※ Bukan sudut pandang dari Satou
"Namu ~?"
"Itu terlihat benar-benar sakit, nanodesu."
Tama dan Pochi bergumam di sebuah safe zone.
Di dekat kastil Saga Empire yang tenggelam di pusat
ibukota kekaisaran, si wanita
bullhorn —— demon lord Lamia
mengangkat tubuhnya dengan bahunya yang diwarnai merah.
Fallen hero Fuu mengendalikan demon lord
yang diserangan oleh << Multiple
Javelin >> milik
Hikaru.
"Itu bukan serangan Lulu tapi Miko,
kan."
Berdiri di belakang Tama dan Pochi, Liza
menatap gadis-gadis yang melayang
di udara di dalam protective << Absolute Throne >> milik Nana.
――LWUHUAMZIEEA。
Demon lord mengaum.
Refleksi Pahlawan Fuu tidak cukup baik
untuk menghindari hujan dari
multiple javelin yang dipercepat hingga kecepatan supersonik
dengan accelerated canon milik
Lulu.
Namun——.
"Lamiko-san!"
Suara Pahlawan Fuu yang sedikit
melengking bergema di atas puing-puing ibukota kekaisaran.
"Geh, dia masih hidup."
Arisa terdengar seperti dia agak lega entah bagaimana.
"Demon lord Lamia memalingkan
wajahnya untuk melindungi anak itu."
Sepertinya,
master sniper Lulu melihat apa yang terjadi.
Demon
lord yang sedang mengaum pada mereka wajahnya telah dicungkil, tetapi ia sudah mulai
beregenerasi sambil menghasilkan uap putih.
――LWUHUA。
Demon lord membungkus Pahlawan Fuu di
kedua tangannya.
"Lamiko-san?"
Daging dada di atas tulang dada demon lord terbuka saat dia mengarahkan pahlawan Fuu ke dalam.
"Aku mengerti ——
aku akan menjadi satu dengan Lamiko-san."
Pahlawan Fuu menghilang ke sisi lain
dinding daging dengan mata sipit yang setengah menyipit.
"Om nom nom(oh tidak) ~?"
"Wanita itu memiliki dua mulut, nanodesu!"
"Tidak tidak, aku rasa dia tidak
memakannya?"
Bahkan Arisa yang mengoreksi Tama dan
Pochi tidak terdengar terlalu percaya diri tentang hal itu.
Cahaya ungu gelap menyapu tubuh demon
lord, tepat setelah itu, sosoknya berubah.
"Demon lord telah mengalami
perubahan bentuk jadi saya
memberitahu."
"Armor dan dagger milik Pahlawan?"
Equipment yang tampaknya milik Pahlawan Fuu dipakai pada demon lord.
Bagian bawahnya masih seperti ular, tapi
sekarang dibungkus dengan armor kaki
yang bertransformasi.
Namun, sepertinya dia mengendurkan
kekuatannya selama transformasi equipment, Lesser Fenrir milik Mia berhasil membuka
jalan keluar dari penyempitan ekor ular.
◇
"Sangat gelap ... namun hangat dan
lembut."
『Menerangi.
ing. 』
Pada gumaman Pahlawan Fuu, suara dari seorang gadis merespon
dengan kata-kata yang
patah.
Sebuah ruangan kecil yang terbuat dari
vena yang berdenyut merah.
Pahlawan Fuu duduk di kursi seperti
kokpit yang terletak di tengah ruangan.
"——Uwaa"
Pahlawan Fuu terengah-engah karena
akselerasi yang tiba-tiba, tetapi dia tidak terlempar dari kursi.
Karena tentakel ramping mengamankannya
di kursi di tempat sabuk pengaman.
"Lamiko-san, bisakah aku melihat ke
luar?"
『Lihat, ing.』
Dinding di depannya berubah transparan,
menunjukkan bagian luar.
Sebuah magic
circle berlapis-lapis berbentuk bulat ——throne milik Nana melayang di depan.
"Musuh kita kuat. Lamiko-san,
gunakan equipment-ku."
『Melengkapi, ing.』
Armor dan dagger Pahlawan Fuu yang
diambil dari Inventory miliknya diambil oleh tentakel yang memanjang keluar
dari dinding di sini.
