… ​​itu dikabarkan sebagai Magimatic Sol terkuat tapi……
Betapa menggelikan! Itu tidak lebih dari sebuah scaffold eksekusi!
Un. Kamu menyelamatkanku.
Setelah membungkuk, Aira melihat ke sekeliling pada teman-temannya.
Rikka si Dryad menggunakan sebuah teknik healing.
Munuuuuー」
Eleena, yang memiliki rambut berwarna bata, banyak meneteskan air mata. Karena tingginya yang pendek, dia terlihat seperti anak yang menangis.
*Gusu* ……Aira-samaa……
Buckie, yang mengendarai sebuah gray mechanical suit, menjadi marah. Dia menahan diri kali ini, tapi dialah yang paling emosional.
Rasnya adalah Werewolf.
Tangan kanannya meninju tangan kirinya.
Sialan! Kalau saja semua orang di kampung halaman kita bukan sandera!
Green Saya——Nekomata ini yang berwarna hijau adalah yang termuda, dan masih anak kucing. Dia selalu diam dan tanpa ekspresi. Ada saat di mana bahkan teman-temannya tidak tahu apa yang dia pikirkan.
Meski begitu, saat ini, mereka bisa mengerti bahwa dia sedih. Telinganya yang segitiga turun, dan dia terharu hingga meneteskan air mata.
…………
Tuaha si Lamia kuning adalah si andalan Pasukan Korps, dan memiliki perasaan bahwa separuh jiwanya tersisa di Magimatic Sol bahkan ketika dia turun dari mech suitnya.
Kecocokan afinitasnya terlalu kuat—— itulah yang dikabarkan tentangnya.
Bahkan dalam situasi seperti ini, Tuaha menunjukkan senyum tipis.
Aira, lega rasanya kamu masih hidup. Kamu masih bisa makan makanan lagi.
……Itu benar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...