Bagian 2
Setelah komandan pergi, para gadis
muda secara bersamaan berkumpul dan membantu Aira.
Eleena meneteskan air mata.
「Aira-sama, hidungmu telah…… ッ」
*Dara dara* Darah mengalir
keluar. Noda merah gelap menetap pada seragam militer hitamnya.
「Ahh, jadi tulang hidungku patah. Tidak apa-apa......
Jika sebanyak ini, itu akan segera sembuh. 」
「Akan kulakukan!」
Rikka mengulurkan kedua
tangannya.
Sebuah kecemerlangan putih
menyelimuti tubuh Aira. Pendarahan berhenti.
「Meskipun aku yakin kamu juga lelah......」
「Aku baik-baik saja!」
Setelah itu, Aira menatap pada
Migurta.
「Maafkan aku.」
「Jangan menyesal tentang hal itu. Ini jauh lebih baik
daripada kamu dibuat menjadi mainan Sorcerer yang gila itu. 」
「Golden Goldinos itu ya…… itu dikabarkan sebagai
Magimatic Sol terkuat tapi……」
「Betapa menggelikan! Itu tidak lebih dari sebuah
scaffold eksekusi!」
「Un. Kamu menyelamatkanku.」
Setelah membungkuk, Aira
melihat ke sekeliling pada teman-temannya.
Rikka si Dryad menggunakan
sebuah teknik healing.
「Munuuuuー」
Eleena, yang memiliki rambut
berwarna bata, banyak meneteskan air mata. Karena tingginya yang pendek, dia
terlihat seperti anak yang menangis.
「*Gusu* ……Aira-samaa……」
Buckie, yang mengendarai
sebuah gray mechanical suit, menjadi marah. Dia menahan diri kali ini, tapi
dialah yang paling emosional.
Rasnya adalah Werewolf.
Tangan kanannya meninju tangan
kirinya.
「Sialan! Kalau saja semua orang di kampung halaman kita
bukan sandera!」
Green Saya——Nekomata ini yang berwarna hijau adalah yang termuda, dan masih anak
kucing. Dia selalu diam dan tanpa ekspresi. Ada saat di mana bahkan
teman-temannya tidak tahu apa yang dia pikirkan.
Meski begitu, saat ini, mereka
bisa mengerti bahwa dia sedih. Telinganya yang segitiga turun, dan dia terharu
hingga meneteskan air mata.
「…………」
Tuaha
si Lamia kuning
adalah si andalan Pasukan Korps, dan memiliki perasaan bahwa separuh jiwanya
tersisa di Magimatic Sol bahkan ketika dia turun dari mech
suitnya.
Kecocokan afinitasnya terlalu
kuat—— itulah yang dikabarkan tentangnya.
Bahkan dalam situasi seperti
ini, Tuaha menunjukkan senyum tipis.
「Aira, lega rasanya kamu masih hidup. Kamu masih bisa
makan makanan lagi.」
「……Itu benar.」