"Aku akan memberimu barang-barang
lain yang aku miliki denganku,
tapi aku sudah memberikan semuanya kepada para jenderal dan yang lain..."
『Terima
kasih, Fuu.』
Suaranya datar, tapi Pahlawan Fuu
merasakan kasih sayang yang mendalam di dalamnya.
Pahlawan Fuu melihat ke depan.
Lurus ke depan yang jarang dia yang
biasanya melihat ke bawah.
"Musnahkan para
musuh.
Lamiko-san."
『Memusnahkan, ing.』
Demon
lord melanjutkan pertempuran menanggapi perintah Pahlawan Fuu.
◇
"Falankusu ~ nanodesu!"
Defensive shield Phalanx yang disebarkan
Pochi dengan tergesa-gesa melindungi
diri dari serangan yang berhasil membelah rampart-nya.
Demon
lord telah mengayunkan lengannya, menyerang Pochi dengan sebuah gigantic holy dagger.
Pada awalnya Pochi memblokir serangan
dengan pedangnya, tetapi sebuah senjata
yang terbuat dari taring dragon
yang dapat [Menembus melalui semuanya] bahkan tidak akan cukup kuat untuk
berulang kali berbenturan
dengan sebuah massive holy dagger
yang terbuat dari paduan Orichalcum tanpa terkelupas.
Begitu
bilahnya terkelupas meskipun sedikit, retakan hanya
akan memburuk dari sana.
"Kita tidak bisa mendekati dia pada
tingkat ini."
"Tidak benar,
nanodesu! Dengan
peluncuran Capatult kita bisa melakukannya,
nodesuyo!"
Setelah menghindari serangan kedua dari holy dagger, Liza berlari secara paralel dengan
Pochi.
"Nin nin ~"
Seorang cat ninja yang tampak gembira
yang dikejar oleh undead snake hair berlari melewati keduanya.
"Berhenti main-main, kalahkan
mereka."
"Aye ~"
Gedebuk,
ekor cat menghantam tanah, dan
kemudian bayangan yang tak terhitung jumlahnya
diperpanjang
dari celah antara puing-puing, mengikat undead snake hair.
Segera setelah itu, peluru bersinar biru
menghujani undead, memusnahkan mereka semua.
Sepertinya Lulu meluncurkan sebuah tembakan dukungan
ketika dia melihat undead ini berhenti bergerak.
"Kita sendiri harus kembali menyerang
tubuh utama-nya."
"Aye aye sir~"
"Roger nanodesu."
Gadis-gadis beastkin mengukur jarak ke demon
lord ketika Lesser Fenrir membuatnya sibuk.
Di atas, Nana menghindar dan bertahan, Hikaru dan Lulu
menyerang, sementara Arisa sedang bertugas
mendeteksi dan mengganggu demon lord dalam bentrokan sengit.
Shockwave yang dihasilkan dari bentrokan
mereka tidak meninggalkan
satupun bangunan asli di sekitar kastil kekaisaran yang berdiri termasuk rampart.
"——Sungguh, ia
benar-benar kuat. Demon lord ini."
"Yah, selain seorang level 90-an ke atas, dia sendiri
bahkan mendapatkan equipment pahlawan."
Hikaru menanggapi gumaman Arisa.
"Kenapa mereka tidak mengerahkan demon
lord Lamia sejak awal?"
"Maksudmu di hadapan demon lord vampire?"
"Un, jika ini adalah si dalang —— perbuatan
Raja Gobu, kedua dari
demon
lord seharusnya dikerahkan di berbagai kota masing-masing."
"Mungkin dia tipe orang yang
menyimpan barang-barang untuk yang terakhir?"
"Aku bisa mengerti kalau dia orang jahat
di sebuah RPG konsol rumahan, tapi bukankah itu
terlalu bodoh untuk mengeluarkan kartumu satu per satu?"
Saat membalas Arisa secara acak, Hikaru meng-cover serangan gadis-gadis beastkin dengan support
magic.
"Kamu benar. Tapi kamu pasti akan mendapati karpet yang ditarik
keluar dari bawahmu jika kamu terpaku pada gagasan bahwa musuh kita tidak
kompeten."
Hikaru mengejek dirinya sendiri karena
menjadi korban dari taktik yang sama yang menghabiskan banyak teman-temannya.
"Mungkin dia menyesuaikannya
sehingga bantuan Master
tidak akan datang? Atau mungkin, dia menahan kita di sini sehingga kita tidak akan mendukung Master?"
Arisa memeras otaknya sambil bergumam.
"Tapi apa yang mengharuskannya? Raja Gobu berkeliling dan
membakar api di setiap kota, sambil terus melarikan diri dari Master seperti dia melecehkannya. Jika semua itu
memiliki semacam alasan di balik——"
——Beepbeep.
Golden armor Arisa menerima transmisi
dari Solitary Island Palace.
Jamming
barrier komunikasi yang mengelilingi ibukota tampaknya telah lenyap selama
semua kegemparan.
"Apakah ada keadaan darurat?"
『Saya tidak yakin apakah saya harus
melaporkan ini——』
Zena yang stand by di Solitary Island
Palace melaporkan tentang << Miasma Crystal >> yang ditemukan di
ibukota.
Saat ini sedang dimurnikan dalam sebuah ritual oleh Sera dan priest
tingkat tinggi lainnya.
Item
serupa juga telah ditemukan di Kota Seryuu dan Muno Earldom, jadi mereka telah
mengeluarkan peringatan ke setiap lokasi.
"Tindak lanjut yang bagus! Kami
akan menyerahkannya kepada-mu. Dan karena aku telah memberi tahu-mu situasinya di sini, tolong pinta Tina-sama dan personel lainnya yang handal dengan pekerjaan detektif untuk mencari
tahu apa yang coba dicapai oleh musuh kita.
"
Arisa telah menyampaikan semua yang
telah terjadi dengan kelompoknya dan Satou pada
Zena.
"Saya akan menyerahkannya pada Elterina-sama
dan yang mulia Shistina."
"Un, tolong."
Sekarang dia mempercayakan penyelidikan
kepada sekutunya, Arisa bisa bertarung tanpa menunda.
Bentrokan dengan demon lord yang telah maju mundur bolak-balik secara
bertahap miring ke arah Arisa dan bantuan gadis-gadis.
◇
"Serangan Lamiko-san tidak berhasil? Apa-apaan dengan armor cheat itu!
Bahkan gadis-gadis twerps dan tail
itu menembus apa yang seharusnya menjadi absolute defense aegis dengan white
weapon mereka! Dan yang paling mengganggu——"
Pahlawan Fuu memaki dan kemudian menatap floating
Throne.
"Si gunner itu dengan equipment FPS-nya yang kelihatannya
tidak biasa menembakkan peluru tanpa henti-henti
seperti tidak ada hari esok! Betapa beraninya
mereka menembak dan melukai tubuh nan
indah
Lamiko-san!"
Skill Unik demon lord [Shield of Reflect
God (Aegis)] memantulkan kembali semua yang menyerangnya,
tetapi semua peluru rifle selain yang disebutkan
untuk menjadi tipuan berhasil mencapai bagian bawah ular yang berada di luar
jangkauan aegis.
"Lamiko-san, kanan bawah! Tiga
musuh dengan white weapon datang!"
Bahkan dengan peringatannya, lengan demon lord sudah sibuk berurusan
dengan white dragon yang datang dari atas dan Lesser Fenrir bergegas ke tanah,
hanya snake hair petrification laser miliknya yang bisa digunakan untuk
menghentikan mereka.
Dan bahkan petrification laser-nya dihindari oleh
Flickering Step mereka yang bergerak
dalam zig-zag.
"Kalau saja aku punya sihir seperti
Yuuki ..."
Pahlawan Fuu menggigit kukunya karena dia
tidak bisa melakukan apa pun kecuali menonton.
『Sihir, punya.』
Seperti yang dikatakan si gadis, sebuah layar yang tidak seperti sebuah layar pilihan di dalam sebuah game PC ditampilkan dihadapan Pahlawan
Fuu.
"Magic List? Apakah ini mungkin —— kekuatan『Master Wizard』??"
『Transfer, ing.』
"Maksudmu menyerahkan kendali
padaku?"
Setelah melirik layar sekali, Pahlawan
Fuu tersenyum kaku sambil tertawa kukukuku.
"Bagus! Kita akan memenangkan
ini!"
Jari Pahlawan Fuu bergerak di layar dan memilih sebuah sihir.
"Earth Shaker!"
Gempa yang hebat mengguncang tanah, Pochi dan Lesser Fenrir
tersandung dan terjebak dalam serangan demon lord.
"Miasma Swamp"
Miasma di sekitar ibukota kekaisaran
berkumpul, menguras energi dari siapa pun di dalam swamp area seperti pusaran
air.
Liza membawa Pochi melompat dua kali di
udara, bergabung dengan ninja Tama untuk berlindung di dalam Throne milik Nana.
"Labyrinth "
Gadis-gadis terkunci di sebuah barrier dari space magic bersama
dengan Throne tetapi mereka segera keluar dari sana saat Arisa casting mantra pada lawan.
"Itu lebih cepat daripada yang aku
duga, tapi itu cukup mengulur
kita waktu."
Sebuah gigantic meteorite jatuh dari
langit menyerang Throne.
Itu adalah meteor summoning magic yang
digunakan oleh False King Shin dalam upaya untuk menghancurkan kastil Shiga Kingdom.
Gadis-gadis yang baru saja keluar dari Labyrinth
terlambat untuk melihatnya saat meteor menghantam mereka semua bersama Throne.
"Ahahahahaha. Ini luar biasa,
Lamiko-san. Kita
tak terkalahkan."
Pahlawan Fuu tertawa terbahak-bahak
seperti orang gila di dalam demon lord.
◇
"Oh sial, apa-apaan itu?"
"Itu Meteor. Apa sekarang Yuuki."
Pahlawan Yuuki dan Pahlawan Seigi yang
telah dievakuasi jauh dari kastil dengan Flight Shoes melihat ke arah gigantic
meteorite yang jatuh
di langit.
"Maksud-ku, seperti, bukankah
kita dalam bahaya di sini?"
"Benar, kita dalam bahaya!"
Pahlawan Yuuki dan Pahlawan Seigi
melakukan penyelaman dan berlindung di tempat yang akan melindungi mereka dari
ledakan dan puing-puing yang beterbangan.
Sesaat kemudian, angin berkecamuk dan
puing-puing yang pecah terbang di sekitar mereka.
"Apa yang dicari oleh demon lord?
Jangan bilang, gadis-gadis itu masih
hidup?"
"Setelah menerima Meteor itu? Pahlawan level tinggi sungguh
luar biasa."
Demon
lord menerobos potongan-potongan meteorit yang pecah di kawah tubrukan.
"Apa yang harus dilakukan
sekarang?"
"Tentu saja kita akan membantu."
Pahlawan Yuuki berkonsentrasi pada mana-nya dan menembak Inferno pada bagian bawah demon
lord.
Demon
lord tidak bisa melindungi dirinya sendiri dengan Aegis dari serangan mendadak,
dan membuat setengah bagian bawahnya terbakar.
"Ia datang ke sini!"
"Lari!"
Demon
lord yang telah mulai beregenerasi dengan asap putih berbalik ke arah kedua
pahlawan.
Bola batu pembalasan sedang berguling di belakang kedua pahlawan
yang melarikan diri.
Setiap batu itu sebesar rumah.
"Aku akan mati, mati, matiiiiiiiii."
"Tutup mulut-mu Seigi, buat kaki-kaki itu
bergerak!"
Kedua pahlawan panik berlari ke langit, bahkan lebih
putus asa daripada ketika mereka dikejar oleh demon lord vampire.
◇
"Fiuh ——
anak-anak itu benar-benar nekat."
"Un, tapi kita selamat berkat mereka."
"Berhasil mengaktifkan kembali
<< Absolute Throne >>, jadi saya
memberitahu."
Throne seharusnya mampu menahan sebuah massa yang besar dengan
design, tetapi entah itu kegagalan awal atau meteor bukanlah sebuah serangan yang
mengandalkan massa saja, fungsi Throne telah berhenti sementara.
Cahaya ungu Twofold yang samar-samar beredar di tubuh Arisa.
"Ini waktunya pembalasan! Biarkan aku padamu
tunjukkan
apa kemampuan serius Arisa-chan."
Arisa dengan gagah menyatakannya saat dia
mengarahkan wand-nya
pada demon lord.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan. Pungunjung Sopan, para Penunggu Segan...